• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerjasama Ekonomi: Kunci Peningkatan Relative Power Jepang

Dalam dokumen KEPENTINGAN JEPANG MEMBANGUN PANGKALAN M (Halaman 79-90)

KEPENTINGAN JEPANG MEMBANGUN PANGKALAN MILITER DI DJIBOUT

B. Kerjasama Ekonomi: Kunci Peningkatan Relative Power Jepang

Sekilas dapat disimpulkan bahwa upaya Jepang untuk survive dari krisis global dan pembajakan kapal telah tercapai. Keberhasilan ini tidak terlepas dari efektivitas dan efisiensi pemerintah serta pasukan Jepang yang saling berkolaborasi dalam mengamankan kepentingan Jepang di sekitar perairan Teluk Aden dan Somalia. Keputusan Jepang untuk tetap mempertahankan pangkalan militernya di Djibouti mengindikasikan adanya keinginan Jepang untuk meningkatkan relative power-nya demi mencapai kepentingan yang lain.

Upaya peningkatan relative power oleh Jepang akan lebih difokuskan pada aspek ekonomi. Karena ekonomi menjadi kunci utama bagi Jepang untuk meningkatkan relative power-nya dalam aspek yang lain, seperti keamanan dan politik. Adapun peran utama dari pangkalan militer ini adalah untuk memfasilitasi kepentingan Jepang di sekitar wilayah tersebut. Di mana kepentingan primer dalam

hal ini adalah untuk mengamankan jalur transportasi perdagangan Jepang. Karena transportasi laut memainkan peran penting dalam memfasilitasi perdagangan Jepang sampai saat ini.

Selain itu, terdapat tiga aspek penting yang menguntungkan Jepang dengan adanya pangkalan militer tersebut. Dilihat dari sisi ekonomi, kerjasama ekonomi antara Jepang dengan negara-negara di sekitar wilayah perairan tersebut, seperti Timur Tengah dan Afrika akan lebih mudah untuk ditingkatkan, karena adanya jaminan keamanan dari pangkalan militernya di Djibouti. Kemudian dari sisi keamanan, peningkatan kerjasama ekonomi Jepang dengan negara-negara di kawasan memungkinkan Jepang untuk meningkatkan GDP negaranya, yang akan berimplikasi langsung terhadap peningkatan budget pertahanan Jepang yang hanya berkisar 1% dari total GDP negara.217

Dari sisi politik, keberadaan pangkalan militernya di Djibouti akan memudahkan Jepang dalam meningkatkan bantuannya ke negara-negara di kawasan melalui Peacekeeping operation. Feedback dari bantuan tersebut adalah meningkatnya dukungan negara-negara di kawasan terhadap Jepang, sehingga tingkat bargaining Jepang dalam sistem internasional akan semakin tinggi.

Adapun upaya peningkatan relative power yang paling signifikan terlihat dari kerjasama ekonomi antara Jepang dan Afrika. Langkah awal yang ditempuh oleh

217 Axel Berkofsky, A Pacifist Constitution for an Armed Empire: Past & Present of Japanese Security & Defence Policies (Milan: Franco Angeli, 2012), 110.

Jepang untuk meningkatkan relative power-nya yakni dengan meningkatkan jumlah ODA ke Afrika. Di mana ODA telah menjadi instrumen utama kebijakan luar negeri Jepang pasca PD II yang paling konsisten dan efektif sampai saat ini.218 Selain itu,

peningkatan kerjasama dalam sektor investasi juga menjadi hal terpenting demi mencapai hasil yang konkrit dari hubungan yang telah dijalin dengan negara-negara di Afrika melalui Tokyo International Conference on African Development (TICAD).

Keseriusan Jepang untuk meningkatkan kerjasama yang lebih intensif dengan Afrika terlihat dalam pelaksanaan TICAD V pada 2013. Pada acara ini, Jepang terlihat ingin meredefinisi ulang serta meningkatkan hubungannya dengan Afrika.219

Hal ini bertujuan untuk memperkuat posisi Jepang secara ekonomi, politik dan militer dalam sistem internasional.

Untuk mencapai tujuan di atas, Jepang telah menyiapkan skenario penting bagi Afrika. Skenario tersebut tercermin dalam dua pilar penting yang dihasilkan dari acara ini, yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Afrika melalui perdagangan dan investasi sektor privat serta mempromosikan human security melalui bantuan khusus yang disediakan oleh Jepang.220

Demi mendukung rencana di atas, pemerintah Jepang menggelontorkan dana melalui sektor publik dan privat sebesar $32 miliar serta meningkatkan alokasi ODA 218 Kazuhiko Togo , Japan’s Foreign Policy, 1945-2009: The Quest for a Proactive Policy, 316.

219 Istvan Tarrosy, “In the Wake of TICAD V: Japan-Africa Relations Today,” 153.

220 Izumi Ohno, “Japan’s ODA Policy & Reforms Since the 1990s & Role in the New Era of Development Cooperation,” [artikel on-line]; tersedia di http://www.grips.ac.jp/forum- e/IzumiOhno/lectures/2014_Lecture_texts.pdf; Internet; diunduh pada 14 Desember 2016.

sebesar $14 miliar selama periode 2013-2017.221 Pemerintah juga menyediakan

program beasiswa dan magang bagi pribumi yang disebut Africa Business Education Initiative for the Youth (ABE Initiative), serta mendirikan TICAD Human Resource Development Centers di 25 negara di Afrika.222 Hal ini bertujuan agar dana investasi

dan ODA Jepang ke Afrika dapat dikelola dengan baik dan maksimal.

Sektor infrastruktur juga menjadi perhatian utama pemerintah Jepang, di mana pemerintah menganggarkan dana pinjaman sebesar $6.5 miliar yang akan disalurkan melalui ODA dan JBIC untuk meningkatkan infrastruktur.223 Peningkatan dalam

sektor infrastuktur sangat diperlukan karena peningkatan pertumbuhan ekonomi akan sangat bergantung pada kemudahan mobilitas barang yang ditunjang oleh infrastruktur yang memadai.

Sektor keamanan juga tidak luput dari perhatian pemerintah Jepang, di mana pemerintah menyediakan dana sebesar $1 miliar untuk mendukung upaya peningkatan stabilitas keamanan di Afrika.224 Dengan demikian, upaya peningkatan

kerjasama investasi dan perdagangan akan lebih mudah tercapai dengan kondisi lingkungan yang stabil dan bebas dari ancaman.

221 Izumi Ohno, “Japan’s ODA Policy & Reforms Since the 1990s & Role in the New Era of Development Cooperation.”

222 Yasutami Shimomura, John Page, & Hiroshi Kato, Japan’s Development Assistance: Foreign Aid & the Post-2015 Agenda (New York: Palgrave Macmillan, 2016), 159.

223 Tatiana Deych, Alexander Zhukov, Olga Kulkova, Evgeny Korendyasov, Africa’s Growing Role in World Politics, 118.

224 Tatiana Deych, Alexander Zhukov, Olga Kulkova, Evgeny Korendyasov, Africa’s Growing Role in World Politics.

Keseriusan Jepang meredefinisi ulang hubungannya dengan Afrika tidak terlepas dari keinginan Jepang untuk mencapai hasil yang konkrit dari hubungan tersebut. Karena sampai saat ini, hubungan Jepang dengan Afrika yang dibangun melalui TICAD sejak 1993, belum berdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi Jepang secara keseluruhan.225

Adanya peningkatan intensitas hubungan antara Jepang dan Afrika yang sangat signifikan pada pelaksanaan TICAD V, menunjukkan bahwa Jepang ingin memaksimalkan kapabilitasnya dalam mengelola potensi-potensi ekonomi yang ada di kawasan tersebut. Dengan demikian, kepentingan Jepang untuk meningkatkan relative power-nya di sistem internasional yang anarki akan lebih mudah tercapai.

Dijadikannya Afrika sebagai alternatif utama Jepang untuk meningkatkan relative power-nya bukanlah tanpa alasan. Karena jika diperhatikan secara seksama, kawasan ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, seperti sumber daya alam, populasi, peluang pasar, investasi, dan lain sebagainya. Di mana sampai saat ini potensi-potensi tersebut belum dimanfaatkan dengan maksimal.

Gambar IV.B.4 Peta Persebaran Sumber Daya Alam di Afrika

Sumber: Al-Jazeera, “Mapping Africa’s Natural Resources,” [berita on-line]; tersedia di

http://www.aljazeera.com/indepth/interactive/2016/10/mapping-africa-natural-resources- 161020075811145.html; Internet; diunduh pada 17 Desember 2016.

Dilihat dari potensi sumber daya alam, Afrika memiliki cadangan sumber daya alam yang sangat besar. Sumber daya alam tersebut meliputi sumber daya hidrokarbon, mineral, dan hasil hutan.226 Jika diestimasikan, 30% dari total sumber

daya mineral dunia berada di kawasan ini.227 Akan tetapi, pengelolaan sumber daya

tersebut belum dilakukan secara maksimal karena ketidakstabilan politik, infrastruktur yang kurang memadai, dan minimnya investasi.228

226 Nicholas Cheeseman, David Anderson & Andrea Scheiber, Routledge Handbook of African Politics (New York: Routledge, 2013), 416.

227 D.G. Altenpohl, Materials in World Perspective: Assesment of Resources, Technologies, and Trends for Key Materials Industrie (New York: Springer-Verlag, 1980), 28.

228 Nicholas Cheeseman, David Anderson & Andrea Scheiber, Routledge Handbook of African Politics, 416.

Sumber daya energi menjadi sumber daya yang paling penting di antara sumber daya lainnya. Karena sangat dibutuhkan oleh negara-negara industri seperti Jepang. Diperkirakan total cadangan minyak yang ada di Afrika ditaksir mencapai 127.317.380.000 barel,229 sehingga menempatkan kawasan ini diposisi ketiga dunia

dengan presentase cadangan minyak mencapai 12%.230 Sedangkan cadangan gas alam

diperkirakan mencapai 17.512.854.100.000 meter kubik.231

Selain minyak dan gas, bauksit, kobalt, permata, fosfat, platinum, vermikulit, dan zirkonium merupakan jenis mineral dengan cadangan terbesar di kawasan Afrika.232 Hal tersebut membuktikan bahwa Afrika merupakan kawasan yang sangat

potensial bagi industri pertambangan, demi mendukung perkembangan industri padat modal.

Sampai saat ini, eksplorasi dan produksi pertambangan menjadi kunci penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Afrika.233 Karena mayoritas negara-

negara di kawasan ini menggantungkan perekonomian mereka dari produksi mineral dan pertambangan. Di mana kobalt, permata, mangan, fosfat, dan emas menjadi

229 CIA, “Crude Oil – Proved Reserves,” [berita resmi on-line]; tersedia di

https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world-factbook/rankorder/2244rank.html; Internet; diunduh pada 16 Desember 2016.

230 Alexander W. Wiseman & Charl C. Wolhuter, Development of Higher Education in Africa: Prospects and Challenges, United Kingdom: Emerald Books, 2013), 5.

231 CIA, “Natural Gas – Proved Reserves,” [berita resmi on-line]; tersedia di

https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world-factbook/rankorder/2253rank.html; Internet; diunduh pada 16 Desember 2016.

232 IBP, African Countries: Mineral Industry Handbook (USA: International Business Publications, 2013), 10.

produk mineral yang paling banyak dihasilkan oleh kawasan ini. Berikut presentase hasil tambang mineral di Afrika dari total hasil tambang mineral dari seluruh dunia:

Tabel IV.B.6 Komoditas Utama Mineral di Afrika

Sumber: Raf Custers & Ken Matthysen, “Africa’s Natural Resources in A Global Context,” [artikel on- line]; tersedia di cncd.domainepublic.net/IMG/pdf/20090812 NaturalResources .pdf .; Internet; diunduh pada 17 Desember 2016.

Perlu diketahui bahwa pada 2015 Afrika merupakan kawasan dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia. Di mana pertumbuhan GDP-nya mencapai 3,6% lebih tinggi dari pertumbuhan GDP dunia dan 1,5% lebih tinggi dari Eropa.234 Diperkirakan pertumbuhan ini akan meningkat sebesar 3,7% pada 2016 dan

akan mencapai 4,5% pada 2017.235 Berikut ini 5 negara Afrika dengan total

pertumbuhan GDP tertinggi di Afrika:

Tabel IV.B.7 10 Negara Dengan Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi di Afrika Pada 2015

N

o Country Rate (%)Growth No Country Growth Rate (%)

234 AFDB, “African Economic Outlook 2016: Sustainable Cities and Structural Transformation,” [berita resmi on-line]; tersedia di

http://www.afdb.org/fileadmin/uploads/afdb/Documents/Publications/AEO_2016_Report_Full_Englis h.pdf; Internet; diunduh pada 18 Desember 2016.

235 AFDB, “African Economic Outlook 2016: Sustainable Cities and Structural Transformation.”

1 Ethiopia 10,20 6 Mozambique 6,60

2 Cote D'Ivoire 8,50 7 Djibouti 6,50

3 Tanzania 7,00 8 Senegal 6,50

4

Democratic Republic of

the Congo 6,90 9 Mali 6,00

5 Rwanda 6,90 10 Cameroon 5,80

Sumber: CIA, “GDP Real Growth Rate,” [berita resmi on-line]; tersedia di

https://www.cia.gov/library/publications/resources/the-world-factbook/rankorder/2003rank.html; Internet; diunduh pada 18 Desember 2016.

Tingginya pertumbuhan ekonomi Afrika dipengaruhi oleh dua faktor yaitu lemahnya perekonomian global dan jatuhnya harga komoditas utama perdagangan dunia, serta meningkatnya permintaan domestik, manajemen ekonomi makro yang baik, dan aliran dana eksternal yang menguntungkan.236 Di mana pada 2015, aliran

dana eksternal yang masuk ke Afrika ditaksir mencapai $208,3 miliar, yang berupa investasi asing, perdagangan, bantuan ekonomi, dan lain sebagainya.237

Terdapat lima faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Afrika secara signifikan. Faktor-faktor tersebut yaitu, stabilitas politik dan keamanan yang semakin meningkat, lingkungan bisnis yang semakin positif, meningkatnya aliran dana eksternal, pertumbuhan populasi yang signifikan, serta meningkatnya kontribusi sektor perekonomian seperti pertanian, industri, dan pertambangan.238

236 AFDB, “African Economic Outlook 2016: Sustainable Cities and Structural Transformation,” 24.

237 AFDB, “African Economic Outlook 2016: Sustainable Cities and Structural Transformation,” 52.

238 EU Parliament, “Africa’s Economic Growth: Taking Off or Slowing Down?,” [berita

resmi on-line]; tersedia di

http://www.europarl.europa.eu/RegData/etudes/IDAN/2016/573891/EPRSIDA(2016)573891_EN.pdf; Internet; diunduh pada 18 Desember 2016.

Potensi ekonomi lain yang terdapat di Afrika adalah pertumbuhan populasi manusia yang semakin meningkat dari tahun-ketahun. Hal ini menjadikan Afrika sebagai kawasan dengan pertumbuhan populasi tercepat di seluruh dunia.239 Pesatnya

pertumbuhan populasi di Afrika memberikan peluang yang sangat besar bagi negara industri seperti Jepang untuk mendapatkan pangsa pasar serta tenaga kerja baru dalam meningkatkan produktivitas industrinya.

Pesatnya pertumbuhan populasi di Afrika dimulai pada 1965 dengan total populasi mencapai 311 juta jiwa, yang meningkat menjadi 728 juta jiwa pada 1995.240

Data terbaru menunjukkan bahwa pada 2015 populasi di Afrika telah mencapai lebih dari 1,2 miliar jiwa, sehingga menempatkannya pada peringkat dua setelah Asia, dan mewakili 16% dari total populasi di seluruh dunia.241

Sampai saat ini, Afrika masih dinobatkan sebagai kawasan dengan pertumbuhan populasi tercepat di dunia, dengan total presentase pertumbuhan sebesar 2,55% tiap tahunnya selama periode 2010 – 2015.242 Diperkirakan pada 2050,

populasi penduduk di Afrika akan bertambah sebesar 1,3 miliar jiwa.243 Pada 2100,

239 James Ciment & Immanuel Ness, Encyclopedia of Global Population and Demographics (New York: Routledge, 1999), 27.

240 James Ciment & Immanuel Ness, Encyclopedia of Global Population and Demographics, 27.

241 United Nations, “World Population Prospects,” United Nations, New York, 2015, 1, [berita resmi on-line]; tersedia di

https://esa.un.org/unpd/wpp/publications/files/key_findings_wpp_2015.pdf: Internet; diunduh pada 17 Desember 2016.

242 United Nations, “World Population Prospects,” 1.

populasi Afrika akan sebanding dengan populasi yang ada di Asia.244 Berikut ini peta

negara-negara Afrika berdasarkan kepadatan penduduk:

Gambar IV.B.5 Peta Kepadatan Populasi Penduduk di Afrika

Sumber: Pieter Esterhuysen, Africa A to Z: Continental and Country Profiles (South Africa: Africa Institute, 2013), 17.

Terdapat 10 negara yang berkontribusi besar dalam menyumbang pertumbuhan penduduk di kawasan Afrika secara signifikan yaitu, Nigeria, Ethiopia, Republik Demokratik Kongo, Mesir, Tanzania, Kenya, Uganda, Sudan, Afrika Selatan, dan Algeria.245 10 negara tersebut mewakili 61% dari total pertumbuhan

penduduk selama periode 1980 – 2015.246

244 United Nations, “World Population Prospects,” 1.

245 United Nations of Economic Commission for Africa, “The Demographic Profile of African Countries.” [berita resmi on-line]; tersedia di

http://www.uneca.org/sites/default/files/PublicationFiles/demographic_profile_rev_april_25.pdf; Internet; diunduh pada 17 Desember 2016.

246 United Nations of Economic Commission for Africa, “The Demographic Profile of African Countries.”

Dari total jumlah populasi Afrika pada 2015, 55,2% jiwa berada dalam kategori usia yang produktif.247 Sebagai negara industri, kategori tersebut merupakan

target yang sangat potensial bagi produk-produk industri Jepang seperti mobil, sepeda motor, dan barang-barang elektronik. Kategori ini juga dapat dijadikan sebagai investasi penting untuk dijadikan tenaga kerja bagi industri-industri tersebut.

Data-data di atas menunjukkan bahwa Afrika merupakan kawasan yang sangat potensial dalam mendukung peningkatan relative power bagi Jepang. Kekayaan sumber daya alam yang melimpah, populasi yang terus meningkat, dan pertumbuhan ekonomi yang konsisten memberikan daya tarik tersendiri dibanding kawasan lainnya. Tidak heran jika Jepang semakin meningkatkan intensitas kerjasamanya dengan kawasan tersebut melalui TICAD demi meningkatkan relative power-nya dalam sistem yang anarki. Keberadaan pangkalan militer Jepang di Djibouti memberikan jaminan keamanan bagi peningkatan kerjasama tersebut. Karena peningkatan kerjasama ekonomi antara Jepang dan Afrika akan sangat bergantung pada jalur transportasi laut.248 Peningkatan kerjasama ini tidak akan tercapai jika jalur

transportasi perdagangan belum bebas dari ancaman.

Dalam dokumen KEPENTINGAN JEPANG MEMBANGUN PANGKALAN M (Halaman 79-90)