• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Kerangka Pikir

Wacana merupakan sebuah bentuk tindakan komunikasi interaktif yang dapat dilakukan baik secara lisan atau tertulis. Analisis wacana kritis dipakai untuk membongkar kuasa yang ada dalam setiap proses bahasa, batasan-batasan yang diperkenankan menjadi wacana, perspektif yang harus dipakai serta topik yang akan dibicarakan. Analisis wacana kritis telah dikembangkan oleh beberapa ahli dengan teorinya masing-masing. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk. Analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk dikaji melalui tiga aspek, yaitu struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Kemudian, struktur teks terbagi menjadi tiga bagian, yaitu struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro. Ketiga aspek itu akan digunakan untuk menganalisis lakon komedi televisi “Lapor Pak!” di Trans7.

Lakon komedi televisi "Lapor Pak" merupakan acara hiburan televisi yang memiliki pola isi pertunjukan menyindir kejadian yang sedang banyak dibincangkan oleh masyarakat umum. Acara ini merupakan salah satu acara yang sangat digemari oleh berbagai kalangan. Mengetahui bentuk wacana yang disampaikan berbalut komedi pada pertunjukannya, maka penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk. Data tersebut berupa frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam transkrip video lakon

komedi televisi “Lapor Pak!” yang diunggah di Youtube. Berikut bagan kerangka pikir untuk memperjelas alur penelitian ini.

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Lakon Komedi Televisi “Lapor Pak!”

Konteks Sosial Struktur teks

Analisis

Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk

Kognisi Sosial Analisis Wacana Kritis

Wacana

Sruktur Makro

Super-struktur

Sruktur Mikro

Hasil/Temuan

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif, yaitu studi tentang memahami fenomena yang dialami oleh seluruh subjek penelitian dan menjelaskannya dalam bentuk frasa atau pun secara bahasa, yang berdasarkan pada bentuk metode ilmiah dalam konteks yang alami dan konkret (Moleong, 2021). Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk.

B. Definisi Istilah

Sebelum adaya kesalahpahaman dalam penelitian ini, diperlukan penafsiran untuk menyoroti istilah-istilah tertentu yang terkait dengan Lakon Komedi Televisi “Lapor Pak!” di Trans7 (Kajian Wacana Kritis Model Teun A.

Van Dijk). Istilah pada penelitian ini akan didefinisikan sebagai berikut.

1. Wacana adalah suatu bentuk komunikasi dua arah yang dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis..

2. Lakon adalah cerita yang disiapkan dan ditulis dengan memberi bumbu dramatis untuk dimainkan oleh banyak pemain.

3. Analisis wacana kritis adalah tindakan analisis untuk memberikan kejelasan suatu teks (realitas sosial) dan sebuah studi dengan tujuan tertentu untuk mencapai apa yang diinginkan individu atau kelompok dominan, serta apa yang diinginkan penulis.

4. Teks diartikan sebagai isyarat komunikasi yang digunakan dalam interaksi komunikasi.

5. Kognisi sosial merupakan kesadaran mental individu sebagai penghasil teks yang akan membentuk teks. Analisis kognisi memberikan gambaran yang kompleks dari teks serta ekspresi dan strategi yang digunakan untuk menghasilkan teks..

6. Konteks sosial adalah melihat konteks atau latar belakang pembentukan teks. Berarti, hal itu juga ada hubungannya dengan kondisi situasional yang terjadi saat menulis atau ketika sebuah teks dibuat. Mempelajari perkembangan wacana di masyarakat tentang suatu masalah.

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Penelitian ini merupakan studi kepustakaan karena adanya data berupa transkrip potongan 3 video lakon komedi televisi “Lapor Pak!” pada bulan Februari 2022 yang telah disegmentasi sesuai dengan kebutuhan data berupa frasa, klausa, dan kalimat.

2. Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah video pementasan lakon komedi televisi “Lapor Pak!” di Trans7 yang diunggah di Youtube.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau cara pengumpulan data yang sifatnya ilmiah dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan. Sehingga,

berdasarkan hal tersebut teknik baca markah, teknik simak, dan teknik catat adalah teknik yang sesuai digunakan dalam proses pengumpulan data.

1. Teknik Baca Markah

Teknik baca markah merupakan teknik untuk menganalisis data dengan membaca penanda dalam suatu sumber data. Transkrip dari video lakon komedi televisi “Lapor Pak!” dibaca kemudian menandai bagian transkrip tersebut yang mengandung unsur wacana kritis model Teun A.

Van Dijk.

2. Teknik Simak

Teknik simak adalah penyampaian data yang dilakukan dengan mendengarkan data tentang pemakaian bahasa. Selaras dengan pengertian tersebut, teknik simak pada penelitian ini, yaitu menyimak penggunaan bahasa pada video dan transkrip lakon komedi televisi “Lapor Pak!” yang diunggah di Youtube agar penulis dapat mengetahui bagian mana yang mengandung unsur wacana kritis model Teun A. Van Dijk.

3. Teknik Catat

Teknik ini dilakukan dengan mencatat transkrip dari potongan video lakon komedi televisi “Lapor Pak!” yang telah disegmentasi sesuai dengan kebutuhan data berupa frasa, klausa, dan kalimat. Kemudian dikaji dengan menggunakan analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan tahapan setelah pengumpulan data.

Penyelesaian data yang dibuat dalam korpus data disusun sesuai dengan

kepentingan penelitian. Proses dalam menganalisis data yang bersifat kualitatif bersifat interaktif yang artinya mengaitkan dengan pendekatan penelitian yang akan dianalisis secara lengkap (Miles & Huberman, 1994).

Tahapan-tahapan yang dikerjakan dalam proses analisis data terbagi atas beberapa bentuk, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Tahap ini penulis menggunakan metode pengumpulan data yang telah ditetapkan sebelumnya untuk melakukan proses mengumpulkan data temuan. Tahapan ini antara lain menggunakan teknik baca markah, teknik simak, dan teknik catat. Penulis mengumpulkan transkrip video lakon komedi televisi “Lapor Pak!”.

2. Mereduksi Data

Tahapan reduksi data atau juga disebut dengan penyusutan/pengecilan data adalah tahapan berikutnya. Tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis data setelah melakukan pengumpulan.

Teknik meringkas harus disesuaikan dengan faktor-faktor utama dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Penulis mengambil data berupa transkrip video lakon komedi “Lapor Pak!” yang diunggah di Youtube kemudian mendeskripsikan struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial menurut Teun A. Van Dijk. Hal tersebut dilakukan berdasarkan tujuan penelitian.

3. Menyajikan Data

Data yang disajikan merupakan hasil yang diperoleh setelah melakukan proses reduksi data. Pengumpulan informasi yang terstruktur memungkinkan penulis untuk membuat simpulan dan melakukan proses selanjutnya. Bentuk sajian data pada tahap ini terbagi atas beberapa hal yang dimulai dari teks, matriks, grafik, dan tabel. Akan tetapi, temuan yang akan didapat pada penelitian ini, kebanyakan berupa data yang dikaitkan dengan bentuk penyajian deskriptif dengan memaparkan bagian transkrip video lakon komedi “Lapor Pak!” yang termasuk dalam analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk.

4. Penarikan Kesimpulan

Tahapan terakhir ini adalah menarik kesimpulan dari data yang ditemukan. Setelah melakukan reduksi data pada semua temuan selanjutnya, dijelaskan secara spesifik guna memudahkan pemahaman penulis dan juga para pembaca. Data yang akan dijelaskan secara detail ini merupakan hasil dari tahap analisis pengumpulan data.

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan wacana kritik sosial yang terdapat pada lakon komedi “Lapor Pak!” menggunakan model Teun A.

Van Dijk. Data pada penelitian ini berisi transkrip potongan 3 video lakon komedi televisi “Lapor Pak!” yang diunggah di Youtube pada bulan Februari 2022 yang telah disegmentasi sesuai dengan kebutuhan data. Analisis wacana kritis model Teun A. Van Dijk terdiri dari tiga aspek, yaitu struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Berikut merupakan hasil penelitiannya.

1. Struktur Teks

Analisis teks dalam lakon komedi “Lapor Pak!” di Trans7 yang diunggah di Youtube difokuskan pada struktur teks dan wacana yang digunakan untuk menjelaskan suatu tema tertentu. Adapun, penguraian analisis teks menggunakan tiga tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur dan struktur mikro.

a. Arief Didu Ditangkap, Tasya Audit Kantor Lapor Pak! (01/02/22) 1) Struktur Makro

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya dari isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

Data 001

Ayu : (menelepon Dika) Pak Dika, ini lucu banget dah tadi masa ada penjarah datang ke warung, tapi dia katanya mau balik lagi gara-gara minyaknya kosong. Masa ada penjarahan begitu pak Dika mending pak Dika ke mari dah, tangkap dah sekalian orangnya kocak banget ini... (02:28)

Data 001 berisi adegan pembuka pada episode tanggal 01 Februari 2022, sehingga data di atas dapat digolongkan menjadi struktur makro. Karena, struktur makro berisi tema atau topik dalam sebuah cerita, seperti yang diketahui, adegan pembuka biasanya identik dengan topik yang akan dibahas. Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai struktur makro. Struktur makro pada data di atas menceritakan peristiwa adanya oknum yang menjarah minyak goreng. Hal ini dapat dilihat pada dialog ayu yang sedang menelepon Dika untuk segara datang dan menangkap oknum tersebut.

Data 002

Andre : Karena ada orang audit mau ke sini. Kalo sampai dia data kantor kita ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita.

(12:37)

Data 002 dapat digolongkan menjadi struktur makro, karena data di atas berisi tema atau topik dalam lakon ini. Lakon komedi “Lapor Pak!” tidak hanya memainkan satu topik saja, melainkan terdapat dua topik dalam satu episode. Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai struktur makro yang kedua.

Struktur makro pada data di atas menceritakan peristiwa komandan Andre memberitahukan bahwa akan datang auditor ke kantor

mereka untuk menilai kantor Lapor Pak. Hal ini dapat dilihat pada data di atas, “Karena ada orang audit mau ke sini. Kalo sampai dia data kantor kita ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita.”

2) Superstruktur

Superstruktur adalah kerangka dari suatu teks, yang berarti struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh.

Superstruktur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, konflik, dan penyelesaian (akhir).

a) Pendahuluan Data 003

Arief : Eh gimana nih, gua butuh banget minyak goreng. Ntar sore saya ke mari lagi? Jaminannya ape ntar sore ade minyaknye? (01:45)

Data 003 dapat dikategorikan sebagai pendahuluan pada konflik pertama. Karena, dapat didasarkan pada penggambaran awal dari munculnya suatu masalah yang akan dibahas. Awal muncul suatu masalah pada konflik pertama, yang menceritakan tentang Arief yang berperan sebagai oknum yang sangat membutuhkan minyak goreng, tetapi, minyak goreng tersebut habis. Berdasarkan data di atas, dapat dijadikan sebagai awal konflik yang akan dimainkan pada segmen selanjutnya. Hal ini sejalan dengan bagian awal dari suatu cerita yang memperkenalkan masalah yang akan terjadi.

Data 004

Kiky : Tapi ini komandan bener-bener kelewatan deh, masa kita harus 5 menit sekali matikan lampu? Parah banget.

(07:30)

Data 004 dapat dikategorikan sebagai pendahuluan pada konflik kedua. Karena, dapat didasarkan pada penggambaran awal dari munculnya suatu masalah yang akan dibahas. Awal muncul suatu masalah pada konflik kedua, yang menceritakan tentang perilaku komandan Andre yang mematikan lampu setiap 5 menit sekali. Perilaku tersebut mencerminkan bahwa komandan Andre sangat memperhatikan anggaran di kantor Lapor Pak. Tetapi, Kiky tidak setuju dengan perilaku komandan Andre. Berdasarkan data di atas, dapat dijadikan sebagai awal konflik yang akan dimainkan pada segmen selanjutnya. Hal ini sejalan dengan bagian awal dari suatu cerita yang memperkenalkan masalah yang akan terjadi.

b) Konflik Data 005

Dika : (berjalan ke luar warung) Oh ini premannya ternyata yang malak-malak.

Arief : Ini siapanya?

Dika : (memukul dinding warung) Waahh, berani-beraninya lu malak minyak di sini lu (berdiri di samping Arief).

Arief : (berbalik ke Dika) Bapak yang harusnya nganterin minyak goreng, mana minyak saya?

Dika : Bukan, saya polisi (menunjukkan identitas). (05:05) Data 005 dapat dikategorikan sebagai konflik pertama.

Adegan tersebut dimainkan di segmen awal pertunjukan, dan pada episode ini terdapat dua konflik yang dimainkan. Konflik

merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita, isi dari data di atas pun berisi pertentangan antara Dika yang berperan sebagai polisi dengan Arief yang berperan sebagai preman yang memalak minyak goreng. Hal ini dapat dilihat pada potongan data 005 di atas yang diutarakan oleh Dika, “(berjalan ke luar warung) Oh ini premannya ternyata yang malak-malak.” Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai konflik pertama.

Data 006

Andre : Jadi kita ini lagi dipantau, Andika. Karena pusat itu sepertinya melihat kantor Lapor Pak ini terlalu boros.

(12:28)

Data 006 menggambarkan konflik kedua. Adegan tersebut dimainkan di segmen pertengahan pertunjukan setelah konflik pertama telah selesai. Konflik merupakan ketegangan atau pertentangan di dalam cerita, isi dari data di atas pun berisi ketegangan di kantor Lapor Pak dikarenakan kantor tersebut sedang dipantau oleh kantor pusat mengenai penggunaan anggaran. Hal itu dapat dilihat pada data 006 di atas yang diutarakan oleh komandan Andre, “Jadi kita ini lagi dipantau, Andika. Karena pusat itu sepertinya melihat kantor Lapor Pak ini terlalu boros.” Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai konflik kedua.

c) Penyelesaia (Akhir) Data 007

Dika : Oh iya komandan ini ada preman yang meresahkan, tadi saya kerjasama sama Dita detektif yang waktu itu sempat datang ke kantor dan Ayu meringkus dia. Tapi sebenarnya yang meringkus bukan kami berdua, tapi Ayu komandan! (13:54)

Data di atas menggambarkan penyelesaian konflik pertama, penyelesaian konflik tersebut dimainkan di menit pertengahan pertunjukan. Konflik dapat diselesaikan dengan berbagai cara, salah satunya seperti data 007. Arief yang berperan sebagai preman ditangkap oleh Dika, Dita, dan Ayu karena meresahkan warga sekitar dan ia dibawa ke kantor Lapor Pak. Data di atas termasuk penyelesaian konflik karena berisi akhir dari peristiwa itu dimainkan. Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai penyelesaian konflik pertama.

Data 008

Andre : Rekan-rekan, semuanya saya ingin menyampaikan bahwa mbak Tasya tadi sudah pulang, jadi nanti hasil dari auditnya akan dikirimkan ke kita. Semoga hasilnya bagus. (37:33)

Berdasarkan data di atas, menggambarkan penyelesaian konflik kedua. Penyelesaian konflik tersebut dimainkan di menit akhir pertunjukan. Konflik dapat diselesaikan dengan berbagai cara, salah satunya seperti data di atas. Pekerjaan Tasya yang berperan sebagai auditor telah selesai untuk memeriksa kantor Lapor Pak. Hasil dari pemeriksaan itu akan dikirimkan ke kantor. Hal ini dapat dilihat pada data 008 yang diungkapkan

oleh komandan Andre, “Rekan-rekan, semuanya saya ingin menyampaikan bahwa mbak Tasya tadi sudah pulang, jadi nanti hasil dari auditnya akan dikirimkan ke kita. Semoga hasilnya bagus.” Data tersebut termasuk penyelesaian konflik karena berisi akhir dari peristiwa itu dimainkan. Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data 008 sebagai penyelesaian konflik kedua.

3) Struktur Mikro

Stuktur mikro merupakan makna wacana yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafrase yang dipakai dan sebagainya.

a) Semantik

Analisis wacana banyak memusatkan perhatian pada dimensi teks seperti makna yang eksplisit ataupun implisit.

Bentuk lain dari strategi semantik adalah detail dari suatu wacana, elemen wacana detail berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan komunikator.

Data 009

Ayu : (melihat Tasya) Iya Bu Tasya pak komandan tuh gak pernah jajan, dia tuh gak pernah jajan. Kalo misal kue datang bawaan dari orang baru dia ngambil, gitu.

Dika : Tadi aja kita lagi makan siang, Hesty bawa rujak, yang habisin komandaaan. (18:46)

Dilihat dari data di atas, data 009 dapat digolongkan menjadi semantik. Wacana detail yang diuatarakan oleh Ayu dan Dika menampilkan karakter dari komandan Andre yang dikenal sangat hemat. Informasi yang mereka sampaikan termasuk

berlebihan untuk menguntungkan kantor Lapor Pak dalam proses pemeriksaan oleh Tasya yang berperan sebagai auditor.

Hal ini dapat dilihat pada potongan data yang diucapkan oleh Ayu, “(melihat Tasya) Iya Bu Tasya pak komandan tuh gak pernah jajan, dia tuh gak pernah jajan. Kalo misal kue datang bawaan dari orang baru dia ngambil, gitu.” Sehingga, dapat diketahui bahwa data 009 termasuk semantik karena menggambarkan karakter komandan Andre mengenai anggaran secara detail.

b) Sintaksis

Sintaksis memiliki bagian yang menjelaskan mengenai kata ganti yang merupakan bagian untuk tipu daya bahasa dengan menghasilkan suatu kumpulan ilusif (Eriyanto, 2011). Elemen lain kata ganti adalah elemen untuk memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif.

Data 010

Arief : Yang gue cari minyak goreng bukan minyak kosong!

(01:24) Data 011

Ayu : Ya udah jaminannya aye deh boleh abang nikahi aye kalo gak ada minyak gorengnya. (01:49)

Data 012

Dika : Iya aku sengaja tadi di motor ngerem-rem mendadak terus, soalnya kan aku sayang kamu juga mendadak.

(08:24) Data 013

Andre : ...saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting.

(10:24)

Berdasarkan data 010-013, merupakan data yang terdapat kata ganti orang pertama tunggal, yaitu kata gue, aye, aku, dan saya. Kata gue dan aye sebagai kata ganti orang pertama tunggal digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta atau pun yang memiliki darah betawi, kata saya digunakan dalam ragam resmi maupun biasa, sedangkan kata aku digunakan dalam ragam akrab.

Data 014

Dika : Kalo hati kamu kosong gak? (02:55) Data 015

Gilang : Ini yang tadi kan lu tangkap bu Ayu. (33:49)

Data 014 dan 015 merupakan data yang mengandung kata ganti orang kedua, yaitu kata kamu dan lu. Menurut KBBI (2016), kata kamu memiliki arti seseorang yang diajak berbicara dalam ragam akrab atau kasar, sedangkan kata lu sebagai kata ganti orang kedua digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Jakarta atau pun yang memiliki darah Betawi.

Data 016

Andre: Karena ada orang audit mau ke sini. Kalo sampai dia data kantor kita ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita. (12:37) Data 016 mengandung kata ganti orang pertama jamak, yaitu kata kita. Kata kita merupakan pronomina berbicara dengan orang lain termasuk orang yang diajak bicara. Maksud kata kita yang diucapkan oleh komandan Andre pada data 016, yaitu semua aparat kepolisian yang bekerja di kantor Lapor Pak. Jika

kantor Lapor Pak diketahui penggunaan anggarannya terlalu banyak, maka kantor tersebut citranya akan buruk.

Data 017

Andre: Kalian tau gak, mbak Tasya ini siapa? (24:18)

Terdapat kata ganti orang kedua jamak pada data 017, yaitu kata kalian. Kata kalian merupakan pronomina kepada lawan bicara dengan jumlah lebih dari satu orang, yang digunakan dalam ragam akrab. Kata kalian pada data 017 tertuju pada para anggota kepolisian yang berada di dalam ruangan, yaitu Wendy dan Surya.

Berdasarkan berbagai kata ganti yang terdapat pada Lakon Komedi “Lapor Pak!” tanggal 01 Februari 2022, penggunaan kata ganti tersebut disesuaikan dengan karakter pemain masing-masing dan sesuai dengan latar tempat serta dengan siapa lawan bicaranya.

c) Stilistik

Stilistik adalah cara yang digunakan seseorang penulis untuk menyatakan maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pengertian pilihan leksikon atau diksi untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan.

Data 018

Arief: Eh gimana nih, gua butuh banget minyak goreng. Ntar sore saya ke mari lagi? Jaminannya ape ntar sore ade minyaknye? (01:45)

Berdasarkan data 018, dapat dilihat bahwa pada transkrip lakon komedi “Lapor Pak!”, penulis skenario mencampuradukkan bahasa kesatuan (bahasa Indonesia) dengan dialek Betawi pada beberapa percakapan antartokoh, salah satunya pada data di atas. Dialek Betawi mengubah beberapa huruf vokal a menjadi huruf e, seperti kata apa menjadi kata ape, kata ada menjadi kata ade, dan kata minyaknya menjadi minyaknye. Hal ini dapat dilihat pada data 018 yang diutarakan oleh Arief, “Eh gimana nih, gua butuh banget minyak goreng.

Ntar sore saya ke mari lagi? Jaminannya ape ntar sore ade minyaknye?” Oleh karena itu, penulis mengkategorikan data di atas sebagai stilistik.

d) Retoris

Elemen ini merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan oleh seseorang yang dapat diamati dari teks.

Data 019

Dika: Btw mbak Tasya mohon maaf nih kalo misalnya disarankan kantor ini untuk hemat anggaran, kebetulan komandan kan pemimpin di sini, komandan ini orangnya sangat pelit sekali, kan? (bertanya ke rekan kerjanya).

(18:13)

Berdasarkan data 019, dapat digolongkan menjadi retoris.

Karena, hal yang ditonjolkan dari potongan percakapan di atas, yaitu karakter komandan Andre yang cenderung dikenal sebagai orang yang paling pelit di kantor Lapor Pak, dapat dilihat pada

potongan data berikut yang diucapkan oleh Dika, “…komandan ini orangnya sangat pelit sekali, kan? (bertanya ke rekan kerjanya).” Oleh sebab itu, penulis mengkategorikan data 019 sebagai retoris.

b. Unang & Didin Bersaing Menjadi Wakil Rakyat (09/02/22) 1) Struktur Makro

Struktur makro merupakan makna global atau umum dari suatu teks yang dapat dipahami dengan melihat topik dari suatu teks. Tema wacana ini bukan hanya dari isi, tetapi juga sisi tertentu dari suatu peristiwa.

Data 020

Data 020

Dokumen terkait