• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.5 Faktor-faktor yang berpengaruh dalam Ketahanan Keluarga

4.5.1 Faktor-faktor yang Memperkuat Ketahanan Keluarga

Berdasarkan studi kasus di atas, dapat dicermati sikap-sikap dan nilai-nilai yang perlu dikembangkan dalam keluarga untuk memperkuat ketahanan keluarga, antara lain :

1. Sikap saling percaya antara suami istri (kasus pasangan A, D, E) 2. Adanya anak (kasus pasangan A, B, D)

3. Saling menghargai (kasus pasangan E)

4. Saling bertanggung jawab (kasus pasangan F) 5. Rasa kasih sayang (pasangan kasus A,C, D) 6. Penuh kejujuran (pasangan kasus E)

8. Pemenuhan kebutuhan ekonomi secara optimal (kasus B, C, D) 9. Sistem hubungan yang harmonis (kasus A, D)

10.Komunikasi timbal balik (kasus A, D)

11.Terbuka, permasalahan dibicarakan bersama (kasus A, D, E, F) 4.5.2 Faktor-faktor yang Memperlemah Ketahanan Keluarga

Berdasarkan studi kasus diatas, dapat dicermati sikap-sikap dan nilai-nilai yang memperlemah ketahanan keluarga yang perlu dicermati, antara lain :

1. saling curiga dan egois 2. mudah tersinggung/marah 3. ketidak-percayaan suami-istri.

4. Saling memendam perasan tidak enak terhadap pasangan hingga berlarut-larut.

4.6 Masalah – Masalah yang Muncul pada Pasangan Suami Istri yang Tinggal Terpisah

Kehidupan rumahtangga adalah suatu kehidupan baru bagi pasangan suami istri yang baru menikah, dimana suami dan istri tinggal bersama berusaha membentuk suatu keluarga yang harmonis. Menyatukan dua pemikiran yang berbeda yaitu suami dan istri dibarengi dengan masing-masing ego, terkadang pertengkaran pun tak dapat terelakan, ditambah beban pikiran yang semakin menumpuk belum lagi persoalan ekonomi, masalah anak dan sebagainya yang terkadang sulit untuk diselesaikan. Sama halnya dengan pasangan suami istri yang tinggal terpisah sangat rentan terhadap terjadinya permasalahan dalam keluarga, masalah-masalah yang kerap muncul pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah antara lain adalah :

4.6.1 Perselingkuhan

Perselingkuhan merupakan pelanggaran terhadap hubungan seks antara laki-laki dan perempuan yang telah menikah. Perselingkuhan terjadi ketika seseorang yang telah menikah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang bukan pasangannya. Agama atau kepercayaan apa pun yang mereka anut, sebagian besar orang mengerti bahwa janji pernikahan menuntut “meninggalkan semua yang lain”.

Walaupun definisi perselingkuhan begitu jelas dan mudah dipahami, beberapa orang mencoba “membengkokkan” arti kata itu untuk menyesesuaikannya dengan situsi mereka sehingga perselingkuhan yang mereka lakukan dapat dibenarkan. Misalnya, beberapa orang yang mempertanyakan apakah “peselingkuhan dalam hati”, yang biasa juga dikenal dengan istilah “penyelewengan emosional”, dapat disebut sebagai perselingkuhan yang sungguh-sungguh. Kedekatan emosional di antara laki-laki da perempuan yang tidak terikat pernikahan dapat menimbulkan masalah dalam pernikahan mereka masing-masing. Namun, ini bukan penyelewengan. Inti penyelewengan dan perzinahan adalah adanya keintiman seksual di antara dua orang, yang di antaranya telah menikah dengan orang lain.

Banyak orang membuat definisi sendiri mengenai perselingkuhan. Seorang laki-laki berpendapat bahwa sebuah hubungan baru dapat dinamakan perselingkuhan jika didalamnya terjadi hubungan intim yang terus menerus dengan seseorang yang bukan istrinya. Laki-laki yang lain menjelaskan bahwa berhubungan seks dengan seorang pelacur tidakah termasuk dalam penyelewengan. Banyak laki-laki menolak pandangan bahwa perselingkuhan termasuk juga melakukan kencan satu malam (one night stand) dengan seorang perempuan di tempat yang jauh dari rumah (yang ia tempati bersama

istrinya). Bagi para laki-laki seperti itu, perselingkuhan berarti keterlibatan – bukan sekedar berhubungan seks dengan perempuan lain.

Dibandingkan dengan kaum laki-laki, kaum perempuan membuat definisi yang lebih tegas tentang perselingkuhan. Beberapa perempuan menjelaskan bahwa ketika seorang laki-laki memberikan perhatian lebih banyak kepada perempuan lain dibandingkan dengan yang diberikannya kepada istrinya, laki-laki itu telah berselingkuh. Bagi para perempuan, laki-laki tidak perlu berhubungan intim dengan perempuan yang bukan istrinya untuk memperoleh sebutan seorang penyeleweng-yang perlu dilakukannya cukup hanya dengan memberikan perhatian lebih kepada perempuan lain. Beberapa istilah yang banyak digunakan laki-laki dan perempuan untuk melukiskan perselingkuhan meliputi :

• Hubungan gelap luar nikah • Berbohong

• Berzinah • Bermain-main • Keluyuran • Berkhianat

• Sesuatu yang sedikit berbeda • Memanfaatkan pilihan lain • Bantuan kasih sayang • Variasi seksual

• Sesuatu yang baru secara seksual • Hubungan tidak sah

• Pertemuan rahasia • Kencan

Apa pun iatilah yang dipakai, perselingkuhan membuat hidup menjadi rumit, merusak pernikahan dan membuat para perempuan menjadi marah-dan itu merupakan salah satu factor utama penyebab perceraian. (Then, 2002 : 17-19)

Begitu juga halnya dengan pasangan suami istri yang tinggal terpisah, dimana suami tinggal jauh dari istri dan anak sudah tentu menjadi peluang yang cukup besar untuk para suami melakukan hubungan diluar nikah (perselingkuhan) dan tidak menutup kemungkinan perselingkuhan yang dilakukan oleh para istri walaupun lebih cenderung dilakukan oleh kaum laki-laki . Banyak alasan para suami melakukan selingkuh, salah satunya dalah pemenuhan kebutuhan seks yang terbatas karena tinggal berjauhan dengan istri menjadi faktor utama dalam terjadinya perselingkuhan. Belum lagi kurangnya perhatian dan kasih sayang yang diberikan hingga merasa nyaman dengan perhatian yang di berikan oleh orang lain hingga adanya peluang dan kesempatan untuk mendapatkan variasi seks terhadap wanita lain dan berbagai alasan lainnya.

Hasrat untuk memiliki berbagai tipe mitra seksual sering muncul dalam fantasi kaum laki-laki. Antasi seksual mereka terutama di dominasi oleh perempuan-perempuan cantik yang mempertontonkan keseksian tubuh mereka dan menawarkan hubungan intim tanpa syarat merupakan fantasi seksual kaum laki-laki yang pa;ing menonjol. Sebaliknya, fantasi seksual perempuan paling banyak melibatkan emosi dan perasaan, serta terpusat pada seseorang yang secara emosional telah dekat dengan sang perempuan.

Mengamati kecenderungan kaum laki-laki untuk melakukan hubungan seks secara sambil lalu, tidaklah mengejutkan bahwa sebuah survey disponsori oleh playboy , lebih

dari seperempat kaum laki-laki yang pernikahannya bahagia mengatakan bahwa mereka akan berselingkuh seandainya perbuatan itu tidak terbongkar (Then, 2002: 28). Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kaum laki-laki sangat rentan untuk melakukan perselingkuhan, tidak hanya pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah saja tetapi juga terhadap suami istri yang hidup bersama bahkan hidup bahagia, tetapi kembali kepada alasan-alasan mengapa terjadinya masalah perselingkuhan tersebut. Meski ada sejumlah situasi yang menyebabkan baik laki-laki dan perempuan terlibat dalam hubungan di luar nikah, keadaan itu biasanya dilandasi faktor-faktor yang berbeda. Laki-laki mencari perhatian melalui seks, perempuan mencari perhatian, kemudian seks. Secara keseluruhan, laki-laki dan perempuan sebetulnya mempunyai harapan dan kebutuhan yang sama dari pasangan mereka, hanya cara mereka mencoba meenuhi kebutuhan emosional dan seksual yang berbeda.

Beberapa Alasan Laki-laki Melakukan Hubungan di Luar Nikah Alasan-alasan yang berhubungan dengan masalah seksual

• Variasi dalam hubungan seks

• Hubungan intim lebih banyak dan lebih sering • Oral seks

Alasan-alasan yang berhubungan dengan kesenangan karena sesuatu yang baru • Sensasi tubuh yang baru

• Untuk “senang-senang” – tidak ada tanggung jawab atau beban emosional • Persahabatan dengan “orang baru”

• Kegairahan karena adanya tantangan baru Alasan-alasan yang bersifat mendorong ego

• Merasa menarik di depan seorang perempuan yang lebih muda • Sensasi/kemungkinan diketahui istri

• Petualangan melakukan sesuatu yang terlarang • Memompa ego

• Menjadi pusat perhatian total

• Kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewatkan • “Dia yang mulai”

• “Sudah disediakan, mengapa tidak?” Alasan yang berhubungan dengan istri

• Kekuasaan atas istri

• Merasa jenuh dalam pernikahan

• Istri tidak lagi menarik secara fisik/secara seks • Untuk membalas istri

• Merasa transisi dalam pernikahan

• Untuk menghindari hubungan seks dengan istri • Untuk melukai istri

• Istri bertambah gemuk

• Istri terlalu memperhatikan anak-anak

Alasan –alasan yang berhubungan dengan fantasi romantis • Ingin merasakan pengalaman romantis

• Untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang

• Pelarian sementara dari pernikahan yang tidak bahagia • Sebagai pelarian ke dunia fantasi/khayal

• Untuk membuktikan kejantanan/daya pika/daya tarik seksual (Then, 2002 : 30-31) Didalam hubungan pernikahan, setiap pasangan yang melakukan perselingkuhan memiliki alasan masing-masing mengapa mereka melakukan hubungan diluar nikah (penyelewengan) baik yang di lakukan suami maupun istri. Dari hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa pasangan suami istri yang tinggal terpisah rentan terjadinya peeselingkuhan, dan perselingkuhan tersebut didominasi oleh kaum pria yang melakukannya. Dari informasi yang didapat bahwa mereka melakukan hubungan diluar nikah karena faktor kebutuhan seks yang tidak terpenuhi. Ada beberapa asumsi tentang hubungan diluar nikah dengan alasan yang berkaitan dengan seks, yaitu :

• Kencan satu malam • Kencan akhir pekan • Kencan liburan

• Hubungan intim dengan pelacur

• Hubungan intim dengan pendamping bayaran

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa para suami melakukan hubungan seks dengan wanita lain hanya untuk pemuasan sesaat ketika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya seksnya dengan istri, dan tentunya tindakan tersebut dilakukan tanpa sepengatahuan istri. Pada dasarnya istri menganggap tindakan yang dilakukan suami tersebut adalah sebuah penghianatan ikatan suci pernikahan sementara berbeda dengan suami yang menganggap itu hanya sambil lalu karena itu hanya hubungan ditempat tidur saja tidak berlanjut kehubungan yang lebih serius dan jangka panjang. Walaupun demikian ketika istri mengetahui perbuatan suami tentu istri merasa sakit hati dan terjadi pertengkaran hebat, tetapi itu kembali dimaafkan oleh istri dengan alasan memahami

keadaan suami yang sulit untuk menepis dalam memenuhi kebutuhan biologis tersebut. Seperti yang di ungkapkan suami pada pasangan B :

‘....dahulu saya ketika masih bekerja di jawa tengah dan frekuensi pulang ke rumah hanya 6 bulan sekali membua saya tidah betah tinggal dirumah kontrakan. Sering saya bersama teman kerja yang lain mendatangi tempat hiburan malam untuk mencari wanita bayaran semalam. Alasan utama saya melakukan itu adalah kebutuhan seks saya yang tidak dapat tersalurkan dengan istri sehingga saya melakukannya dengan perempuan lain (pelacur). Tetapi setelah sekian lama saya melakukan itu saya teringat dengan istri dan anak-anak saya yang pasti akan kecewa dengan perbuatan saya seperti ini, hingga akhirnya saya memutuskan untuk pindah bekerja yang lebih dekat dengan tempat tinggal keluarga walaupun gaji saya jauh lebih sedikit. Itu semua saya lakukan demi keluarga…”

Berbeda dengan penuturan dari suami pada pasangan E, yaitu :

‘…ketika saya masih di Kalimantan timur dulu saya rasa sangat luar biasa dengan apa yang sudah saya lakukan, karena pengaruh teman-teman ditambah saya hidup sendiri tidak ada yang mengontrol menjadikan hidup saya tidak karuan. Teman-teman selalu mengajak saya untuk berkenalan dengan seorang wanita awalnya melalui via telepon, ya seperti orang pacaran itu, trus lama-lama kelamaan terjadi perselingkuhan jangka panjang. Dan pada akhirnya istri mengetahui perbuatan saya dan kami pun bertengkar hebat. Tetapi semua masalah selesai ketika ada keputusan bersama untuk saya pindah kerja ke kota tempat keluarga (istri dan anak) tinggal..”

Berbeda dengan Pasangan F yang mana istri melakukan perselingkuhan dengan laki-laki yang lebih muda, dari informasi yang didapat bahwa istri melakukan perselingkuhan karena alasan kurang kasih sayang secara langsung dan merasa sepi karena tinggal sendirian, dan kasus ini belum selesai hingga saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Dengan adanya penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pasangan suami istri yang tinggal terpisah sangat rentan terhadap terjadinya perselingkuhan. Banyak alasan mengapa mereka memilih berselingkuh padahal mengingat istri yang selalu setia menunggu di rumah, satu hal yang tidak dapat dihindari bahwa seks merupakan

kebutuhan primer yang harus dipenuhi khususnya oleh kaum laki-laki pada saat kapanpun mereka butuhkan.