• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Hasil analisis lingkungan internal perusahaan menjelaskan bahwa BSM KCP Tajur memiliki kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pengembangan pembiayaan syariah di sektor mikro agribisnis. Faktor-faktor strategis internal yang menjadi kekuatan bagi BSM KCP Tajur adalah (1) Motivasi & komitmen antara pimpinan &karyawan untuk mencapai keberhasilan perusahaan, (2) Penempatan karyawan disetiap posisi sesuai dengan kemampuan, (3) Banyaknya karyawan yang memiliki kinerja baik dan disiplin, (4) Pelatihan dan training karyawan, (5) Adanya analisa konsumen seperti pengamatan dan evaluasi kebutuhan dan keinginan konsumen, (6) Perusahaan memiliki brand yang sudah cukup terkenal, (7) Sistem pelaporan keuangan menggunakan komputerisasi & akuntansi serta melakukan analisis rasio, dan penilaian terhadap kesehatan bank, (8) Tingginya tingkat persediaan dana untuk penyaluran pembiayaan, (10) Ketersediaan data nasabah yang lengkap dan mudah diakses, (11) Kelengkapan fasilitas teknologi informasi oleh perusahaan (internet, intranet, email). Sedangkan faktor-faktor strategis internal yang menjadi kelemahan BSM KCP Tajur adalah : (1) Tingkat turnover karyawan, (2) Adanya posisi leader yang belum terisi, (3) Intensitas kegiatan promosi, (4) Lokasi tidak dekat dengan target pasar, (5) Tingkat kecepatan & kemudahan proses pembiayaan, (6) Belum adanya ketersediaan sistem informasi kepuasan pelanggan atau nasabah.

2. Hasil analisis lingkungan eksternal perusahaan menjelaskan bahwa BSM KCP Tajur memiliki peluang dan ancaman dalam kegiatan pengembangan pembiayaan syariah di sektor mikro agribisnis. Faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi peluang bagi BSM KCP Tajur adalah : (1) Pertumbuhan ekonomi, (2) Siklus bisnis, (3) kepercayaan pengusaha mikro agribisnis terhadap Lembaga Keuangan Syariah, (4) Program sosial pemerintah untuk usaha mikro agribisnis yang bekerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah (khususnya BSM), (5) (Keyakinan/kepercayaan/agama), (6) Kondisi kultural Masyarakat Bogor, (7) Tingkat Pengetahuan Konsumen yang tinggi, (8) Kebijakan pemerintah tentang perbankan syariah, (9) Kebijakan pemerintah tentang bantuan modal untuk sektor agribisnis, (10) Perkembangan teknologi & kecepatan transfer teknologi, (11) Tingkat kepentingan/keperluan pembiayaan syariah, (12) Tingkat provitabilitas nasabah, (13) Kredibilitas nasabah, (14) Banyaknya jumlah nasabah penyimpan dana, (15)Diferensiasi jasa penyimpanan dana. Sedangkan faktor-faktor strategis eksternal yang menjadi ancaman yaitu; (1) Tingkat suku bunga, (2)Banyaknya Lembaga Keuangan Syariah yang mulai membidik sektor mikro agribisnis, (3)Akses kesaluran distribusi, (4) Ancaman produk pengganti dari pesaing bisnis, (5) Jumlah kompetitor mempengaruhi permintaan.

3. Berdasarkan analisis Matriks IE, BSM KCP Tajur berada pada sel IV yaitu tumbuh dan membangun, strategi yang dapat digunakan yaitu strategi intensif dan strategi integratif. Strategi intensif yang dapat langsung dioperasionalkan berdasarkan kondisi perusahaan yaitu: (1) penetrasi pasar, diantaranya: penambahan jumlah tenaga penjualan serta merekrut SDM yang memiliki

125 kompetensi sebagai Kepala Warung Mikro, yang diiringi oleh pengembangan peran manajemen SDM, penyebaran brosur pada nasabah yang datang langsung ke BSM KCP Tajur, penyebaran brosur pada wilayah pemasaran potensial di sekitar Tajur serta pemasangan spanduk dan banner di BSM KCP Tajur, membuka website Warung Mikro khusus untuk pemasaran BSM KCP Tajur, dan ekspansi KUR mikro BSM. (2) pengembangan produk, diantaranya: menyebar brosur dan membuka outlet Warung Mikro di wilayah potensial baru selain wilayah Tajur, namun masih di wilayah Bogor, mengadakan linkage dengan LKMS dan kelompok usaha mikro agribisnis yang ada di wilayah baru selain di Tajur, tetapi masih di dalam wilayah Bogor. (3) pengembangan produk, diantaranya: memperbaiki kualitas pelayanan kepada nasabah yaitu dengan meningkatkan kecepatan proses pencairan pembiayaan, penurunan harga/margin pada nasabah yang memiliki kredibilitas baik dan setia pada jasa pembiayaan Warung Mikro BSM. Strategi integrasi yang dapat langsung diopersionalkan berdasarkan kondisi perusahaan yaitu: (1) intergrasi ke depan, diantaranya: meningkatkan kerjasama melalui linkage dengan BPRS yang ada di daerah Bogor. (2) integrasi ke belakang, diantaranya: melakukan promosi produk tabungan BSM secara berkala oleh BSM KCP Tajur ataupun promosi yang dilakukan disesuaikan dengan momen tertentu, meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah. (3) integrasi horizontal, diantaranya: Linkage dengan BPRS.

4. Berdasarkan analisis SWOT diperoleh delapan strategi dengan prioritas pelaksanaan strategi tersebut diurutkan dengan menggunakan matriks QSPM, alternatif-alterternatif strategi pengembangan pembiayaan syariah disektor mikro agribisnis diantaranya adalah (1) Pengembangan kerjasama dengan Organisasi/Kelompok Usaha Mikro Agribisnis, (2) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasabah, (3) Meningkatkan intensitas promosi, (4) Memperluas pangsa pasar dengan membuka outlet Warung Mikro dipusat kegiatan perdagangan/pasar, (5) Membuat analisa dan fasilitas sistem informasi kepuasan pelanggan, (6) Pengembangan kerjasama dengan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (7) Pembenahan manajemen SDM serta Penambahan SDM yang handal dan berpengalaman, dan (8) Evaluasi kinerja.

5. Berdasarkan hasil identifikasi di perusahaan, terdapat adanya kesesuaian strategi yang telah dijalankan oleh BSM KCP Tajur dengan alternatif strategi yang dianalisis melalui matriks SWOT. Kesesuaian strategi tersebut diantaranya kegiatan marketing melalui chanelling dan linkage, bekerja sama dengan program sosial pemerintah serta promosi yang masih memiliki kesesuaian dengan strategi pengembangan kerjasama dengan Lembaga

Keuangan Mikro Syariah dan Koperasi, pengembangan kerjasama dengan organisasi/Kelompok usaha mikro agribisnis dan memanfaatkan program sosial pemerintah, serta meningkatkan intensitas promosi. Selain itu masih terdapat lima strategi yang belum dijalankan oleh BSM KCP Tajur, diantaranya pembenahan manajemen SDM serta penambahan SDM yang handal dan berpengalaman, memperluas pangsa pasar dengan membuka Outlet Warung Mikro dipusat kegiatan perdagangan/pasar, meningkatkan Kualitas pelayanan kepada nasabah, membuat analisis dan fasilitas sistem informasi kepuasan pelanggan dan evaluasi kinerja.

126

Saran

Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian ini bagi pihak BSM KCP Tajur dalam kegiatan pengembangan pembiayaan syariah disektor mikro agribisnis yaitu :

1. Agar dapat mengembangkan penyaluran pembiayaannya disektor usaha mikro yang sebagian besar bergerak di sektor mikro agribisnis, Warung Mikro BSM KCP Tajur sebaiknya mengadakan linkage secara intensif dengan kelompok usaha mikro agribisnis serta LKMS yang yang ada di wilayah Tajur khususnya, dan Kabupaten Bogor umumnya.

2. BSM KCP Tajur sebaiknya lebih meningkatkan kualitas pelayanan nasabah dengan memperbaiki tingkat kecepatan proses pembiayaan, serta meningkatkan intensitas promosi dengan cara pembagian brosur, serta pemasangan banner dan spanduk.

3. Untuk dapat memperluas pangsa pasar, BSM KCP Tajur sebaiknya membuka outlet Warung Mikro di pusat kegiatan perdagangan atau pasar, serta membuat sub sistem kepuasan pelanggan untuk dapat mengetahui keinginan konsumen dan mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh BSM KCP Tajur.

4. BSM KCP Tajur yang memiliki kekosongan untuk beberapa posisi seperti Kepala Warung Mikro BSM, sebaiknya segera melakukan pembenahan manajemen SDM, mengingat posisi tersebut sangat crusial dalam upaya untuk dapat mengembangkan pembiayaan disektor mikro agribisnis. Selain itu perlunya penambahan tenaga marketing dan tenaga operasional untuk dapat mengimbangi tingkat persaingan usaha, serta menunjang kelancaran proses pembiayaan.

5. Bagi penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian terkait dengan efektivitas kualitas pelayanan kepada nasabah, dan evaluasi kinerja perusahaan terhadap implementasi strategi.