• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3.2 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Sosial untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar

Hasil kualitas pada penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar dapat dilihat dari hasil validasi yang diberikan oleh para ahli. Menurut Jihad dan Haris (2012: 179) mengatakan bahwa penilaian sebuah produk yang baik, dilakukan dengan meminta pertimbangan dari para ahli (pakar) dalam bidang evaluasi atau ahli dalam bidang yang sedang diuji oleh peneliti. Pada penelitian ini produk yang telah disusun oleh peneliti divalidasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa, guru wali kelas IV dan guru kelas. Para validator menggunakan instrumen penilaian yang sama pada saat menilai produk yang diberikan oleh peneliti. Hasil yang didapatkan dari keempat validator dapat dilihat pada tabel 4.16.

Menurut hasil yang didapat, ahli memberikan penilaian rerata sebesar 3,18 dan ahli psikologi memberikan beberapa saran seperti merubah penggunaan kalimat dan merubah penggunaan kata di dalam setiap pernyataan-pernyataan, kemudian ahli bahasa memberikan penilaian rerata sebesar 3,27, setelah ahli bahasa penilaian selanjutnya yaitu guru kelas IV dengan penilaian rerata sebesar 3,45 dan masukan-masukan oleh guru kelas IV yaitu sama seperti saran dari ahli psikologi penggunaan kata “saya” menjadi kata “aku”, hal tersebut disarankan oleh ahli psikologi dan guru kelas IV dikarenakan penggunaan kata “aku”

76 mempunyai makna yang lebih cocok untuk digunakan pada siswa kelas IV sekolah dasar. Penilaian terakhir yaitu oleh guru kelas dengan rerata sebesar 3,36. Guru kelas memberikan saran yaitu peneliti diminta untuk mengubah warna cover menjadi lebih cerah dan mendesainnya menggunakan aplikasi desain “corel

draw” dan menggunakan kalimat dalam setiap pernyataan menjadi lebih

komunikatif. Terkait dengan alat ukur kecemasan yang baik, Azwar (dalam Prawoto, 2010: 42) mengatakan bahwa suatu alat ukur yang baik pada penelitian dapat dikatakan reliabel apabila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten menurut subjek ukurannya atau dapat juga sebagai konsistensi atau stabilitas yang merupakan indikasi sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil sama jika dilakukan ulang.

Peneliti memilih guru kelas sebagai salah satu ahli dikarenakan guru tersebut sempat mengajar kelas IV dan menjadi guru wali kelas IV selama beberapa tahun, maka dari itu alasan memilih guru kelas sebagai salah satu ahli dikarenakan guru tersebut pada saat peneliti melakukan wawancara, guru kelas tersebut memberikan tanggapannya terhadap sulitnya pada saat mengatasi siswa yang memiliki permasalahan seperti yang sedang menjadi pembahasan pada penelitian ini, dikarenakan selama guru tersebut mengajar di dalam kelas hanya menggunakan metode mengajar lama seperti metode ceramah yang dimana interaksi tersebut hanya terjadi satu arah saja tidak ada kesempatan siswa dalam mempelajari lebih dalam lagi mengenai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru. Berdasarkan hasil perhitung rerata oleh para ahli yang telah peneliti kumpulkan, peneliti mendapatkan penilaian rerata sebesar 3,3 dan hasil rerata hitung untuk skala kecemasan untuk siswa kelas IV sekolah dasar tersebut apabila dimasukan ke dalam kriteria termasuk dalam kriteria sangat baik dan tidak memerlukan perbaikan. Kualitas produk pun dapat dilihat pada hasil tanggapan mengenai produk yang diisi oleh siswa dan hasil yang didapatkan rerata skor sebesar 3,53. Rerata yang didapatkan oleh peneliti memiliki skor lebih dari 3,25 sehingga produk tersebut termasuk pada kriteria sangat baik dan tidak memerlukan perbaikan.

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan oleh peneliti, terdapat 10 siswa yang mengalami kecemasan dengan tingkat “sedang”, padahal tersebut

77 membuktikan bahwa produk (skala kecemasan) yang telah peneliti susun sudah dapat membantu guru dalam mengurangi kesulitan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh setiap siswa di dalam kelas. Azwar (2009: 3-4) mengatakan bahwa sebagai alat ukur, skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai bentuk alat pengumpulan data yang lain seperti angket (questionnaire), daftar isian, inventori, dan lain-lainnya. meskipun dalam pemakaian sehari-hari banyak praktisi pengukuran maupun peneliti yang menukarpakaikan saja istilah angket dan istilah skala namun perlu difahami bahwa sebagai sesama alat pengumpulan data.

Azwar (2009: 5-6) mengungkapkan perbedaan antara skala dan angket, data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta, sedangkan skala psikologi berupa konstrak atau konsep psikologi yang menggambarkan aspek kepribadian individu. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap, pertanyaan pada skala psikologi berupa stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden. Responden terhadap angket tahu akan apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dikehendaki oleh pertanyaan yang bersangkutan, sedangkan responden terhadap skala psikologi, sekalipun memahami isi pertanyaannya biasanya tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut. berdasarkan jawaban, angket tidak dapat diberi skor melainkan diberikan angka coding sebagai identifikasi atau klasifikasi jawaban, sedangkan pada skala psikologi skor dapat diberikan melalui proses penskalaan (scaling.

Dalam satu angket dapat mengungkap informasi mengenai banyak hal, sedangkan satu hal psikologi hanya diperuntukan guna mengungkap suatu atribut tunggal (unidimensional). Data hasil angket tidak perlu diuji lagi reliabilitasnya secara psikometris dan hasil reliabilitasnya terletak pada terpenuhinya asumsi bahwa responden akan menjawab jujur seperti apa adanya. Namun pada hasil ukur skala psikologis harus teruji reliabilitasnya secara psikometris dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala

78 psikologi lebih terbuka terhadap eror. Validitas angket lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan lingkup informasi yang hendak diungkap, sedangkan validitas skala psikologi lebih ditentukan oleh kejelasan konsep psikologi yang hendak diukur dan operasionalisasinya. Pemilihan penggunaan skala pada penelitian ini, Periantalo (2015: 18) mengatakan dalam mengukur tingkat kecemasan hasil data atau konsep dapat diketahui secara langsung oleh peneliti, pertanyaan tidak langsung untuk mengumpulkan indikator prilaku, responden tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki, pemberian skor melewati proses penskalaan, hasil reliabilitas menjadi lebih akurat karena melalui proses uji, dan hasil validitas disesuaikan dengan konsep dan operasionalisasinya.

Validitas suatu produk yang baik yaitu suatu tes yang berhubungan dengan tujuan dari penggunaan tes tersebut, namun tidak ada validitas yang berlaku untuk umum yang artinya jika suatu tes dapat memberikan informasi atau data yang sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes tersebut dapat dikatakan valid dalam menguji tujuan tersebut Arifin (2009: 247). Untuk mendapatkan hasil validasi suatu produk pun harus didukung oleh instrumen-instrumen pendukungnya, menurut Widoyoko (2009: 128) mengatakan bahwa instrumen sebuah produk dapat diakatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur, dengan kata lain validitas instrumen berhubungan dengan “ketepatan” dengan alat ukur. Untuk menjadikan suatu alat ukur yang baik dan tepat peneliti memerlukan instrumen yang tepat dan dari instrumen tersebut dapat menghasilkan suatu data atau informasi yang dapat membantu dalam memberikan jawaban dari permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam penyusunannya instrumen pun peneliti harus memperhatikan dengan baik penggunaan bahasa, dikarenakan pada saat memberikannya kepada objek penelitian dan ternyata penggunaan bahasa yang digunakan oleh peneliti tidak tepat maka penelitian yang telah dilakukan akan menjadi tidak berarti, oleh karena itu penggunaan bahasa yang benar dan tepat harus di sesuaikan dengan kebutuhan objek penelitian tersebut.

Pemilihan indikator pada penyusunan skala kecemasan ini pun mempunyai peran yang penting, dikarenakan apabila peneliti memilih indikator yang tidak sesuai maka penyusunan skala kecemasan ini dapat dikatakan gagal karena

79 penelitian ini membutuhkan ketepatan dalam menentukan setiap faktor-faktor pendukung seperti pemilihan ukuran buku, pemilihan warna, penggunaan jenis huruf dan ukuran, dan yang terutama yaitu pemilihan teori-teori dan instrumen-instrumen pendukung lainnya. Pemilihan para ahli pun menjadi perhatian yang harus dipikirkam secara matang karena tidak semua ahli dapat menilai skala kecemasan yang telah disusun oleh peneliti, oleh karena itu peneliti memutuskan untuk memilih ahli psikologi sebagai penilai pada bidang psikologi, ahli bahasa untuk bidang penataan dan penggunaan kata dan kalimat yang baik dan benar, guru kelas IV sebagai penanggung jawab di dalam kelas, dan guru kelas sebagai pelengkap dalam menilai produk yang telah peneliti susun.

80 BAB V

PENUTUP

Bab berikut ini berisikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian yang selanjutnya.

5.4 Kesimpulan

Menurut hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan oleh peneliti pada pembahasan bab sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

5.4.1 Prosedur penelitian dan pembahasan dalam penyusunan skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar, dilakukan dengan menggunakan meodel pengembangan menurut Borg & Gall yang telah peneliti modifikasi menjadi enam tahap, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan data yang dilakukan peneliti ditujukan untuk mengetahui informasi mengenai masalah yang di alami guru dan siswa untuk mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan oleh siswa, 2) perencanaan, pada saat tahap perencanaan peneliti menyusun sebuah blue-print yang pada hasil akhir akan menjadi sebuah skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar, 3) pengembangan bentuk awal produk, peneliti menyusun skala kecemasan dengan menyesuaikan dengan blue-print, menyusun sampul, dan menyusun bagian isi skala, setelah selesai produk akan di validasi oleh empat ahli, 4) validasi produk, pada tahapan ini peneliti memberikan hasil produk yang telah disusun untuk divalidasi oleh beberapa ahli seperti ahli psikologi, ahli bahasa, guru wali kelas IV dan guru kelas, 5) revisi produk, pada tahapan revisi produk peneliti memperbaiki beberapa kesalahan dan disesuaikan dengan komentar dan saran yang diberikan oleh para ahli, 6) uji coba lapangan terbatas, pada tahap ini peneliti memulai untuk menyebar produk yang telah direvisi yang kemudian akan dikerjakan oleh siswa yang telah ditentukan.

81 5.4.2 Hasil yang didapatkan oleh peneliti pada saat menguji kualitas skala kecemasan aspek sosial untuk siswa kelas IV sekolah dasar didapatkan dari beberapa hasil validasi oleh ahli psikologi dengan rerata sebesar 3,18 ahli bahasa dengan rerata skor 3,27, guru wali kelas dengan rerata skor 3,45, dan guru kelas dengan rerata skor sebesar 3,27 dan hasil rerata hasil validasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa dan guru keals IV dan guru kelas sebesar 3,3. Hasil selanjutnya adalah hasil validasi yang didapatkan berdasarkan tanggapan siswa terhadap produk yang peneliti susun dan memperoleh rerata skor sebesar 3,53.