• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian Lakon Komedi Televisi

“Lapor Pak!” Di Trans7 (Kajian Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk), maka penulis dapat menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya melakukan penelitian yang lebih baik dan sempurna, baik yang berhubungan dengan penelitian ini, maupun yang berhubungan dengan masalah lain dalam penelitian yang berobjek lakon komedi “Lapor Pak!”. Karena, pada penelitian ini di bagian elemen sintaksis, hanya mendapatkan kata ganti dalam lakon komedi “Lapor Pak!”, padahal ada banyak jenis-jenis sintaksis yang dapat ditemukan oleh peneliti

selanjutnya pada lakon lain. Sehingga, penulis sangat berharap peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih baik dan sempurna.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan untuk memotivasi ide dan gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif dalam kemajuan diri.

2. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat agar tetap memerhatikan konflik yang terjadi, serta dapat menjadi bahan rujukan bagi pembaca yang hendak meneliti lakon dengan pendekatan yang sama.

80

DAFTAR PUSTAKA

Alfaritsi, S., Anggraeni, D., & Fadhil, A. (2020). Analisis Wacana Kritis Berita

‘Tentang Social Distance, Cara Pemerintah Cegah Penyebaran Virus Corona’di Detik. com. Communicology: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8(1), 131–152.

Alwi, H., Dardjowidjojo, S., Lapoliwa, H., & Moeliono, A. M. (2019). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Badudu, Y. (2003). Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.

Jakarta: Buku Kompas.

Bargiela, F., & Harris, S. J. (1997). Managing Language: The Discourse of Corporate Meetings (Vol. 44). Amsterdam: John Benjamins Publishing.

Brown, G., & Yule, G. (1996). Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Carlson, L. (2012). Dialogue Games: An Approach to Discourse Analysis (Vol. 17).

USA: Springer Science & Business Media.

Coupland, N., Giles, H., & Wiemann, J. M. (1991). “ Miscommunication” and Problematic Talk (Vol. 11). London: Sage Publications.

Darma, Y. A. (2009). Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Widya.

Deese, J. (1960). From the Isolated Unit to Connected Discourse: Verbal learning and Verbal Behavior. New York: McGraw-Hill College.

Endraswara, S. (2003). Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Eriyanto. (2011). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta:

LKiS.

Haryatmoko, D. (2017). Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis):

Landasan Teori, Metodologi, dan Penerapan. Jakarta: Rajawali Pers.

Hikam, M. A. S., & Kusumah, M. W. (1999). Wacana Politik Hukum dan Demokrasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jorgensen, M. W., & Phillips, L. J. (2007). Analisis Wacana: Teori dan Metode.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemdikbud. (2018). Seni Budaya Kelas X Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud.

Kridalaksana, H. (2013). Kamus Linguistik (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Maingueneau, D., & Angermuller, J. (2007). Discourse Analysis in France. A Conversation. Forum Qualitative Research, 8(2).

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook. California: Sage Publications.

Moleong, L. J. (2021). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Murni, S. A., Saefullah, C., & Muhlis, A. (2020). Analisis Wacana Kritis Model Teun A. Van Dijk terhadap Film 5 Penjuru Masjid. Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam, 5(4), 388–406.

Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: UGM Press.

Nurhamidah, I., Pahriyono, P., & Sumarlam, S. (2020). Analisis Wacana Kritis pada Stand Up Comedy Indonesia. Haluan Sastra Budaya, 4(2), 201–220.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Budaya.

Sabilurrosyad, M. (2021). “Lapor Pak!”: Penerus Acara Komedi Indonesia yang Berkualitas. Diakses pada 10 Januari 2022 pukul 19:00, dari https://mojok.co/terminal/lapor-pak-penerus-acara-komedi-indonesia-yang-berkualitas/

Sarwanto. (2008). Fungsi dan Makna Petunjukan Wayang Kulit Purwa dalam Upacara Bersih Desa di Daerah Eks-Karisidenan Surakarta. Surakarta: ISI Press.

Satoto, S. (1985). Wayang Kulit Purwa, Makna Dan Struktur Dramatiknya.

Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi).

Sudaryat, Y. (2009). Makna dalam Wacana: Prinsip-Prinsip Semantik dan Pragmatik. Bandung: Yrama Widya.

Van Dijk, T. A. (2011). Discourse Studies: A Multidisciplinary Introduction.

London: Sage Publication Ltd.

Walgunadi, V. V., & Rahmawati, A. (2021). Analisis Wacana Kritik Sosial dalam Stand Up Comedy Mamat Alkatiri. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(5), 1100–1107.

Wijoto, R. (2020). Bawaslu Malang Dorong Satpol PP Tertibkan Baliho Kampanye. Diakses pada 10 Januari 2022 pukul 19:00, dari https://beritajatim.com/politik-pemerintahan/bawaslu-malang-dorong-satpol-pp-tertibkan-baliho-kampanye/

Zuhri, A. (2020). Instagram, Pandemi dan Peran Influencer (Analisis Wacana Kritis pada Postingan Akun Instagram@ najwashihab dan@ jrxsid). Academic Journal of Da’wa and Communication, 1(2), 351–382.

LAMPIRAN

KORPUS DATA LAKON KOMEDI “LAPOR PAK!” DI TRANS7

NO. JUDUL &

TANGGAL

ANALISIS WACANA KRITIS MODEL TEUN A. VAN DIJK

LINK

STRUKTUR TEKS KOGNISI SOSIAL KONTEKS SOSIAL

1 Arief Didu

a. Ayu: (menelepon Dika) Pak Dika, ini lucu banget dah tadi masa ada penjarah datang ke warung, tapi dia katanya mau balik lagi gara-gara minyaknya kosong. Masa ada penjarahan begitu pak Dika mending pak Dika kemari dah, tangkap dah sekalian orangnya kocak banget ini... (02:28) b. Andre: Karena ada orang audit mau ke sini. Kalo

sampai dia data kantor kita ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita. (12:37)

2. Superstruktur a. Pendahuluan

1) Arief: Eh gimana nih, gua butuh banget minyak goreng. Ntar sore saya ke mari lagi?

Jaminannya ape ntar sore ade minyaknye?

(01:45)

2) Kiky: Tapi ini komandan bener-bener kelewatan deh, masa kita harus 5 menit sekali matikan lampu? Parah banget. (07:30)

b. Konflik

1) Andre: Jadi kita ini lagi di pantau, Andika.

Karena pusat itu sepertinya melihat kantor Lapor Pak ini terlalu boros. (12:28)

1. Ayu: (menelepon

2) Dika: (berjalan ke luar warung) Oh ini premannya ternyata yang malak-malak.

Arief: Ini siapanya?

Dika: (memukul dinding warung) Waahh, berani-beraninya lu malak minyak di sini lu (berdiri di samping Arief).

Arief: (berbalik ke Dika) Bapak yang harusnya nganterin minyak goreng, mana minyak saya?

Dika: Bukan, saya polisi (menunjukkan identitas). (05:05)

c. Penyelesaian (Akhir)

1) Dika: Oh iya komandan ini ada preman yang meresahkan, tadi saya kerjasama sama Dita detektif yang waktu itu sempat datang ke kantor dan Ayu meringkus dia. Tapi sebenarnya yang meringkus bukan kami berdua, tapi Ayu komandan! (13:54)

2) Andre: Rekan-rekan, semuanya saya ingin menyampaikan bahwa mbak Tasya tadi sudah pulang, jadi nanti hasil dari auditnya akan dikirimkan ke kita. Semoga hasilnya bagus.

(37:33) 3. Struktur Mikro

a. Semantik

Ayu: iya Bu Tasya pak komandan tuh gak pernah jajan, dia tuh gak pernah jajan. Kalo misal kue datang bawaan dari orang baru dia ngambil, gitu.

ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita. (12:37)

Dika: Tadi aja kita lagi makan siang, Hesty bawa rujak, yang habisin komandaaan. (18:46)

b. Sintaksis

1) Arief: Yang gue cari minyak goreng bukan minyak kosong! (01:24)

2) Ayu: Ya udah jaminannya aye deh boleh abang nikahi aye kalo gak ada minyak gorengnya.

(01:49)

3) Dika: Kalo hati kamu kosong gak? (02:55) 4) Dika: Iya aku sengaja tadi di motor

ngerem-rem mendadak terus, soalnya kan aku sayang kamu juga mendadak. (08:24)

5) Andre: ...saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting. (10:24)

6) Andre: Karena ada orang audit mau ke sini.

Kalo sampai dia data kantor kita ini terlalu boros, nanti jadi jelek kantor kita. (12:37) 7) Andre: Kalian tau gak, mbak Tasya ini siapa?

(24:18)

8) Gilang: Ini yang tadi kan lu tangkap bu Ayu.

(33:49) c. Stilistik

Arief: Eh gimana nih, gua butuh banget minyak goreng. Ntar sore saya ke mari lagi? Jaminannya ape ntar sore ade minyaknye? (01:45)

d. Retoris

Dika: Btw mbak Tasya mohon maaf nih kalo misalnya disarankan kantor ini untuk hemat

anggaran, kebetulan komandan kan pemimpin di sini, komandan ini orangnya sangat pelit sekali, kan? (bertanya ke rekan kerjanya). (18:13)

2 Unang & Didin

Andre: (melihat prosedur) Biasanya dalam waktu pemilu ini banyak calon-calon ini, apa, bacaleg-bacaleg ini yang colong start. Jadi tugas kalian harus menertibkan semua atribut-atribut kampanye (melihat anggota). (03:18)

2. Superstruktur a. Pendahuluan

Andre: (melihat prosedur) Saya ingin menyampaikan bahwa sebentar lagi akan ada pemilu (melihat anggota).

Anggota: (istirahat di tempat sambil mendengarkan arahan Andre) Iya, Pak.

Andre: (melihat prosedur) Biasanya dalam waktu pemilu ini banyak calon-calon ini, apa, bacaleg-bacaleg ini yang colong start. Jadi tugas kalian harus menertibkan semua atribut-atribut kampanye (melihat anggota). (03:18)

b. Konflik

1) Unang: (melihat Andre, tangan bergerak seolah menggambarkan) Nah itu pak maksudnya saya memberikan sebuah laporan itu.

Andre: Oohh, jadi ada orang yang memasang gambar-gambar caleg (memperagakan

Andre: (melihat

menempel brosur), padahal belum waktunya.

Nah ini sedang kita tertibkan. (13:29)

2) Surya: (memegang tiang dan menunjuknya) Ini salah satu contoh tiang listrik yang dikotori di kompleks-kompleks pak.

Andre: (menunjuk tiang) Loh, kok sama?

(menunjuk Unang). Ini foto bapak ini (menunjuk tiang).

Dika: Pak, jangan-jangan mereka sebenarnya saingan politik (menunjuk tiang) komandan.

(15:57)

3) Hesty: Bapak melaporkan saingan (menunjuk Unang) politik bapak ya ternyata ya.

Dika: (tolak pinggang, melihat Unang) Iyaa, ini cara curang komandan. (16:09)

c. Penyelesaian (Akhir)

1) Andre: (melihat Unang) Baiklah kalo gitu interogasinya kami selesaikan, tapi nanti...

Dika: Untuk sementara kasih surat teguran dulu pak.

Andre: Iya, tapi nanti pak Didin juga akan kita interogasi, biar fear lah. (27:34)

2) Andre: (melihat Unang dan berjalan maju secara perlahan) Tadi pak Unang sudah kami interogasi, dan sudah diklarifikasi semuanya bahwa beliau tidak akan lagi melakukan pelanggaran pemasangan poster-poster sebelum masa kampanye.

Didin: Iya, Pak. perlahan) Tadi pak Unang sudah kami interogasi, dan sudah diklarifikasi semuanya bahwa beliau tidak akan lagi melakukan pelanggaran pemasangan poster-poster sebelum masa kampanye. (29:49) meetingnya di STC Senayan. (01:35)

3) Andre: (melihat prosedur) Saya ingin menyampaikan bahwa sebentar lagi akan ada pemilu (menatap anggota). (02:55)

4) Andre: (melihat prosedur) Biasanya dalam waktu pemilu ini banyak calon-calon ini, apa, bacaleg-bacaleg ini yang colong start. Jadi

Andre: Nah, ini

tugas kalian harus menertibkan semua atribut-atribut kampanye (melihat anggota). (03:18) 5) Andre: (melihat peta) Untuk Andika, saya

tugaskan Anda di wilayah Jakarta Barat (melingkari peta)... (04:39)

6) Andre: (menunjuk Wendy) Jangan hanya di Jakarta Selatan, (menunjuk peta) kamu juga harus mampir juga di daerah Tangerang.

(05:07)

7) Andre: (menunjuk Surya) Karena saya liat pengalamannya dia tuh hebat... (06:19)

8) Andre: ...(membaca pasal UU) apabila calon anggota legislatif dan parpol mengkampanyekan dirinya, sebelum jadwal yang ditentukan, mereka mendapatkan ancaman pidana kurungan 1 tahun penjara atau denda paling banyak 12 juta (melihat Unang).

(22:38)

9) Natasya: (melihat Andre) Makannya sambil liat aku dong. (26:01)

10) Andre: (melihat Unang dan berjalan maju secara perlahan) Tadi pak Unang sudah kami interogasi, dan sudah diklarifikasi semuanya bahwa beliau tidak akan lagi melakukan pelanggaran pemasangan poster-poster sebelum masa kampanye. (29:49)

c. Stilistik

Andre: Iya, tapi nanti pak Didin juga akan kita interogasi, biar fear lah. (27:34)

d. Retoris

Andre: TV atau radio? (memberi pertanyaan ke Didin).

Didin: Radio (dengan lantang).

Andre: Kenapa pilih radio?

Didin: Karena saya jadi penyiar sekarang di radio.

Andre: Jadi gak suka TV? (menunjuk Didin).

Didin: Eee...

Andre: Kalo gak suka TV saya kasih TV-nya ke pak Unang, nih? (menunjuk Unang).

Didin: Oohh jangaan, nyesel.

Andre: Nyesel kaan (menunjuk Didin).

Didin: (memegang dada) Tapi saya orangnya kuat pendirian, sekali radio tetap radio (berbalik).

(39:13) urusan eee... Ilegal apa itu?

Dika: Ini, barang-barang elektronik ini?

Andre: Nah, betul sekali

Andre: Jadi dia ada polisi dari China mau datang ke sini. (02:44)

b. Surya: (menunjuk Vidi) Ini dia korban penipuan yang orang pura-pura ketabrak.

Dika: (kaget) Hah, yang viral itu?

Surya: Yak!

Dika: Yang, mobilnya, (menunjuk-nunjuk) ditunjuk-tunjuk gini? urusan eee... Ilegal apa itu?

Dika: Ini, barang-barang elektronik ini?

Andre: Nah, betul sekali Dika: Wah pas banget.

Andre: Jadi dia ada polisi dari China mau datang ke sini. (02:44)

b. Konflik

1) Surya: (menunjuk Vidi) Ini dia korban penipuan yang orang pura-pura ketabrak.

Dika: (kaget) Hah, yang viral itu?

Surya: Yak!

Dika: Yang, mobilnya, (menunjuk-nunjuk) ditunjuk-tunjuk gini?

Surya: Yak! (03:27)

2) Dika: (menunjuk ke luar, melihat Surya) Itu kan banyak barang selundupan dari China.

Surya: (mendengarkan Dika) Terus?

Dika: Nah dia koordinasi ama polisi di sana (menunjuk arah luar), katanya memang tersangkanya ini dicari di sana. (27:56)

c. Penyelesaian (Akhir)

1) Andre: (melihat Vidi) Saudara Vidi akan kita bantu, gak usah khawatir karena memang target orang ini sudah lama kita kejar. (05:57) 2) Andre: Saudara Vidi… (melihat Vidi).

Vidi: Iya, Pak (melihat Andre)

Andre: (melihat Vidi) Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan, dijawab dengan santai aja gak usah terburu-buru. (10:28)

3) Andre: (duduk, mengadahkan tangan ke Livy) Teman-teman, ini yang saya maksud, polisi dari Hong Kong yang akan membantu kita di sini untuk menyelidiki kasus tersebut. (32:07) 4) Andre: (berjalan mendekati Livy,

menengadahkan tangan ke Dika) Livy, mungkin bisa belajar lagi sama Andika, Andika bisa dibantu ya Livy, untuk mempelajari bagaimana proses penanganan sebuah masalah di Indonesia.

Dika: Apa tuh? (Melihat Andre)

Surya: (melihat Dika) Ya, kan kita ada kinerja-kinerjanya ada langkah-langkahnya gitu.

(43:18) 3. Struktur Mikro

a. Semantik

Surya: (menunjuk Vidi) Komandan ini, (melihat Andre, mengetik) perlu diketahui kita ada rekaman video dari handphone beliau waktu beliau dicegat oleh orang dan ngaku-ngaku ditabrak. Ini dia videonya (memberikan handphone ke Andre).

(09:33) b. Sintaksis

1) Gilang: (duduk, melihat Dika) Saya ngapain ini di sini, nemenin doang? (01:13)

2) Dika: (melihat barang-barang) Gak usah ngapa-ngapain gua juga kerja gak fokus gua (meletakkan barang yang di tangan). (01:17) 3) Gilang: (berdiri dan memutar tangan) Hesty itu

sedang menikmati masa-masa dia positive hibration. (01:25)

4) Dika: ... Lu liat deh (memanggil Gilang mendekat, menunduk ke bawah), (memegang sabuk) gua tuh, sengaja pake sabuk inisialnya H. Itu maksudnya Hesty biar gua ke mana-mana tuh rasanya dipeluk sama Hesty gitu (melihat Gilang). (01:43)

5) Surya: Oke, (memegang kepala) sampe otak Anda jadi kornet! (03:40)

6) Andre: (maju, melihat Vidi) Kami bantu, karena kita mempunyai prinsip "Bantulah sesama untuk keberhargaan kita." (03:47) 7) Surya: (menunjuk dan melihat Livy) Oh

kayaknya kamu harus putar balik deh. (30:39) c. Stilistik

Vidi: (melihat Dika) Saya trauma, Pak.

Maksudnya mental health saya penting sekali ya.

(06:14) d. Retoris

1) Wendy: (melihat Andre) Tapi ngomong-ngomong komandan, ini Vidi menciptakan lagu khusus loh buat istrinya.

Andre: Judulnya Dora ya?

Wendy: (tegas) Dara!

Vidi: Dara tuh lagu yang saya buat, itu janji pernikahan saya (melihat Andre) ke istri saya.

Karena saya kan musisi, jadi waktu disuruh nulis janji pernikahan, saya bingung saya belum pernah kan soalnya. Jadi saya lebih sering nulis lagu gitu dibandingkan nulis janji pernikahan jadi saya tulisnya lagu, judulnya dara, sesuai nama tengahnya dia Sheila Dara Aisyah, gitu. (26:22)

2) Surya: (melihat Livy) Di sana permainannya seperti apa? Kamu waktu kecil main apa sih?

Livy: Waktu kecil apa ya, (melihat Surya) hot wheels...

Semuanya: Oohh, hot wheels.

Livy: Nintendo, game boy, PS2.

Wendy: (menunjuk Livy) Oh, main game boy juga?

Livy: (melihat Wendy) Iya main. (39:08)

RIWAYAT HIDUP

Hajarulhuda Dewi Anjani dilahirkan di Makassar pada tanggal 15 Maret 2000, dari pasangan Ayahanda Jaelani, S.H. dan Ibunda Ana Chalifah, S.Pd. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2006 di SD Inpres Perumnas 1 Makassar dan tamat pada tahun 2012, tamat SMP Negeri 33 Makassar tahun 2015 dan tamat di SMK Telkom Makassar pada tahun 2018. Setelah itu, pada tahun yang sama (2018), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata satu (S1) di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dokumen terkait