• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 19 Semarang diperoleh informasi bahwa banyak siswa SMP Negeri 19 Semarang mengeluh sering mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika khususnya pada materi geometri. Kesulitan yang dialami siswa mengakibatkan siswa melakukan kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa pun beragam dan bervariasi. Menurut salah satu guru matematika kelas VIII di SMP N 19 Semarang, kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa SMP N 19 Semarang dalam mengerjakan soal matematika khususnya pada materi geometri yaitu: (1) kesalahan menuliskan apa yang diketahui; (2) kesalahan memahami apa yang ditanyakan; (3) kesalahan memahami konsep; (4) kesalahan penggunaan rumus; (5) kesalahan menghitung seperti menjumlah, mengurangi, mengalikan, dan membagi; (6) kesalahan dalam menuliskan kesimpulan akhir; (7) kesalahan mengubah satuan akhir; dan (8) kesalahan penggunaan materi lain seperti bentuk aljabar.

Terjadinya kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Oleh sebab itulah kesalahan-kesalahan siswa ini tidak boleh dibiarkan dan perlu ditidaklanjuti. Salah satu upaya untuk menindaklanjuti hal tersebut yaitu melakukan analisis terhadap kesalahan yang dilakukan siswa. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi mengenai penyebab kesalahan siswa dan

36

pengklasifikasian jenis kesalahan siswa sehingga dapat mempermudah guru dalam mengambil keputusan untuk memberikan solusi guna meminimalkan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan menentukan perbaikan proses pembelajaran yang sedang dan akan dilaksanakan.

Dalam penelitian ini, metode analisis kesalahan yang akan digunakan untuk memperoleh informasi mengenai jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh siswa adalah metode analisis kesalahan berdasarkan kategori Watson. Menurut Watson dalam Asikin (2003) terdapat 8 kategori kesalahan dalam menyelesaikan soal, yaitu (1) data tidak tepat/inappropriate data (id), (2) prosedur tidak tepat/inappropriate procedure (ip), (3) data hilang/ommited data (od), (4) kesimpulan hilang/ommited conclusion (oc), (5) konflik level respon/response level conflict (rlc), (6) manipulasi tidak langsung/undirected manipulation (um), (7) masalah hirarki keterampilan/skills hierarchy problem (shp), dan (8) selain ketujuh kategori diatas/above other (ao).

Sebelum melakukan analisis kesalahan, langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan kegiatan belajar mengajar materi volume dan luas permukaan kubus dan balok menggunakan pembelajaran CTL dengan PBL di kelas VIII E SMP N 19 Semarang yang merupakan kelas penelitian. Pembelajaran CTL dengan PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan siswa pada masalah yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari dan mendorong siswa untuk menemukan dan membangun sendiri konsep-konsep yang dipelajarinya.

Pada kegiatan pembelajaran tersebut siswa dilibatkan dalam kegiatan diskusi untuk menemukan sendiri konsep yang dipelajari. Dengan menemukan sendiri

37

konsep yang dipelajari maka siswa akan benar-benar paham dengan konsep tersebut sehingga diharapkan kejadian salah rumus yang sering dialami siswa bisa diminimalisir. Melalui kegiatan diskusi pada pembelajaran yang dilakukan siswa dapat berbagi pendapat dan memberikan evaluasi apabila terdapat kesalahan sehingga siswa akan lebih teliti dalam menyelesaikan soal atau permasalahan sekaligus membiasakan siswa untuk mengecek kembali penyelesaian yang diperoleh. Selain itu pada pembelajaran ini, dalam menyelesaikan setiap soal atau permasalahan siswa dibimbing untuk membiasakan diri menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal atau permasalahan sehingga siswa tidak salah langkah dalam menyelesaikan soal atau permasalahan. Dengan demikian diharapkan pembelajaran CTL dengan PBL yang dilakukan dapat mengurangi kesalahan-kesalahan siswa seperti yang disebutkan di atas.

Untuk mengetahui kualitas pembelajaran CTL dengan PBL maka dilakukan penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Penilaian pembelajaran dapat dilihat dari hasil validasi perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang disusun diantaranya silabus dan RPP. Penilaian pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran. Penilaian hasil pembelajaran dilihat dari hasil tes formatif siswa pada setiap pertemuan.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menduga bahwa kualitas pembelajaran CTL dengan PBL baik. Hal ini dikarenakan perencanaan pembelajaran sudah dipersiapkan sebaik mungkin dengan menyusun perangkat pembelajaran silabus

38

dan RPP yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Dengan perencanaan yang baik tentu pelaksanaan pembelajaran akan berlangsung dengan baik karena pembelajaran yang dilakukan mengacu pada perangkat pembelajaran yang disusun. Sejalan dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, hasil pembelajaran juga diduga memberikan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan mengarah pada tujuan untuk mengurangi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa. Dengan berkurangnya kesalahan yang dilakukan maka hasil belajar yang diperoleh akan maksimal.

Selain itu, peneliti juga menduga bahwa kesalahan yang mungkin dilakukan oleh siswa SMP N 19 Semarang berdasarkan kategori kesalahan Watson yaitu kesalahan shp, id, ip, dan ao. Kemungkinan kesalahan-kesalahan tersebut peneliti peroleh berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru matematika SMP N 19 Semarang. Kemungkinan jenis kesalahan shp yang dilakukan dikarenakan kesalahan siswa dalam menghitung dan mengubah satuan. Kemungkinan kesalahan id diduga dikarenakan siswa salah dalam menggunakan rumus Kemungkinan kesalahan ip diduga dikarenakan siswa salah dalam memahami apa yang diketahui dan ditanyakan sehingga menggunakan cara yang salah untuk menyelesaikan soal. Kemungkinan kesalahan ao diduga dikarenakan adanya siswa yang asal memilih jawaban pada saat mengerjakan soal dan mengcopy jawaban siswa lain melihat instrumen tes yang digunakan merupakan soal pilihan ganda.

39

Gambaran kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1 Kerangka berpikir

Kualitas Pembelajatran CTL dengan Problem

Based Learning Pembelajaran CTL dengan

Problem Based Learning di kelas VIII E

Evaluasi materi menggunakan TTMC Test

Menggolongkan kemampuan matematika siswa berdasarkan

hasil evaluasi

Subjek Penelitian

Analisis Kesalahan Wawancara

Jenis kesalahan dan penyebab kesalahan

Validasi perangkat pembelajaran

Analisis hasil validasi, hasil pengamatan, dan

hasil tes formatif Siswa sering melakukan kesalahan

pada materi geometri

Kategoti Kesalahan Watson

40

BAB 3