• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan, maka ditemukan beberapa kesimpulan yang dapat dilihat sebagai berikut :

a. Interaksi sosial yang terjadi didalam keluarga yang hidup terpisah pada umumnya dapat terjalin dengan baik. Hal ini karena didukung dengan media komunikasi seperti telepon untuk dapat saling berkomunikasi secara rutin walaupun hidup terpisah. Ditambah dengan pertemuan yang sudah ditentukan menjadikan pertemuan lebih berkualitas. Hubungan yang terjalin antar pasangan dapat terjaga dengan baik karena komunikasi yang selalu rutin dilakukan yang didukung dengan pembicaraan seputar tentang anak. Berbeda halnya dengan hubungan ayah dan anak yang hidup terpisah, fakta dilapangan bahwa anak yang hidup berjauhan dari ayahnya tidak ada pendekatan yang benar-benar secara emosional, di karenakan anak lebih dekat dengan ibunya bahkan tidak ada komunikasi sama sekali dengan sang ayah.

b. Pada dasarnya pasangan suami istri yang memutuskan untuk tinggal terpisah adalah sebuah keputusan bersama. Ada pasangan yang menganggap hidup terpisah adalah bukan sebuah keinginan tetapi adalah sebuah keterpaksaan karena alasan tetentu tetapi tetap ada usaha untuk segera merencanakan untuk tinggal bersama karena menurut mereka idealnya suatu keluarga adalah tinggal satu atap (kasus C), dan ada juga yang menganggap tinggal terpisah itu adalah sebuah

kehidupan yang harus dijalani dan merupakan takdir dari tuhan yang maha esa serta berdampak positif baginya yaitu dapat selalu hidup harmonis bersama keluarga (kasus pasangan E), dan kebanyakan dari mereka rela untuk hidup terpisah karena urusan materi yang harus dipenuhi demi kehidupan yang layak bagi keluarga yang disayangi (pasangan A, B, D).

c. Pasangan suami istri yang tinggal terpisah memiliki masalah yang relatif berbeda dari pasangan yang tinggal bersama, walaupun ada kecenderungan masalah yang sama yang dapat terjadi pada keluarga mana saja misalkan masalah perselingkuhan. Meskipun pasangan yang hidup terpisah lebih rentan terhadap terjadinya perselingkuhan hingga ke perceraian dikarenakan adanya peluang dan berbagai alasan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi, kurangnya kasih sayang dan alasan-alasan lainnya yang mereka jadikan dasar untuk melakukan perselingkuhan. Berbeda dengan masalah yang lebih spesifik yang timbul yaitu seperti lebih ke masalah psikologi terhadap anak dan juga pasangan, misalkan ketika anak sedang sakit sudah tentu menjadi masalah besar bagi pasangan yang mana ayah sebagai pihak terpisah merasa khawatir dan was-was karena tidak dapat menemani sedangkan istri yang merasa kesusahan yang harus menghadapinya sendirian. Masalah terhadap pasangan misalkan masalah cemburu, egois dan mudah marah yang akhirnya menimbulkan pertengkaran. Dengan demikian peran keluarga besar sangat berpengaruh bagi mereka yang hidup terpisah apalagi ketika sedang menghadapi masalah.

d. Studi kasus diatas menunjukkan tindakan mereka membangun keluarga hampir seluruhnya dapat dikategorikan nilai sebagai rasionalitas utama, yaitu nilai agama

meskipun tidak menutup kemungkinan terjadinya perpaduan dengan rasionalitas yang lain yaitu rasionalitas sarana dan tujuan, serta rasionalitas afektif.

e. Dari keenam kasus diatas, hampir seluruhnya menghadapi permasalahan dalam pemenuhan fungsi-fungsi keluarga apabila dikaitkan dengan kondisi keluarga mereka yang bertempat tinggal terpisah. Terdapat beberapa fungsi yang meskipun fungsi tersebut termasuk dalam kategori fungsi pokok, namun pemenuhannya mereka harus mengacu pada kondisi dan situasi yang mereka hadapi. Sementara untuk fungsi-fungsi sosial yang dalam pemenuhannya relatif bisa terbantu dengan pemenuhan oleh orang lain ataupun lembaga lain

f. Sikap-sikap dan nilai-nilai dalam keluarga yang dikembangkan oleh pasangan suami istri dapat yang menjadi kaidah atau aturan dari kelurga. Ketahanan keluarga sangat tergantung terlaksana tidaknya kaidah yang memperkuat ketahanan keluarga tersebut yang dikembangkan oleh masing masing keluarga, terjalinnya hubungan yang baik dalam keluarga yaitu tetap menjaga komunikasi, terlaksananya fungsi-fungsi keluarga, dan memiliki orientasi yang jelas oleh pasangan suami istri yang membangun keluarga.

No Faktor-Faktor yang Mendukung Kohesi Keutuhan Keluarga Pada Pasangan Suami

Istri yang Tinggal Terpisah

Masalah Yang Muncul

1 Terjalinnya komunikasi yang baik yang didukung dengan adanya media telepon.

Perselingkuhan 2 Dapat terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga

walaupun tidak secara maksimal dan cenderung terbatas serta dibantu dengan kehadiran orang lain dan lembaga terkait.

Tidak menjaga ikatan suci pernikahan

3 Menanamkan nilai-nilai agama dalam membangun sebuah keluarga

Tidak adanya komunikasi antara ayah dan anak

4 Menanamkan sikap-sikap yang mendukung keharmonisan pasangan suami istri seperti menanamkan sikap saling percaya dan sikap saling terbuka kepada pasangan serta sikap-sikap yang positif lainnya yang mendukung ketahanan keluarga.

Khawatir ketika anak sedang sakit

5 Meyakini bahwa kehidupan yang dijalani adalah jalan terbaik yang diberikan oleh tuhan yang maha esa, selalu ikhlas dalam menjalani kehidupan yang sudah ada.

Timbulnya prasangka negatif terhadap pasangan suami istri seperti curiga yang berlebihan, mudah marah dan sebagainya

6 Adanya Kehadiran Anak Keuangan rumahtangga yang

5.2 SARAN

Pasangan suami istri yang tinggal terpisah sudah terjadi sejak lama. Dahulu, alasan pasangan suami istri tinggal terpisah lebih banyak karena alasan si suami pergi berperang, berdagang, atau mencari ilmu. Kini, peluang dan posisi antara perempuan dan lelaki yang makin setara serta berbagai kemudahan aksesilbilitas yang memudahkan orang untuk beranjak lintas daerah, kota, bahkan benua semakin memungkinkan terjadinya paasangan suami istri tinggal terpisah.

Perkawinan jarak jauh ini tentunya bukan tanpa risiko, yang biasanya tiap hari ketemu dan berkomunikasi, kini terpisah oleh jarak. Padahal, komunikasi merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan perkawinan. Memang, tinggal bersama lebih efektif ketimbang yang satu dan lainnya harus tinggal terpisah.

Menjalani perkawinan jarak jauh (suami-istri tinggal terpisah) memang tak mudah. Masing-masing harus punya rasa saling percaya dan kedewasaan sikap. Tak boleh egois, berwawasan sempit, dan membuang jauh-jauh bebagai kecemasan yang tak berdasar, mesti berpikir positif. Oleh sebab itu sebelum memutuskan tinggal terpisah perlu di perhitungkan dulu secara cermat. Mungkin secara materi lebih menguntungkan, misalnya. Tapi perlu dipikir pula, benarkah hal itu sama menguntungkannya dalam upaya membentuk keluarga yang harmonis. Kalau lebih banyak ruginya, apalagi jika itu menyangkut anak-anak, lebih baik tidak.

Penting diingat, akan ada banyak kemungkinan muncul persoalan pada perkawinan jarak jauh. Misalnya saja dari segi materi, berarti, kan, ada dua pos pembiayaan. Belum lagi soal transportasi karena pasangan harus bolak-balik pulang menemui keluarga dalam waktu-waktu tertentu. Hingga

masalah rentan terjadinya perselingkuhan yang dilakukan oleh pihak suami maupun istri karena beragai alasan. Adapun saran-saran yang diberikan oleh peneliti yaitu :

1. Tujuan dari sebuah perkawinan adalah untuk menciptakan hubungan yang bahagia dan harmonis diantara anggota keluarga yang dilandasi oleh rasa kasih sayang, maka diharapkan bagi para pelaku keluarga yang hidup terpisah bisa tetap menjaga kaharmonisan keluarganya, menjalankan segala kewajiban dan tanggung jawabnya baik suami dan istri serta anak-anak.

2. Diharapkan setiap pasangan yang tinggal terpisah agar tetap dapat menjaga komunikasi antar pasangan dan juga komunikasi ayah (sebagai pihak yang terpisah) terhadap anak, walaupun si anak lebih dekat dengan ibunya diharapkan peran ayah juga dapat mengimbangi agar komunikasi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik sehingga jarak tidak menjadi masalah dalam membangun keluarga yang kokoh dan harmonis.

3. Apabila Masalah besar datang misalkan masalah perselingkuhan agar dapat mencari solusi yang terbaik agar keluarga dapat tetap utuh, jangan sampai ada keputusan untuk bercerai karena itu bukan sesuatu hal baik dan juga menguntungkan tetapi justru berdampak negatif terutama terhadap anak.

4. Apabila ada kemungkinan untuk tinggal bersama tidak salah jika salah satu dari pasangan untuk mengalah, misalkan istri yang ikut dengan suami atau suami ikut dengan istri. Karena bagaimanapun hidup bersama akan lebih baik dibandingkan harus hidup terpisah.