• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Sekilas Tentang Kota Pekanbaru

Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada saat itu dipimpin oleh seorang Kepala Suku disebut Batin. Daerah ini mulanya hanya

ladang, lambat laun menjadi perkampungan. Kemudian perkampungan Senapelan

berpindah ke tempat pemukiman baru yang kemudian disebut Dusun Payung

Sekaki yang terletak di tepi muara sungai Siak. Nama Payung Sekaki tidak begitu dikenal pada masanya melainkan Senapelan. Perkembangan Senapelan

berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Semenjak

Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah menetap di Senapelan, beliau membangun istananya di Kampung Bukit berdekatan dengan perkampungan Senapelan.

Diperkirakan istana tersebut terletak di sekitar Mesjid Raya sekarang. Sultan

Abdul Jalil Alamudin Syah mempunyai inisiatif untuk membuat Pekan di Senapelan tetapi tidak berkembang. Usaha yang telah dirintis tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya Raja Muda Muhammad Ali di tempat baru yaitu

disekitar pelabuhan sekarang. Selanjutnya pada hari Selasa tanggal 21 Rajab 1204

H atau tanggal 23 Juni 1784 M berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku

(Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar dan Kampar), negeri Senapelan diganti

namanya menjadi "Pekan Baharu" selanjutnya diperingati sebagai hari lahir Kota

Pekanbaru. Mulai saat itu sebutan Senapelan sudah ditinggalkan dan mulai

Pekanbaru. Pemerintahan Pekanbaru selalu mengalami perubahan dan

perkembangan, antara lain sebagai berikut

1. SK Kerajaan Besluit van Her Inlanche Zelf Bestuur van Siak No.1 tanggal

19 Oktober 1919, Pekanbaru bagian dari Kerajaan Siak yang disebut

District.

2. Tahun 1931 Pekanbaru masuk wilayah Kampar Kiri dikepalai oleh

seorang Controleur berkedudukan di Pekanbaru.

3. Tanggal 8 Maret 1942 Pekanbaru dikepalai oleh seorang Gubernur Militer

disebut Gokung, Distrik menjadi Gun dikepalai oleh Gunco.

4. Ketetapan Gubernur Sumatera di Medan tanggal 17 Mei 1946 No.103

Pekanbaru dijadikan daerah otonom yang disebut Haminte atau Kota b.

5. UU No.22 tahun 1948 Kabupaten Pekanbaru diganti dengan Kabupaten

Kampar, Kota Pekanbaru diberi status Kota Kecil.

6. UU No.8 tahun 1956 menyempurnakan status Kota Pekanbaru sebagai

kota kecil.

7. UU No.1 tahun 1957 status Pekanbaru menjadi Kota Praja.

8. Kepmendagri No. Desember 52/I/44-25 tanggal 20 Januari 1959

Pekanbaru menjadi ibukota Propinsi Riau.

9. UU No.18 tahun 1965 resmi pemakaian sebutan Kotamadya.

10.UU No.22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah sebutan Kotamadya

berubah menjadi Kota.

Kota Pekanbaru sebagai Ibukota Propinsi Riau telah berkembang dengan

pesat seiring dengan kemajuan pembangunan dewasa ini Secara administrasi

Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau. Keberadaan Kota Pekanbaru merupakan

dasar dekonsentrasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 5 Tahun

1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah. Kota Pekanbaru dibagi atas 8

(delapan) Kecamatan yang terdiri dari 50 (lims puluh) Desa / Kelurahan.

Berikut tabel tentang jumlah kecamatan sampai rukun tetangga (RT) yang

ada di kota Pekanbaru tahun 2000.

Tabel I

Banyaknya Desa/ Kelurahan, RW, RT Dirinci Menurut Bentuk Desa Dalam Kota Pekanbaru Tahun 2000

KECAMATAN

BENTUK DESA/KELURAHAN PERANGKAT DESA/KELURAHAN SWA DAYA SWA KARYA SWA SEMBADA JUMLAH RW RT (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. TAMPAN 6 - - 6 70 297 2. BUKIT RAYA 10 - - 10 128 462 3. LIMA PULUH 4 - - 4 31 122 4. SAIL 3 - - 3 18 72 5. PEKANBARU KOTA 6 - - 6 42 146 6. SUKAJADI 8 - - 8 42 174 7. SENAPELAN 6 - - 6 39 151 8. RUMBAI 7 - - 7 65 286 JUMLAH 50 - - 50 435 1.710

Sum ber: Kant or Pem bangunan Desa Pek anbaru dalam

Berdasarkan Tabel I diatas mengenai banyaknya desa/ kelurahan, RW, RT

yang dirinci menurut bentuk desa dalam kota Pekanbaru tahun 2000 diketahui

Raya, Lima Puluh, Sail, Pekanbaru Kota, Sukajadi, Senapelan dan Rumbai.

Dengan perincian 50 (lima puluh) desa/kelurahan. Dan dari 50 (lima puluh)

kelurahan tersebut terdiri lagi atas 435 (empat ratus tiga puluh lima) Rukun Warga

(RW) serta 1.710 (seribu tujuh ratus sepuluh) Rukun Tetangga (RT).

Tabel II

Nama-Nama Desa/Kelurahan Dirinci Menurut Status dan Kecamatan Kota Pekanbaru Tahun 2000

KECAMATAN DESA / KELURAHAN STATUS

PEMERINTAHAN

(1) (2) (3)

01. TAMPAN 001. SIMPANG BARU Kelurahan

002. SIDOMULYO TIMUR Kelurahan

003. LABUH BARU TIMUR Kelurahan

004. TAMPAN Kelurahan

005. SIDOMULYO BARAT Kelurahan

006. LABUH BARU BARAT Kelurahan

02. BUKIT RAYA 001. SIMPANG TIGA Kelurahan

002. KULIM Kelurahan

003. TANGKERANG TIMUR Kelurahan

004. TANGKERANG SELATAN Kelurahan

005. TANGKERANG TENGAH Kelurahan

006. TANGKERANG BARAT Kelurahan

007. TANGKERANG UTARA Kelurahan

008. REJOSARI Kelurahan

009. SAIL Kelurahan

010. TEBING TINGGI OKURA Kelurahan

03. LIMA PULUH 001. RINTIS Kelurahan

002. SEKIP Kelurahan

003. TANJUNG RHU Kelurahan

004. PESISIR Kelurahan

04. SAIL 001. CINTA RAJA Kelurahan

002. SUKAMAJU Kelurahan

003. SUKAMULIA Kelurahan

05. PEKANBARU KOTA 001. SIMPANG EMPAT Kelurahan

002. SUMAHILANG Kelurahan

003. TANAH DATAR Kelurahan

004. KOTA BARU Kelurahan

005. SUKARAMAI Kelurahan

006. KOTA TINGGI Kelurahan

06. SUKAJADI 001. WONOREJO Kelurahan

002. JADIREJO Kelurahan

003. KAMPUNG TENGAH Kelurahan

004. KAMPUNG MELAYU Kelurahan

005. KEDUNG SARI Kelurahan

006. HARJOSARI Kelurahan

008. PULAU KARAM Kelurahan

07. SENAPELAN 001. PADANG BULAN Kelurahan

002. PADANG TERUBUK Kelurahan

003. SAGO Kelurahan

004. KAMPUNG DALAM Kelurahan

005. KAMPUNG BANDAR Kelurahan

006. KAMPUNG BARU Kelurahan

08. RUMBAI 001. UMBAN SARI Kelurahan

002. MERANTI PANDAK Kelurahan

003. LIMBUNGAN Kelurahan

004. LEMBAH SARI Kelurahan

005. LEMBAH DAMAI Kelurahan

006. RUMBAI BUKIT Kelurahan

007. MUARA FAJAR Kelurahan

Sum ber: Kant or Pem bangunan Desa Pek anbaru dalam

Berdasarkan Tabel II diatas mengenai nama-nama desa/kelurahan dirinci

menurut status dan kecamatan kota Pekanbaru tahun 2000 diketahui bahwa kota

Pekanbaru memiliki 8 (delapan) kecamatan yaitu Tampan, Bukit Raya, Lima

Puluh, Sail, Pekanbaru Kota, Sukajadi, Senapelan dan Rumbai. Dari 8 (delapan)

kecamatan tersebut terdiri lagi menjadi beberapa desa/kelurahan. Berdasarkan

tabel II maka terdapat 50 (lima puluh) desa/kelurahan di kota Pekanbaru. Uniknya

lagi Pekanbaru dikenal dengan slogan "Kotaku, Kotamu dan Kota Kita Bertuah",

yang mempunyai motto: Bersih, Tertib, Usaha Bersama, Aman, dan Harmonis,

yang mempunyai arti;

1. Bersih

Bersih lahir, jiwa, rumahtangga, lingkungan pasar, pendidikan, tempat

hiburan/rekreasi, jalur hijau dan pusat kesehatan.

2. Tertib

Tertib pribadi, keluarga, lingkungan pekerjaan, beribadat, lalu lintas

sehingga terwujud warga yang selalu menjunjung tinggi norma kaidah dan

3. Usaha Bersama

Keterlibatan kebersamaan dari pemerintah, orpol, ormas, generasi muda,

alim ulama, cerdik cendekiawan, seniman dan seluruh lapisan masyarakat

dalam berfikir dan berusaha guna mewujudkan pembangunan untuk

kesejahteraan rakyat.

4. Aman

Rasa tentram setiap pribadi, keluarga, lingkungan masyarakat dan kotanya

dari gangguan ancaman dan hambatan dalam berfikir dan berusaha guna

menjalankan ibadah dan melaksanakan pembangunan.

5. Harmonis

Serasi, seiya sekata, senasib, sepenanggungan saling hormat menghormati.

Setukul bagai palu Seciap bagai ayam Sedencing bagai besi Yang tua dihormati Yang muda dikasihi

Yang cerdik pandai dihargai Yang memerintah ditaat

Menuju tahun 2020 Pekanbaru bervisikan "Terwujudnya Kota Pekanbaru

Sebagai Pusat Perdagangan Dan Jasa, Pendidikan serta Pusat Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan Taqwa". Visi tersebut mengandung makna bahwa; Pusat Perdagangan dan Jasa,

menggambarkan keadaan masyarakat Kota Pekanbaru yang diinginkan dalam

masyarakatnya yang dinamis akan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk

dapat mewujudkan Kota Pekanbaru menjadi pusat perdagangan dan jasa di

kawasan Sumatera; Pusat Pendidikan, pemerintah Kota Pekanbaru kedepan akan

selalu berusaha untuk memberdayakan masyarakatnya agar dapat berperan serta

secara aktif meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam rangka

menciptakan pembangunan manusia seutuhnya. Pemberdayaan sumber daya

manusia lebih diarahkan kepada terwujudnya sarana dan prasarana pendidikan

formal dan non-formal dibidang keahlian dan kejuruan yang terpadu diikuti

dengan upaya penyiapan sarana dan prasarana pra pendidikan sampai perguruan

tinggi. Dengan langkah tersebut sangat diharapkan dalam tahun-tahun selanjutnya

di Kota Pekanbaru akan dapat tersedia sarana pendidikan yang lengkap dan

unggul; Pusat Kebudayaan Melayu merupakan refleksi dari peradaban tatanan

nilai-nilai budaya luhur masyarakat Kota Pekanbaru yang mantap dalam

mempertahankan, melestarikan, menghayati, mengamalkan serta

menumbuhkembangkan budaya Melayu. Kehendak menjadikan Kota Pekanbaru

sebagai pusat kebudayaan Melayu antara lain akan diarahkan kepada tampilnya

identitas fisik bangunan yang mencerminkan kepribadian daerah, adanya kawasan

beridentitas adat Melayu serta makin mantapnya kehidupan adat yang digali dari

nilai-nilai luhur Melayu; Masyarakat Sejahtera merupakan salah satu tujuan

kehidupan masyarakat Kota Pekanbaru pada tahun 2020 kedepan. Dalam kondisi

ini dicita-citakan masyarakat akan dapat hidup dilingkungan yang relatif aman,

bebas dari rasa takut dan serba kecukupan lahir batin secara seimbangan dan

selaras baik material maupun spiritual yang didukung dengan terpenuhinya

taqwa merupakan landasan spiritual moral, norma dan etika dimana masyarakat pada kondisi tertentu mempunya pikiran, akal sehat dan daya tangkal terhadap

segala sesuatu yang merugikan dengan memperkukuh sikap dan prilaku individu

melalui pembinaan agama bersama-sama yang tercermin dalam kehidupan yang

harmonis, seimbang dan selaras

Terkait dengan visi dari Kota Pekanbaru untuk menjadikan Kota

Pekanbaru sebagai pusat kebudayaan melayu, sangatlah pantas jika kota ini

diwarnai dengan atribut-atribut kemelayuannya. Ini terlihat jelas pada

bangunan-bangunan kantor baik itu pemerintahan maupun swasta, bangunan-bangunan sekolah bahkan

beberapa pusat perbelanjaan, memiliki ornamen-ornamen dari spesifik budaya

melayu. Yang lainnya, atribut-atribut adat melayu juga sangat kontras terlihat

pada hari jum’at, dimana semua instansi pemerintahan dan juga swasta yang

bergerak di semua aspek kehidupan dari pendidikan, agama sampai perekonomian

dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai anggota dewan semua memakai pakaian

adat melayu yaitu untuk laki-laki memakai teluk belanga dan untuk perempuan

memakai baju kurung. Bahasa sehari-hari penduduk juga sangat bercirikan logat

melayu.

Kota yang memiliki pendapatan regional cukup tinggi yangmana untuk

pendapatan perkapita penduduk Pekanbaru pada setiap tahunnya saja mengalami

kenaikan persentase. Perhitungan atas dasar harga berlaku, tahun 1999 sebesar

Rp.3.413.040,10 juta menjadi Rp.5.093.714,30 juta pada tahun 2000 atau naik

sebesar 49,24%. Sedangkan atas dasar harga konstan 1993, pada tahun 1999

sebesar Rp.1.873.218,19 menjadi Rp.2.097.377,71 pada tahun 2000 atau naik

kota pelabuhan. Hal ini bisa kita lihat pada lambing dari kota ini terlihat gambar

pohon karet dan menara minyak memakai takal yang memiliki makna bahwa

sebagai kota dagang dan kota pelabuhan yang banyak mengekspor hasil hutan dan

hasil bumi. Jadi wajar saja dengan komitmen dari pihak pemerintah, adanya

sumber daya manusia serta sumber daya alam yang melimpah, kota ini mampu

menaikkan pendapatannya.

Dokumen terkait