BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Sebagai sebuah gerakan sosial, Rufaqa pada dasarnya merupakan reaksi
sekelompok muslim terhadap meluasnya pengaruh kehidupan moderen yang
berkiblat kepada peradaban barat yang sekuler dan materialistik serta individualis.
Hal ini setidaknya dibuktikan dari ungkapan Ashaari Muhammad yang mengaku
prihatin dengan kondisi umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islam tetapi dekat
dengan nilai-nilai barat (Arifin.dkk,1996:121). Rufaqa merupakan sebuah
komunitas muslim yang ingin membangun eksistensi diri sebagai komunitas
Islamiyah di tengah pengaruh kemoderenan dengan tidak meninggalkan nilai-nilai
keberislaman dan tidak pula mengabaikan struktur sosial masyarakat.
Fenomena kebangkitan sekelompok muslim dalam mengantisipasi
meluasnya pengaruh peradaban moderen yang berkiblat kepada peradaban barat
seperti yang dilakukan oleh Rufaqa memungkinkan terjadi. Karena salah satu
dampak samping dari peradaban moderen adalah lahirnya berbagai ketimpangan
sosial sebagai akibat labilnya struktur sosial pada masyarakat moderen
(Arifin.dkk,1996:123).
Faktor terbesar yang tidak boleh terabaikan dalam perkembangan
perekonomian Rufaqa adalah bahwa Rufaqa melalui minda atau pesan atau buah
pemikiran pemimpin tertingginya yaitu Ashaari Muhammad mencita-citakan
bahwa dengan kekuatan ekonomi Rufaqa, ini mampu menyaingi kekuatan
Muhammad tampaknya melihat suatu bahaya dari kemungkinan terpuruknya
ekonomi kaum muslim yang belum maksimal. Oleh sebab itu, langkahnya adalah
dengan cara memacu anggota jama’ahnya atau komunitasnya untuk mampu
bersaing dalam bidang ekonomi dunia secara sehat dan Ashaari menanamkan etos
kerja di antara anggotanya sebagai bagian dari ibadah.
Akhirnya setelah berjuang selama kurang lebih 13 (tiga belas) tahun
lamanya terhitung dari tahun 1994 sejak Al Arqom dinyatakan terlatang dan sesat
oleh pemerintahan Malaysia dengan gigih untuk mewujudkan cita-citanya,
Ashaari Muhammad melalui sarekat barunya yang bernama Rufaqa atau kawan
setia memang telah melihat hasil kerjanya yang dapat dikatakan memuaskan
untuk ukuran komunitas muslim. Sebab Rufaqa yang dibentuknya, tidak saja
mampu membangun sebuah jama’ah atau komunitas keislaman, melainkan
Rufaqa mampu membangunkan sebuah konglomerasi ekonomi (walaupun
konglomerasi ekonomi ini sangat terlihat pada perkembangan Rufaqa yang ada di
Malaysia) yang bersifat koperatif sesuai dengan jiwa kejama’ahan Rufaqa serta
telah mampu melahirkan orang-orang Islam yang mempunyai etos kerja tinggi.
Dengan demikian, fakta membuktikan jika secara mayoritas terdapat suatu
prasangka negatif atau menurut Qodri Azizy (2004:24) adanya kontradiktif antara
semangat ajaran Islam dengan realita umatnya, yang menganggap bahwa
orang-orang Islam sebagai umat pemalas yang tidak mungkin dapat bersaing dengan
orang-orang diluarnya -di luar Islam- tentunya hal itu tidak berlaku bagi
komunitas Rufaqa.
Dengan tinjauan ini, komunitas Rufaqa yang diprakarsai oleh Ashaari
sebagian umat Islam terutama dijabarkan melalui pembinaan-pembinaan
mentalitas keagamaan dan tentu saja pada perbaikan tingkat kehidupan serta
perekonomian orang-orangnya. “Perlawanan” Rufaqa akan prasangka negatif
tersebut terlihat juga dari sejumlah gagasan dan konsep yang dilontarkan oleh
satu-satunya pemimpin tertinggi Rufaqa yaitu Ashaari Muhammad yang menolak
setiap konsep yang berasal dari barat seperti kapitalisme. Dan untuk menunjukkan
bahwa orang-orang Islam itu tidak lebih inferior dibanding bangsa-bangsa barat,
Ashaari Muhammad menyodorkan alternatif-alternatif konseptual yang digalinya
dari ajaran Islam baik tentang konsep sosial, pendidikan terutama lagi konsep
ekonomi. Bahkan lebih tegas lagi “perlawanan” nya dalam konsep ekonomi
dijabarkannya melalui sistem baru dalam berekonomi yang tentunya telah
diaplikasikannya di dalam tubuh Rufaqa melalui sistem ekonomi menurut
kehendak Tuhan. Hal ini sekaligus menjadi alternatif ideal yang sesuai dengan
gagasan utopis komunitas ini dimana keberhasilan mereka dalam
menumbuhkembangkan identitas komunitasnya sebagai suatu komunitas muslim
yang akan melakukan suatu “perlawanan” yang tercerminkan dalam aktivitas
ekonominya dengan tidak sedikit pun meninggalkan nilai-nilai religiusitas
keislaman dalam “perlawanan” itu yang dirangkum dalam sistem ekonomi
menurut kehendak Tuhan.
Sistem ekonomi Islam tidak sama dengan sistem-sistem ekonomi yang
lain. Sistem ekonomi menurut kehendak Tuhan ini mempunyai ciri yang sangat
berbeda dengan sistem ekonomi lainnya yaitu :
• Melibatkan Tuhan • Berlandaskan taqwa
• Penuh suasana kekeluargaan • Penuh kasih sayang
• Keuntungannya untuk masyarakat • Tidak ada hutang berunsur riba • Mementingkan insaniah
• Bertujuankan Akhirat
• Masyarakat akan kaya dan individu miskin
Tujuan dari aktivitas ekonomi menurut kehendak Tuhan secara umum
adalah untuk mendapat keridhaan Tuhan dan secara khusus adalah sebagai
berikut:
1. Melahirkan kehidupan islam dalam berekonomi.
2. Dengan berekonomi memudahkan melakukan ibadah-ibadah asas.
3. Untuk membangun fardhu kifayah
4. Untuk memberikan layanan kepada masyarakat
5. Untuk dapat berdikari dan tidak bergantung kepada orang bukan islam,
dengan itu kita merdeka
6. Untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan efisien dan
menghindarkan pembaziran
7. Untuk mencegah monopoli dan penyalahgunaan atas bahan-bahan
keperluan orang banyak
8. Membuka kesempatan kerja bagi masyarakat
9. Untuk mensyukuri nikmat Allah
10.Untuk menjadi sebaik-baik manusia melalui pemberian layanan kepada
11. Untuk berhubungan, berkenalan dan berkasih sayang sesama manusia
Hasil dari “perlawanan” tersebut bisa terlihat jelas dengan keberhasilan
yang telah dicapai Rufaqa Internasional dalam menumbuhkembangkan aktivitas
ekonomi menurut kehendak Tuhan tersebut. Yaitu mereka mempunyai 450
rangkaian perniagaan atau perekonomian di beberapa negara didunia, yaitu :
1. Rangkaian pasaraya dan minimarket
2. Rangkaian pustaka dan peralatan ibadah
3. Rangkaian pengedaran barang edutainement, buku dan multimedia
4. Rangkaian pengedaran keperluan harian dan pejabat
5. Rangkaian restoran, cafetaria dan catering service
6. Rangkaian cake dan bakery
7. Rangkaian industri herba
8. Rangkaian industri makanan dan minuman
9. Rangkaian butik dan jahitan
10. Kilang baju dan kilang sepatu
11. Rangkaian tadika, ibtidai, tsanawi
12. Akademi mawaddah, kursus-kursus dan motivasi
13. Rangkaian kumpulan nasyid mawaddah dan kumpulan berbagai
kebudayaan
14. Rangkaian klinik, klinik bersalin, dan perobatan kerohanian
15. Rangkaian pelancongan, bus dan limousin, ticketing, haji dan umrah,
rufaqa’ inn, resort, dan rumah tamu
16. Rangkaian penerbitan media cetak, elektronik, multimedia, studio rekaman,
17. Rangkaian pembinaan dan pertukangan
18. Rangkaian bengkel, konsultan teknologi, maintenance dan services
19. Rangkaian pertanian, perikanan, peternakan berskala besar, sederhana dan
kecil
Faham keekonomian keislamannya yang dikembangkan Rufaqa melalui
sistem ekonomi menurut kehendak Tuhan tersebut tampaknya memberikan
kontribusi yang tidak kecil dalam proses menanamkan etos kerja dan semangat
juang orang-orangnya terlabih semangat keberagamaan mereka –yang tentu saja
semua orang-orang Rufaqa adalah muslim- dalam rangka mengangkat harkat dan
martabat umat Islam. Oleh sebab itu, lahirnya Rufaqa sebagai komunitas muslim
dapat dilihat sebagai suatu “perlawanan’ akan prasangka negatif atau yang
menurut Qodri Azizy adalah adanya kontradiktif (2004:24) terhadap umat Islam
sekaligus suatu pencarian alternatif ideal yang sesuai dengan gagasan utopis
komunitas ini dalam menghadapi berbagai benturan dari peradaban moderen yang
5.2. Saran
Adapun saran untuk Rufaqa Internasional umumnya dan Rufaqa
Pakanbaru khususnya adalah:
• Melakukan pelebaran sayap atau memperbanyak lagi untuk mengadakan usaha-usaha ekonomi Rufaqa di sejumlah kota lainnya di Indonesia.
Karena selama ini di Indonesia hanya ada di Pekanbaru, Jakarta dan
Makassar. Hal ini guna memperluas pengenalan publik terhadap Rufaqa
lebih dalam lagi.
• Menjadikan perkembangan Rufaqa Indonesia seperti Rufaqa Malaysia melalui Bandar Country Homesnya karena Malaysia memiliki banyak
penduduk muslim dan Indonesia memiliki lebih banyak lagi penduduk
muslim.
• Hendaknya Rufaqa Malaysia melakukan pengiriman atas tenaga-tenaga ahli yang telah faham dan mahir dalam mengembangkan Rufaqa Malaysia
untuk melakukan pengembangan terhadap Rufaqa Indonesia terlebih yang
ada di Pekanbaru dengan kampung jiasnya.
• Melakukan pengenalan yang lebih luas lagi tentang konsep ekonomi menurut kehendak Tuhan kepada khalayak ramai terutama kaum ekonom
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK INFORMAN Judul Skripsi :
RELIGIUSITAS DAN AKTIVITAS EKONOMI PADA RUFAQA INTERNASIONAL
(Studi Kasus Pada Rufaqa Internasional Pekan Baru)
A. Biodata Informan 1. Nama : 2. Jenis kelamin : 3. Usia : 4. Status : 5. Alamat : 6. Pendidikan Terakhir :
7. Tahun Bergabung dengan Rufaqa Internasional :
8. Peran di Rufaqa Internasional :
B. Perkembangan Rufaqa Internasional Dalam Perekonomian Islam
1. Bagaimana awal anda terlibat dalam aktivitas ekonomi Rufaqa Internasional ?
2. Bagaimana perkembangan Rufaqa Internasional sejak awal berdiri di Pekan Baru hingga saat ini ?
3. Apakah aktivitas ekonomi yang dilaksanakan Rufaqa Internasional merupakan wujud lain dari pengembangan ekonomi Islam ?
4. Bagaimana pengaruh dari aktivitas ekonomi Rufaqa Internasional terhadap perekonomian Islam ?
5. Usaha-usaha perekonomian apa saja yang berada dibawah naungan Rufaqa Internasional ?
C. Nilai-nilai Religius Dalam Memotivasi Aktivitas Perekonomian Rufaqa Internasional
1. Mengapa anda tertarik bergabung dalam Rufaqa Internasional ?
2. Bagaimana strategi atau cara yang dilakukan Rufaqa Internasional dalam mengembangkan Rufaqa Internasional ?
3. Apakah faham keislaman atau nilai-nilai religius Islam merupakan faktor utama dalam memotivasi aktivitas perekonomian Rufaqa Internasional ?
4. Jika benar, nilai-nilai religius yang seperti apa yang mampu memotivasi aktivitas perekonomian Rufaqa Internasional ?
5. Sejauh mana nilai-nilai religius tersebut mampu memberikan pengaruh pada aktivitas perekonomian Rufaqa Internasional ?
6. Apakah perekonomian Rufaqa Internasional benar-benar ekonomi yang bebas dari riba ?
7. Jika benar, apakah pelaksanaan ekonomi yang bebas dari riba tersebut memberikan pengaruh pada aktivitas perekonomian Rufaqa Internasional ?
8. Apakah ajaran Islam untuk selalu beretos kerja tinggi pada pemeluknya serta tidak melupakan kehidupan akhirat juga merupakan motivasi bagi pelaksanaan ekonomi Rufaqa Internasional ?
D. Sistem Sosial dan Ekonomi Rufaqa Internasional
1. Apakah Rufaqa Internasional berperan dalam kehidupan masyarakat sekitar ?
2. Jika ada, peran tersebut mencakup aspek apa saja ?
3. Bagaimana wujud kepedulian Rufaqa Internasional terhadap kehidupan masyarakat sekitar ?
4. Mampukah aktivitas ekonomi yang dijalankan Rufaqa Internasional memberikan pengaruh yang positif terhadap kehidupan masyarakat sekitar ?
5. Jika iya, menurut anda bagaimana respons masyarakat terhadap kehadiran Rufaqa Internasional ditengah mereka ?
6. Bagaimana Rufaqa Internasional merubah image kapitalisme yang merupakan sistem yang sangat berpengaruh pada perekonomian dunia ?
7. Untuk sektor produksi, apa yang menjadi fokus produksi ekonomi Rufaqa Internasional ?
8. Bagaimana hasil produksi itu dikonsumsi atau digunakan ?
9. Strategi apa yang dilakukan Rufaqa Internasional dalam pemasaran/distribusi dari produk-produk perekonomian tersebut ?
10. Bagaimana Rufaqa Internasional mengeliminir ekonomi riba dalam sistem perekonomiannya ?
E. Eksklusifitas Rufaqa Internasional Terhadap Kondisi Sosiologis Masyarakat
1. Siapa saja yang dapat terlibat dalam aktivitas perekonomian Rufaqa Internasional ?
2. Apakah Rufaqa Internasional mempunyai struktur kepengurusan ?
3. Apakah kepengurusan itu bersifat formal atau hanya informal ?
4. Apa tujuan dari pembentukan kepengurusan itu ?
5. Apakah kepengurusan itu juga berperan untuk pengembangan perekonomian Rufaqa Internasional ?
6. Apakah kepengurusan itu tidak menjadikan Rufaqa Internasional menjadi tertutup bagi masyarakat luas ?
7. Rufaqa Internasional menjalankan faham keislaman yang sangat kental ditengah-tengah masyarakat yang sekuler, apakah hal ini tidak menjadi penghambat dalam pelaksanaan aktivitas ekonomi Rufaqa Internasional ?
8. Sejauh mana masyarakat menerima Rufaqa Internasional dengan atribut keislamannya ?
9. Pada awalnya Rufaqa Internasional mempunyai nama besar dengan atribut keislaman yang sangat mencolok dibawah bendera Darul Arqom. Banyak pemahaman Islam yang dijalankan komunitas Darul Arqom yang dianggap eksklusif oleh masyarakat termasuk penampilan wanitanya yang memakai cadar serta para lelakinya yang bersorban. Sekarang Rufaqa Internasional tidak seperti Darul Arqom yang dahulu. Apakah penampilan yang dianggap masyarakat eksklusif tersebut menghambat jalannya perekonomian Rufaqa Internasional ?
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan Terjemahannya. Depag RI
Arifin, Imron, dkk. Darul Arqam : Gerakan Mesianik Melayu. Kalimasahada
Press. Malang: 1996
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Rineka
Cipta. Jakarta: 1997
Azizy, A Qodri. Membangun Fondasi Ekonomi Umat.Pustaka Pelajar. Jogjakarta:
2004
Bellah, Robert N. Religi Tokugawa Akar-Akar Budaya Jepang. Gramedia.
Jakarta: 1992
Chapra, M Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi; Islamisasi Ekonomi
Komtemporer. Risalah Gusti. Surabaya: 1999
Majalah GATRA. Laporan Utama. Edisi 28. Jum’at 21 Mei 2004
Majalah GATRA. Laporan Utama. Edisi 14. Sabtu 17 Februari 1996
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya. Bandung:
2002
Multitama Communications. Kisah Sukses Pebisnis Muslim Indonesia. Pustaka Al
Kautsar. Jakarta: 2004
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Sosial. UGM Press. Jogjakarta: 1994
Qodir, Zuly. Agama dan Etos Dagang. Pondok Edukasi. Solo: 2002
Reading, Hugo F. Kamus Ilmu-ilmu Sosial. Rajawali. Jakarta:1986
Suharya, Toto. Harian Pikiran Rakyat Bandung. Sabtu, 21 Mei 2005 dalam
Suwarsono. Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia. LP3ES. Jakarta:
1994
Taharem, Abu Dzarin, dkk. Ekonomi Islam Menurut Kehendak Tuhan. Minda
Ikhwan. Selangor, Malaysia: 2006
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai
Pustaka. Jakarta:2005
Turner, Bryan S. Sosiologi Islam Suatu Telaah Analisis Atas Tesa Sosiologi
Weber. Rajawali Pers. Jakarta: 1992
Weber, Max. The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism. Charles
Scribner’s Sons. New York: 1956