• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya saing suatu daerah dapat meningkat jika ditunjang dengan lingkungan yang kondusif. Kondusivitas wilayah diukur melalui aspek Gangguan Keamanan dan Ketertiban dengan komponen pembentuknya adalah Penanganan Penyakit masyarakat, Penanganan Kriminalitas, dan Penanganan Pelanggaran K3. Gambaran penanganan gangguan keamanan dan ketertiban di Kabupaten Pati periode 2014-2018 ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel II.47

Penanganan Gangguan Keamanan dan Ketertiban Kabupaten Pati Tahun 2014-2018

No Indikator Satuan Capaian

2014 2015 2016 2017 2018

1 Persentase penanganan keamanan dan gangguan

keamanan % 73,99

2 Jumlah pelanggaran K3 (Ketertiban, Ketentraman,

Keindahan) di Kabupaten kasus 72 73 74 75 80

3 Jumlah Penegakan PERDA kasus 215 167 164 160 122

4 Jumlah konflik kasus 2 1 1 0 0

5 Jumlah Kriminalitas kasus n.a n.a n.a

6 Jumlah demo kejadian 10 13 5 6 17

7 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk angka 1,08 1,07 1,06 1,15 1,56 8 Jumlah Organisasi Kemasyarakatan (Ormas)

yang terdaftar unit

9

Jumlah penanganan kebakaran yang sesuai standar (sesuai dengan time response)

kejadian n.a n.a n.a n.a 128

Sumber: Satpol PP, Kesbangpol dan BPBD Kabupaten Pati, 2019

Pada tahun 2018, persentase penanganan gangguan keamanan di Kabupaten Pati sebesar 73,99%, dimana persentase tersebut lebih tinggi dibandingkan target RKPD 2018 (51,16%). Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun 2017, Capaian penanganan keamanan dan gangguan keamanan Kabupaten Pati mengalami penurunan yang cukup drastis. Permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian adalah adanya kecenderungan peningkatan kasus pelanggaran K3 dan jumlah penegakan Perda yang menunjukkan penurunan. Hal tersebut harus segera diatasi karena dapat menyebabkan keengganan berinvestasi di Kabupaten Pati. Permasalah lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah tingginya kejadian kebakaran di tahun 2018.

Penanganan gangguan keamanan dan ketertiban sosial di tahun 2018 menunjukkan kinerja yang cukup berhasil. Hal ini terlihat dari meningkatnya penyelesaian tindak kriminalitas dari 60,86% di tahun 2017 menjadi 69,76% di tahun 2018. Penangan pelanggaran K3 sebesar 94,05% juga melebihi target RKPD 2018 yang ditetapkan sebesar 65,5%.

Kinerja penyelenggaraan urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat ditunjukkan oleh capaian kinerja sebanyak 7 program dengan 14 target indikator kinerja. Urusan ini dilaksanakan oleh tiga perangkat

daerah yaitu Satpol PP, Kantor Kesbangpol dan BPBD. Mulai RPJMD 2017-2022 terdapat penyederhanaan program yang berdampak kepada penyesuaian indikatornya.

Tabel II.48

Capaian Kinerja Urusan Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Tahun 2018 No Indikator Satuan Target RPJMD 2017-2022 Target 2018 Realisasi Capaian RKPD Realisasi Capaian RPJMD s/d 2018 Status Capaian Target Akhir RPJMD 2017 2018 I Program peningkatan keamanan dan kenyamanan

lingkungan

1 Persentase unjuk rasa/ kegiatan insidentil yang tertib % 98.00 92 100 88.40 88.40 II Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan

Pencegahan Tindak Kriminal

2 Persentase penyelesaian pelanggaran perda % 98.00 90 80 61.34 61.34 III Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga

Ketertiban dan Keamanan

3 Persentase Personil Linmas yang terlibat dalam menjaga

ketertiban dan keamanan % 57% 40 49 80.5 80.5 IV Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan

Bahaya Kebakaran

4 persentase sarana pemadam kebakaran % 0.00085 0.00060 0.00470 0.0005 0.0005 5 Rasio SDM pemadam kebakaran Angka 5,75 5.5 3.43 3.00 3.00 6 Persentase bangunan publik yang memenuhi standar

penanganan kebakaran % 23 10 14 15 15 V Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

7 Pertumbuhan LSM, Ormas & OKP yang berwawasan

Pancasila dan UUD'45 % 0.09 0 19 0.114 0.114 8 Persentase sekolah yang mendapatkan pembinaan

wawasan kebangsaan % 70 48 0 36 36 VI Program Pendidikan politik masyarakat

9 Persentase partisipasi masyarakat dalam pemilu

(pilkada, pilpres, pilkades) % 80 70 68.53 75 75 VII Program pencegahan dini dan penanggulangan korban

bencana alam

10 Persentase desa yang memiliki perdes tentang

penanggulangan bencana % 5.66 1.7 1.5 1.995 1.995 11

Persentase desa yang mengalokasikan anggaran untuk penanggulangan bencana

% 5.66 1.7 1.5 1.995 1.995

12

Persentase desa yang memiliki forum pengurangan risiko

bencana % 5.66 1.7 1.5 1.995 1.995 13 SOP dan kebijakan penanganan bencana tingkat

kabupaten dokumen 7 4 3 4 4

14 Dokumen Perencanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi tidak ada/ ada ada ada ada ada

Keterangan :

Terdapat 14 indikator kinerja urusan ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, dimana ada 2 indikator yang telah mencapai target RPJMD, sebanyak 8 (delapan) indikator berhasil mencapai target RKPD 2018 dan empat indikator belum bisa mencapai target RPJMD maupun RKPD. Penegakan perda merupakan salah satu indikator yang belum memenuhi target RKPD maupun RPJMD. Pada tahun 2018 terjadi penurunan persentase penyelesaian pelanggaran perda dari 80% di tahun 2017 menjadi 61,34%. Hal ini disebabkan sulitnya koordinasi antar instansi dalam penegakan perda. Sementara itu program peningkatan dan kesiagaan pencegahan bencana kebakaran menghadapi permasalahan kekurangan personil pemadam kebakaran yang harus segera diselesaikan. Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Pati sudah memiliki 8 unit mobil dan 1 unit kapal pemadam kebakaran, namun personil pemadam kebakaran yang dimiliki baru 24 orang.

Program pengembangan wawasan kebangsaan yang dilaksanakan oleh Kantor Kesbangpol memiliki satu indikator kinerja yang belum mencapai target RPJMD maupun RKPD yaitu persentase SMU/SMK yang mengikuti pembinaan wawasan kebangsaan. Dari 64 unit SMA/MA/SMK yang ada di Kabupaten Pati, baru 23 unit yang telah mengikuti pembinaan wawasan kebangsaan.

6. Sosial

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) merupakan salah satu permasalahan utama dalam urusan sosial. Gambaran penanganan PMKS di Kabupaten Pati periode 2014-2018 ditampilkan pada tabel berikut.

Tabel II.49

Pencapaian Kinerja Bidang Sosial di Kabupaten Pati Tahun 2014-2018

No Indikator Satuan Capaian

2014 2015 2016 2017 2018

1 Jumlah kesejahteraan sosial penyandang masalah Orang n.a n.a 69.971 70.041 81.702 2 Jumlah PMKS yang ditangani Orang 1127 1153 1549 1613 1792 3 Jumlah PMKS yang direhabilitasi Orang 1127 1153 1549 1613 1792 4 Jumlah penyandang cacat dan trauma yang tertangani Orang n.a n.a n.a 363 874 5 Jumlah panti asuhan dan panti jompo yang memenuhi standar unit 22 22 22 21 21

Sumber : Dinsos Kabupaten Pati, 2019

Terdapat peningkatan jumlah PMKS yang tertangani selama periode lima tahun. Namun demikian, dari tahun ke tahun jumlah PMKS menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi. Hal tersebut menjadi indikasi masih belum efektifnya penangan PMKS yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kab. Pati. Persentase PMKS tertinggi di Kabupaten pati didominasi oleh kelompok fakir miskin. Apabila disandingkan dengan data kemiskinan terdapat ketidaksinkronan karena terjadi penurunan kemiskinan yang cukup drastis di tahun 2018. Kondisi ini menjadi indikasi belum selarasnya strategi penanganan PMKS dengan strategi penurunan kemiskinan.

Kinerja penyelenggaraan urusan sosial ditunjukkan oleh capaian kinerja sebanyak 6 program dengan 6 target indikator kinerja, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel II.50

Capaian Kinerja Urusan Sosial Tahun 2018

No Indikator Satuan Target RPJMD 2017-2022 Target 2018 Realisasi Capaian RKPD Realisasi Capaian RPJMD s/d 2018 Status Capaian Target Akhir RPJMD 2017 2018 I Program Pemberdayaan fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

1 Persentase PMKS yang ditangani % 3.45 1.28 8.6 8.6 8.6

II Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

2 Persentase PMKS yang direhabilitasi % 0.45 0.37 0.36 0.36 0.36

III Program Pembinaan para penyandang cacat dan

trauma

3 Persentase penyandang cacat dan trauma yang tertangani % 1.87 1.83 1.82 1.82 1.82 IV Program pembinaan panti asuhan dan panti jompo

4 Persentase panti asuhan dan panti jompo yang memenuhi

standar % 100 100 100 100 100

V

Program pembinaan eks-penyandang penyakit sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan penyakit sosial lainnya)

5 Persentase eks-penyandang penyakit sosial yang

tertangani % 0.0075 0.005 0.005 0.005 0.005

VI Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan

Sosial

6 Persentase kelembagaan Kesejahteraan Sosial yang

diberdayakan % 2.6 2.14 2.13 2.13 2.13

Keterangan :

Telah tercapai; Akan Tercapai; Perlu Perhatian/Upaya Keras

Dua indikator kinerja urusan sosial telah mencapai target tahun 2018 namun masih di bawah target akhir RPJMD. Ada 4 (empat) indikator yang telah mencapai target akhir RPJMD maupun target tahun 2018 yaitu persentase PMKS yang ditangani dan persentase panti asuhan dan panti jompo yang memenuhi standar. Namun demikian PMKS yang ditangani Pemerintah Kabupaten Pati di tahun 2018 masih terlalu kecil yaitu sebanyak 6.706 jiwa. Oleh karena itu, perlu keterlibatan masyarakat dalam penanganan PMKS. Pemerintah dapat mengoptimalkan kerjasama dengan Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS, diantaranya dunia usaha, karang taruna, lembaga kesejahteraan sosial, pekerja sosial masyarakat, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan maupun taruna siaga bencana. Selain itu juga diperlukan keterkaitan antara program pengentasan kemiskinan dengan program penanganan PMKS karena sebagian besar PMKS merupakan fakir miskin.

b. Urusan Pemerintahan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar