• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Analisis terhadap novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari terbagi menjadi enam, yaitu analisis alur, tokoh, penokohan, latar, analisis psikologi novel, analisis konflik batin tokoh Kabul, serta relevansi hasil analisis terhadap novel

Orang-orang Proyekdalam pembelajaran sastra di SMA.

Pertama, novel ini menggunakan alur maju. Alur maju yang digunakan dalam novel ini ada tiga tahap, yaitu tahap awal, tahap tengah, dan tahap akhir. Tahap awal ditunjukkan melalui penggambaran permasalahan di dalam proyek serta permasalahan yang dihadapi Kabul sebagai tokoh utama. Pada tahap ini, pengenalan latar, situasi, serta suasana proyek mulai dihadirkan. Selanjutnya adalah tahap tengah. Tahap ini menggambarkan bagaimana permasalahan serta ‘permainan’ yang tidak jujur di dalam pembangunan jembatan semakin terlihat dan meningkat. Dalam tahap ini, permasalahan dan permainan yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab begitu jelas digambarkan sehingga membuat Kabul sebagai tokoh utama mengambil sikap tegas. Peristiwa atau permasalahan dalam tahap ini mencapai titik puncak atau klimaks. Tahapan yang terakhir dalam alur ini adalah tahap akhir. Dalam tahap ini semua permasalahan mulai berakhir atau selesai. Permasalahan yang dihadapi Kabul sebagai tokoh utama juga lama-lama menghilang.

Kedua, tokoh yang diceritakan dalam novel ini terbagi atas tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek adalah Kabul. Ia dikatakan sebagai tokoh utama karena novel Orang-orang Proyek merupakan kisah hidup dari Kabul dan fokus penceritaan bercerita tentang Kabul. Tokoh tambahan yang diceritakan dalam novel ini ada 7 tokoh tambahan, yaitu Pak Tarya, Mak Sumeh, Wati, Ir. Dalkijo, Basar, Tante Ana, dan Samad.

Ketiga, di dalam novel ini ditemukan penokohan tokoh utama dan tambahan. Pada diri tokoh utama mempunyai perwatakan yang jujur, idealisme yang kuat. Pada tokoh tambahan, Pak Tarya mempunyai perwatakan kritis dan bijaksana, Mak Sumeh digambarkan sebagai wanita yang cerewet, Wati digambarkan sebagai seorang gadis yang ceria, Ir. Dalkijo mempunyai perwatakan yang acuh dan tidak jujur, Basar digambarkan sebagai kepala desa yang peduli dan mempunyai idealism yang kuat, Tante Ana digambarkan sebagao seorang banci, Samad mempunyai perwatakan yang kritis serta cerdas.

Keempat, dalam novel ini latar yang digunakan adalah latar tempat, latar waktu, latar sosial. Latar tempat menunjukkan dimana lokasi proyek pembangunan jembatan berlangsung. Latar waktu ditunjukkan melalui kapan proyek berlasung. Latar social ditunjukkan melalui status social masyarakat dan pekerja yang ada di lokasi proyek pembangunan jembatan.

Kelima, analisis psikologi novel menggunakan teori Abraham Maslow. Teori yang digunakan untuk menganalisis psikologi novel hanya tiga teori. (1) Tidak terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan keberadaan, digambarkan ketika Kabul

berusia 30 tahun namun dia belum juga menikah, (2) tidak terpenuhinya akan penghargaan, digambarkan melalui harga dirinya yang terinjak-injak ketika mutu bangunan jembatan tidak sesuai standar, (3) tidak terpenuhinya akan aktualisasi diri, digambarkan melalui tidak mampunya Kabul mengembangkan potensi yang dia miliki karena terhalang oleh golongan penguasa.

Keenam, dari analisis konflik batin dapat disimpulkan bahwa tokoh Kabul mengalami dua macam konflik batin. Konflik batin mengenai pekerjaannya dan konflik batin yang menyangkut kehidupan pribadinya, dalam hal ini cinta. Konflik batin yang dialami dalam pekerjaannya tergambar melalui (1) ketika Kabul mendengar dari orang lain bahwa orang yang bekerja di proyek pastilah orang yang tidak jujur, (2) sistem pemerintah serta pejabat yang terlalu ikut campur dalam proses pembangunan jembatan, (3) berniat untuk meninggalkan proyek namun masih mempunyai tanggung jawab kepada keluarganya, (5) standar baku mutu jembatan yang dipermainkan, dan (6) proyek di luar pembangunan jembatan sungai Cibawor diselimuti kebohongan dalam pembangunannya. Konflik batin yang menyangkut kehidupan pribadinya tergambar melalui perasaan cintanya kepada Wati yang mengalami berbagai halangan. Kabul terlalu banyak pertimbangan sehingga membuat perasaan serta pikirannya bergejolak.

Hasil analisis alur, tokoh dan penokohan, serta konflik batin tokoh Kabul dalam novel Orang-orang Proyek karya Ahmad Tohari dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Pembelajaran tersebut membutuhkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan SK (Standar

Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) dari silabus yang sudah ditentukan oleh BSNP. Salah satu KD yang dapat digunakan untuk pembelajaran adalah SK kelas XI semester 1, yaitu memahami hikayat, novel Indonesia/novel terjemahan. KD yang dapat dijadikan acuan adalah menganalisis unsur-unsur ekstrinsik dan intrinsik novel Indonesia/terjemahan.

Novel Orang-orang Proyek cocok menjadi bahan pembelajaran sastra di SMA karena memenuhi tiga aspek penting sebagai bahan ajar, yaitu aspek bahasa, aspek psikologi, dam aspek latar belakang budaya. Dari segi bahasa, novel Orang- orang Proyek dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA. Hal ini didasarkan pada penggunaan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. Selain itu, penggunaan majas dan bahasa jawa juga dapat menambah pengetahuan siswa, karena dalam setiap penggunaan majas serta bahasa jawa tersebut membantu siswa untuk lebih mengerti tentang majas dan bahasa jawa. Dari segi perkembangan psikologis novel Orang-orang Proyek dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Hal itu dikarenakan novel Orang-orang Proyek mengandung nilai-nilai kehidupan, dan pendidikan yang baik untuk siswa, khususnya untuk siswa SMA kelas XI yang sedang mengalami perkembangan psikologis yang masih berubah-ubah. Dari segi latar belakang budaya siswa novel Orang-orang Proyek tepat jika digunakan untuk bahan pembelajaran sastra di SMA karena tokoh yang dihadirkan merupakan tokoh yang berasal dari lingkungan budaya jawa yang erat dengan nilai kesopanan.

Penelitian terhadap novel Orang-orang Proyek ini membuktikan bahwa novel tersebut dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra karena mengandung nilai-nilai pendidikan moral yang baik sebagai pedoman hidup. Nilai-nilai pendidikan moral yang terdapat dalam novel yaitu tanggung jawab, kejujuran, religius, percaya diri, dan peduli sosial. Nilai-nilai tersebut juga sesuai dengan pendidikan karakter yang sudah mulai diterapkan di sekolah.

Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam bidang sastra dan bidang pendidikan. Dalam bidang sastra, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang analisis alur, tokoh, penokohan, dan konflik batin tokoh utama. Dalam bidang pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1.

5.3 Saran

Saran yang bisa peneliti berikan adalah semoga karya yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan pengetahuan kepada guru bahasa Indonesia, mahasiswa, peneliti lain, dan ilmu sastra mengenai analisis konflik batin yang dialami tokoh utama dalam novel Orang-orang Proyek. Guru dan mahasiswa calon guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam membaca novel kemudian menganalisis unsur ekstrinsik dan interisik novel. Diharapkan guru dan mahasiswa calon guru juga dapat menarik perhatian siswa untuk mengenal berbagai macam karya sastra.

Silabus yang disusun peneliti hanya satu buah dan belum diujicobakan kepada siswa, diharapkan guru, mahasiswa calon guru, atau peneliti lain dapat mengembangkannya lebih sempurna lagi sebagai bahan pembelajaran sastra di SMA kelas XI semester 1. Pembelajaran sastra diharapkan dapat menjadi suatu hal yang menarik dan pusat perhatian sehingga siswa merasa tertarik untuk mendalami dunia sastra.

Masih ada kemungkinan lain untuk mengkaji novel ini dengan pendekatan selain psikologi sastra, misalnya sosiologi sastra. Diharapkan peneliti lain dapat melakukan penelitian sejenis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

119 Daftar Pustaka

Baribin, Raminah. 1985. Teori dan Apreasiasi Prosa Fiksi. Semarang: IKIP Semarang.

Daradjat, Zakiah. 1985.Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.

Fananie, Zainuddin. 2002. Telaah Sastra. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Feist dan Feist. 2010.Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Goble, Frank. G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow. Terjemahan. Yogyakarta: Kanisius.

Heerdjan, Soehato. 1987.Apa itu Jiwa. Jakarta: FKUI.

Minderop. Albertin. 2010. Psikologi Sastra: Karya Sastra, Metode, Teori, dan Contoh Kasus. Jakarta: Obor.

Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Naisaban, Ladislaus. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia: Riwayat Hidup, Pokok Pikiran, dan Karya. Jakarta: Grasindo.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995.Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada. Pramudya Ardiyonsih. 2012. Problem Sosial Novel Orag-orang Proyek Karya

Ahmad Tohari: Kajian Sosiologi Sastra dan Nilai Pendidikan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pranata, Andrey. 2009. Novel Orang-orang Proyek Karya Ahmad Tohari: Analisis Sosiologi Sastra.Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.

Rahmanto, B. 1988.Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sanjaya, Wina. 2008.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada.

_____. 2008.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana. Santoso dan Wahyuningtyas. 2010.Pengantar Apresiasi Prosa. Surakarta: Yuma. Sumardjo dan Saini. 1986.Apresiasi Kesusastraan. Jakarta. Gramedia.

Tim Edukatif. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia: Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Tohari, Ahmad. 2007.Orang-orang Proyek. Jakarta: Gramedia. Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

121