• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kesiapan Anak Didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak

1. Kesiapan Fisik

Sceidt (2000, dalam Santrock 2007) mengemukakan bahwa survey internasional dari WHO (World Health Organization) mencatatkan sembilan dari sepuluh remaja mengakui bahwa dirinya sehat, namun banyak remaja yang mengeluhkan masalah kesehatan, seperti sakit kepala, sakit perut, sakit

punggung, gugup, dan merasa lelah, kesepian, atau “sedih”. Hal ini dapat

ditinjau bahwa pengakuan sehat secara fisik tidak menandakan bahwa seorang remaja tidak mengalami gangguan bagian fungsi tubuh yang mempengaruhi kondisi kesehatannya walaupun tidak mengalami suatu penyakit. Dalam hal ini, kesiapan fisik bagi anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak dapat ditelaah lebih lanjut atas dasar hasil analisa kesehatan melalui kartu pembinaan

yang direvisi secara berkala oleh wali pemasyarakatan untuk setiap anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak.

Kesiapan fisik bagi anak dapat diartikan sebagai suatu keadaan siap melakukan aktivitas dengan kesehatan fisik dalam keadaan baik, artinya bebas dari sakit seluruh badan dan bagian-bagiannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud-Balai Pustaka, Jakarta 1996). Dalam hal ini, Gultom (2008) mengemukakan bahwa kesiapan fisik bagi anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak dapat diartikan sebagai suatu keadaan fisik yang baik selama menjalani masa binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak, dalam keadaan sehat jasmani, tidak mengalami suatu penyakit, dan semua organ tubuh berfungsi secara normal.

Hurlock (1991) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan tahap perkembangan dimana terdapat pertumbuhan dan perkembangan fisiologis. Selama menjalani masa pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak, peran fungsi fisiologi, khususnya pancaindera pada tubuh anak didik akan mempengaruhi kualitas hasil pembinaan. Pancaindera yang berfungsi dengan baik akan memberikan kualitas proses pembelajaran yang baik pula pada anak didik selama mengikuti masa pembinaan di lembaga pembinaan khusus anak. Hal ini dikarenakan pancaindera merupakan bagian penting dalam proses penyerapan informasi yang diberikan selama menjalani proses pembinaan.

Kesiapan fisik bagi anak didik Lembaga Pembinaan Khusus Anak dapat berpengaruh terhadap kesiapan dirinya untuk menjalani tugas-tugas perkembangan dirinya sebagai seorang remaja. Hal ini didukung dengan apa yang dikemukakan oleh Ali, Asrori (2012) bahwa:

“Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada suatu

kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara lebih memadai, yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan

tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya. Hal ini akan

berpengaruh terhadap adanya perubahan perilaku…”

Kesiapan fisik bagi anak didik dapat diupayakan melalui berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis melalui proses pembinaan yang dijalankan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak. Hal ini akan berdampak terhadap kesiapan mental dan sosial anak didik karena didukung dengan kondisi fisik dan kesehatan yang baik selama menjalani masa pembinaan. Atas dasar penelaahan lebih lanjut, Ali, Asrori (2012) mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang dapat berpengaruh terhadap persiapan perkembangan fisik bagi remaja, diantaranya:

a) Menjaga Kesehatan Badan

Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih terkena penyakit, haruslah segera diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.

b) Memberi Makanan yang Baik

Para remaja mengalami pertumbuhan fisik yang cepat. Oleh karena itu, memerlukan zat pembangun yang terdapat dalam makanan sehingga menyebabkan para remaja pada umumnya nafsu makan. Jika makanan yang dimakan cukup mengandung gizi, kebutuhan zat pembangun bisa terpenuhi sehingga pertumbuhan menjadi lancar.

Kesiapan fisik bagi anak didik dalam menghadapi proses integrasi ke dalam masyarakat juga akan berpengaruh terhadap kemampuan dirinya sebagai

seorang remaja untuk melakukan penyesuaian diri. Schneiders (1984) mengemukakan bahwa kesehatan fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seorang remaja. Penyesuaian diri seseorang akan lebih mudah dilakukan dan dipelihara dalam kondisi fisik yang sehat daripada yang tidak sehat. Kondisi fisik yang sehat dapat menimbulkan penerimaan diri, percaya diri, harga diri, dan sejenisnya yang akan menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi proses penyesuaian diri. Sebaliknya, kondisi fisik yang tidak sehat dapat menyebabkan perasaan rendah diri, kurang percaya diri, atau bahkan menyalahkan diri sendiri.

Beberapa hal terkait dengan kesiapan anak didik dalam menghadapi proses integrasi ke dalam masyatakat juga didukung dengan ketersediaan sarana prasarana atau kesehatan yang menunjang aktivitas pembinaan fisik bagi anak didik. Lebih lanjut, Ali, Asrori (2012) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya:

a) Sarana dan prasarana

Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya, ruangan yang terlalu gelap atau sempit akan menimbulkan gangguan kesehatan.

b) Waktu istirahat

Terus menerus bekerja atau beraktivitas tanpa ada waktu istirahat dapat menimbulkan kelelahan yang mendatangkan kerugian bagi kesehatan. Dalam hal ini, kemampuan anak didik untuk menjalankan kegiatan pembinaan akan berkaitan dengan biorama atau kemampuan anak berkonsentrasi yang dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada anak terkait dengan pengaturan waktu istirahat.

c) Diadakannya jam-jam olahraga

Olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik, oleh karena itu bila ada pengaturan jam-jam untuk olahraga maka pertumbuhan fisik anak juga akan memperoleh stimulasi secara teratur pula. Pertumbuhan fisik bagi remaja yang sangat pesat seringkali menimbulkan gangguan regulasi, tingkah laku, dan bahkan keterasingan dengan diri sendiri. Untuk itu perlu adanya kegiatan-kegiatan olahraga untuk menyalurkan energi lebih yang dimilikinya sehingga tidak tersalurkan kepada perilaku-perilaku negatif.

Berdasarkan penelaahan sebelumnya, maka dapat ditinjau bahwa kesiapan fisik bagi anak didik bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal dari dalam diri anak didik seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik yang dialaminya, melainkan juga dipengaruhi oleh proses persiapan sebagai fator eksternal yang dapat memberikan kesiapan lebih terhadap anak didik secara fisik untuk menghadapi proses integrasi ke dalam masyarakat. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa kegiatan pembinaan fisik yang dijalankan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak merupakan salah satu bagian faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kesiapan fisik bagi anak didik.

Dokumen terkait