• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II BENTUK AKAD PEMBIAYAAN DENGAN PRINSIP

B. Akad Syirkah Al-Mudharabah di Bank Sumut Syariah Cabang

4. Penerapan syarat akad di Bank Sumut Syariah Cabang

Syarat kepastian hukum adalah syarat yang sama sekali tidak dapat dihilangkan dalam pelaksanaan akad khususnya dalam akad mudharabah.Kepastian hukum sangat penting untuk menghindarkan diri dari perbuatan dosa dan tindakan sia-sia.

Secara syara’, akad pembiayaan mudharabah diperbolehkan. Berikut dasar hukum dari sistem mudharabah:102

a. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah Ayat 198 yang artinya “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu”.

Allah menegaskan dalam ayat ini dengan lafaz “laysa ‘alaikum junahun” yang artinya tidak berdosa. Ini menunjukkan suatu kebolehan dalam melakukan sesuatu.

Kemudian disebutkan kata-kata “fadhlan min rabbikum” yang artinya mencari karunia dari Tuhanmu. Para ulama sepakat bahwa termasuk di dalamnya yang didapatkan dengan jalan perniagaan seperti dengan sistem mudharabah

b. Firman Allah SWT dalam Surat Al-Muzammil Ayat 20 yang artinya “Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit, dan yang lain berjalan di bumi mencari sebagian karunia Allah. an yang lain berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an, dan laksanakanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

c. Hadist yang berasal dari Ibn Abbas bahwa Sayyidina Ibn Abdul Myhalib jika memberikan dana kepada mitra usahanya dengan sistem mudharabah, dia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa menyeberangi lautan, menuruni lembah yang berbahaya atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Hal ini disampaikan kepada Rasulullah SAW dan beliau menyutujuinya. (Hadist riwayat Tabrani) d. Ijma’ para ulama telah sepakat bahwa para sahabat telah bersepakat tentang

bolehnya mengelola harta anak yatim dengan sistem mudharabah. Keputusan tersebut dengan ketentuan hadist dan nilai-nilai yang ada dalam Al-Quran.

102Asmuni dan Siti Mujiatun, Bisnis Syariah: Suatu Alternatif Pengembangan Bisnis yang Humanistik dan Berkeadilan, (Medan: Perdana Publishing, 2013) , hal. 157

Kepastian berlakunya pembiayaan mudharabah di Indonesia sejak dikeluarkannya Fatwa Dewan Syariah nasional Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (qiradh). MUI melalui fatwanya tersebut memperbolehkan kegiatan pembiayaan mudharabah dengan tetap merujuk kepada Al-Quran dan Hadist. Di dalam fatwa tersebut mengatur mengenai ketentuan pembiayaan, rukun dan syarat pembiayaan dan ketentuan lainnya yang terkait dengan kegiatan pembiayaan mudharabah.

Bank Sumut Cabang Marelan Raya sebagai bentuk lembaga yang menjalankan kegiatan pembiayaan mudharabah merujuk kepada ketentuan Fatwa Dewan Syariah nasional Nomor 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mudharabah (qiradh) tersebut. Bukan berarti dengan mengikuti fatwa tidak taat kepada ajaran Islam karena fatwa itu sendiri dibentuk berdasarkan isi kandungan Al-Quran dan Hadist sehingga tidak ada keragu-raguan untuk merujuk ke fatwa tersebut103.

Berdasarkan penjelasan di atas dan apabila dikaitkan dengan akad pembiayaan mudharabah di Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya, maka dapat dipahami bahwa:

a. Memiliki orang ber-akad di mana terbagi dari dua belah pihak yaitu Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya dengan nasabah

b. Terdapat objek yang di-akad-kan

103Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

c. Adanya ucapan yang menunjukkan kehendak kedua belah pihak kemudian dipertegas dengan adanya tanda tangan di akad

Adapun sighat al-aqd yang dilakukan antara Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya adalah akad yang berbentuk tulisan.Akad tertulis yang dibentuk untuk mengikat antara pihak bank dengan nasabah adalah bentuk dari akta yang dibuat oleh pejabat notaris dan akad yang dibuat dibawah tangan. Kedua bentuk akad tersebut adalah bentuk akad baku atau standard contract dimana akad tersebut sudah dibuat terlebih dahulu tanpa ada ikut campur nasabah. Akta yang dibuat pejabat notaris pertinggal untuk bank, dan akad yang dibuat di bawah tangan disimpan oleh nasabah.104Adapun anjuran untuk membuat sebuah perjanjian secara tertulis ada di dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah Ayat 282 dan 283.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untukwaktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu),

104Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”(QS Al-baqarah Ayat 282).

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” ”(QS Al-baqarah Ayat 283).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka akad syirkah al-mudharabah di Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya sudah sesuai dengan prinsip hukum Islam. Hal ini sesuai dengan syarat dan rukun akad yang diantaranya adalah subjek akad telah ada pada waktu akad dilaksanakan, para subjek akad sudah cakap dalam arti kata para pihak yang menurut syara’ sudah berakal, dapat membedakan dan bebas dari paksaan. Objek akad tidak bertentangan dengan hukum Islam dalam arti kata memiliki nilai tertentu, objek akad sudah dapat ditentukan serta diketahui para pihak yang akan menjalankan akad, objek akad sudah dapat diserahkan ketika akad sudah disepekati walaupun tidak seketika karena menurut syara’ objek yang dapat diserahkan tersebut adalah objek yang benar-benar ada dalam kekuasaan yang sah oleh pihak yang bersangkutan,

Tentu saja syarat-syarat akad di atas tidaklah lepas dari aturan yang berlandaskan dari Al-Quran dan hadist. Sebagai contoh adalah mengenai pelaksanaan atau penerapan syirkah al-mudharabah itu sendiri. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa pelaksanaan akad syirkah al-mudharabah diperbolehkan dan tidak menyalahi aturan kemudian kepastian hukum tersebut dikuatkan melalui fatwa Majelis Ulama Indonesia. Selain itu, syarat suatu akad juga tidak dapat dilepaskan sebagai dasar terjadinya perjanjian, oleh karena itu syarat-syarat akad yang berlandaskan beberapa pendapat ulama dijadikan rujukan dalam analisis pelaksanaan akad syirkah al-mudharabah ini.

BAB III

PELANGGARAN YANG DILAKUKAN NASABAH ATAS SYARAT AKAD PEMBIAYAAN YANG ADA DI DALAM SYIRKAH AL-MUDHARABAH DI

BANK SUMUT SYARIAH CABANG MARELAN RAYA MEDAN Tidak terpenuhinya syarat dalam ber-akad sebenarnya memberikan konsekuensi negatif kepada salah satu pihak yang menjalankan akad, hal ini dikarenakan akan berdampak dengan terlaksana atau tidak terlaksananya akad tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya, terdapat syarat-syarat akad yang tidak dipenuhi oleh para subyek yang ber-akad yang disebabkan beberapa hal. Dan dalam hal ini, tidak terpenuhinya syarat tersebut dibagi menjadi dua fase yang berbeda yaitu; sebelum penarikan pembiayaan dan sesudah penarikan pembiayaan.

A. Pelanggaran SyaratAkad Sebelum Penarikan Pembiayaan

Tidak terpenuhinya syarat akad atau tidak melaksanakan akad sebelum penarikan pembiayaan memiliki arti bahwa subyek akad tidak menjalankan atau tidak memenuhi syarat akad sebelum adanya pencairan dana atau pemberian dana dari bank ke nasabah. Terdapat beberapa hal yang menyebabkan tidak terpenuhinya syarat ini sehingga bank tidak dapat memberikan dana kepada nasabah walaupun tanda tangan akad sudah dilakukan.

Di dalam akad pembiayaan mudharabah nomor 015/KCSy 01-KCPSy 011/MDB/2012 khususnya pada Pasal 4 mengenai Penarikan Pembiayaan disebutkan bahwa pihak pertama yaitu bank mengizinkan pihak kedua, nasabah, menarik modal

setelah pihak kedua memenuhi seluruh persyaratan yang salah satunya mengenai rincian barang yang akan dibiayai dengan fasilitas pembiayaan. Terdapat beberapa nasabah yang tidak mampu memberikan perincian secara detail kepada bank sehingga bank tidak dapat memberikan izin kepada nasabah untuk melakukan penarikan modal.105

Terdapat beberapa nasabah yang tidak memiliki kemampuan untuk melakukan perincian dengan baik terkait dengan apa yang harus dibiayai oleh bank, ini terjadi dikarenakan karena latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh nasabah.

Walaupun dokumen perincian tersebut bersifat subjektif yang penilaiannya tergantung dari pihak bank, namun standarisasi perincian tersebut terbilang mudah.106 Bank pada umumnya tidak memberikan kesulitan bagi nasabah atas dokumen perincian tersebut karena sama saja memberikan hambatan usaha bank, namun bank juga harus berhati-hati atas profil nasabah. Walaupun dapat dikatakan dokumen perincian yang dimaksud sangat mudah dibuat akan tetapi masih saja beberapa nasabah yang mengalami kesulitan untuk melaksanakannya.107

Selain dari tidak dapat memenuhi persyaratan dokumen perincian barang, nasabah juga terkadang mengajukan dokumen perincian barang tersebut sudah lewat 5 (lima) hari. Bank memberikan waktu kepada nasabah untuk mengajukan dokumen perincian barang tersebut selama lima hari kerja sebelum tanggal pencairan harus

105Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

106Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

107Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

dilaksanakan. Pencairan dana dilaksanakan dua minggu setelah akad ditanda tangani, dan selama dua minggu itu nasabah harus sudah dapat mengajukan dokumen perincian barang yang akan dibiayai.108

Alasan nasabah lewat waktu mengajukan dokumen perincian barang yang akan dibiayai adalah karena sedang berada di luar kota atau karena sakit. Walaupun tidak banyak, namun secara persyaratan nasabah sudah tidak melaksanakan syarat akad. Sangat penting terkait dengan dokumen-dokumen ini karena secara penilaian karakter, maka dapat dilihat bahwa nasabah tidak sungguh-sungguh untuk melaksanakan kewajibannya walaupun syarat tersebut ringan.

B. Pelanggaran Syarat Akad Sesudah Penarikan Pembiayaan

Bagi nasabah yang sudah melengkapi berkas-berkas atau dokumen-dokumen, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan pembiayaan atau pencairan dana sesuai yang telah disepakati. Pada umumnya persyaratan yang tidak dilaksanakan oleh nasabah adalah mengenai pembayaran kembali pembiayaan pokok serta bagian pendapatan/keuntungan kepada pihak pertama yaitu bank.109

Pengembalian pembiayaan pokok serta pendapatan atau keuntungan sesuai nisbah selalu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena kalau nasabah tidak mampu mengembalikan pembiayaan pokok maka sudah pasti nasabah tidak dapat pula melakukan pembayaran keuntungan kepada pihak bank. Kadang kala ada juga

108Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

109Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

terdapat nasabah yang mampu mengembalikan pembiayaan pokok namun tidak dapat mengembalikan atau membagi pendapatan atau keuntungan karena usaha yang dijalankan oleh nasabah gagal atau tidak berhasil.110

Tidak sesuainya persyaratan yang dijalankan oleh nasabah sesuai dengan isi akad adalah ketika nasabah tidak tepat waktu atau memang sama sekali tidak mampu mengembalikan pembiayaan pokok atau juga membagi keuntungan kepada pihak bank. Nasabah yang melakukan keterlambatan dalam pengembalian pembiayaan pokok serta pembagian keuntungan dapat ditolerir, akan tetapi dalam jangka waktu yang tidak panjang namun tetap dalam bulan yang sama sesuai dengan kesepakatan.

Nasabah yang sudah sulit melakukan pembayaran pembiayaan pokok serta pembagian keuntungan akan tergolong menjadi nasabah yang sedang menghadapi pembiayaan bermasalah dan disaat itu menjadi pantauan khusus Bank Sumut khususnya Cabang Marelan Raya.111

Ketika nasabah sudah dikategorikan dalam pembiayaan bermasalah sebenarnya sudah tidak menjalankan persyaratan akad yaitu melakukan pembayaran pembiayaan pada tepat waktu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kemudian terdapat beberapa nasabah yang tidak memperuntukkan dana yang diterimanya sesuai sistem mudharabah. Oleh karena itu, usaha nasabah pun bermasalah.112

110Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

111Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

112Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

Berikut hal-hal yang tidak dilaksanakan oleh nasabah terkait dengan persyaratan akad pembiayaan mudharabah:

1. Penyelewengan pembiayaan mudharabah ke konsumtif

Dana pembiayaan mudharabah yang disepakati adalah bertujuan yang untuk membantu kegiatan usaha nasabah sehingga kendala pendanaan dapat diselesaikan.

Akan tetapi ketika nasabah sudah melakukan penyelewangan dana tersebut ke arah yang bukan semestinya, maka hal inilah yang memberikan dampak negatif terkait dengan pelaksanaan akad pembiayaan mudharabah tersebut. Hal inilah dimana nasabah sudah tidak menjalankan persyaratan pembiayaan mudharabah karena bukan pada peruntukkannya.113

Kehidupan manusia yang modern pada saat ini tidak dapat dipisahkan lagi dengan kebutuhan sehari-hari. Hal ini berkembang seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan pergaulan. Kebutuhan manusia khususnya nasabah yang ingin adanya perubahan seperti life style, dipandang tinggi oleh orang lain menjadi salah satu penyebab nasabah tidak menggunakan pembiayaan mudharabah tersebut sesuai peruntukkannya.114

Nasabah tidak dapat memperhitungkan segala kemungkinan yang ada dikemudian hari, karena ketika nasabah menggunakan dana pembiayaan mudharabah tersebut untuk keperluan konsumtif, maka nasabah hanya berfikir kalau suatu saat

113Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

114Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

dana tersebut dapat kembali lagi dari hasil usaha yang ada. Akan tetapi ketika usaha tersebut gagal, maka disinilah yang tidak dapat diperkirakan oleh nasabah itu sendiri.115

Penggunaan dana pembiayaan mudharabah untuk keperluan konsumtif ini berpengaruh kepada karakter masing-masing nasabah. Ini dikarenakan, apabila nasabah tidak dapat mengatur keuangannya dengan baik, maka nasabah akan selalu menggunakan dana pembiayaan mudharabah untuk keperluan konsumtif secara terus menerus. Nasabah menggunakan dana tersebut secara berlebihan, dan yang paling berbahaya adalah hanya untuk life style dibandingkan dengan kebutuhan untuk pembiayaan usaha itu sendiri.116

Kewaspadaan pihak bank dalam menilai karakter nasabah seperti ini harus sudah dapat diperhatikan sejak awal, karena apabila nasabah melanggar persyaratan ini yaitu tidak menggunakan dana mudharabah sesuai dengan peruntukkannya, maka akan merugikan bank sendiri. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Bank Sumut Cabang Marelan Raya, para nasabah tidak dapat menghindarkan diri untuk tidak menggunakan dana pembiayaan mudharabah tersebut untuk keperluan konsumtif. Penggunaan untuk keperluan konsumtif itu dilakukan karena tidak dapat dihindarkan seperti membayar cicilan sepeda motor, menutupi kebutuhan anak sekolah dan ada juga untuk bayar uang uang kuliah anaknya.117

115Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

116Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

117Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

Penggunaan dana pembiayaan mudharabah untuk kebutuhan konsumtif tersebut tidak selamanya merugikan bank karena beberapa nasabah masih mampu menutupi dana keluar tersebut, akan tetapi terdapat juga beberapa nasabah yang tidak mampu mengembalikan dana yang sudah dikeluarkannya sehingga tidak mampu untuk mengembalikan pembiayaan pokok ke bank termasuk membagi keuntungan.118

Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya sebenarnya tidak mampu untuk mengontrol setiap saat atas penggunaan pembiayaan mudharabah tersebut, apalagi kalau berbicara kebutuhan yang mendesak maka nasabah berani melakukan hal-hal diluar yang sudah disyaratkan. Karena terdapat juga nasabah yang menggunakan dana mudharabah untuk membayar utang.119

2. Nasabah tidak jujur terkait adanya utang pada pihak lain

Di dalam akad pembiayaan mudharabah nomor 015/KCSy 01-KCPSy 011/MDB/2012 khususnya pada Pasal 12 mengenai Pernyataan Pengakuan Pihak Kedua, nasabah tidak dibenarkan berutang kepada pihak lain. “Berutang kepada pihak lain” dalam frase ini memiliki maksud bahwa nasabah tidak dibernarkan memiliki utang ataupun pinjaman dari orang lain atau badan usaha lain dalam hal ini nasabah memiliki beban untuk membayar utang kepada pihak lain selain Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya.

118Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

119Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

Kembali lagi, penilaian karakter seorang calon nasabah seharusnya sudah dapat dinilai apakah jujur atau tidak. Pihak bank hanya melihat kejujuran dari nasabah melalui pernyataannya yang tertulis. Adanya pernyataan yang ditanda tangani terkait dengan tidak adanya kepemilikan utang pada pihak lain yang dilakukan nasabah dianggap sudah cukup untuk mengetahui bahwa nasabah jujur. Nasabah pada umumnya tidak akan berkata jujur atas kepemilikan utang pada pihak lain, karena para nasabah sudah mengetahui bahwa bank tidak akan menerima permohonan calon nasabah tersebut.120

Trik-trik yang dilakukan oleh para calon nasabah pada dasarnya sudah diketahui oleh pihak bank, akan tetapi kembali lagi kejujuran para calon nasabah hanya dilihat dari secarik kertas. Selama ini para nasabah sulit untuk berkata jujur, walaupun para pegawai Bank Sumut Syariah Cabang Marelan sudah mencoba untuk berbicara secara empat mata. Yang paling sangat ironis adalah ketika nasabah mengalami pembiayaan bermasalah dikarenakan memiliki utang pada bank lain padahal nasabah tersebut telah menyatakan dirinya tidak memiliki utang secara lisan maupun tulisan.121

Para nasabah yang pada umumnya memiliki utang atau kredit pada pihak lain adalah nasabah yang meminjam kredit di bank konvensional. Bunga yang cukup tinggi sehingga nasabah kesulitan untuk melakukan pembayaran. Resiko hal inilah

120Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

121Hasil wawancara dengan Pimpinan Capem Bank Sumut Syariah Cabang Medan Marelan, Bapak Yuna Teruna pada tanggal 8-9Desember 2016

yang menyebabkan Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya tidak menginginkan nasabahnya memiliki utang atau kredit pada pihak lain.122

Berharap dengan membaiknya usaha yang dilaksanakan oleh nasabah dengan modal yang didapat dari Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya, nasabah berusaha untuk menutupi utang yang ada di bank konvensional tersebut. Akan tetapi hal ini sangat tidak mudah ketika usaha nasabah tidak berjalan dengan baik maupun lancar dan pada akhirnya nasabah mengalami pembiayaan bermasalah.123

Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya mengetahui nasabah memiliki pinjaman ataupun kredit pada bank lain ketika nasabah sudah mengalami pembiayaan bermasalah. Nasabah mengakui kepada pegawai bank bahwa kesulitan untuk melakukan pembayaran pembiayaan pokok serta bagian pendapatan atau keuntungan karena harus menutupi kredit di bank lain. Walaupun tidak banyak kasus seperti ini, akan tetapi menjadi evalusi tersendiri bagi Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya bahwa penilaian karakter calon nasabah tidak dapat hanya dilihat sebatas secarik kertas.

Pihak Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya mengakui bahwa yang sangat tidak diinginkan adalah ketika nasabah juga mengalami kredit macet di bank lain dan di saat yang bersamaan pula mengalami pembiayaan bermasalah di Bank Sumut

Pihak Bank Sumut Syariah Cabang Marelan Raya mengakui bahwa yang sangat tidak diinginkan adalah ketika nasabah juga mengalami kredit macet di bank lain dan di saat yang bersamaan pula mengalami pembiayaan bermasalah di Bank Sumut