• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS RISIKO PADA PERUSAHAAN

6.1 Identifikasi Risiko

6.1.2 Sumber Risiko dalam Pasar

Sumber risiko lainnya yang ditemukan pada Permata Anggrek adalah berasal dari tahapan penjualan atau pasar. Pada tahapan ini Permata Anggrek dihadapkan kepada sumber risiko yang muncul dari sisi permintaan (demand). Sisi demand ini merupakan faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan. Sisi demand dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain harga jual produk itu sendiri, harga jual produk lain (substitusi), selera masyarakat, tingkat pendapatan, jumlah penduduk. Masing-masing faktor ini juga berpengaruh terhadap produk anggrek yang dijual oleh Permata Anggrek. Beberapa faktor yang mempengaruhi penjualan dan menjadi sumber risiko, yaitu: selera konsumen, harga jual anggrek dan kerusakan pada saat proses pengiriman tanaman.

1. Selera Konsumen

Selera merupakan salah satu variabel yang cukup berpengaruh dalam konsep permintaan. Pertemuan atau titik keseimbangan antara permintaan dengan supply dapat berubah posisinya apabila selera berubah. Usaha produksi dan penjualan anggrek merupakan salah satu usaha yang cukup bergantung kepada faktor selera ini. Selera dalam usaha anggrek dapat diartikan sebagai kecintaan

75

dan ketertarikan para konsumen yang seluruhnya adalah para penikmat dan pecinta tanaman terhadap berbagai jenis anggrek. Setiap konsumen mempunyai penilaian dan ketertarikan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Bentuk usaha anggrek yang terdiri atas usaha anggrek dan anggrek pot memiliki standar penilaian selera yang berbeda. Anggrek potong biasanya sudah memiliki standar selera umum yang menjadi acuan bagi para pengusahanya, yaitu memiliki bunga yang lebih bulat dan lebar, panjang tangkai antara 40 cm- 60 cm dan jumlah kuntum yang cukup banyak antara 10-16 kuntum per tangkainya. Sedangkan pada anggrek pot hampir tidak ada acuan yang menjadi standar selera konsumen. Selera konsumen anggrek pot menjadi jauh lebih sulit untuk diprediksi, padahal apabila dapat diidentifikasi selera ini merupakan sebuah variabel yang dapat menjadi keunggulan pengusaha anggrek pot.

Permata Anggrek merupakan perusahaan yang tergolong kepada jenis pengusaha anggrek pot. Perusahaan pernah juga mengalami kesulitan dalam memprediksi selera konsumen. Pada awal pendirian usaha, Permata Anggrek memilih untuk mengusahakan anggrek dendrobium jenis hybrid yang bentuk bunganya keriting dan kurus. Ternyata fakta di lapangan jenis bunga berbentuk keriting kurang diminati dan terbukti pada periode Agustus 2009 hingga Maret 2011 jumlah penjualan anggrek jenis hybrid ini hanya berjumlah 67 pot tanaman. Rata-rata penjualan tanaman kelompok ini adalah 3-4 pot tanaman perbulannya. Penjualan tertinggi dalam satu bulan berjumlah 15 pot tanaman namun di periode yang lain tepatnya pada bulan Desember 2009, Agustus 2010, Oktober 2010, November 2010 dan Januari 2011 perusahaan sama sekali tidak dapat menjual tanaman kelompok ini. Bahkan pada bulan lainnya juga terkadang perusahaan hanya mampu menjual satu tanaman dalam satu bulan. Jika dilihat dari jumlah penjualan ini dapat dipastikan bahwa pihak Permata Anggrek telah mengalami kerugian untuk biaya produksi yang tetap dikeluarkan apabila produk belum terjual. Sisi keuangan dan efisiensi usaha juga menjadi tidak efisien dikarenakan modal yang digunakan untuk membeli produk ini menjadi tidak lancar.

Usaha diversifikasi yang dilakukan oleh Permata Anggrek juga dihadapkan pada permasalahan selera ini. Usaha dendrobium campur besar dan sedang adalah jenis anggrek yang sangat dipengaruhi oleh perubahan selera ini.

76

Saat ini tercatat bahwa kelompok dendrobium campur besar banyak yang tidak dapat dijual dikarenakan bentuk fisik tanamannya yang lebih tinggi, dan kurang diminati oleh konsumen anggrek. Akibatnya adalah anggrek menjadi menumpuk di kebun dan apabila sudah hampir satu tahun masih tidak dapat dijual maka kelompok anggrek ini akan dianggap afkir dan dijual dengan harga rendah. 2. Harga Jual

Proses penjualan anggrek merupakan sebuah kondisi keseimbangan atau titik temu antara sisi permintaan konsumen dengan persediaan atau penawaran dari sisi produsen dan distributor. Pertemuan antara kedua sisi ini yaitu permintaan dan penawaran ditunjukkan oleh banyaknya jumlah penjualan yang terjadi dalam periode tertentu. Salah satu faktor yang mewakili antara sisi permintaan dari konsumen dan penawaran dari penjual adalah harga jual. Faktor ini cukup dominan pengaruhnya pada proses penjualan. Harga jual menggambarkan kondisi harga yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan anggrek yang diinginkan. Sedangkan bagi penjual harga jual merupakan harga standar yang ditetapkan untuk mendapatkan target keuntungan.

Harga jual yang diperhitungkan adalah harga jual dendrobium ke pedagang dikarenakan kelompok pembeli inilah yang dominan melakukan pembelian di Permata Anggrek. Harga jual yang ditetapkan oleh Permata Anggrek adalah harga jual pasar anggrek, sehingga umumnya harga jual yang berlaku lebih berfluktuasi. Perubahan harga jual ini dapat menyebabkan penerimaan Permata Anggrek menjadi berubah-ubah. Harga jual dendrobium campur sedang berada pada kisaran Rp 14.500 sampai Rp. 20.000. Range antara harga jual terendah dengan harga jual tertinggi sebesar Rp 5.500. Range harga jual dendrobium campur sedang ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan range harga jual dendrobium campur besar dan kecil yang masing-masing bernilai Rp 5.000 dan Rp 4.000.

3. Kerusakan Tanaman pada Proses Pengiriman

Proses pengiriman merupakan proses yang cukup penting juga dalam usaha penjualan dendrobium. Sebahagian besar pembeli dendrobium Permata Anggrek adalah kelompok pedagang yang berlokasi di luar kota Bogor. Untuk pedagang yang demikian tahapan penjualan menjadi lebih riskan, dikarenakan

77

harus melalui tahapan distribusi yang lebih lama. Proses ditribusi dan transportasi yang dilakukan oleh Permata Anggrek, terdiri dari dua bentuk. Untuk daerah bogor dan sekitarnya jenis transportasi yang digunakan adalah dengan menggunakan mobil pick up yang disewa dari luar perusahaan. Sedangkan untuk distribusi dan transportasi yang berada di luar Jawa Barat dan Jakarta biasanya menggunakan jasa ekspedisi. Fakta yang terjadi adalah pada saat pengiriman produk melalui alat transportasi ada beberapa tanaman yang mengalami kerusakan. Bentuk kerusakannya adalah patahnya batang dan rusaknya kelopak bunga. Hal ini menjadi kerugian Permata Anggrek dikarenakan umumnya proses pengiriman bunga adalah menjadi tanggungan Permata Anggrek. Untuk hal ini biasanya tanaman yang rusak tidak diterima oleh Pembeli dan dalam pembayaran, tanaman yang demikian tidak akan diperhitungkan.

6.2 Analisis Risiko

Analisis risiko merupakan sebuah tahapan komprehensif dalam proses penilaian risiko. Kegiatan penilaian ini dimulai dengan perhitungan peluang, nilai expected return, hingga nilai besaran risiko. Nilai hasil perhitungan peluang dan rata-rata penerimaan yang dilakukan sebelumnya dijadikan sebagai bahan perhitungan lanjutan, yaitu untuk mengukur nilai expected return. Nilai expected return merupakan nilai harapan penjualan berdasarkan masing-masing kondisi (tertinggi, normal dan terendah) pada kelompok dendrobium campur besar, sedang dan kecil. Nilai harapan ini sudah memperhitungkan risiko yang ada. Hasil perhitungan nilai expected return dapat dilihat pada Tabel 13. Perhitungan expected return hanya dilakukan kepada nilai penjualan dendrobium. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh harga jual yang berfluktuasi terhadap penentuan nilai risiko pada usaha diversifikasi.

Tabel 13. Penilaian Expected Return Berdasarkan Nilai Penjualan Anggrek Dendrobium Campur Besar, Sedang dan Kecil

Kelompok Tanaman Expected Return (Rp)

Dendrobium Campur Besar 6.159.505

Dendrobium Campur Sedang 18.289.957

78

Tabel 13 memperlihatkan nilai expected return dendrobium campur kecil merupakan yang terbesar dari antara kelompok dendrobium lainnya. Ini memperlihatkan bahwa nilai penjualan Permata Anggrek yang terbesar bersumber dari kelompok dendrobium ini. Pada tahapan perencanaan perusahaan, Permata Anggrek mengharapkan keuntungan dan penjualan terbesar juga bersumber dari dendrobium campur kecil. Tetapi pada faktanya Permata Anggrek juga melakukan usaha diversifikasi penjualan yaitu dengan melakukan penjualan kelompok dendrobium campur besar dan sedang.

Penilaian expected return yang diperoleh selanjutnya akan digunakan sebagai bahan perhitungan selanjutnya. Proses tahapan selanjutnya adalah mengukur nilai dan besaran simpangan atau gap antara expected return dengan realisasi nilai penjualan yang diperoleh Permata Anggrek. Pengukuran akan dilakukan dengan dua cara yaitu: pengukuran risiko tunggal dan pengukuran risiko diversifikasi. Perhitungan ini ditujukan untuk membandingkan nilai risiko apabila hanya melakukan satu kelompok dendrobium dengan mengusahakan lebih dari satu kelompok dendrobium.

6.2.1 Analisis Risiko Tunggal

Analisis ini akan memperlihatkan nilai risiko masing-masing kelompok dendrobium yaitu melalui perhitungan nilai variance, standard deviation dan coefficient variation. Dengan mengetahui besar dan nilai dari perhitungan ini maka dapat dilihat seberapa besar risiko yang dihadapi Permata Anggrek dalam mengusahakan ketiga kelompok dendrobium. Tabel 14 merupakan hasil perhitungan besaran risiko yang dihadapi Permata Anggrek dalam usaha penjualan dendrobium.

79 Tabel 14. Penilaian Risiko Permata Anggrek Berdasarkan Nilai Penjualan pada

Dendrobium Campur Besar, Sedang dan Kecil

Kelompok Anggrek Variance Standard

Deviation Coefficient Variation Dendrobium Campur Besar 14.382.117.812.475 3.792.376,275 0,616 Dendrobium Campur Sedang 195.342.919.160.290 13.976.513,126 0,764 Dendrobium Campur Kecil 162.086.721.452.500 12.731.328,346 0,419

Berdasarkan Tabel 14 diperoleh bahwa kelompok dendrobium campur sedang mempunyai nilai variance yang paling tinggi dibandingkan dengan dendrobium campur besar dan kecil yaitu sebesar 195.342.919.160.290. Demikian halnya dengan nilai standar deviasi kelompok dendrobium campur sedang mempunyai nilai tertinggi diantara ketiga kelompok dendrobium tersebut.

Koefisien variasi diukur dari rasio standar deviasi dengan expected return. Nilai coefficient variation menunjukkan bahwa di antara ketiga kelompok dendrobium ternyata kelompok dendrobium campur kecil yang mempunyai nilai yang paling rendah, yaitu senilai 0,419. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap satu rupiah yang dihasilkan ternyata usaha kelompok dendrobium campur kecil menghadapi risiko senilai 0,419 dan nilai ini merupakan nilai yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok dendrobium lainnya. Semakin rendah nilai coefficient variation maka semakin rendah tingkat risiko yang dihadapi. Sebaliknya nilai coefficient variation yang tertinggi dimiliki oleh kelompok dendrobium campur sedang. Sehingga dari ketiga kelompok dendrobium yang diusahakan di Permata Anggrek risiko terbesarnya dimiliki oleh kelompok dendrobium campur sedang.

Dendrobium campur sedang memiliki nilai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok dendrobium lainnya dikarenakan harga jualnya yang sering berubah-ubah. Harga jual dendrobium campur sedang berada pada kisaran Rp 14.500 sampai Rp 20.000. Range antara harga jual terendah dengan harga jual tertinggi sebesar Rp 5.500. Kondisi harga jual yang sangat berfluktuasi ini juga membuat nilai penjualan yang diterima oleh Permata Anggrek juga ikut bervariasi. Selain itu jika dilihat dari jumlah penjualan fisiknya kelompok

80

dendrobium campur sedang ini juga memiliki variasi yang cukup tinggi. Variasi ini disebabkan oleh perubahan selera konsumen yang tidak sesuai dengan prediksi perusahaan.

Penentuan jenis dendrobium yang akan dijual sepenuhnya ditentukan oleh pemilik perusahaan, namun pemilik perusahaan juga memiliki pekerjaan lain disamping menjadi pemimpin Permata Anggrek. Kondisi ini mengakibatkan tugas untuk menentukan jenis anggrek yang akan dijual diserahkan kepada penanggung jawab harian. Padahal pengetahuan dan pengalaman penanggungjawab harian tentang jenis anggrek yang menjadi tren pada periode saat ini masih belum sebaik pengetahuan dan pengalaman pemilik Permata Anggrek. Hal ini berakibat terhadap tidak sesuainya anggrek yang disediakan dengan selera konsumen.

Berbeda halnya dengan kelompok dendrobium campur kecil yang memiliki nilai coefficient variation paling rendah. Kelompok dendrobium ini memiliki nilai variasi penjualan yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok dendrobium lainnya. Hal ini dikarenakan selera konsumen pada kelompok dendrobium jenis ini jauh lebih stabil dan tidak gampang berubah. Sehingga Permata Anggrek juga tidak terlalu kesulitan dalam menentukan jenis dendrobium campur kecil yang akan dijual di periode-periode berikutnya.

Dokumen terkait