• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1.2 Pembahasan Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dengan PBL. Kegiatan pembelajaran dilakukan dua kali pertemuan di kelas VIII E SMP Negeri 19 Semarang. Pelaksanaan proses pembelajaran CTL dengan PBL dinilai berdasarkan aktivitas guru dan aktivitas siswa. Guru merupakan fasilitator yang

142

membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan. Sedangkan siswa adalah subjek yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran. Aktivitas guru dan aktivitas siwa memiliki peranan penting dalam pembelajaran CTL dengan PBL.

Pada pelaksanaanya, pembelajaran ini melibatkan keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi untuk menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dalam kegiatan tersebut siswa dibimbing untuk menemukan rumus dari luas permukaan kubus dan balok pada pertemuan pertama serta menemukan rumus volume kubus dan balok pada pertemuan kedua. Kegiatan tersebut sejalan dengan landasan filosofis CTL yaitu kontruktivisme. Kontruktivisme menekankan bahwa dalam belajar siswa tidak hanya sekadar menghafal tetapi siswa membangun sendiri pengetahuannya. Selain itu, dalam kegiatan diskusi siswa juga dibimbing agar dapat menyelesaikan masalah-masalah kontekstual yang termuat dalam LKS. Hal ini dilakukan untuk memandirikan siswa dan menumbuhkembangkan kemampuan siswa sesuai dengan tujuan dari pembelajaran PBL. Tujuan tersebut sesuai dengan pendapat Asikin (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran PBL merupakan model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, dan meningkatkan kepercayaan diri siswa

Berdasarkan hasil nilai akhir aktivitas guru dan aktivitas siswa pada pembelajaran CTL dengan PBL pada Tabel 4.1 diperoleh informasi bahwa aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kriteria baik dengan masing-masing

143

perolehan nilai sebesar 80,68% dan 79,54%. Hal ini berarti pelaksanaan proses pembelajaran CTL dengan PBL sudah terlaksana dengan baik. Penjelasan lebih rinci terkait penilaian aktivitas guru dan aktivitas siwa akan dijabarkan sebagai berikut.

4.2.1.2.1 Pembahasan Aktivitas Guru

Pada penelitian ini, aktivitas guru dinilai menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang memiliki 22 indikator. Berdasarkan hasil akhir perolehan nilai aktivitas guru sebesar 80,68% yang menunjukkan bahwa peneliti telah melaksanakan pembelajaran CTL dengan PBL dengan baik.

Pada pelaksanaannya, kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan 22 indikator yang termuat dalam lembar observasi aktivitas guru. Pada pertemuan 1, kegiatan pembelajaran terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat P01 dan pengamat P02 yang memberikan penilaian baik pada semua indikator yang termuat dalam lembar observasi aktivitas guru. Melalui pengamatannya pengamat P01 memberikan komentar bahwa pada saat pelaksanaan diskusi kerjasama antar anggota kelompok masih belum maksimal terlihat beberapa siswa masih ada yang tidak ikut berdiskusi dalam kelompoknya. Berdasarkan komentar tersebut P01 memberikan saran kepada guru untuk lebih sering memantau jalannya diskusi dan memberikan teguran apabila ada siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi kelompok. Saran lain diberikan oleh pengamat P02 yaitu guru diharapkan untuk lebih memperhatikan waktu dalam pembelajaran agar sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

144

Hasil yang tidak jauh berbeda juga diperoleh pada pelaksanann pembelajaran pada pertemuan kedua. Pada pertemuan 2 pelaksanaan pembelajaran juga sudah terlaksana dengan baik. Akan tetapi perolehan persentase penilaian rata-rata pada petemuan kedua mengalami penurunan sebesar 1,14% jika dibandingkan dengan perolehan persentase penilaian rata-rata pada petemuan pertama. Hal ini disebabkan karena keadaan kelas yang kurang terkontrol pada saat guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi sehingga ada sebagian siswa yang tidak memperhatikan hasil presentasi. Kondisi kelas yang seperti itu menyebabkan ada tiga indikator pada lembar observasi guru yang mengalami penurunan perolehan skor.

Pada pertemuan kedua pengamat P01 memberikan komentar yang sama yaitu masih belum maksimalnya kerjasama antar anggota kelompok. Menurut pengamat frekuensi guru untuk memantau kerja kelompok siswa sudah lebih baik dibandingkan pada pertemuan pertama, akan tetapi guru belum mampu secara tegas untuk menegur siswa yang tidak ikut serta dalam diskusi.

4.2.1.2.2 Pembahasan Aktivitas Siswa

Pada penelitian ini, aktivitas siswa dinilai menggunakan lembar observasi aktivitas siswa yang memiliki 22 indikator. Berdasarkan hasil akhir perolehan nilai aktivitas guru sebesar 79,54% yang menunjukkan bahwa siswa telah melaksanakan pembelajaran CTL dengan Problem Based Learning dengan baik.

Pada pelaksanaannya, siswa sudah merespon kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sesuai dengan 22 indikator yang termuat dalam lembar observasi aktivitas siswa. Pada pertemuan 1, respon siswa terhadap pembelajaran

145

yang dilakukan sudah menunjukkan respon yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan oleh kedua pengamat yang memberikan penilaian baik pada semua indikator yang termuat dalam lembar aktivitas siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pengamat P01 memberikan komentar bahwa dalam pelaksanaan diskusi masih ada beberapa siswa yang belum berpikir secara maksimal. Pengamat P01 menyarankan agar guru lebih memperhatikan siswa tersebut dan memberikan teguran sehingga pada pertemuan berikutnya diskusi dapat berjalan maksimal.

Pada pertemuan 2 penilaian yang diberikan oleh kedua pengamat menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Siswa merespon dengan baik kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Akan tetapi ada beberapa indikator dari lembar aktivitas yang belum dilakukan secara maksimal. Misalnya, pada saat salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusi ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, selain itu pada saat pelaksanaan tes formatif (kuis) ada beberapa siswa yang menanyakan jawaban kepada siswa yang lain. Sehingga perolehan persentase penilaian rata-rata pada petemuan kedua mengalami penurunan sebesar 1,14% jika dibandingkan dengan perolehan persentase penilaian rata-rata pada petemuan pertama. Meskipun demikian pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua masih berada dalam kriteria baik. Pada pertemuan kedua pengamat menyarankan sebaiknya LKS dibagikan kepada setiap anggota kelompok untuk didiskusikan sehingga masing-masing siswa dapat berpikir untuk menyelesaikan LKS.

146