• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori hukum perjanjian. Suatu perjanjian adalah semata-mata suatu persetujuan yang diakui oleh hukum. Persetujuan ini merupakan kepentingan yang pokok dalam dunia usaha dan kebanyakan transaksi dagang termasuk pembentukan organisasi usaha.27

Terbentuknya perjanjian tergantung pada kepercayaan atau pengharapan yang muncul dari pihak lawan sebagai akibat dari pernyataan yang diungkapkan.

Bahwa 2 (dua) orang atau lebih yang akan mengadakan perjanjian akan memenuhi setiap prestasi yang diadakan dikemudian hari.

28

27

S. B. Marsh dan J. Soulsbby, op.cit., hal 93

Perjanjian merupakan salah satu sumber perikatan, sebagaimana diatur dalam Pasal 1234 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyebutkan bahwa tiap- tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.

28

Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapannya di Bidang Kenotariatan, (Bandung: Citra Aditya, 2010), hal 79

Berdasarkan Pasal 7 ayat Undang-undang Perseroan Terbatas yang berbunyi sebagai berikut:

(1) Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta Notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

(2) Setiap pendiri Perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat Perseroan didirikan.

Berdasarkan Pasal diatas, dapat dikatakan bahwa untuk mendirikan suatu Perseroan Terbatas haruslah dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut:29

a. Adanya dua orang atau lebih untuk mendirikan perseroan.

b. Ada pernyataan kehendak dari pendiri untuk persetujuan mendirikan perseroan dengan mewajibkan setiap pendiri mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan.

c. Perjanjian pendirian perseroan tersebut dinyatakan di hadapan Notaris dalam bentuk akta pendirian berbahasa Indonesia yang sekaligus membuat Anggaran Dasar perseroan.

Sejak ditandatangani akta pendirian perseroan oleh para pendirinya, maka perseroan telah berdiri dan hubungan antara pendiri adalah hubungan kontraktual karena perseroan belum mempunyai status badan hukum.30

a. Sepakat mereka mengikatkan dirinya.

Agar suatu kontrak atau perjanjian mengikat para pihak, menurut Pasal 1320 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, harus dipenuhi 4 (empat) persyaratan utama, yaitu:

b. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. c. Perikatan harus mengenai sesuatu hal tertentu.

d. Perikatan harus mengenai sesuatu hal yang tidak bertentangan dengan hukum.

29

Ibid, hal 34

30

Pihak-pihak yang berjanji tersebut harus bermaksud supaya perjanjian yang mereka buat itu mengikat secara sah. Pengadilan harus yakin tentang maksud mengikat secara sah itu. Mengikat secara sah artinya perjanjian itu menimbulkan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang diakui oleh hukum.31

Apabila salah seorang pendiri tidak menyetorkan modal sebagaimana yang telah dibuat dalam surat pernyataan telah menyetorkan modal maka pendiri tersebut dikatakan wanprestasi.

Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajian yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Apabila dalam melakukan pelaksanaan prestasi perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari jadwal waktu yang ditentukan atau dalam melaksanakan prestasi tidak menurut sepatutnya atau selayaknya.32

Akibat yang timbul dari wanprestasi adalah keharusan bagi debitur membayar ganti rugi.

33

Teori sistem hukum dalam hukum perjanjian dipandang tepat dalam menyelesaikan masalah penelitian ini dengan beberapa alasan, yaitu:

Artinya pendiri yang telah membuat surat penyataan telah menyetorkan modal harus menyetorkan modal sebagaimana yang telah ia janjikan.

1. Menyetor modal dalam pendirian perseroan terbatas merupakan kewajiban para pendiri perseroan dari yang tertuang dalam akta yang dibuat Notaris tentang perjanjian pendirian perseroan.

31

S.B. Marsh dan J. Soulsby, Op.Cit. 94

32

M. Yahya Harahap, (2), (Bandung: Alumni, 1986) (1), hal. 60

33 Ibid

2. Sejak para pendiri menandatangani perjanjian pendirian perseroan terbatas dihadapan Notaris, maka berdasarkan asas abligatoir, maka sejak saat itu telah lahir kewajiban mutlak menyetorkan modal.

3. Apabila pendiri tidak melakukan (lalai) penyetoran mutlak saham pada saat perseroan akan disahkan, maka yang terjadi adalah wanprestasi dari pendiri yang bersangkutan terhadap kewajiban pendirian perseroan terbatas sebagaimana dalam akta pendirian perseroan terbatas yang dibuat oleh Notaris.

4. Berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas adalah Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Dengan demikian bahwa dasar hubungan hukum para pendiri perseroan terbatas (pemegang saham) adalah perjanjian pendirian perseroan.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas maka kelalaian pendiri dalam menyetorkan modal sebagai fokus penelitian ini sangat tepat sehingga perbuatan wanprestasi adalah tindakan dalam lingkup hukum perdata (perjanjian). Maka teori hukum yang digunakan adalah teori-teori dalam hukum perjanjian.

Selain itu teori yang dapat digunakan adalah teori kontrak (Contract Teory) yang mengatakan bahwa, perseroan sebagai badan hukum, dianggap merupakan

kontrak antara anggota-anggotanya pada satu segi dan antara anggota-anggota perseroan, yakni pemegang saham dengan pemerintah dari segi lain.34

Teori ini sejalan dengan pandangan Pasal 1 angka 1 jo. Pasal 7 ayat (1) dan (3) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Menurut Pasal ini, perseroan sebagai badan hukum merupakan persekutuan modal yang didirikan berdasarkan perjanjian oleh pendiri dan/atau pemegang saham, yang terdiri sekurang-kurangnya 2 (dua) orang atau lebih. Selanjutnya menurut Pasal 7 ayat (4), agar perseroan diakui sah sebagai badan hukum, harus mendapat pengesahan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.35

2. Konsepsi

Konsepsi merupakan gambaran bagaimana hubungan antara konsep-konsep yang akan diteliti. Salah satu cara untuk menjelaskan konsep-konsep tersebut adalah dengan membuat definisi. Definisi merupakan suatu pengertian yang relatif lengkap tentang suatu istilah dan definisi bertitik tolak pada referensi.36

Terlihat jelas bahwa suatu konsepsi pada hakikatnya merupakan suatu pengarah atau pedoman yang lebih konkrit dari kerangka teoritis (tinjauan pustaka), yang seringkali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsi belaka kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga

34

M. Yahya Harap, Hukum Perseroan Terbatas, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011) (1), hal. 56

35 Ibid 36

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal. 47-48

diperlukan defenisi operasional yang akan menjadi pegangan konkrit didalam proses penelitian.37

Dalam penelitian tesis ini, perlu kiranya didefenisikan beberapa pengertian tentang konsep-konsep guna menghindari kesalahpahaman atas berbagai istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, selanjutnya akan dijelaskan maksud dari istilah-istilah tersebut dalam suatu kerangka konsep. Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian tesis ini perlu didefenisikan beberapa konsep dasar dalam rangka menyamakan persepsi agar secara operasional dapat dibatasi ruang lingkup variable dan dapat diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditentukan, yaitu:

a. Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.38

b. Modal adalah modal perseroan sebagai modal pendiri karena jumlah modal yang disebut di dalam akta pendirian Perseroan Terbatas merupakan suatu jumlah maksimum sampai jumlah mana dapat dikeluarkan surat-surat saham.39

37

Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000), hal 298.

38

Pasal 1 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

39

c. Modal disetor adalah modal yang telah diambil (baik oleh pendiri maupun orang lain) dan harga saham tersebut telah disetorkan ke kas perseroan.40

d. Saham adalah bagian pemegang saham di dalam perusahaan, yang dinyatakan dengan angka dan bilangan tertulis pada surat saham yang dikeluarkan oleh Perseroan.41

e. Wanprestasi adalah pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Apabila dalam melakukan pelaksanaan prestasi perjanjian telah lalai sehingga terlambat dari jadwal waktu yang ditentukan atau dalam melaksanakan prestasi tidak menurut sepatutnya atau selayaknya.42

f. Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Mengenai perjanjian ini menegaskan bahwa akta Notaris mutlak untuk adanya suatu Perseroan Terbatas.