• Tidak ada hasil yang ditemukan

7.1 Kesimpulan

Diversifikasi usaha merupakan salah satu bentuk strategi perusahaan dalam usaha mengurangi risiko dan memaksimalkan keuntungan. Diversifikasi usaha yang dilakukan oleh Permata Anggrek dengan menjual dendrobium campur besar, sedang dan kecil merupakan sebuah solusi untuk mengurangi risiko. Rata-rata pengusahaan diversifikasi yang dilakukan oleh Permata Anggrek dapat mengurangi risiko pra penjualan dan risiko dalam pasar. Diversifikasi yang dilakukan dengan kombinasi anggrek dendrobium campur kecil memberikan risiko yang paling rendah dibandingkan dengan kombinasi lainnya.

Usaha diversifikasi dendrobium yang dilakukan Permata Anggrek dihadapkan pada kendala risiko yang dapat dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu: risiko pra penjualan dan risiko dalam pasar. Sumber risiko pra penjualan berasal dari tidak teraturnya persediaan dendrobium karena adanya perubahan iklim dan cuaca serta serangan hama dan penyakit. Risiko pada pasar bersumber dari perubahan selera konsumen, fluktuasi harga jual dan kerusakan pada saat proses transportasi dan distribusi. Permata Anggrek dalam upaya mengendalikan risiko pengusahaan dendrobium telah melakukan banyak cara yang cukup efektif, diantaranya adalah pencegahan dan pengendalian serangan hama dan penyakit untuk mengurangi jumlah tanaman yang mati, dan merespon dengan baik perubahan tren permintaan. Selain itu Permata Anggrek juga melakukan strategi integrasi vertikal untuk mengurangi risiko yang ada pada tahapan pemeliharaan, yaitu dengan memproduksi anggrek dendrobium sendiri khususnya kelompok dendrobium campur kecil.

7.2 Saran

Usaha diversifikasi yang dilakukan oleh Permata Anggrek dari sudut pandang penilaian dan analisis risiko masih belum tepat penggunaanya. Oleh karena itu, dibutuhkan kombinasi kelompok dendrobium yang lebih baik dan tepat serta mampu mengurangi tingginya nilai risiko pada usaha penjualan dendrobium. Hal yang cukup penting juga untuk diterapkan adalah strategi integrasi vertikal dan kontrak pemasaran. Integrasi vertikal dilakukan dengan mengusahakan dan

93

memproduksi dendrobium campur kecil sendiri, sedangkan kontrak pemasaran memiliki manfaat untuk mengurangi besarnya pengaruh risiko harga dalam pengusahaan dendrobium.

Usaha penanganan risiko yang telah dilakukan sebelumnya juga perlu untuk diperbaiki. Usaha pengedalian risiko kematian tanaman pada proses pemeliharaan perlu diubah yaitu bukan hanya mengandalkan pada kegiatan penyemprotan obat-obatan, akan tetapi perlu memperhatikan juga aspek sarana produksi yaitu rumah anggrek yang sudah tidak sesuai lagi dengan iklim sekarang.

94 DAFTAR PUSTAKA

Arfah S. 2009. Analisis Risiko Penjualan Anggrek Phalaenopsis Pada PT Ekakarya Graha Flora Di Cikampek, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Data Strategis BPS 2009. [8 Desember 2009] . 2010. Berita Resmi Statistik. http://www.bps.go.id//

[25 November 2010].

Saragih B. 1998. Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor : Yayasan Mulia Persada Indonesia.

Darmawi H. 2010. Manajemen Risiko. Bumi Aksara. Jakarta.

Debertin DL. 1986. Agricultural Production Economics. New York: Macmillan Publishing Company.

Departemen Pertanian. 2010. Perkembangan Volume Ekspor-Impor Anggrek Tahun 2004-2008. http://www.deptan.go.id// [25 November 2010]

Diether KB. 2009. Mean Variance Analysis A Portfolio of Three Risky Assets. Fisher College of Business.

http://fisher.osu.edu/~diether_1/b822/mv_analysis_2up.pdf [20 Desember 2010]

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat.2010. Sentra Produksi Tanaman Hias Unggulan di Jawa Barat pada Tahun 2007.

http://diperta.jabarprov.go.id/ [25 November 2010]

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2010. Perkembangan PDB Komoditas Hortikultura Indonesia Berdasarkan Harga Berlaku Periode 2004-2008. Jakarta: Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2005. Road Map Pasaca Panen dan Pemasaran Anggrek 2005-2010. Jakarta.

Elton EJ dan Gruber MJ. 1995. Modern Portfolio Theory And Investment Analysis. Fifth Edition. New York: John Wiley and Sons Inc.

Fariyanti A. 2008. Perilaku ekonomi rumahtangga petani sayuran dalam menghadapi risiko produksi dan harga produk di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung [disertasi]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

95

Ginting L. 2009. Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada Usaha Cempaka Baru di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Harwood J.R. Heifner, K. Coble, T. Perry, dan A. Somwaru. 1999. Managing Risk in Farming : Concepts, Research and Analysis, Agricultural Economics Report No.774. US Department of Agriculture.

Kountur R. 2004. Manajemen Risiko Operasional: Memahami Cara Mengelola Risiko Perusahaan. Jakarta: PPM

Kountur R. 2008. Manajemen Risiko. Jakarta: Abdi Tandur.

Lam J. 2008. Enterprise Risk Management. Jakarta Pusat: PT Ray Indonesia. Reiley HE dan Shry Jr CL. 2002. Introductory Horticulture. Sixth Edition.

Albany: Thomson Learning Inc

Robison LJ dan Barry PJ. 1987. The Competitive Firm’s Response to Risk. London: Macmillan Publisher.

Ruky SA. 2002. Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Safitri NA. 2009. Analisis Risiko Produksi Daun Potong Di PT Pesona Daun Mas Asri, Ciawi Kabupaten Bogor, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Sarwono B. 2002. Merawat Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.

Setiawan H. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya. Sutiyoso Y. 2003. Anggrek Potong Dendrobium. Jakarta: Penebar Swadaya. Tarigan PES. 2009. Analisis risiko produksi sayuran organik pada Permata Hati

Organic Farm di Bogor Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Wisdya S. 2009. Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis Pada PT Ekakarya Graha Flora Di Cikampek, Jawa Barat [skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

96 LAMPIRAN

97 Lampiran 1. Gambar Jenis Pestisida dan Pupuk yang Digunakan Untuk Tanaman

Dendrobium Permata Anggrek

Pupuk Hyponex Fungisida Dithane M-45

Insektisida Confidor 20 WP Insektisida Decis-25 EC

98

Lampiran 2. Rincian Perhitungan Peluang, Expected Return, Standard Deviation dan Coefficient Variation pada Analisis Risiko Tunggal Dendrobium Campur Besar, Sedang dan Kecil

Komoditas Kondisi Peluang Expected

Return (ER-Ri)^2 Pi(ER-Ri)^2 Variance

Standard Deviation Coefficient Variation D. Campur Besar Tertinggi 0.11 6,159,505 356,414,970,025 39,205,646,703 14,382,117,812,475 3792376.275 0.616 Normal 0.52 11,968,105,655,025 6,223,414,940,613 Terendah 0.37 21,944,587,095,025 8,119,497,225,159 D. Campur Sedang Tertinggi 0.07 18,289,957 91,890,565,215,211 6,126,037,681,014 195,342,919,160,290 13976513.126 0.764 Normal 0.46 304,905,495,581,878 140,256,527,967,664 Terendah 0.27 183,601,325,668,544 48,960,353,511,612 D. Campur Kecil Tertinggi 0.30 30,410,150 94,494,924,722,500 28,348,477,416,750 162,086,721,452,500 12731328.346 0.419 Normal 0.50 17,383,479,422,500 8,691,739,711,250 Terendah 0.20 625,232,521,622,500 125,046,504,324,500

98

Lampiran 3. Penentuan Nilai Persentase Penjualan Periode Agustus 2009-Maret 2011

Tahun Bulan Penjualan

D.C. Besar (pot) % D.C. Sedang (pot) % D.C. Kecil (pot) % Total (pot)

2009 Agustus 136 151 281 62 325 65 742 September 19 21 235 52 83 17 337 Oktober 57 63 335 74 149 30 541 November 33 37 491 109 124 25 648 Desember 43 48 293 65 145 29 481 2010 Januari 7 8 0 0 320 64 327 februari 8 9 0 0 475 95 483 Maret 24 27 0 0 438 88 462 April 26 29 0 0 478 96 504 Mei 5 6 80 18 609 122 694 Juni 64 71 266 59 489 98 819 Juli 8 9 162 36 353 71 523 Agustus 62 69 121 27 370 74 553 September 39 43 20 4 302 60 361 Oktober 0 0 0 0 438 88 438 November 134 149 184 41 269 54 587 Desember 0 0 214 48 188 38 402 2011 Januari 16 18 85 19 124 25 225 Februari 56 62 85 19 184 37 325 Maret 61 68 168 37 99 20 328

Dokumen terkait