• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Persepsi Masyarakat tentang Program Keluarga Harapan (PKH)

Keluarga Penerima Manfaat (KPM) memiliki persepsi yang positif tentang Program Keluarga Harapan (PKH). Hal ini dapat dilihat dari kenyamanan KPM setelah menjadi peserta PKH, potensi yang dirasakan KPM terhadap PKH dan adanya keteraturan aktivitas pada kegiatan PKH yang dirasakan oleh KPM yang menunjukkan pengendalian.

Para KPM merasa senang karena PKH dirasakan membantu dari segi finansial maupun dari segi perhatian terhadap pendidikan dan kesehatan para anak KPM. Secara tidak langsung PKH membuat anak-anak KPM yang pada awalnya tidak bersemangat sekolah dan bahkan tidak ingin melanjutkan sekolah menjadi semangat bersekolah lagi.

Para KPM PKH merasakan potensi dari kegiatan PKH yang dapat memberikan kesadaran kepada KPM tentang pentingnya pendidikan dan kesehatan anak. Pemberian materi FDS setiap pertemuan kelompok membuat KPM merasa lebih sadar akan pentingnya pendidikan dan kesehatan pada anak. KPM percaya bahwa dengan bersekolah dan

memberikan gizi yang cukup pada anak, akan dapat menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan.

Para KPM juga merasakan keteraturan aktivitas pada kegiatan PKH yang menunjukkan pengendalian. Pada saat pertemuan kelompok, pendamping sering memberikan nasihat tentang penggunaan dana bantuan. Cara penyampaian yang sangat tegas serta seringnya frekuensi pemberian nasihat tentang penggunaan dana bantuan membuat KPM merasa cemas dan takut jika menyalahgunakan dana bantuan. KPM merasa takut jika dana bantuan akan dikurangi, atau bahkan dicabut kepesertaannya sebagai peserta PKH jika tidak menggunakan dana bantuan untuk keperluan pendidikan dan kesehatan.

2. Kualitas Pendampingan

Dalam penelitian ini masyarakat memiliki persepsi yang baik tentang kualitas pendampingan yang diberikan oleh pendamping sosial PKH. Hal ini dapat dilihat dari, pertama, pendamping mampu tanggap dalam memberikan pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikannya dengan cepat. KPM merasa bahwa pendamping PKH Desa Ngreco tanggap dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam pengimplementasian PKH di lapangan dengan baik.

Kedua, pendamping PKH Desa Ngreco mampu memberikan pelayanan yang dijanjikan secara baik dan memuaskan namun belum konsisten. Hal tersebut terlihat dari pendamping yang memberikan pelayanan berupa

pertemuan kelompok rutin setiap bulan. Pertemuan itu diisi dengan berbagai kegiatan seperti arisan antar KPM, penyampaian materi-materi FDS, dan kegiatan evaluasi penggunaan dana bantuan PKH oleh KPM. Namun, disisi lain KPM juga merasa bahwa pendamping belum konsisten dalam memberikan pelayanan, karena dalam satu tahun terakhir pendamping jarang datang ke pertemuan kelompok.

Ketiga, pendamping cukup memiliki pengetahuan, kemampuan, dan sifat dapat dipercaya sehingga dapat menjadi jaminan rasa aman saat dilaksanakannya kegiatan PKH. Hal tersebut terlihat dari kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh pendamping, pemberian sosialisasi, penyampaian materi-materi FDS, dan keterampilan pendamping dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang PKH, yang diajukan oleh KPM.

Pendamping PKH Desa Ngreco memang memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang baik, namun tidak dengan kemampuan dalam mendidik dan mengarahkan fokus KPM. Pendamping kurang mampu dalam mengarahkan ketertarikan KPM kepada potensi-potensi yang terkandung dalam PKH. Sebagian bersar KPM PKH Desa Ngreco lebih tertarik dengan dana bantuan saja. Hal tersebut terbukti pada saat pertemuan kelompok rutin, dimana pada saat itu KPM selalu menanyakan tentang waktu pencairan dana

Keempat, pendamping dirasakan mampu menempatkan diri dalam segala kondisi. Dan kelima, pendamping cukup mampu berkomunikasi dan

membangun hubungan dengan baik dengan KPM. Namun, komunikasi yang terjalin diantara pendamping dan KPM hanya terjadi saat pertemuan rutin saja.

3. Pengelolaan Dana

Pengelolaan dana bantuan PKH oleh KPM Desa Ngreco adalah kurang baik. Hal tersebut terlihat dari, pertama, kegiatan perencanaan penggunaan dana yang belum dilakukan oleh KPM PKH Desa Ngreco. KPM PKH belum melakukan kegiatan tersebut karena, sebagian besar KPM menggunakan dana secara to the point. Ketika dana bantuan PKH cair KPM akan menggunakan dana sesuai kebutuhan pada saat itu dan tidak merencanakan penggunaan dana jauh-jauh hari sebelum dana bantuan cair.

Kedua, sebagian besar KPM PKH Desa Ngreco tahun 2013 dan 2016 telah melakukan kegiatan pengorganisasian dana bantuan. Sedangkan untuk KPM tahun 2017 belum melakukan kegiatan pengorganisasian dana bantuan. Hal tersebut terjadi karena pendamping yang jarang datang ke pertemuan kelompok selama kurang lebih satu tahun terakhir. Pada saat pertemuan kelompok pendamping selalu mengingatkan tentang penggunaan dana sesuai anjuran pemerintah dan melakukan kegiatan evaluasi penggunaan dana. Namun, karena pendamping selama satu tahun ini jarang datang pada pertemuan dan KPM 2017 belum melakukan kegiatan evaluasi, sehingga membuat KPM 2017 merasa acuh dengan anjuran tersebut.

Ketiga, para KPM PKH Desa Ngreco tidak melakukan pengendalian atau pengawasan penggunaan dana bantuan PKH. Pada tahun 2013 hingga 2016 pendamping memang rajin untuk melakukan evaluasi penggunaan dana, karena adanya perintah dari Koordinator PKH Kabupaten Sukoharjo (KorKab) untuk melakukan evaluasi. Jadi jika KorKab PKH tidak memerintahkan untuk melakukan evaluasi, pendamping juga tidak akan melakukan evaluasi. Hal itulah yang terjadi pada tahun 2017 hingga sekarang, pendamping PKH Desa Ngreco tidak melakukan evaluasi penggunaan dana karena merasa tidak mendapatkan perintah dari koordinator PKH tingkat kabupaten.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya melihat PKH dari persepsi KPM dan pendamping saja. 2. Responden penelitian ini hanya terbatas pada KPM PKH komponen

pendidikan dan kesehatan saja. C. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Dinas Sosial Kabupaten Sukoharjo diharapkan dapat melakukan pelatihan dan monitoring kepada pendamping. Dengan adanya pelatihan dan monitoring diharapkan kemampuan pendamping dalam mendidik dan mengarahkan KPM

dapat memingkat, sehingga pendamping dapat membantu KPM untuk keluar dari kemiskinan melaui pemenuhan akses pendidikan dan kesehatan.

2. Dinas Sosial Kabupaten Sukoharjo, khususnya divisi yang menangani PKH hendaknya melakukan program evaluasi penggunaan dana bantuan secara rutin dan konsisten, sehingga dana yang telah dikeluarkan oleh pemerintah tidak sia-sia dan tepat sasaran.

3. Pendamping dan KPM diharapkan dapat tetap melakukan kegiatan evaluasi penggunaan dana bantuan walaupun tidak mendapatkan perintah dari orang lain.

4. Responden penelitian ini hanya terbatas pada KPM PKH komponen pendidikan dan kesehatan saja. Peneliti tidak memasukkan KPM PKH komponen kesejahteraan sosial (lansia dan disabilitas). Maka baik bagi peneliti selanjutkan untuk memasukkan KPM komponen kesejahteraan sosial agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

120