• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Konteks Sosial

Konteks sosial adalah opini, pandangan, atau pendapat di lingkungan masyarakat yang berhubungan dengan topik yang sedang dibawakan oleh para pemain.

a. Arief Didu Ditangkap, Tasya Audit Kantor Lapor Pak! (01/02/22) Data 066

Ayu: (menelepon Dika) Pak Dika, ini lucu banget dah tadi masa ada penjarah datang ke warung, tapi dia katanya mau balik lagi gara-gara minyaknya kosong. Masa ada penjarahan begitu pak Dika mending pak Dika ke mari dah, tangkap dah sekalian orangnya kocak banget ini... (02:28)

Berdasarkan data 066 menunjukkan bahwa peristiwa pada tanggal 01 Februari 2022, yaitu terdapat oknum penjarahan minyak goreng.

Arief Didu yang berperan sebagai oknum tersebut ditangkap oleh Dika dan dibawa ke kantor Lapor Pak. Hal yang ingin diungkap dari cerita tersebut mengarah kepada peristiwa kelangkaan minyak goreng yang dialami di tengah masyarakat. Sesuai dengan cerita di atas, fenomena tersebut disebabkan adanya oknum penjarahan minyak goreng, yang berakibat masyarakat berbondong-bondong membeli minyak goreng dalam jumlah banyak disebabkan oleh wacana mengenai kelangkaan minyak goreng. Oleh sebab itu, minyak goreng menjadi langka.

Data 067

Kiky: Tapi ini komandan bener-bener kelewatan deh, masa kita harus 5 menit sekali matikan lampu? Parah banget. (07:30)

Selain menyusun cerita pada kasus kelangkaan minyak, lakon yang dimainkan juga membahas mengenai komandan Andre yang bertingkah sangat kikir dalam penggunaan anggaran dikarenakan auditor akan datang ke kantor Lapor Pak untuk mengecek penggunaan anggaran di kantor tersebut. Cerita itu ingin mengangkat peristiwa di tengah masyarakat ketika suasana tempat kerja atau tempat pendidikan berubah drastis sebelum tim auditor datang untuk mengecek keadaan di sana.

b. Unang & Didin Bersaing Menjadi Wakil Rakyat (09/02/22) Data 068

Dika : Harusnya kita sebagai aparat gak boleh terima beginian ini (menunjuk baju partai yang diberikan oleh Unang).

Wendy : (melipat baju) Emang gak terima kita.

Unang : (melihat Dika) Tapi saya ikhlas.

Wendy : Enggak, bukan masalah ikhlas pak (menyimpan baju di lemari).

Dika : Kita kan pihak netral pak, kita gak terima sabun (melambaikan tangan)

Surya : Kok sabun? (melihat Dika).

Dika : (melihat Surya) Soap.

Wendy & Surya : Suaap. (22:05)

Data 068 menunjukkan bahwa Dika dan Wendy sebenarnya berberat hati menerima baju partai yang diberikan oleh Unang, dikarenakan seharusnya aparat kepolisian bersifat netral dan tidak menerima hal seperti itu. Selain di lakon, peristiwa suap yang dilakukan oleh bacaleg juga terjadi di tengah masyarakat. Bukan cuma sandang, biasanya bacaleg sampai memberi suap berupa pangan ataupun uang untuk mendapatkan suara rakyat ketika pemilu diselenggarakan, dan mereka dapat naik menjadi pejabat. Mereka pun rela berutang ataupun menjual semua aset demi melakukan suap tersebut. Tetapi, ketika mereka tidak naik jadi pejabat, tidak sedikit pula bacaleg itu menjadi miskin ataupun terlilit utang.

Data 069

Andre : (membaca instruksi) Pak Unang, tau pak Unang kena pasal berapa?

Unang : (melihat Andre) Saya gak tau pak.

Andre : (melihat Unang) Nah saya juga mau bacain ya, karena saya gak hafal ini. Pasal 276 UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum, itu pak Unang melanggar itu.

Unang : (melihat Andre) Itu ada sanksinya itu?

Andre : Nah, ini dia. (menunjuk dan membaca instruksi) Apabila calon anggota legislatif dan parpol mengkampanyekan dirinya, sebelum jadwal yang ditentukan, mereka mendapatkan ancaman pidana kurungan 1 tahun penjara atau denda paling banyak 12 juta (melihat Unang). (22:38)

Berdasarkan data 069, dapat dilihat bahwa Unang dikenai pasal 276 UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Unang, yang berperan sebagai bacaleg tertangkap akibat memulai menyebarkan atribut-atribut

kampanye sebelum jadwal pemilu ditentukan. Fenomena tersebut banyak dijumpai di tengah masyarakat. Banyaknya bacaleg yang menempelkan atribut-atribut kampanye di sepanjang jalan sebelum jadwal pemilu ditentukan. Contoh kasus pada tahun 2020, Bawaslu Malang yang memberi arahan kepada Satpol PP untuk menertibkan baliho kampanye yang melanggar aturan (Wijoto, 2020).

c. Interogasi Vidi Aldiano Dan Livy Renata Bikin Ngakak Terus!

(10/02/22) Data 070

Dika : (melihat Vidi) Tapi, mohon maaf kerugian yang Anda alami apa ya kira-kira dari kejadian tersebut? Apakah Anda sempat dikeroyok massa disangka beneran nabrak atau gimana?

Vidi : (melihat Dika) Saya trauma pak, maksudnya mental health saya penting sekali, ya. (06:14)

Berdasarkan data 070 dapat dijelaskan bahwa Vidi Aldiano menjadi korban dari sebuah aksi tindak kejahatan yang dalam hal ini pelaku berpura-pura tertabrak dan meminta pertanggungjawaban dari Vidi. Hal yang dirasakan korban (Vidi), yaitu terganggunya mental yang dialami akibat aksi tersebut.

Melihat peristiwa yang dialami, hal ini juga sering terjadi pada lingkungan masyarakat. Beberapa surat kabar harian dan acara berita banyak dijumpai berita tentang penangkapan pelaku yang berpura-pura tertabrak dan meminta sejumlah uang sebagai dalih pertanggungjawaban karena sudah menabraknya.

Jika dilihat pada konteksnya hal yang ingin diangkat pada cerita yang disuguhkan lebih kepada pentingnya berhati-hati dalam

berkendara dan selalu waspada. bentuk kejahatan yang semakin bervariasi dan memicu penipuan di jalan akan memeras pengendara yang dalam hal ini dijebak oleh pelaku.

Data 071

Dika : (jalan kembali ke meja) Ini masalahnya buanyak banget kerjaan gua, (melihat-lihat barang di dus) nih banyak barang-barang selundupan ilegal KW dari China ini. (01:59)

Selain memunculkan perkara kejahatan di jalanan, naskah yang di mainkan juga menceritakan mengenai kasus penyelundupan barang ilegal ke Indonesia. Data 071 menceritakan tentang kesibukan Dika yang memeriksa barang ilegal hasil sitaan dari china yang berhasil ditemukan.

Hal ini sejalan dengan data 071 yang membahas mengenai kasus Internasional barang selundupang dari China. Fenomena yang terjadi di masyarakat lebih memilih membeli barang selundupan dibandingkan barang resmi yang jika ditinjau harganya di bawah harga pasar legal karena tidak melewati bea cukai dan pajak masuk negara.

Fenomena yang terjadi di masyarakat bisa dilihat pada daerah yang terkenal dengan pusat penjualan barang ilegal, yaitu kota batam.

Merupakan rahasia umum lagi yang diketahui banyak kalangan masyarakat terkhusus pada penjual gawai yang nilai harganya berbeda jauh dengan harga resminya di pasaran.

Dokumen terkait