• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI. ANALISIS RISIKO PADA PERUSAHAAN

6.3 Strategi Penanganan Risiko

Strategi penanganan risiko merupakan siasat untuk melindungi aset dan kemampuan perusahaan dalam memberikan hasil dengan mengurangi ancaman kerugian akibat dari peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Strategi pengelolaan yang disiapkan secara rinci dan spesifik dapat membantu perusahaan dalam menekan dan meminimalisasi besaran risiko yang dihadapi perusahaan. Sehingga pada akhirnya seluruh target dan harapan penerimaan yang sudah disiapkan pada proses perencanaan dapat dicapai dengan baik. Namun sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu menyusun strategi penanganan risiko dengan baik akan berdampak terhadap bertambahnya besaran kerugian yang pada akhirnya dapat mengurangi penerimaan perusahaan.

Analisis risiko yang merupakan rangkaian usaha penanganan dan pengendalian tingginya nilai risiko yang dihadapi sebuah perusahaan menempatkan kegiatan penyusunan strategi penanganan risiko ini sebagai langkah final atau tahapan terakhir. Artinya, tahapan strategi penanganan risiko ini merupakan kajian aplikatif yang harus diterapkan apabila perusahaan hendak mengurangi dan mengendalikan risiko yang sedang dihadapi. Strategi penanganan risiko yang disusun merupakan bentuk kajian yang diambil berdasarkan kondisi sebenarnya yang terjadi pada perusahaan. Usaha penjualan dendrobium Permata Anggrek yang difokuskan kepada tiga kelompok dendrobium memiliki tingkat risiko yang cukup tinggi dan membutuhkan strategi penanganan risiko yang tepat. Permata Anggrek sebagai perusahaan agribisnis juga sebenarnya sudah menyadari akan adanya risiko pada usaha penjualan dendrobium yang mereka lakukan, dan perusahaan juga telah melakukan beberapa langkah penanganan risiko, antara lain: pencegahan dan pengendalian serangan hama dan penyakit untuk mengurangi jumlah tanaman yang mati, pembelian anggrek siap bunga untuk memenuhi permintaan pembeli, dan merespon dengan baik perubahan tren permintaan. Selain itu, Permata Anggrek juga telah melakukan usaha diversifikasi

88

pengusahaan dendrobium dengan cara menjual tiga kelompok dendrobium. Keseluruhan usaha penanganan risiko usaha penjualan tersebut ada yang efektif dan memiliki pengaruh positif dalam mengurangi risiko, tetapi ada juga yang ternyata tidak memiliki pengaruh dalam mengurangi nilai risiko. Berikut ini akan dijelaskan tentang strategi penanganan risiko yang dapat diterapkan pada Permata Anggrek terkait dengan besaran risiko yang sedang dihadapi.

1. Integrasi Vertikal

Integrasi Vertikal merupakan salah satu bentuk strategi penanganan risiko yang dapat diterapkan pada Permata Anggrek. Integrasi vertikal merupakan gabungan dua usaha yang memiliki jenis usaha yang berbeda namun memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lain. Strategi integrasi vertikal ini sering diterapkan oleh perusahaan dimana usaha yang sedang dijalankan sangat bergantung dengan usaha lainnya. Usaha penjualan dendrobium yang dilakukan oleh Permata Anggrek dalam kurun waktu dua tahun terkahir sangat menggantungkan persediaan produknya dari luar perusahaan. Situasi yang demikian memiliki banyak kelemahan, antara lain:

 Posisi Permata Anggrek menjadi sangat rentan apabila penyedia dendrobium tidak mampu menyediakan produk secara kualitas dan kuantitas

 Kualitas produk yang akan dijual menjadi lebih terjamin dikarenakan perusahaan dapat mengontrol dengan baik selama proses produksi

 Harga beli dendrobium dari penyedia lebih besar dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan apabila memproduksi sendiri

Integrasi vertikal menjadi solusi yang tepat bagi Permata Anggrek dikarenakan kegiatan penjualan yang dilakukan oleh Permata Anggrek sangat bergantung kepada ketersediaan produk yang akan dijual. Bentuk integrasi vertikal yang dapat dilakukan adalah dengan memproduksi kembali dendrobium campur kecil. Kelompok dendrobium campur kecil memiliki nilai risiko terendah dibandingkan dengan kelompok lainnya. Melakukan usaha produksi maka ketersediaan produk dendrobium yang akan dijual akan lebih terjamin baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Sumberdaya yang dibutuhkan untuk kegiatan produksi juga masih mencukupi. Kebun yang ada belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal, karena masih tersedia beberapa lahan yang

89

kosong. Saat ini, kebun masih mampu menampung sekitar 1000 pot tanaman. Selain itu, tenaga kerja yang ada juga masih belum dimanfaatkan secara maksimal. Usaha integrasi vertikal ini akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi usaha penjualan dendrobium.

2. Diversifikasi Usaha

Diversifikasi usaha merupakan bentuk strategi penanganan risiko yang didasarkan pada ide bahwa hasil dari bermacam-macam usaha tidak meningkat atau turun pada suatu saat bersamaan, sehingga apabila satu usaha memiliki hasil yang rendah maka usaha-usaha yang lain mungkin akan memiliki hasil yang lebih tinggi. Kelebihan dari diversifikasi antara lain: mengurangi risiko, efektifitas tenaga kerja, efektifitas peralatan dan efisiensi biaya. Permata Anggrek juga telah menerapkan strategi diversifikasi usaha dalam usaha penjualan yang sedang dilakukan. Bentuk diversifikasi usaha yang dilakukan Permata Anggrek cukup beragam antara lain adalah dengan mengusahakan tiga kelompok dendrobium. Namun diversifikasi yang dijalankan selama ini belum efektif dari sisi risiko. Hal ini dikarenakan bentuk diversifikasi mengakibatkan semakin tingginya nilai risiko yang dihadapi oleh Permata Anggrek.

Ketiga kombinasi kelompok dendrobium yang diusahakan harus dievaluasi lagi pengusahaannya. Kelompok dendrobium campur sedang merupakan kelompok dendrobium yang paling tinggi nilai risikonya. Permata Anggrek seharusnya mampu menemukan kelompok dendrobium lainnya yang dapat dijadikan sebagai pilihan dengan tujuan untuk meminimalkan risiko tunggal. Kelompok dendrobium yang menjadi prioritas Permata Anggrek adalah kelompok dendrobium campur kecil. Dengan demikian, pada saat perusahaan hendak memilih kelompok dendrobium yang akan dijadikan pilihan diversifikasi harus mampu memberikan nilai risiko yang lebih rendah bagi keseluruhan kombinasi dendrobium.

3. Kontrak Pemasaran

Kontrak pemasaran adalah perjanjian baik antara pedagang dan produsen tentang penetapan harga dan penjualan suatu komoditi sebelum panen atau sebelum komoditi dipasarkan. Usaha kontrak pemasaran ini sangat tepat diterapkan pada Permata Anggrek. Harga jual Permata Anggrek yang mengikuti

90

harga pasar, merupakan alasan utama penggunaan kontrak pemasaran ini. Adanya kontrak pemasaran maka harga jual dendrobium lebih pasti dan menjadi tidak berfluktuasi.

Kontrak pemasaran dapat dilakukan kepada konsumen yang tergolong pelanggan tetap Permata Anggrek. Solusi kontrak pemasaran bukan hanya menjamin kestabilan harga jual, tetapi hal ini juga sangat membantu dalam menjamin jumlah produk yang akan dijual. Dengan demikian variasi jumlah penjualan perbulannya menjadi berkurang. Kontrak penjualan juga memudahkan Permata Anggrek dalam menentukan jenis-jenis dendrobium yang akan dijual, karena dengan adanya kontrak penjualan permasalahan terkait perubahan selera menjadi lebih mudah diantisipasi.

4. Perbaikan Sarana Produksi

Salah satu sumber risiko pada usaha penjualan dendrobium adalah disebabkan oleh kegagalan dalam proses perawatan dan pemeliharaan yang ditunjukkan dengan banyaknya jumlah tanaman yang mati. Banyaknya tanaman yang mati disebabkan oleh perubahan cuaca yang berdampak terhadap semakin tingginya serangan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dendrobium. Penanganan terhadap serangan hama ini dilakukan dengan meningkatkan dosis penggunaan serta intensitas penyemprotan anti hama dan obat kepada dendrobium. Selain itu pengubahan jenis insektisida juga penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan setiap insektisida memiliki bahan aktif yang berbeda. Perbedaan penggunaan bahan aktif juga diharapkan dapat membunuh jenis hama yang sudah kebal pada satu jenis insektisida.

Usaha untuk mengurangi serangan hama dan penyakit dapat juga dilakukan dengan cara memperbaiki sarana produksi. Rumah anggrek merupakan sarana produksi utama yang menjadi tempat dimana dendrobium diusahakan. Rumah anggrek yang ada saat ini merupakan hasil desain yang disesuaikan dengan kondisi cuaca saat awal berdiri, yaitu pada tahun 2004. Rumah anggrek yang ada saat ini seharusnya diubah sesuai dengan kondisi cuaca yang sering tidak stabil. Pengubahan bentuk dapat dilakukan dengan menyediakan tempat atau lokasi baru yang dapat dijadikan sebagai tempat berlindung tanaman dari hujan yang berkepanjangan dan sinar matahari yang cukup terik. Disamping itu pada

91

saat musim penghujan Permata Anggrek juga harus mengubah media tanam dendrobium yang terbuat dari gabungan pakis dan kaliandra dengan media tanam yang terbuat dari arang. Media tanam pakis dan kaliandra umumnya lebih lembab karena dapat menyimpan banyak air. Kondisi yang demikian menjadikan dendrobium lebih rentan terkena penyakit. Penyakit yang muncul disebabkan oleh serangan jamur dan bakteri. Serangan ini dapat menyebabkan kebusukan tanaman, yang apabila menyerang akar tanaman dapat menyebabkan kematian. Pada kondisi yang demikian media tanam yang tepat adalah arang. Karena arang tidak terlalu banyak menyerap air. Sebaliknya pada saat musim kemarau jenis media tanam yang seharusnya digunakan adalah media tanam pakis dan kaliandra yang dapat menyimpan lebih banyak air.

92

Dokumen terkait