KEBERADAAN (EKSISTENSI) HOLDING COMPANY DALAM ATURAN HUKUM DI INDONESIA
B. Keberadaan (Eksistensi) Holding Company Dalam Hukum Di Indonesia
2. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Perseroan Terbatas yang berkaitan dengan keberadaan Holding company
Keberadaaan perusahaan grup merupakan representasi keterkaitan antara kesatuan ekonomi serta jumlah jamak secara yuridis. Pengendalian induk terhadap anak perusahaan mengacu kepada akuntabilitas kewenangan induk perusahaan melalui kebijakan atau instruksi untuk mengarahkan kegiatan usaha anak
96Sulistiowati 2, Op.Cit., hlm 23
perusahaan dalam mendukung kepentingan ekonomi perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi.97Indonesia belum memiliki peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur mengenai perusahaan grup. Kerangka pengaturan terhadap perusahaan grup di Indonesia masih menggunakan pendekatan perseroan tunggal. Oleh karena itu, peraturan perundang-undangan hanya mengatur keterkaitan antara induk dan anak perusahaan sehingga tidak mengatur mengenai perusahaan grup.
Pengaturan mengenai perusahaan grup induk dan anak perusahaan dapat dijelaskan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
Dalam UUPT nomor 1 tahun 1995 yang memuat sedikitnya lima pasal yang mengatur mengenai relasi antara induk dan anak perusahaan yakni:
Penjelasan Pasal 29 yang memberikan penjelasan mengenai anak perusahaan : yang dimaksud dengan "anak perusahaan" adalah perseroan yang mempunyai hubungan khusus dengan perseroan lainnya yang terjadi karena:
a. lebih dari 50% (lima puluh persen) sahamnya dimiliki oleh induk perusahaannya;
b. lebih dari 50% (lima puluh persen) suara dalam RUPS dikuasai oleh induk perusahaannya; dan atau
c. kontrol atas jalannya perseroan, pengangkatan, dan pemberhentian Direksi dan Komisaris sangat dipengaruhi oleh induk perusahaannya.
Pasal 30 huruf (b) mengenai pembelian kembali saham dengan ketentuan : b. jumlah nilai nominal seluruh saham yang dimiliki perseroan bersama dengan yang dimiliki oleh anak perusahaan dan gadai saham yang dipegang, tidak melebihi 10 % (sepuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan.
Pasal 33 ayat (2) menyatakan bahwa:
Saham induk perusahaan yang dibeli oleh anak perusahaanya juga tidak dapat
97Ibid.,
digunakan untuk mengeluarkan suara dalam RUPS dan tidak diperhitungkan dalam menentukan jumlah korum yang harus dicapai sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan atau Anggaran Dasar
Pasal 56 huruf (b) menyatakan bahwa:
Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan untuk diajukan kepada RUPS, yang memuat sekurang-kurangnya:
b. neraca gabungan dari perseroan yang tergabung dalam satu grup, di samping neraca dari masing-masing perseroan tersebut;
Pasal 72 ayat (3) menyatakan bahwa:
(3) Saham induk perusahaan yang dimiliki oleh anak perusahaannya juga tidak mempunyai hak suara.
Sedangkan undang-undang Perseroan Terbatas (PT) Nomor 40 tahun 2007 hanya memuat beberapa Pasal yang membahas mengenai holding company, walaupun dalam pasal tersebut tidak secara langsung menyebutkan mengenai induk dan anak perusahaan yakni :
Pasal 7 ayat (1) menyatakan bahwa:
1) Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia
Dalam Pasal 7 ayat 1 telah memberikan legitimasi kepada perseroan untuk memiliki saham pada perseroan lain. Dalam Pasal 7 ayat 1 ini juga telah mengizinkan kepada seseorang untuk mendirikan suatu perseroan. Memori penjelasan Pasal 7 ayat 1 menjabarkan bahwa yang dimaksud dengan “Orang”
adalah orang perorangan, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing atau badan hukum Indonesia atau asing. Memori penjelasan pasal ini memang tidak ditujukan secara khusus sebagai bentuk pengaturan perusahaan
grup.98 Namun, perbuatan hukum suatu badan hukum untuk mendirikan perseroan lain berimplikasi kepada timbulnya keterkaitan antara dua perseroan melalui kepemilikan saham. Perusahaan memiliki berbagai macam cara untuk menciptakan keterkaitan di antara anggota perusahaan grup, baik melalui kontrak, kepemilikan saham, ataupun kendali dalam penempatan direksi. 99
Pasal 84 menyatakan bahwa:
(2) Hak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan;
b. saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak langsung; atau
c. saham Perseroan yang dikuasai oleh Perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan.
Berdasarkan peraturan-peraturan diatas dapat dilihat bahwa Undang-undang Perseroan Terbatas nomor 40 tahun 2007 sebenarnya mengakui keberadaan induk dan anak perusahaan hanya saja dalam undang-undang tersebut tidak ada pengaturan secara khusus dan baku mengenai holding company yakni bagaimana pembentukannya, bagaimana keterkaitannya dan siapa yang dikatakan induk dan anak perusahaan tidak jelas diatur dalam Undang-undang Perseroan Terbatas. Konsep perusahaan grup yang ada saat ini dasarnya adalah kepemilikan saham yang terdapat dalam Penjelasan Pasal 29 Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 1 tahun 1995. Kepemilikan saham lebih 50% yang dianggap sebagai induk perusahaan dan kepemilikan saham induk pada anak perusahaan ini
98Ibid., hlm20
99Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Perusahaan Kelompok, Seksi Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, (Yogyakarta: Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, 1996), hlm 1
tidak menghilangkan status induk dan anak perusahaan sebagai subjek hukum mandiri.100
Indonesia menganut konsep adanya pertanggungjawaban terbatas atau (limited liability) pada perseroan terbatas, dimana dalam konsep pertanggungjawaban terbatas ini pemegang saham hanya bertanggung jawab atas kerugian yang diderita perseroan sebatas saham yang dimilikinya. Selain itu terdapat konsep Separate legal entity yaitu bahwa perseroan terbatas merupakan entitas yang terpisah dari badan hukum lainnya.101 Terdapat hubungan keterkaitan yang erat antara perusahaan induk dan terhadap perusahaan anak yang disebabkan karena adanya pengendalian oleh perusahaan induk terhadap perusahaan anak.
Sebagai kesimpulan mengenai perusahaan grup menunjukan bahwa keterkaitan induk dan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup memiliki tiga karakteristik, yaitu:102
1. Perusahaan grup merupakan susunan induk dan anak perusahaan yang merupakan badan hukum yang mandiri yang saling terkait erat.
2. Fakta pengendalian induk dan anak perusahaan dari realitas bisnis perusahaan grup.
3. Perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi.
Berdasarkan karakteristik perusahaan grup di atas, pengertian perusahaan grup merupakan susunan induk dan anak perusahaan yang berbadan hukum mandiri yang saling terkait erat sehingga induk perusahaan memiliki kewenangan untuk menjadi pimpinan sentral yang mengendalikan dan mengoordinasikan
100Ibid.,
101Ibid.,
102Sulistiowati 2. Op.Cit., hlm23
anak perusahaan bagi terciptanya tujuan kolektif perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi.
3. Ketentuan-ketentuan terkait keberadaan Holding company di luar