• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal Post Test kedua

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan pemahaman belajar IPS siswa kelas IVA SDN Keceme 1 yang berjumlah 27 siswa dengan menggunakan metode mind map. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam satu siklus dapat disimpulkan bahwa:

5.1 Kesimpulan

Penerapan metode mind map dengan memadukan unsur gambar, simbol garis lengkung, dan warna, dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IVA SDN Keceme1 Sleman, pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi di Indonesia Semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan penerapan metode mind map di kelas IVA SDN Keceme1, siswa merasa senang saat mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode mind map. Hal tersebut terlihat dari siswa duduk tenang saat pelajaran berlangsung serta banyaknya siswa yang aktif bertanya dan menyampaikan pendapat saat diskusi kelompok. Kegiatan membuat mind map dapat melatih keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru maupun mengemukakan pendapat saat bekerja dalam kelompok. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Buzan (2006:62) mengenai fungsi mind map yang dapat membantu seorang siswa dalam berkomunikasi.

Melalui mind map seorang siswa akan belajar menyusun pertanyaan yang hendak ditanyakan dan menentukan seberapa lama seorang siswa mempu melakukan komunikasi dengan orang lain. Selain itu mind map dikemas menjadi kegiatan pembelajaran yang menarik dengan tujuan untuk merangsang siswa agar lebih memahami materi (Buzan, 2005:98). Hal tersebut seperti yang terlihat saat guru menjelaskan materi dengan mind map, siswa terlihat duduk duduk tenang memperhatikan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh guru.

Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode mind map juga tampak. Siswa terlihat antusias ketika mengikuti pembelajaran, terutama saat kegiatan tanya jawab dan kegiatan membuat mind map. Siswa terlihat begitu antusias saat membuat mind map, karena melalui mind map siswa diberikan kebebasan untuk berkreativitas dan berimajinasi dalam mengkreasikan mind map. Kebebasan berimajinasi tidak hanya mempermudah siswa dalam memahami materi, tetapi berdampak pada rasa percaya diri dan kerjasama. Ketika membuat mind map, siswa dituntut untuk percaya diri dalam menuangkan imajinasinya. Siswa diharapkan tidak terpengaruh dengan pendapat temannya atau merasa minder dengan mind map yang dibuat oleh temannya. Membuat mind map pada setiap kegiatan pembelajaran dapat menghindarkan siswa dari rasa bosan dan jenuh. Seluruh kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode mind map mendorong siswa kelas IVA SDN Keceme 1 ikut berpartisipasi aktif, menumbuhkan ketertarikan terhadap materi pelajaran, keinginan mengikuti pelajaran, pemusatan perhatian, perasaan senang, serta keaktifan siswa yang semuanya merupakan indikator minat belajar.

Mind map menyajikan kegiatan pembelajaran yang lebih menyenangkan bagi siswa karena mind map menggunakan perpaduan garis lengkung, gambar, warna serta kata kunci. Melalui mind map pemahaman siswa IVA SDN Keceme1 menjadi lebih berkembang dengan melibatkan siswa untuk mampu memberikan contoh, merangkum, menjelaskan, menyimpulkan serta membandingkan. Hal tersebut terlihat dari kemampuan siswa memberikan contoh saat kegiatan tanya jawab maupun saat menuliskan kata kunci pada cabang mind map. Hal demikian mendorong siswa mencari sumber buku lain karena tuntutan belajarnya semakin tinggi, sehingga kemampuan siswa dalam memberikan contoh-contoh akan meningkat. Contoh yang dituliskan pada cabang mind map merupakan rangkuman dari berbagai sumber buku referensi yang dituangkan menjadi sebuah kata kunci sederhana yang mewakili permasalahan yang dibahas. Penentuan kata kunci menuntut kemampuan menyimpulkan. Karena bila referensi yang digunakan siswa banyak sementara kemampuan menyimpulkan kata kunci rendah, maka dipastikan kata kunci yang dipilih akan keluar dari permasalahan yang dibahas.

Saat kegiatan persentasi berlangsung, setiap siswa belajar menjelaskan mind map yang telah mereka buat secara berkelompok maupun secara individu. Semakin baik siswa menguasai materi, maka semakin baik pula kemampuan siswa dalam menjelaskan materi. Melalui mind map siswa akan lebih mudah menjelaskan materi, karena mind map merupakan metode yang divisualisasikan dalam bentuk warna, gambar, garis lengkung dan kata kunci. Selanjutnya, siswa membandingkan informasi yang mereka peroleh dari kegiatan persentasi dengan

informasi yang mereka peroleh saat kegiatan pembelajaran sehingga memperkaya pemahaman siswa akan materi yang dipelajari. Menurut Piaget (dalam Suparno, 2001), siswa kelas IV dengan rentang usia 9-11 tahun memasuki tahap operasional konkrit. Tahap demikian, siswa sudah mampu berfikir logis dan kritis namun memerlukan alat bantu berpikir nyata. Mind map merupakan alat bantu atau media berpikir konkret, karena didalamnya menyajikan sebuah meteri pembelajaran menjadi suatu yang nyata melalui gambar, garis lengkung, simbol, warna dan kata kunci.

5.2 Keterbatasan penelitian

Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak keterbatasan dalam pelaksanaannya. Adapun keterbatasan tersebut dipaparkan sebagai berikut;

1. Peneliti melakukan penelitian hanya dengan 1 (satu) siklus. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan antara peneliti dan guru kelas IVA. Seharusnya, penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui 2 siklus penelitian atau lebih. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, peneliti mempersiapkan instrumen sebaik mungkin sesuai dengan uji validitas dan reliabilitas.

2. Penelitian tindakan kelas (PTK) guru kelas tidak sepenuhnya terlibat selama proses penelitian berlangsung. Namun peneliti juga seharusnya ikut terlibat selama proses penelitian, karena penelitian tindakan kelas

(PTK) merupakan penelitian kolaboratif yang mengutamakan kerjasama antara guru kelas dan peneliti.

3. Peneliti sebaiknya menggali pengetahuan lebih mendalam terkait denagn unsur yang terdapat pada mind map seperti gambar, simbol, garis lengkung, warna dan kata kunci. Hal tersebut perlu dilakukan karena muncul anggapan bahwa mind map dapat meningkatkan minat dan pemahaman belajar siswa bukan karena mind map itu sendiri, melainkan karena unsur mind map didalamnya.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat diberikan bagi peneliti guru/ wali kelas yang bertindak sebagai peneliti, sebagai berikut

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebaiknya dilakukan 2 (dua) siklus penelitian. Melalui dua siklus penelitian diharapkan hasil penelitian akan dapat lebih dipercaya dan perbedaan variabel antara sebelum dan sesudah penelitianakan lebih terlihat.

2. Setiap siswa memiliki kemampuan yang beraneka ragam termasuk saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebaiknya mengetahui karakteristik tiap siswa agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Dokumen terkait