• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil MAD

2.2 Kerangka Pemikiran

Saat ini telah banyak program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan, tetapi yang dibahas lebih lanjut adalah program Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP) PNPM yang ditujukan kepada masyarakat miskin pedesaan, khususnya kelompok produktif perempuan, sebagai modal untuk mengembangkan kegiatan usaha ekonomi produktif yang mereka miliki. Dana pinjaman SPP PNPM diberikan secara berkelompok kepada peserta program.

Permasalahan yang biasa terjadi pada pelaksanaan Program SPP PNPM yaitu banyak diantara peserta program yang melakukan penunggakan dan penyelewengan dalam pemanfaatan dana SPP PNPM yang diberikan oleh pemerintah. Perilaku peserta program dipengaruhi oleh cara mereka memahami maksud atau tujuan program, sikap, persepsi, pendapat, serta keyakinan mereka tentang Program SPP PNPM yang dilaksanakan. Aspek-aspek tersebut terangkum dalam suatu representasi sosial peserta terhadap Program SPP PNPM. Penjelasan mengenai kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

   

.

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Representasi Sosial Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Gunung Menyan

Keterangan :

= Hubungan mempengaruhi = Aspek Kajian

Pelaksanaan Program SPP PNPM yang diikuti peserta

secara berkelompok

Pemanfaatan Dana Jumlah Dana yang

Dikembalikan.

Waktu

Pengembalian Dana Tingkat Keterlibatan dalam Program SPP PNPM

Tingkat Partisipasi: 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pemanfaatan 4. Evaluasi Intensitas Komunikasi : 1. Frekuensi Komunikasi 2. Isi Komunikasi

Representasi Sosial Program SPP PNPM 1. Informasi

2. Keyakinan 3. Opini 4. Sikap

Berdasarkan Gambar 2 di atas, terlihat bahwa representasi sosial terhadap program Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan (SPP) PNPM berhubungan dengan tingkat keterlibatan peserta yang terdiri dari: (1) tingkat partisipasi dalam Program SPP PNPM. Diduga tingkat partisipasi peserta dalam program akan berhubungan dengan pembentukan representasi sosial terhadap program; dan (2) intensitas komunikasi. Diduga intensitas komunikasi peserta program akan berhubungan dengan representasi sosial yang mereka miliki tentang program.

Representasi Sosial Program SPP PNPM Mandiri terdiri dari elemen- elemen informasi, keyakinan, pendapat (opini), dan sikap. Representasi sosial Program SPP diduga berhubungan dengan perilaku peserta dalam mengikuti program. Aspek perilaku tersebut terdiri dari pemanfaatan dana, jumlah dana yang dikembalikan, dan waktu pengembalian dana. Representasi sosial Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan yang baik (sesuai dengan maksud dan tujuan program) akan menghasilkan perilaku yang diharapkan, yaitu pemanfaatan dana yang tepat serta pengembalian dana dengan jumlah dan waktu yang tepat. Sebaliknya, representasi sosial terhadap program yang tidak sesuai dengan harapan program akan menghasilkan penunggakan atau penyelewengan terhadap dana SPP PNPM yang diberikan.

Hipotesa Penelitian

1. Diduga bahwa tingkat keterlibatan peserta dalam Program SPP, yang terdiri dari tingkat partisipasi dan intensitas komunikasi, berhubungan dengan bentuk- bentuk representasi sosial Program SPP PNPM yang dilaksanakan.

2. Diduga representasi sosial peserta program terhadap Program SPP PNPM

berhubungan dengan perilaku peserta dalam mengikuti Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan.

Definisi Operasional

1. Representasi sosial terhadap Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan adalah

sejumlah opini, penilaian, dan pemahaman kelompok terhadap Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan. Dalam representasi sosial ini terdapat empat elemen yang terdiri dari informasi, sikap, keyakinan, dan pendapat. Elemen-elemen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

   

A. Informasi adalah segala pengetahuan yang didapatkan anggota kelompok

peserta program mengenai Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan. Informasi tersebut terdiri dari informasi mengenai prosedur pelaksanaan program, informasi mengenai syarat-syarat untuk menjadi peserta yang mengikuti program, informasi mengenai penggunaan dan pengembalian dana, serta informasi mengenai sanksi yang akan diberikan pada segala bentuk pelanggaran yang dilakukan. Kategori tingkat pengetahuan anggota mengenai Program SPP PNPM adalah:

a. Rendah (jika total skor pada pertanyaan aspek pengetahuan dan

informasi berada pada angka 0-40).

b. Sedang (jika total skor pada pertanyaan aspek pengetahuan dan

informasi berada pada angka 50-70).

c. Tinggi (jika total skor pada pertanyaan aspek pengetahuan dan

informasi berada pada angka 80-100).

B. Sikap adalah perasaan suka atau tidak suka dari anggota kelompok peserta program terhadap program yang dilaksanakan serta tindakan-tindakan yang mereka lakukan dalam pelaksanaan program tersebut. Kategori sikap peserta program mengenai Program SPP PNPM adalah:

a. Rendah (jika total skor pada pertanyaan aspek sikap berada pada angka 8-15).

b. Sedang (jika total skor pada pertanyaan aspek sikap berada pada angka 16-23).

c. Tinggi (jika total skor pada pertanyaan aspek sikap berada pada angka 24-32).

C. Keyakinan adalah suatu kepercayaan tertentu yang dimiliki oleh anggota kelompok peserta program mengenai Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan. Hal tersebut juga termasuk pada keyakinan peserta terhadap dana SPP PNPM yang diberikan, baik sebagai pinjaman yang harus dikembalikan atau hanya sebagai hibah dari pemerintah kepada mereka. Pendapat adalah suatu hasil dari pemikiran peserta mengenai program yang dilaksanakan, yang berdasarkan pada informasi-informasi yang mereka dapatkan.

Untuk mengetahui informasi, keyakinan, dan pendapat tersebut dilakukan suatu wawancara mendalam sekaligus dengan menggunakan kuesioner terhadap individu yang menjadi anggota kelompok peserta Program SPP PNPM. Sementara sikap peserta terhadap program diukur dengan menggunakan teknik asosiasi kata dan metode diferensial semantik. Teknik asosiasi kata dilakukan dengan cara mengelompokkan kata-kata yang diucapkan responden mengenai Program SPP PNPM ke dalam beberapa kategori tertentu.

2. Tingkat keterlibatan anggota kelompok peserta program pada Program SPP

PNPM terdiri dari dua aspek yaitu: tingkat partisipasi terhadap program dan intensitas komunikasi peserta program. Penjelasan mengenai aspek-aspek tingkat keterlibatan peserta di dalam Program SPP PNPM adalah sebagai berikut:

A. Tingkat partisipasi terhadap program adalah tingkat keikutsertaan peserta program di dalam Program SPP PNPM, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, dan evaluasi. Partisipasi pada tahap perencanaan bisa berupa keterlibatan dalam merancang dan mengambil keputusan yang terkait dengan pelaksanaan program. Partisipasi pada tahap pelaksanaan dilihat dari waktu keterlibatan peserta di dalam program, jumlah pinjaman yang didapatkan, serta pembayaran secara tepat waktu dan jumlah yang sesuai dengan ketetapan. Partisipasi pada tahap pemanfaatan dilihat dari pemanfaatan uang pinjaman SPP PNPM oleh peserta program. Sedangkan partisipasi pada tahap evaluasi berupa keterlibatan dalam melakukan penilaian tentang pencapaian tujuan program yang serta keikutsertaan peserta program dalam mengawasi pelaksanaan Program SPP PNPM. Tingkat partisipasi peserta terhadap program dapat dikelompokkan menjadi:

a. Rendah (jika total skor pada pertanyaan aspek partisipasi berada pada angka 14-25).

b. Sedang (jika total skor pada pertanyaan aspek partisipasi berada pada angka 26-37).

   

c. Tinggi (jika total skor pada pertanyaan aspek partisipasi berada pada angka 38-48).

B. Intensitas komunikasi peserta program, yaitu baik komunikasi dengan

sesama peserta program (di dalam ataupun di luas kelompok) maupun dengan petugas pelaksana program. Intensitas komunikasi dengan petugas pelaksana program adalah banyaknya jumlah komunikasi yang terjadi antara kelompok dengan petugas pelaksana program, terutama mengenai program. Sementara itu, intensitas komunikasi dengan sesama peserta program adalah banyaknya jumlah komunikasi yang terjadi, baik antara sesama anggota satu kelompok maupun dengan kelompok lain, terutama yang berkaitan dengan program. Isi komunikasi yang dilakukan oleh peserta program juga menjadi pertimbangan pada aspek ini. Intensitas komunikasi peserta program dapat dikategorikan sebagai:

a. Rendah (jika total skor pada pertanyaan aspek komunikasi berada pada angka 4-6).

b. Sedang (jika total skor pada pertanyaan aspek komunikasi berada pada angka 7-9).

c. Tinggi (jika total skor pada pertanyaan aspek komunikasi berada pada angka 10-12).

3. Perilaku anggota kelompok peserta program dalam mengembalikan dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan dilihat dari pemanfaatan dana, jumlah dana yang dikembalikan, dan waktu dalam mengembalikan dana SPP PNPM. Maksud dari kepatuhan tersebut adalah adanya kesadaran dan keinginan pada diri peserta program untuk mengembalikan dana SPP PNPM tersebut sesuai dengan prosedur yang telah disepakati. Kepatuhan peserta program dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Patuh (apabila peserta program menggunakan uang pinjaman untuk memodali usaha mereka dan mengembalikan pinjaman dengan waktu dan jumlah yang sesuai dengan ketetapan).

b. Sedang (apabila peserta program menggunakan sebagian uang

membayar pinjaman dengan waktu dan jumlah yang sesuai dengan ketetapan).

c. Tidak patuh (apabila peserta program menggunakan uang pinjaman tersebut bukan untuk modal usaha dan membayar pinjaman dengan waktu dan jumlah yang tidak sesuai dengan ketetapan).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode survai dengan bentuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara cermat dan faktual. Metode deskriptif bukan hanya menjabarkan, tetapi juga memadukan.

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat pada bulan September-Oktober 2010. Lokasi tersebut dipilih karena Kecamatan Pamijahan, khususnya Desa Gunung Menyan, merupakan salah satu daerah yang terkena program PNPM Mandiri Pedesaan. Program PNPM Mandiri Pedesaan yang dilaksanakan di desa secara dominan berupa pemberian dana BLM (Bantuan Langsung Mandiri) pada bagian Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan yang memiliki usaha ekonomi produktif. Dana BLM SPP PNPM yang dibagikan kepada peserta secara berkelompok tersebut menjadi modal bagi peserta program untuk menjalankan usahanya, dengan catatan dana pinjaman harus dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan. Tetapi, dari informasi yang peneliti dapatkan dari dinas pemerintahan yang menangani program PNPM Mandiri Pedesaan di Kecamatan Pamijahan, pada Desa Gunung Menyan terjadi kemacetan pada pengembalian dana SPP PNPM yang dipinjamkan kepada kelompok yang telah dibentuk lebih kurang sebesar Rp. 37.550.993,-. Desa tersebut merupakan desa dengan jumlah penunggakan pinjaman SPP PNPM yang terbesar se- Kecamatan Pamijahan. Oleh karena itu, representasi sosial peserta dana SPP PNPM Mandiri di Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, perlu diidentifikasi guna mengetahui sebab-sebab terjadinya kemacetan atau penunggakan pada pengembalian dana SPP PNPM tersebut.

Pengumpulan data sekunder dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2010, sedangkan pengumpulan data primer dikumpulkan pada bulan September-Oktober 2010. Pengolahan data dan penulisan laporan dilakukan pada bulan November- Januari 2010.

3.2 Teknik Pemilihan Responden

Kerangka sampling pada penelitian ini adalah 119 orang masyarakat

perempuan Desa Gunung Menyan peserta Program SPP PNPM yang sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan dan tergabung dalam suatu kelompok perempuan yang menerima pinjaman SPP PNPM. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu yang tergabung dalam kelompok perempuan penerima dana SPP PNPM Mandiri Pedesaan.

Kelompok perempuan yang menerima pinjaman SPP PNPM di Desa Gunung Menyan sebanyak tiga belas kelompok yang tiga diantaranya adalah kelompok unggulan. Semua peserta program SPP PNPM Desa Gunung Menyan yang secara rata-rata berjumlah sebelas orang setiap kelompoknya memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden pada penelitian ini. Pada masing-masing kelompok tersebut akan dipilih empat orang secara acak untuk menjadi responden, sehingga responden pada penelitian ini berjumlah 52 orang. Informasi yang lebih lengkap diperoleh dengan cara memilih informan terkait yang terdiri dari Kepala Desa Gunung Menyan, pihak pelaksana program PNPM Mandiri Pedesaan Desa Gunung Menyan, pihak pelaksana Program SPP PNPM di Desa Gunung Menyan, UPK (Unit Pelaksana Kecamatan) Kecamatan Pamijahan, dan beberapa pihak pelaksana tingkat kabupaten yang terkait dengan pelaksana program PNPM Mandiri Pedesaan.

3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder didapatkan dari studi literatur yang terkait, sedangkan data primer didapatkan dari hasil pengambilan data secara langsung di lapangan. Proses penyusunan penelitian mengenai representasi sosial Program SPP PNPM PNPM Mandiri Pedesaan ini dilakukan melalui beberapa tahap. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, dan kombinasi antara pertanyaan terbuka dan tertutup. Kuesioner tersebut digunakan untuk

   

mengetahui tingkat partisipasi peserta terhadap program dan intensitas komunikasi peserta program. Penilaian mengenai sikap peserta terhadap Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan diukur melalui representasi sosial terhadap program. Pada kuesioner juga disertakan pertanyaan untuk mengukur representasi sosial dengan menggunakan teknik asosiasi kata dan metode diferensial semantik.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan berdasarkan panduan pertanyaan yang telah disiapkan. Wawancara ini digunakan untuk mengetahui bentuk dan prosedur pelaksanaan program serta sikap dan pandangan peserta terhadap program tersebut. Wawancara mendalam juga dilakukan kepada informan yang telah dipilih.

3. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari pihak-pihak yang berkaitan dengan lokasi penelitian dan Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan. Data tersebut digunakan untuk menjadi acuan dalam penelitian.

3.4Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Data primer yang didapatkan melalui kuesioner diolah menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS for windows 13.0, kemudian dianalis dengan menggunakan tabel frekuensi, tabulasi silang, dan uji korelasi Chi-Square (x2). Tabel frekuensi digunakan untuk menyusun dan menyajikan data yang telah dikumpulkan (Faisal, 2005), terkait dengan karakteristik kelompok atau peserta program yang diamati. Selain itu, tabel frekuensi juga digunakan untuk menyusun data mengenai representasi sosial tentang Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan. Kategori-kategori representasi yang didapatkan dijadikan dasar dalam merumuskan tipe-tipe representasi sosial tentang Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan. Setelah itu, data-data kualitatif yang didapatkan saat wawancara menjadi informasi tambahan dan diintegrasikan dengan jawaban yang ada pada kuesioner untuk menarik suatu kesimpulan.

Tabulasi silang digunakan untuk menyajikan variabel yang akan dianalisis

hubungannya. Uji korelasi Chi-Square (x2) digunakan untuk mengetahui

dan intensitas komunikasi) terhadap representasi sosial mengenai Program SPP PNPM. Selain itu, uji korelasi Chi-Square (x2) juga digunakan untuk menganalisis hubungan antara representasi sosial program SPP PNPM dengan perilaku responden dalam mengiktui program SPP PNPM .

BAB IV

GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Letak dan Keadaan Fisik

Desa Gunung Menyan merupakan desa pemekaran dari Desa Cimayang pada tahun 1983 yang terletak di Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa Gunung Menyan secara geografis terletak di sebelah Barat Kabupaten Bogor dengan ketinggian tanah ± 600 meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah sebesar 245,82 hektar. Desa Gunung Menyan memiliki curah hujan sebesar 3009 mm dengan suhu rata-rata harian 24⁰ Celcius. Pada aspek topografi, Desa Gunung Menyan merupakan suatu daerah dataran rendah seluas 199,82 hektar (81,29 persen) dan daerah berbukit seluas 46 hektar (18,71 persen).

Bagian utara Desa Gunung Menyan berbatasan dengan Desa Cimayang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Gunung Picung, sebelah timur berbatasan dengan Desa Cibening, dan di sebelah barat Desa Gunung Menyan berbatasan dengan Desa Pasarean dan Situ Udik. Desa Gunung Menyan terdiri dari tiga dusun, yaitu: Dusun Bambu, Dusun Bukit, dan Dusun Sungai. Selain itu, Desa Gunung Menyan juga terbagi ke dalam tujuh Rukun Warga (RW), yaitu: Bambu Kuning, Gunung Menyan, Cikoneng, Kananga, Babakan, Kampung Sawah, dan Sabrang. Rukun Warga Desa Gunung Menyan kemudian dibagi kembali menjadi 22 Rukun Tetangga (RT). Jarak Desa Gunung Menyan dari ibukota kecamatan ± 7 kilometer, dengan lama tempuh ± 25 menit menggunakan angkutan umum. Sedangkan Jarak Gunung Menyan dengan Kabupaten adalah ± 40 kilometer dengan waktu tempuh ± 2 jam menggunakan angkutan umum jika jalanan dalam keadaan lancar.

Desa Gunung Menyan merupakan desa yang masih didominasi oleh lahan pertanian dan ekosistem yang kompleks sehingga masyarakat harus bergulat dari hari ke hari untuk membangun kehidupannya di atas sumber daya primer yang semakin hari ketersediaannya semakin menipis. Dengan segala keterbatasan tersebut, Desa Gunung Menyan harus dapat bersaing dengan daerah lain yang telah memiliki akses yang lebih baik terhadap transportasi, komunikasi, dan

informasi. Luas lahan Desa Gunung Menyan berdasarkan penggunaannya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.Luas Lahan Desa Gunung Menyan berdasarkan Penggunaannya

Penggunaan Lahan Luas (Hektar) Persentase (%)

Persawahan 102,2 42,55 Pemukiman Penduduk 64,38 26,80 Perkebunan 22,99 9,57 Pekarangan 22,20 9,24 Perkantoran desa 0,06 0,02 Kuburan 1,7 0,71 Taman desa 2 0,83

Prasarana umum lainnya 24,66 10,27

Total Luas 240,19 100

Sumber: diolah dari Laporan Profil Desa Gunung Menyan tahun 2009

Tabel 2 memperlihatkan bahwa sebagian besar lahan yang ada di Desa Gunung Menyan dimanfaatkan untuk lahan persawahan (42,55 persen) yang terdiri dari sawah irigasi teknis (68,79 persen) dan sawah irigasi setengah teknis (31,21 persen). Sementara itu, tanaman pangan yang terdapat pada Desa Gunung Menyan terdiri dari jagung, kacang panjang, padi, ubi kayu, ubi jalar, tomat, mentimun, buncis, dan terong.

Desa Gunung Menyan memiliki beberapa jalan umum, yaitu jalan kabupaten sepanjang 3000 meter dengan lebar 4 meter, jalan desa sepanjang 3825 meter dengan lebar 3 meter, dan jalan lingkungan sepanjang 6000 meter dengan lebar 1,5 meter. Masing-masing jalan tersebut dirasakan perlu untuk diperbaiki dikarenakan kondisi jalan-jalan tersebut dalam keadaan rusak dan sempit. Akses jalan menuju Desa Gunung Menyan bisa dikatakan mudah karena banyak tersedia alat transportasi, salah satunya angkutan kota (angkot). Jalan protokol yang menghubungkan Desa Gunung Menyan dengan daerah lain bisa dikatakan memadai. Tetapi, jalan-jalan yang ditemukan pada daerah sekitar pemukiman warga pada umumnya masih berupa jalanan berbatu. Sedikit demi sedikit pembangunan sarana dan prasarana Desa Gunung Menyan mulai dibangun dengan adanya program pembangunan fisik dari PNPM Mandiri Pedesaan.

   

Fasilitas umum yang terdapat di Desa Gunung Menyan terdiri dari balai desa, mesjid, majelis taklim, madrasah, gedung posyandu, dan gedung sekolah pada keadaan yang membutuhkan perbaikan. Selain itu, terdapat juga prasarana olah raga yang terdiri dari dua lapangan sepak bola, dua lapangan bulu tangkis, dan satu lapangan basket. Berdasarkan Laporan Profil Desa Gunung Menyan tahun 2009, tidak terdapat pasar pada Desa Gunung Menyan sehingga masyarakat yang ingin membeli kebutuhan hidup mereka hanya berbelanja di warung-warung kecil yang tersedia atau berbelanja di pasar daerah yang terdekat, yaitu Pasar Cimayang dan Pasar Cibening. Selain itu, pada Desa Gunung Menyan tidak terdapat objek wisata atau rekreasi yang bisa dijadikan warga sebagai sumber sebagian perekonomian mereka. Desa Gunung Menyan hanya memiliki satu unit koperasi Unit Desa dan satu unit Koperasi Simpan Pinjam yang belum berfungsi secara optimal.

Penerangan di Desa Gunung Menyan sudah terdapat jaringan listrik dari PLN. Sebagian besar masyarakat Desa Gunung Menyan sudah menjadi konsumen penerangan dari PLN, walaupun masih terdapat sebagian masyarakat yang belum menjadi konsumen PLN disebabkan oleh keterbatasan ekonomi.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Data profil desa tahun 2009 mencatat jumlah penduduk Desa Gunung Menyan sebanyak 6243 jiwa, yang terdiri dari 48,71 persen laki-laki dan 50,97 persen perempuan. Jumlah tersebut memperlihatkan bahwa penduduk perempuan lebih besar jumlahnya daripada penduduk laki-laki dan penduduk tersebut terbagi dalam 1186 kepala keluarga (KK). Sebagian besar penduduk Desa Gunung Menyan mayoritas beragama Islam.

Berdasarkan Tabel 3 di bawah dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berada pada usia di bawah 25 tahun (3874 jiwa) lebih besar daripada jumlah penduduk yang berusia 26 tahun ke atas (2369 jiwa). Hal tersebut mengindikasikan bahwa 62,05 persen dari total penduduk Desa Gunung Menyan adalah penduduk golongan usia muda. Bisa dikatakan bahwa angka kelahiran di Desa Gunung Menyan tinggi. Angka kelahiran yang tinggi tersebut salah satunya disebabkan oleh banyaknya jumlah penduduk yang menikah muda (menikah setelah lulus SMA). Sebagian dari mereka lebih memilih pernikahan daripada

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal ini bisa terjadi karena faktor ekonomi, dimana orang tua mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyekolahkan mereka hingga perguruan tinggi. Penjelasan mengenai jumlah penduduk Desa Gunung Menyan berdasarkan golongan umur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Jumlah Penduduk menurut Golongan Umur, Desa Gunung Menyan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, tahun 2009

Golongan umur (tahun)

Jenis kelamin Jumlah (jiwa) Laki-laki Perempuan N % N % 0 – 5 431 14,08 447 14,05 878 6 – 10 353 11,53 364 11,44 717 11 – 15 528 17,25 538 16,91 1066 16 – 20 291 9,51 300 9,43 591 21 – 25 306 9,99 316 9,93 622 26 – 30 209 6,83 219 6,88 428 31 – 35 187 6,11 196 6,16 383 36 – 40 195 6,37 206 6,47 401 41 – 45 143 4,67 146 4,59 289 46 – 50 128 4,18 137 4,31 265 51 – 55 91 2,97 103 3,24 194 > 56 199 6,50 210 6,60 409 Total 3061 100 3182 100 6243

Sumber: diolah berdasarkan Data Monografi Desa 2009

4.1.3 Mata Pencaharian dan Tingkat Pendidikan Penduduk

Sebagian Besar masyarakat Desa Gunung Menyan memiliki tingkat pendidikan SD atau sederajat. Meskipun begitu, terdapat juga masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan hingga SMP, SMA, atau bahkan perguruan tinggi tetapi hanya dalam jumlah yang kecil. Hal ini diungkapkan oleh beberapa masyarakat Desa Gunung Menyan yang mengatakan bahwa sebagian besar masyarakat, khususnya yang telah berusia dewasa, hanya memiliki tingkat pendidikan SD atau sederajat. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan masyarakat masih rendah. Berdasarkan informasi dan data yang peneliti dapatkan di lapangan, besarnya jumlah masyarakat yang hanya memiliki tingkat pendidikan hingga SD atau sederajat tersebut disebabkan oleh keterbatasan ekonomi keluarga dan rendahnya kesadaran orang tua terdahulu tentang arti pentingnya pendidikan.

Masyarakat Desa Gunung Menyan pada umumnya tidak memiliki pekerjaan yang tetap dan hanya mengandalkan hasil pertanian yang terbatas. Namun,

   

sebagian besar masyarakat Desa Gunung Menyan bermata pencaharian sebagai buruh tani dan karyawan perusahaan swasta, yaitu sebanyak 500 orang sebagai buruh tani dan 674 orang (36,37 persen) bekerja sebagai buruh perusahaan swasta