• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.2. Profil Informan Penelitian

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1. Wahyudin Samsul Ridwan

38 Tahun yang lalu ia lahir di kota yang bersuhu sejuk yaitu Bandung.

Yang tentu saja beliau bersuku Sunda. Pria yang sangat ramah ini memiliki 2

(dua) orang istri, istri pertamanya menetap di Jakarta yang bernama Munirah.

Permaisurinya yang kedua adalah wanita lembut bernama Nafisah. Dari kedua

istrinya tersebut Wahyudin memiliki 6 (enam) orang anak. Wahyudin bergabung

dengan Rufaqa pada tahun 1994 ketika berita tentang kesesatan Darul Arqom

-yang merupakan nama sebelum menjadi Rufaqa- gencar diberitakan di seluruh

media cetak dan elektronik di bumi Indonesia. Ia tidak percaya dan lantas ikut

bergabung dan bertahan sampai sekarang. Baginya pemberitaan tentang kesesatan

Darul Arqom pada waktu itu bukan malah membuat ia percaya tapi malah

membuat ia semakin mengenal Arqom sekaligus menjadikan Arqom semakin

terkenal. Sebelum bergabung di Rufaqa, pria tamatan Apprentice School,

Bandung -sekarang berubah nama menjadi Universitas Nurtanio- jurusan Aircraft

Construction angkatan ke IX, selama 7 (tujuh) tahun lamanya pernah bekerja di

Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang menjadi PT.

Dirgantara Indonesia pada Program N250 dan Designer Aerodinamic. Sekarang

ia beserta Nafisah istri keduanya dan ketiga anak mereka tinggal di perkampungan

Tenayan Raya Pekanbaru. Wahyudin menjabat sebagai sekretaris pada Yayasan

Al Hijrah sekaligus berperan sebagai Kepala Biro Ekonomi untuk seluruh Rufaqa

Sumatera.

2. Ummi Kalsum atau Elah Nurelah

Calon ibu ini sedang hamil muda yang merupakan hasil perkawinannya

dengan Hasan Basri. Ia adalah seorang istri ketiga dari tiga istri kepunyaan

suaminya yang bernama Ir. Amal Indrawan bin Arifin yang dari ketiga istrinya

telah lahir 14 orang anak. Ummi Kalsum lahir 25 Oktober 1975 dan berdomisili

untuk saat ini di jias Pekanbaru. Sebelumnya ia pernah menempa bangku

perkuliahan di IAIN Sunan Gunung Jati jurusan Sejarah Kebudayaan Islam

Bandung dan berhasil menyelesaikan perkuliahannya pada tahun 2000. Bergabung

dengan Rufaqa, pada zamannya masih bernama Darul Arqom pada akhir tahun

1992 atau awal tahun 1993 atas dasar ketertarikannya yang mendalam kepada

figur orang-orang Rufaqa terlebih dalam tampilan fisik mereka seperti pada suatu

ketika ia sangat tertarik dengan wanita-wanita Rufaqa yang mengenakan cadar. Ia

berkeyakinan berarti ada motivasi yang sangat kuat sehingga wanita-wanita itu

mau memakai pakaian seperti itu. Motivasi itu yang ingin diketahuinya dan

akhirnya menjadikan ia juga seorang yang aktif di Rufaqa sampai saat ini.

Sebelum bertugas di Rufaqa Pekanbaru ia telah ditugaskan di bagian selatan

Indonesia yaitu kota Makasar. Walaupun ia berdomisili di Pekanbaru, perannya di

3. Ahmad Fauzan el Zaman bin Mohammad Adnan

Ia menyelesaikan sarjana Strata-1 di jurusan Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sriwijaya kota pempek Palembang sebagai

angkatan 1986. Pria kelahira Cirebon 12 November 1967 ini sampai saat ini sudah

beristri sebanyak 3 (tiga) orang dengan nama Aisyah, Muhsinah dan Sofiah

dengan jumlah anak 15 (lima belas) orang. Bermukin tetap di kota Palembang

namun juga memiliki hak untuk selalu tinggal di jias, Pekanbaru. Ia bergabung

dengan Rufaqa pada akhir tahun 1989 sekaligus awal tahun 1990. Sekarang

bertugas sebagai Dewan Syuro Rufaqa Indonesia sekaligus juga memiliki

kedudukan di Biro Tugas Khas.

4. Sofiah atau Heni Nurhaeni

Perempuan sunda ini merupakan istri ketiga dari Ahmad Fauzan el Zaman.

Ia kelahiran Sumedang 19 November tahun 1969 yang tahun ini berusia 38 tahun.

Pernah kuliah di Universitas Padjajaran Bandung Fakultas Ilmu Sosial Ilmu

Politik jurusan Ilmu Politik. Ia bergabung dengan Rufaqa pada tahun 1991 dan

sekarang berperan di Biro Kebajikan Ibu-ibu yang tidak lain ini merupakan bagian

dari Biro Tugas Khas pada sistem pembagian tugas di Rufaqa.

5. Siti Rahmah

Ia merupakan istri pertama sekaligus masih istri satu-satunya dari Ahmad

Sukri yang seorang muraqib atau pengajar di Madrasah Hubbullah. Berusia 30

tahun. Berdomisili tetap di jias Pekanbaru. Lahir di Kutacane pada 4 Maret 1976

dan memiliki 5 (lima) orang anak. Pernah mengenyam pendidikan agama di

Pesantren Badrul ‘Ulum Aceh Tenggara. Ia bergabung di Rufaqa pada tahun

6. Tengku Abdurrahman Umar

Pria berkulit hitam dan berpostur tinggi besar ini mempunyai 4 (empat)

orang istri. Istri pertama bernama Dra. Husna binti Sardan asal kota Padang

lulusan Fakultas Ushuluddin IAIN Padang. Yang kedua berasal dari Pematang

Siantar bernama Dwi Hartini SE binti R Suharto lulusan Fakultas Ekonomi

Universitas Medan Area Medan. Lalu yang ketika lulusan Fakultas Dakwah IAIN

Ar Raniry Banda Aceh bernama Mar’iyyah S.Ag binti Sulaiman yang berasal dari

Sigli dan istri keempatnya berasal dari negeri jiran Malaysia lulusan Akademi

Mawaddah Malaysia bernama Nurhidayah binti Nik Hishamuddin. Dan dari

keempat istrinya ini ia memperoleh 13 (tiga belas) orang anak. Ia lahir di

Takengon pada 10 September 1962 dan bersuku gayo. Bermukim tetap di jias,

Pekanbaru. Ia pernah kuliah di jurusan Aqidah Filsafat Fakultas Ushuluddin IAIN

Imam Bonjol Padang. Ia bergabung di Rufaqa pada akhir 1990 di kota Padang dan

sebelum bergabung di Rufaqa, ia pernah berkarier di Rois Nahdlatul Ulama Kota

Padang. Di Rufaqa pada saat ini ia menjabat sebagai salah seorang Direksi Rufaqa

Internasional Kuala Lumpur, GM Rufaqa Indonesia, Direktur Biro Pendidikan

Rufaqa Indonesia, Direktur Rufaqa Zona Indonesia bagian Timur yaitu di

Makassar dan Direktur Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Dokumen terkait