• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN REKOMENDAS

5.1. Kesimpulan

Pembangunan sebagai kunci survival negara bangsa sangat relevan bagi Negara Indonesia. Sebagai negara archipel terbesar di dunia dengan 17 ribu pulau dan 200 kelompok suku serta lima agama besar yang dipeluk oleh lebih dari 270 juta jiwa penduduk. Heterogenitas bangsa Indonesia sebagai negara eks koloni yang dijajah selama 300 tahun menjadikan pembangunan memiliki peran yang sangat strategis. Pembangunan tidak sekedar sarana mengangkat martabat bangsa Indonesia dengan cara mengejar ketertinggalan ekonomi Indonesia dibanding dengan negara negara maju lainnya. Pembangunan merupakan proses perubahan untuk membentuk dan memperkuat identitas negara bangsa. Hal ini sangat relevan bagi Indonesia yang tengah mengalamai transisi dari model pembangunan yang sebelumnya berhasil dilaksanakan melalui model birorkasi otoriter menjadi model pembangunan berbasis sistem demokrasi. Sistem demokrasi yang diperkenalkan sejak akhir 1990an, masih memerlukan pembuktian efektifitasnya dalam memecahkan masalah masalah kebangsaan. Banyak kritik ditujukan kepada sistem demokrasi yang ada sedang berjalan. Dari 72

masalah korupsi, kemiskinan dsb. Berbagai survey menunjukkan adanya kinerja pemerintahan saat ini yang lebih rendah dibanding dengan sistem orde baru. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara sistem demokrasi dan berbagai tuntutan pembangunan yang semakin kompleks. Pembangunan tidak sekedar diartikan sebagai upaya mengejar pertumbuhan ekonomi tetapi juga membangun kelembagaan dan kapasitas pemerintahan (governance capacity) sesuai dengan prinsip prinsip demokrasi.

Proses demokrasi membutuhkan adanya sistem perencanaan pembangunan yang mampu mendukung efektifitas sistem demokrasi dalam menjawab permasalahan pembangunan dan memperkokoh Indonesia sebagai entitas Negara bangsa. Banyak contoh Negara berkembang yang mengalami transisi demokrasi gagal dalam menciptakan kemakmuran dan memperkuat bangunan Negara bangsa. Kegagalan transisi demokrasi justru menciptakan kemiskinan, konflk berkepanjangan dan pembusukan politik (political decay) dimana institusi Negara dikendalikan dan dijarah oleh para politisi korup.

Dalam konteks tersebut, Indonesia sangat membutuhkan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai sarana mendukung proses transisi Indonesia dalam mewujudkan sistem demokrasi yang mampu memperbaiki kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional. Karaktertik geografis dan masyarakat Indonesia yang sangat beragam tersebut membutuhkan sistem perencanaan pembangunan yang mampu menjamin proses perubahan dan sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Namun demikian, berbagai perubahan ketata negaraan yang berjalan sejak akhir 1990an telah menciptakan sistem administrasi Negara yang terfragmentasi. Sebagai akibatnya Sistem Perencanaan Nasional cenderung melemah karena kurangnya koordinasi dan harmonisasi antar berbagai bidang kebijakan maupun lembaga pemerintah khususnya antara pusat dan daerah. Implikasi dari dinamika tersebut adalah terbengkalainya berbagai prioritas kebijakan, ketidakkonsistenan arah pembangunan, dan tentu saja penghamburan sumber daya pembangunan dalam memecahkan masalah masalah kesejahteraan dan konsolidasi pembangunan kapasitas pemerintahan yang demokratis.

Bertolak dari kenyataan ini maka diperlukan adanya penguatan sistem perencanaan pembangunan nasional melalui penguatan implementasi Undang Undang no 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sebagai sebuah sistem, Sistem perencanaan pembangunan nasional perlu dikaitkan secara selaras dengan sistem kebijakan lainnya terutama bidang administrasi keuangan Negara dan penyelenggaraan pemerintahan daerah. UU no 25 tahun 2004 perlu diperkuat menjadi payung hukum yang mampu menjamin keselarasan dan keterpaduan mobilisasi sumber daya nasional dan daerah dalam rangka mencapai target target pembangunan sebagaimana yang diharapkan oleh rakyat secara efektif dan efisien.

5.2. Rekomendasi

1. Diperlukan adanya Penyusunan Peraturan Pemerintah tentang Pedoman tata cara penyelenggaraan Sistem Perencanaan pembangunan Nasional dan Daerah. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur secara teknis prosedur dan format dalam perencanaan.

Disamping itu Peraturan Pemerintah ini diharapkan akan memuat standardisasi terminology yang menjembatani kebijakan keuangan dan perencanaan pembangunan dalam konteks penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2. Untuk mendukung pelaksaaan sistem perencanaan pembangunan sangat memerlukan dukungan kompetensi dari para pegawai. Untuk itu diperlukan adanya diklat teknis perencanaan pembangunan tidak saja bagi perencana tetapi juga semua pejabat/pegawai yang tugasnya terkait dengan perencanaan pembangunan.

3. Diperlukan adanya sistem evaluasi pembangunan nasional yang bersifat menyeluruh terkait dengan kinerja sektoral dan mudah diakses bagi masyarakat.

4. Perlunya adanya mekanisme yang mampu menjamin keterlibatan dari aktor non pemerintah dalam hal ini dunia usaha, wakil dunia profesi terutama petani, pedagang dsb. untuk memberikan masukan terkait dengan arah dan prioritas pembangunan. 5. Kebijakan perencanaan pembangunan nasional seyogyanya mampu mengakomodir

berbagai isu isu stratejik dalam pembangunan yang khas. Isu isu tersebut adalah resolusi konflik, penguatan perbatasan, pemberantasan korupsi dsb.

6. Dinamika Perubahan yang sangat cepat dalam berbagai hal terkait perencanaan pembangunan dan aturan serta perangkat analisis saat ini menuntut agar aturan juga dapat diperbaharui, sehingga wacana revisi UU N0. 25 Tahun 2004 dapat saja dilakukan guna memperbaiki aturan-aturan yang dirasakan tidak lagi relevan atau butuh nuansa yang lebih up to date.

Daftar Pustaka

Abidin, Said Zainal. "Peran Pemerintah Dalam Pembangunan." n.d.

Advisory Service Support for Decentralization (ASSD;GTZ;CIDA;Bappenas (2009). Naskah Akademik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Bidang

Desentralisasi.

Anonymous. "Perkembangan Strategi dan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia." n.d.

Arsyad, L. (1999) Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,. Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Bappenas. "Kerangka Pemikiran Reformasi Perencanaan dan Pembangunan." n.d.

Bratakusumah, Deddy Supriadi (2004). "Implikasi Perubahan UUD 1945 Terhadap Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional." n.d.

Bendavid-val, A. (1991). Rural area development planning, principles, approaches and tools of economic analysis, Vol. 1&2

Cunningham, C.H. (1993). Strategic plans as viable guides. School Administrator, 50, 50-51 74

Departemen Pekerjaan Umum;Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Nasional. "Pembangunan Partisipatif." Modul, n.d.

Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat (FPPM). Newsletter PBET. Bandung, April 2007.

Graham Bannock, Ron Eric Baxter and Evan Davis (2004). A Dictionary of Economics.

Penguin Books Ltd.

Hicks, Ursula. (1967), "Learning About Economic Development." Oxford Economici Papers,.

Indaswari, Dian. Perbandingan Peran Negara dalam Pembangunan di Indonesia dan Malasyia. n.d.

Indonesia, Republik. "Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang." 2007. Iryanto. "Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota Melalui Pendekatan Wilayan dan

Kerjasama Antar Daerah." n.d.

Jhingan, M.L, (2007) dan Penerjemah D. Guritno. Ekonomi Pembangunan ddan Perencanaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kartasasmita, Ginanjar. "Kebijaksanaan Perencanaan Pembangunan Memasuki Abad Ke-21."

Lustrum VI Universitas Pancasila. Jakarta, 1996.

Kaufman, R. (1996). Visions, strategic planning, and quality--more than hype. Educational Technology, 36, 5, 60-62.

Kementerian Dalam Negeri. " Revisi UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah." Naskah Akademis, Jakarta, 2011.

Kuhn, Thomas S. (2000), The Structure of Scientific Revolution : Peran Paradigma Dalam Revolusi Sains. Terjemahan. . Bandung: Remaja Rosdakarya

Lay, Cornelis (2003). Kompleksitas Persoalan Otonomi di Indonesia,. Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.

Mahmuddin Muslim, (2006), Menanti APBD berbasis Partisipasi Masyarakat, Makalah Disampaikan pada Training APBD, Bukittinggi, Departemen Keuangan RI. Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencana (PUSBINDIKLATREN-

BAPPENAS). "Simpul Perencana." Juli 2009.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP. Sistem Administrasi Keuangan Negara II . Modul, Jakarta: BPKP, 2007.

Republik Indonesia. "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah." 2004.

Republik Indonesia. "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga." 2004.

Republik Indonesia. "Undang - Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara." Jakarta, 2003.

Republik Indonesia. "Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional." 2004.

Robins, P. Stephen, dan Coulter, Mary. (1999). Manajemen. Jakarta: Indeks Gramedia

Schumpeter, Joseph Alois (1982). Theory of Economic Development. Transaction Publishers. Sj Sumarto, Hetifah. (2004). Inovasi, Partisipasi dan Good Governance. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia

Tjokroamidjojo, Bintoro (1995). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT. Toko Buku Gunung Agung.

Todaro, Michael P., Stephen C Smith, and Penerjemah Haris Munandar (2003),

Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga,

Usman, Sunyoto (2003). Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

LAMPIRAN