• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANYBUMN (Studi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN) TESIS. Oleh. JULIANA BR HUTASOIT / M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANYBUMN (Studi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN) TESIS. Oleh. JULIANA BR HUTASOIT / M."

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANYBUMN

(Studi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN)

TESIS

Oleh

JULIANA BR HUTASOIT 147011010/ M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY BUMN

(Studi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

Oleh

JULIANA BR HUTASOIT 147011010/ M.Kn

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(3)
(4)

Telah diuji pada

Tanggal10 Februari 2017

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution,S.H,M.H Anggota : 1. Dr.Mahmul Siregar,S.H,M.Hum

2. Dr.T.Keizerina Devi A.,S.H.,CN.,M.Hum.

3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, S.H., MS, CN 4. Notaris Syafnil Gani,S.H,M.Hum

(5)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : JULIANA BR HUTASOIT

NIM : 147011010

Program Studi : Magister KenotariatanFakultasHukum Universitas Sumatera Utara

JudulTesis : Tinjauan Yuridis Atas Pembentukan Holding Company BUMN (Studi PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN)

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat.Apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FakultasHukum UniversitasSumateraUtara dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.

Medan, April 2017

Yang membuat pernyataan

Nama : JULIANA BR HUTASOIT NIM : 147011010

(6)

ABSTRAK

Holding company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan yang bertujuan untuk mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut. Konsep perusahaan grup tidak berada dalam ranah hukum. Keberadaan perusahaan grup mengacu kepada realitas bisnis dari tergabungnya perusahaan-perusahaan yang berada di bawah kendali induk perusahaan. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas keberadaan perusahaan grup tidak diatur secara eksplisit. Pembentukan perusahaan grup didasarkan pada prinsip Separate Legal Entity dan Limited liability dimana doktrin Singel Economic Entity diperuntukan untuk tanggung jawab perusahaan grup. Pembentukan holding company PTPN III didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014 yang merupakan Operating holding company yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Persero.

Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana keberadaan (eksistensi) holding company dalam aturan hukum di Indonesi, bagaimana kedudukan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan dalam perusahaan grup, bagaimana konsep holding company dan analisis hukum terhadap pembentukan holding company BUMN Perekebunan (studi di PT.Perkebunan Nusantara III).

Adapun jenis penelitian ini dengan menggunakan penelitian hukum yuridis empiris yang bersifat deskriptif analitis dengan teknik pengumpulan data secara kajian kepustakaan dan wawancara yang kemudian ditarik kesimpulan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hukum Indonesia belum mengatur mengenai keberadaan perusahaan grup, holding company merupakan satu kesatuan entit ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.

Hubungan hukum yang terjadi antara induk perusahaan dengan anak perusahaan adalah pemegang saham dimana induk perusahaan memegang kendali terhadap anak perusahaan dengan menggunakan pendekatan pertanggungjawaban terbatas.

Pembentukan holding company PTPN III merupakan kebijakan restrukturisasi perusahaan dengan melakukan rightsizing. Pembentuka PTPN III dilakukan dengan menggunakan konsep Operating holding company. Dimana induk perusahaan yakni PTPN III mengendalikan anak perusahaan yang dituangkan dalam Anggaran Dasar Persero.

Kata Kunci : Holding company, BUMN, PT.Perkebunan Nusantara III

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan kesempatan yang telah diberikan oleh-Nya mulai dari masa perkuliahan sampai dengan tahap penyelesaian tesis seperti sekarang ini di Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Tesis ini diberi Judul “TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY BUMN (Studi PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III MEDAN).”

Pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih atas jasa-jasa dari nama-nama yang disebut dibawah ini. Beliau-beliau tersebut merupakan penuntun dan juga motivasi yang mendukung penulis dari awal, masa perkuliahan hingga sekarang sampai selesainya tesis ini. Penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan yang berharga yang telah diberikan untuk dapat menyelesaikan studi strata-II Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., H.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang juga telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan studi strata-II Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

(9)

3. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution,S.H,M.H., selaku Dosen Pembimbing Pertama penulis dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang berarti serta dengan sabar memberikan petunjuk dalam penulisan ini.

4. Bapak Dr.Mahmul Siregar,S.H,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Kedua penulis dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang berarti serta dengan sabar memberikan petunjuk dalam penulisan ini.

5. Ibu Dr.T.Keizerina Devi A.,S.H.,CN.,M.Hum, selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing Ketiga penulis dalam penulisan tesis ini yang telah banyak memberikan masukan dan arahan yang berarti serta dengan sabar memberikan petunjuk dalam penulisan ini.

6. BapakProf. Dr. Muhammad Yamin, S.H., MS, CN, selaku Dosen Penguji yang telah dengan sabar memberi masukan yang berarti dalam penulisan tesis ini.

7. Bapak Notaris Syafnil Gani,S.H,M.Hum, selaku Dosen Penguji yang telah dengan sabar memberi masukan yang berarti dalam penulisan tesis ini

8. Bapak dan Ibu Guru Besar juga segenap Dosen dan staf pengajar Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tanpa bisa disebutkan satu persatu namanya, atas jasa-jasanya dalam memberikan ilmu dan bimbingan selama masa perkuliahan.

(10)

9. Para pegawai pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, yang selalu membantu kelancaran dalam manajemen administrasi yang diperlukan.

10. Kedua orang tua yang penulisyang sangat penulis hormatin dan sayangi B.Hutasoit/Br.Banjarnahor (Op. Mikahyela) dan semua anggota keluarga dari anak bapak/mamak kami yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam menyelesaikan perkuliahan ini

11. Rekan-rekan Mahasiswa Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara stambuk 2014 khususnya buat kakak Maria Sianturi yang selalu menemani selama perkuliahan, dan untuk “TELETUBIS” ada kakak Ita Risnawaty Purba, Adatua Simbolon, Yohannes Orlando Panjaitan, Diana Alfarisayang telah berjuang bersama-sama selama ini serta telah memberikan banyak dukungan dan kerjasamanya selama penulis menjalankan perkuliahan, semoga sukses untuk kita semua.

12. Semua pihak-pihak yang tidak disebutkan, terima kasih atas kesempatan dan dukungan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan tesis ini,

Tesis yang telah diselesaikan dengan segenap hati dan pemikiran ini tentunya masih perlu untuk diperbaiki karena di dalamnya masih terdapat kekurangan-kekurangan untuk itu, dengan tangan terbuka akan menerima segala kritik maupun saran yang sifatnya membangun demi kemajuan kita bersama.

(11)

Akhir kata, atas segala perhatian yang telah diberikan untuk tesis ini, sekali lagi penulis ucapkan terima kasih. Semoga tesis ini sedikit banyak juga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2017 Penulis

Juliana Br Hutasoit

(12)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

Nama : JULIANA BR HUTASOIT

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 20 Juli 1989

Alamat : Jl. Permasyarakatan no 68 Tanjung Gusta-Deli Serdang

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 27 Tahun

Kewarganegaraan : Indonesia Nama Ayah : B. Hutasoit Nama Ibu : S. Banjarnahor

II. PENDIDIKAN

Sekolah Dasar : SD Eka Prasetya Medan (1995-2001)

Sekolah Menengah Pertama : SLTP Khatolik Mariana Medan (2001-2004) Sekolah Menengah Umum : SMU Nasrani 1 Medan(2004-2007)

Pendidikan Strata 1 (satu) : Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (2008-2012)

(13)

DAFTAR ISTILAH ASING

Artificial person : Manusia buatan Documentary Study : Studi dokumen

Investment : Penanaman modal

Legal entity : Badan hukum

Library Research : Penelitian Kepustakaan Natural person : Manusia biasa

Personastandi in judicio : Subjek hukum mandiri

Rechtspersoonlijkheid : Subjek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban

Rechtsbetrekking : Hubungan hukum Rechtshandeling :Tindakan hukum

Risk Management : Manajemen risiko dalam pengelolahan berbagai bentuk risiko yang berhubungan dengan

operasional sesuai dengan prinsip kehati-hatian Stakeholder : Suatu kelompok, komunitas ataupun individu yang

memiliki hubungan atau minta terhadap suatu organisasi atau perusahaan.

Verband personlichkeit : Suatu badan hukum yang membentuk

kehendaknya dengan perantara alat-alat atau organ-organ badan tersebut

Zeggenschapsfunctie : Fungsi kepemilikan saham induk perusahaan pada anak perusahaan

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan yang ada di Indonesia mempunyai peranan yang cukup strategis dalam setiap pembangunan di Indonesia, khususnya dalam melaksanakan kegiatan usaha di bidang ekonomi. Kegiatan usaha di bidang ekonomi ini menjadi persoalan yang sangat banyak diperbincangkan terutama mengenai perusahaan- perusahaan yang dimiliki oleh Negara yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN).1 Sebagai salah satu pelaku perekonomian nasional Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan antara lain dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya, dapat menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak dan menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.2

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pasal 1 butir 1 Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara diartikan sebagai badan usaha yang seluruh atau sebagaian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara

1 Setyanto P. Sentosa, Pembentukan Holding Company BUMN Peluang dan Tantangan, http://www.pacific.net.id/pakar/setyanto/tulisan.03.html, diakses tanggal 09 agustus 2016

2http://www.bappenas.go.id/files/5913/4986/1931/bab21pengelolaanbumn_20090202212 311_1757_20.pdf, diakses tanggal 09 agustus 2016

(15)

yang dipisahkan”.3 BUMN dalam perkembangannya mengalami perubahan- perubahan antara lain adalah adanya BUMN yang berbentuk Perusahaan Umum (PERUM) maupun Perusahaan Perseroan (PERSERO). Perum adalah BUMN yang bertujuan untuk kemanfaatan umun berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolahan perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Persero adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas yang sahamnya dimiliki oleh negara sedikitnya 51% (lima puluh satu persen) tujuan utamanya mengejar keuntungan. 4

BUMN dapat disebut sebagai Public Enterprise dimana dalam kalimat tersebut terkandung dua elemen esensial yaitu unsur pemerintah (Public) dan unsur bisnis (enterprise).5 BUMN tidaklah murni pemerintah 100% (seratus persen) dan tidak juga murni bisnis 100% (seratus persen). Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN mengatur bahwa bentuk persero tunduk kepada segala ketentuan dan prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang hanya saja pemegang sahamnya adalah Pemerintah.6 Sebagai salah satu pelaku ekonomi, BUMN dituntut menjalankan peran strategis dalam pembangunan nasional. Walaupun berbeda dengan badan usaha swasta, BUMN selain menjalankan misi sebagai agen pembangunan

3Indonesia, Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara, UU No.19 Tahun 2003,LN No.70 Tahun 2003,TLN No.4296, Psl 1 angka 1

4Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan Keempat, (Bandung:

Citra aditya Bakti, 2010), hlm 170

5Panji Anoraga, BUMN, Swasta dan Koperasi : b Tiga Pelaku Ekonomi,(Jakarta: Dunia Pustaka Jaya,1995),hlm 1

6Ibid., hlm 2

(16)

nasional juga berusaha meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.7 BUMN juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasil privatisasi.

BUMN dalam prakteknya tidak mudah menjaga keseimbangan antara amanat institusi dan sekaligus entitas bisnis yang berorientasi pada keuntungan.

Terkait dengan itu untuk mengoptimalkan kinerja BUMN dan membuat struktur BUMN yang lebih baik, pemerintah mengadakan program untuk memperbaiki sistem BUMN di Indonesia dengan mengadakan perbaikan reformasi BUMN.8 Peningkatan pengelolahan BUMN saat ini secara umum telah menunjukan adanya peningkatan, namun pencapaian tersebut masih jauh dari hasil yang diharapkan.

Jumlah BUMN pada akhir tahun 2015 yang semula 119 perusahaan berkurang menjadi 118 perusahaan. Dari jumlah tersebut total Asset BUMN tahun 2015 sebesar Rp 5.395 Triliun atau mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 4.577 Triliun dan untuk tahun 2016 total pendapatan ditargetakan meningkat sebesar Rp 6.240 Triliun. Sedangkan untuk total laba bersih BUMN tahun 2015 sebesar Rp 150 Triliun, sedikit menurun jika dibandingkan tahun 2014 yang tercapai sebesar Rp 159 Triliun. Untuk tahun 2016, total laba bersih ditargetkan sebesar Rp 172 Triliun.9

7Achmad Wirabrata, Upaya Sinergis Pemberdayaan BUMN, http://berkas.dpr.go.id/

pengkajian/files/info_singkat/Info%20Singkat-IV-21-I-P3DI-November-2012-57.pdf,diakses tanggal 21 agustus 2016

8 Sofan A.Djalil,”Strategi Dan Kebijakan Pemberdaya Badan Usaha Milik Negara”,http://www.setneg.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=1&id=730, diakses tanggal 02 juli 2016

9BUMN, Paparan Kinerja BUMN 2015 dan Target 2016, http://bumn.go.id/kraktaustell/

berita/645/PAPARAN.KINERJA.BUMN.2015.DAN.TARGET.2016, Diakses tanggal 20 januari 2016

(17)

Untuk mengoptimalkan keberadaan BUMN tersebut dan untuk mencapai kinerja target tersebut, pengembangan dan pembinaan BUMN secara umum diarahkan untuk dapat mensinergikan kebijakan industrial dan pasar tempat BUMN tersebut beroperasi dengan kebijakan restrukturisasi dan internal perusahaan sesuai dengan potensi daya saing perusahaan.10 Kebijakan pembinaan dan pengembangan BUMN dilakukan melalui upaya restrukturisasi perusahaan yang sinergi dengan kebijakan industrial dan pasar tempat beroperasinya BUMN.11 Pada tahun 2006, dilakukan upaya pemantapan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG) didalam pengelolahan masing- masing BUMN.12

BUMN dalam mengoptimalkan perannya harus mampu mempertahankan keberadaanya dalam perkembangan ekomomi dunia. Dalam hal ini, BUMN perlu menumbuhkan budaya korporasi dan profesionalisme melalui pembenahan pengurusan, pembinaan dan pengawasan. Restrukturisasi BUMN dilakukan dengan tujuan antara lain untuk memperbaiki kinerja dan nilai perusahaan dengan menciptakan jumlah perusahaan yang tepat (Rightsizing).13

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dalam Pasal 72 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan:

1. Restrukturisasi dilakukan dengan maksud untuk menyehatkan BUMN agar dapat beroperasi secara efesien, transparan, dan profesional.

2. Tujuan restrukturisasi adalah untuk:

a. Meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan

10Ibid.,hlm 21-3

11Mulhadi, Hukum Perusahaan, Bentuk-Bentuk Badan Usaha Di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), hlm 143

12Ibid.,hlm 21-1

13 Kementrian BUMN, Master Plan Kementerian BUMN 2010-2014,hlm.

80www.BUMN.co.id, diakses 07 Juli 2016

(18)

b. Memberikan manfaat berupa deviden dan pajak kepada negara

c. Menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif kepada konsumen; dan

d. Memudahkan pelaksanaan privatisasi14

Restrukturisasi perusahaan tidak harus menunggu perusahaan terpuruk, namun dapat dilakukan setiap kali agar perusahaan dapat bersaing dan tumbuh berkembang. Dalam keadaan normal, perusahaan perlu melakukan pembenahan dan perbaikan supaya dapat terus unggul dalam persaingan, atau paling tidak dapat bertahan. Perusahaan yang tidak melakukan pembenahan dan penyesuaian dalam kondisi persaingan yang semakin global, akan terlindas oleh para pesaing.15 Restrukturisasi dilakukan baik secara sektoral maupun perusahaan/korporasi.

Restrukturisasi sektoral dilakukan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif sehingga tercapai efesiensi dan pelayanan yang optimal, sedangkan restrukturisasi korporasi meliputi penataan kembali bentuk badan usaha, kegiatan usaha, organisasi, manajemen dan keuangan.16 Pada umumnya istilah restrukturisasi digunakan jika perusahaan ingin melakukan perbaikan secara menyeluruh, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja perusahaan.17

Salah satu fokus utama didalam program restrukturisasi dari kementerian BUMN dalam rangka pembinaan BUMN yaitu program Rightsizing. Program Rightsizing BUMN adalah program utama dari program restrukturisasi/penataan kembali BUMN dengan cara pemetaan secara lebih tajam dan dilakukan regrouping/konsolidasi, untuk mencapai jumlah dan skala usaha BUMN yang

14Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara, UU Nomor 19 Tahun 2003

15Edaratna,Restrukturisasi Perusahaan, Penting Dilakukan Dalam Keadaan Ekonomi Apapun,http://edaratna.wordpress.com/2008/11/10/restrukturisasi-perusahaan-penting-dilakuan- dalam-keadaan-ekonomi-apapun/, diakses 10 juli 2016

16Kementerian BUMN, Master Plan Kementerian BUMN 2010-2014, hlm 10

17Ibid.,

(19)

ideal.18 Untuk mewujudkan program Rightsizing, maka terdapat model-model yang dapat dilakukan BUMN melalui Shareholder action, yaitu Stand Alone, Merger/Konsilidasi, Holding, Divestasi, dan Likuidasi.19 Perkembangan terkini menunjukan bahwa bentuk Holding Company (perusahaan grup) menjadi bentuk usaha yang banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia.20 Perubahan dari perusahaan tunggal menjadi perusahaan grup merupakan implikasi dari perubahan strategis dan stuktur suatu perusahaan.21

Perusahaan Holding sering juga disebut dengan Holding Company, parent company, atau controlling company. Munir Fuady mengartikan Holding Company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut.22 Pembentukan atau pertumbuhan perusahaan grup (Holding Company) ini tidak dapat dilepasakan dari realitas bisnis yang terjadi, ketika pengelolahan usaha melalui perusahaan grup (Holding Company) dianggap lebih memberikan manfaat ekonomi dibandingkan dengan perusahaan tunggal.23 Realita bisnis perusahaan grup ini mengindikasikan bahwa tergabungnya anak perusahaan pada perusahaan

18Ibid., hlm 12

19Ibid.,

20Sulistiowati 2, Tanggung Jawab Hukum Pada Perusahaan Grup Di Indonesia, ( Jakarta : Erlangga, 2013), hlm 2

21Ibid.,

22Fuady,Munir, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis, ( Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2002), hlm 84

23Ibid., hlm 3

(20)

grup merupakan strategi perusahaan untuk menciptakan sinergi kegiatan usaha anak-anak perusahaan.24

Pada dasarnya perseroan berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas menganut prinsip kemandirian, artinya direksi dalam suatu perseroan melaksanakan usaha tidak dapat dipengaruhi atau diintervasi pihak luar selain karena stakeholdersnya, dan pemegang saham hanyalah memberikan modalnya kepada perseroan berdasarkan Prinsip Kepercayaan (Fiduciary Duty) untuk dikelola direksi berdasarkan prinsip Bussiness The Judgment Rule.25 Dalam perusahaan grup (Holding Company) terkadang tidak ada pemisahan yang jelas, bagaimana perbedaan dan pemisahaan mengenai asset, pertanggungjawaban dan eksistensi ekonomi antara perusahaan induk dengan perusahaan anak. Holding company sendiri dalam undang-undang nomr 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tidak dijelaskan secara jelas seperti apa konsep holding company yang dikehendaki.

Untuk mencapai Reformasi BUMN terwujudkan maka salah satu cara untuk mencapainya adalah dengan mengelompokan BUMN kedalam beberapa grup (Holding Company). Dalam Holding company BUMN, Kementrian BUMN telah mengeluarkan pernyataan menyangkut larangan BUMN untuk membentuk cucu perusahaan sehingga perusahaan BUMN dapat dijalankan dengan baik dan efesien. 26 Dengan demikian perlu dimengerti dan diyakini bahwa pembentukan

24Sulistiowati 1, Aspek Hukum Dan Realita Bisnis Perusahaan Grup Di Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm 4

25Ibid., hlm 98

26Ibid.,

(21)

holding bukanlah tujuan tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yakni pembentukan perusahaan yang berdaya saing dan berdaya cipta tinggi.

Hambatan mendasar bagi BUMN dalam pembentukan Holding Company setidaknya meliputi: pertama, masih kuatnya intervensi birokasi dan politis yang merugikan dan menurunkan kinerja BUMN, kedua, daya saing sebagian BUMN masih rendah, ketiga keterbatasan pendanaan untuk pengembangan usaha, keempat, masih kurangnya kerjasama dan aktivitas sinergi antara BUMN sendiri, kelima, keberadaaan perusahaan grup dalam kegiatan usaha di Indonesia belum menjadi justifikasi bagi perlunya pengakuan terhadap status perusahaan grup dimana belum lengkapnya perangkat hukum yang mengatur dalam keterkaitan anak perusahaan dan induk perusahaan dalam rangka pelaksanaan kinerja BUMN itu sendiri.27

Melalui pengelompokan BUMN kedalam Holding dimungkinkan terjadinya peningkatan penciptaan nilai pasar perusahaan (market value creation) yakni usaha untuk melipat gandakan nilai perusahaan yang ada saat ini.

Disamping itu melalui Holding diharapkan pula akan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif karena akan memberikan fokus dan skala usaha yang lebih ekonomis, maupun penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan dimana dalam penggunaan asset atau dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetap atau beban tetap (corporate leverage) sehingga dapat menciptakan sinergi

27 Bappenas, BAB 21 “Peningktana pengelolahan BUMN

http://www.bappenas.go.id/files/6013/5228/2700/bab-21---peningkatanpengelolahan bumn_20090202213335_1758_21.pdf.hlm21-2, diakeses 22 juli 2016

(22)

yang optimal.28 Beberapa BUMN yang sudah berbentuk Holding adalah seperti BUMN semen, BUMN pupuk, Bank dan BUMN perkebunan.29 Kementrian BUMN akan merealisasikan pembentukan induk usaha (Holding) pada beberapa sektor sebagai bagian dari peta jalan BUMN tahun 2015-2019. Sektor holding tersebut yaitu logistik dan perdagangan, farmasi, perkapalan, konstruksi dan infrastruktur, tambang dan pertanahan.30

Pemerintah Indonesia telah merencanakan untuk membentuk beberapa holding company pada bidang-bidang usaha BUMN seperti diatas, dimana salah satu jenis usaha BUMN yang berbentuk holding company yang telah terwujud adalah perusahaan perkebunan, dimana pada bulan Oktober 2014 PT. Perkebunan Nusantara (PTPN III) resmi menjadi holding company bagi perusahaan- perusahaan perkebunan di Indonesia dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia Kedalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT.

Perkebunan Nusantara III. PT.Perkebunan Nusantara III berstatus sebagai induk perusahaan atas PTPN I, PTPN II, PTPN IV s.d PTPN XIV (sebagai anak perusahaan).31 Dalam pembentukan holding company perkebunan timbul hal-hal yang menarik seputar permasalahan hukum terkait dengan pendirian holding tersebut. Apakah pendirian holding company perkebunan sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku di Indonesia dan bagaimana bentuk konsep holding

28Ibid.,

29 Nur Aini, “Daftar perusahaan yang akan masuk Holding BUMN”, http://www.republik.co.id/berita/ekonomi/makro/16/01/14/o0xr5q382-daftar-perusahaan-yang- akan-masuk-holding-bumn, diakses 14 januari 2016

30Ibid.,

31PTPN III, Kronologi pembentukan holding company perkebunan, www.ptpn3.co.id , diakses 23 Oktober 2016

(23)

company yang dilakukan oleh PT Perkebunan Nusantara III. Hal ini dikarenakan pendirian holding company BUMN merupakan badan usaha yang mayoritas pemegang sahamnya adalah negara tentulah perlu perhatian khusus dibandingkan dengan pendirian holding company yang dilakukan oleh pihak swasta.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, maka penting untuk dilakukan penelitian yang berjudul “ TINJAUAN YURIDIS ATAS PEMBENTUKAN HOLDING COMPANY BUMN (Studi PT. Perkebunan Nusantara III)”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, dapatlah dikemukakan permasalahan terkandung didalamnya untuk diteliti selanjutnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan (Eksistensi) Holding company dalam aturan hukum di Indonesia?

2. Bagaimana kedudukan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan dalam perusahaan grup (Holding company)?

3. Bagaimana konsep Holding company dan Analisis hukum terhadap pembentukan Holding company BUMN perkebunan (Studi di PT Perkebunan Nusantara III)?

(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian senatiasa mengikuti apa yang telah menjadi rumusan masalah dan menjelaskan apa yang ingin diperoleh dalam proses penelitian.

Karena itu, tujuan penelitian harus jelas dan tegas serta memiliki keterkaitan dengan rumusan masalah.32 Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keberadaan (Eksistensi) Holding company dalam aturan hukum di Indonesia.

2. Untuk mengetahuikedudukan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan dalam perusahaan grup (Holding company).

3. Untuk mengetahui konsep Holding company dan Analisis hukum terhadap pembentukan Holding company BUMN perkebunan (Studi di PT Perkebunan Nusantara III).

D. Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian dan manfaat penelitian merupakan satu rangkaian yang hendak dicapai bersama, dengan demikian dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta manfaat dalam ilmu pengetahuan berupa teori atau gagasan perkembangan ilmu hukum.

32Jhon Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif,(Jakarta: Bayumedia Publishing,2005), hlm 238

(25)

Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan pembentukan holding company BUMN yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Secara Praktis

a. Dari segi praktis penulis berharap akan memberikan masukan kepada pemerintah untuk membentuk suatu regulasi hukum yang jelas mengenai pembentukan holding company yang diharapkan dapat dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan berbagai permasalahan yang terjadi dalam pembentukan holding company BUMN (PT.Perkebunan Nusantara III) serta diharapkan dapat membantu masyarakat untuk menyadari posisi negara sebagai pelaku kegiatan ekonomi untuk membuat kesejahteraan ekonomi dalam masyarakat.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan di lingkungan Univeritas Sumatera Utara, khususnya di lingkungan Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara menunjukan bahwa penelitian dengan judul tesis “Tinjauan Yuridis Terhadap Pembentukan Holding Company BUMN (PT.Perkebunan Nusantara III)” belum ada, akan tetapi ditemukan beberapa judul penelitian (tesis) yang berhubungan dengan topik dalam penelitian ini. Adapun penelitian yang menyerupai namun tidak membahas tentang permasalahan yang sama, antara lain penelitian yang dilakukan oleh :

(26)

1. Erna Hayati (992102041), Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “ Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan UU No.22 Tahun 1999 dan Otonomi Khusus di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam .

Permasalahan yang diteliti adalah:

a. Bagaimana struktur dan fungsi organisasi perangkat daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah berlakunya Undang-Undan nomor 22 tahun 1999 dan otonomi khusus bagi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

b. Bagaimana hambatan dalam restrukturisasi organisasi perangkat daerah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Natalie Gistrian (057005039), Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “ Aspek Hukum dalam Restrukturisasi Kredit Bermasalah pada PT. Bank Mandiri (Persero)Tbk”.

Permasalahan yang diteliti adalah:

a. Bagaimana kredit bermasalah pada perbankan Indonesia?

b. Bagaimana ketentuan restrukturisasi kredit perbankan Indonesia?

c. Bagaimana mekanisme restrukturisasi kredit bermasalah pada PT.Bank Mandiri (Persero),Tbk?

3. Aprizal (107011021), Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Restrukturisasi kredit macet debitor pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Selatpanjang”.

Permasalahan yang diteliti adalah:

(27)

a. Bagaimana bentuk penyelesaian kredit PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Selatpanjang dilakukan?

b. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam penyelesaian kredit macet pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Selatpanjang?

c. Bagaimana cara untuk menanggulangi hambatan dan penyelesaian kredit macet pada PT.Bank Perkreditan Rakyat Terabina Seraya Selatpanjang?

4. Ganda Wiatmaja (107005141), Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara, dengan judul ”Restrukturisasi perusahaan perseroan terbatas melalui pembentukan perusahaan grup”

Permasalahan yang diteliti adalah:

a. Bagaiamana mekanisme restrukturisasi perusahaan dalam pembentukan perusahaan grup?

b. Bagaimana pertanggung jawaban induk perusahaan terhadap tindakan hukum anak perusahaan?

5. Christinawaty (127011130), Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Tinajuan yuridis terhadap status anak perusahaan yang induk perusahaan berubah status menjadi penanaman modal asing”.

Permasalahan yang diteliti adalah:

a. Bagaimana hubungan hukum antara anak perusahaan dengan induk perusahaan dan bagaiamana syarat-syarat serta proses suatu badan usaha disebut sebagai perusahaan penanaman modal asing?

b. Apakah akibat hukum yang terjadi apabila induk perusahaan berubah status menjadi perusahaan penanaman modal asing?

(28)

Dengan demikian judul ini belum ada yang membahasnya sehingg penelitian ini dijamin keasliannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmia F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Kerangka teori atau landasan teori adalah kerangka pemikiran atau butir- butir pendapat, teori, tesis mengenai suatu kasus atau permasalahan yang bagi si pembaca menjadi bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujunya, yang dijadikan masukan eksternal dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan.33 Kerangka teori dalam penelitian hukum sangat diperlukan untuk membuat jelas nilai-nilai oleh postulat-postulat sampai kepada landasan filosofinya yang tinggi.34 Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati.35

Selain itu, peranan teori dalam penelitian ialah member justifikasi pemilihan dan penggunaan variable dalam model penelitian dalam menjawab pertanyaan penelitian. Lebih jauh, fungsi dari teori ialah menggambarkan dan menjelaskan variable-variabel yang digunakan dalam penelitian. Demikian halnya dalam penelitian hukum, teori hukum dapat digunakan untuk menganalisis

33M.Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung: CV.Mandar Madju, 1994), hlm 80

34Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1991), hlm 254

35Salim H.S., Perkembangan Teori Dalam Ilmu Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers,2010), hlm 54

(29)

danmenerangkan pengertian hukum dan konsep yuridis yang relevan untuk menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian hukum.36

Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang relevan untuk menganalisa penelitian tentang pembentukan holding company BUMN yakni Teori Badan Hukum dan Single Economi Entity

Menurut Molengraaff, perusahaan adalah perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk mendapatkan penghasilan dengan cara memperniagakan atau meyerahkan barang-barang, atau mengadakan perjanjian perdagangan”. Molengraff disini memandang pengertian perusahaan dari sudut ekonomi.37 Polak memandang bahwa perusahaan itu ada apabila diperlukan adanya perhitungan-perhitungan tentang laba-rugi yang dapat diperkirakan dan segala sesuatu itu dicatat dalam pembukuan. Polak, dalam hal ini memandang perusahaan dari sudut komersial.38 Bentuk-bentuk perusahaan atau sering disebut badan usaha terdiri dari badan usaha yang berbentuk badan hukum dan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum. Perbedaan yang mendasar antara bentuk usaha yang berbadan hukum dan bentuk usaha bukan badan hukum adalah dalam bentuk badan usaha yang berbadan hukum terdapat pemisahan harta kekayaan dan pemisahan tanggung jawab secara hukum antara pemilik bentuk badan usaha hukum dengan badan hukum tersebut sendiri, sedangkan dalam bentuk badan usaha bukan badan hukum secara prinsip tidak ada pemisahaan

36JJ.Wuisman (Penyunting M.Hisyam), Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jilid I, (Jakarta: UI Press, 1996), hlm 203

37Prof. Abdulkadir Muhammad,SH, Hukum Perusahaan Indonesia, Cetakan Keempat, Bandung: Citra aditya Bakti, 2010, Hlm 7

38Ibid., Hlm 8

(30)

harta kekayaan dan pemisahaan tanggung jawab secara hukum antara pemilik dan badan usaha itu sendiri.39

E.Utrecht menyatakan bahwa “badan hukum adalah badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak”. Selanjutnya, Utrech menjelaskan bahwa “badan hukum itu adalah setiap pendukung hak yang tidak berjiwa, atau lebih tepat yang bukan manusia”. Soebekti memberikan pengertian badan hukum bahwa “badan hukum atau perkumpulan yang dapat memiliki hak- hak dan melakukan perbuatan seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat, dan menggugat di muka hakim”.40 Badan hukum terbentuk karena pada awalnya manusia di dalam hubungan hukum privat tidak hanya berhubungan terhadap sesama manusia saja, tetapi juga terhadap persekutuan. Apabila kepada suatu golongan hak milik atau suatu hak lain diakui, maka golongan itu menampakan diri kepada hukum sebagai suatu subyek hukum baru yakni sebagai suatu badan hukum.41 Ada beberapa teori badan hukum yang dipergunakan dalam ilmu hukum dan perundang-undangan, yurisprudensi serta doktrin untuk pembenaran atau memberi dasar hukum bagi adanya maupun kepribadian hukum (rechtspersoonlijkheid) badan hukum dalam sejarah perkembangan badan hukum saat ini.

Teori organ yang dikemukakan oleh sarjana Jerman yang bernama Otto von Gierke (1841-1921) menyatakan bahwa “ badan hukum itu seperti manusia,

39 Pengertian Perseroan Terbatas atau PT, http://defenisi- pengertian.blogspot.com/2010/09/pengertian-perseroan-terbatas-atau-pt.html, diakses tanggal 14 februari 2013

40Handri Rahardjo, Hukum Perusahaan,(Yogyakarta:Pustaka Yustisia,2009),hlm18

41Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan, Korporasi, Yayasan, Wakaf, (Bandung:Alumni, 1986), hlm 5

(31)

menjadi penjelmaan yang benar-benar dalam pergaulan hukum”. Badan hukum itu merupakan suatu realitas sesungguhnya sama seperti sifat kepribadian alam manusia di dalam pergaulan hukum.42Badan hukum itu menjadi suatu “verband personlichkeit”, yaitu suatu badan yang membentuk kehendaknya dengan perantara alat-alat atau organ-organ badan tersebut, misalnya anggota-anggotanya atau pengurusnya seperti manusia yang mengucapkan kehendaknya dengan perantara mulutnya atau dengan perantara tangannya jika kehendak itu ditulis di atas kertas. Apa yang organ-organ badan tersebut putuskan adalah kehendak dari badan hukum. Selanjutnya, menurut teori organ, badan hukum bukanlah suatu hal yang abstrak, tetapi benar-benar ada. Badan hukum bukanlah suatu kekayaan (hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum itu merupakan suatu organisme yang riil, yang hidup dan bekerja seperti manusia biasa. Tujuan badan hukum menjadi kolektivitas, terlepas dari individu, yakni badan hukum tersebut merupakan suatu verband personlichkeit yang memiliki kehendak (gesamwille).

Berfungsinya badan hukum disamakan dengan fungsi manusianya. Artinya, badan hukum tidak berbeda dengan manusia. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tiap- tiap perkumpulan orang adalah badan hukum.43

Salah satu bentuk badan hukum yang sering dikenal adalah Perseroan terbatas (PT). Perseroan terbatas merupakan contoh dari manusia buatan (artificial person) atau badan hukum (legal entity). Meskipun perseroan bukan manusia secara alamiah, badan hukum itu bisa bertindak sendiri melakukan perbuatan-

42Ibid., Hlm 10

43Ibid.,

(32)

perbuatan hukum yang diperluka.44 Oleh karena itu, perseroan terbatas juga merupakan subyek hukum, yakni subyek hukum mandiri (personastandi in judicio), dimana perseroan terbatas bisa mempunyai hak dan kewajiban dalam hubungan hukum sama seperti manusia biasa (natural person), bisa menggugat ataupun digugat, bisa membuat keputusan dan bisa mempunyai hak dan kewajiban, utang-piutang, dan mempunyai kekayaan seperti layaknya manusia.45 Suatu perseroan terbatas, eksistensinya riil sebagai subjek hukum yang terpisah (separate) dan bebas (independent) dari pemiliknya atau pemegang sahamnya maupun dari pengurus dalam hal ini direksi perseroan terbatas. Secara terpisah dan independen perseroan terbatas melalui pengurus dapat melakukan perbuatan hukum, seperti melakukan kegiatan untuk dan atas nama perseroan terbatas membuat perjanjian, transaksi, menjual aset dan menggugat atau digugat serta dapat hidup dan bernapas sebagaimana layaknya manusia selama jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar belum berakhir. Namun tidak bisa dipenjarakan, akan tetapi menjadi subjek perdata maupun tuntutan pidana dalam bentuk hukuman “denda”. Utang perseroan terbatas menjadi tanggung jawab dan kewajiban perseroan terbatas tersebut, dalam kedudukan dan kapasitasnya sebagai badan hukum atau entitas yang terpisah (separate entity) dan independen dari tanggung jawab pemegang saham.46

Dalam melakukan kegiatan usaha para pelaku usaha tidak jarang melakukan pemecahan usahanya melalui pembentukan beberapa perusahaan atau

44I.G. Rai Widjaya, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas,(Jakarta:Kesaint Blanc, 2005), hlm 1

45Ibid., hlm 7

46M.Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas,(Jakarta: Sinar Grafika,2009),hlm 37-38

(33)

perseroan terbatas. keadaan tersebut, dapat terjadi suatu tatanan sejumlah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang secara yuridis merupakan beberapa subyek hukum yang mandiri yang tidak ada hubungannya satu sama lain (separate legal entity), namun dari segi ekonomis sebenarnya merupakan satu kesatuan ekonomis.47 Tatanan perseroan terbatas itulah yang disebut dengan perusahaan grup. Suatu perusahaan atau perseroan dapat mendirikan perusahaan anak (subsidiary) untuk menjalankan bisnis dari perusahaan induknya (parent corporation) dalam rangka memanfaatkan sifat limited liability atau pertanggungjawaban terbatas. Dengan demikian, sesuai dengan prinsip keterpisahan (separation) dan perbedaan yang dikenal dengan istilah separate entity, maka aset dari perusahaan induk dengan perusahaan anak menjadi

“terisolasi” terhadap kerugian potensial yang akan dialami oleh satu di antaranya.

Perusahaan anak, yang pada umumnya berbentuk perseroan terbatas, merupakan suatu badan hukum (legal entity) yang memiliki kedudukan mandiri dan terpisah dengan badan hukum lainnya.48

Perusahaan anak merupakan penyandang hak dan kewajiban sendiri sebagai badan hukum, serta memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dengan harta kekayaan pemegang sahamnya. Tidak terkecuali dalam hal ini apakah pemegang sahamnya tersebut adalah perusahaan induk atau tidak. 49 Hubungan atau keterkaitan antara induk dan perusahaan anak ini dalam suatu konstruksi perusahaan grup tidak menghapuskan pengakuan yuridis terhadap status badan

47Rudi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas,(Bandung: Citra Aditya Bakti,1996),hlm 63

48Ibid., hlm 49-50

49Munir Fuady,Op. Cit., hlm 133

(34)

hukum induk dan perusahaan anak sebagai subjek hukum yang terpisah dan mandiri (separate legal entity).

Perusahaan holding company termaksud sebagai pelaku usaha yang tersusun atas induk perusahaan dan anak perusahaan yang merupakan badan hukum mandiri yang saling terkait. Dalam dunia bisnis sebuah perusahaan dapat membentuk sebuah kelompok usaha dalam kesatuan ekonomi. Pendekatan ini dalam teori Single Economic Entity Doctrine, yang memandang bahwa “Parent company and subsidiary relationship in which the subsidiaries do not have the independence to determine the policy direction of companies as one economic entity”50(hubungan antara induk dan anak perusahaan, anak perusahaan tidak memiliki independensi untuk menentukan arah kebijakan perusahaan sebagai satu kesatuan entitas ekonomi). Doktrin ini melihat hubungan antara induk perusahaan dan anak perusahaan yang saling terikat melalui kesatuan entitas ekonomi, karena hal itulah nama doktrin ini adalah doktrin Single Economic Entity.

Konsekuensi dari penerapan teori ini adalah pelaku usaha dapat diminta pertanggungjawaban atas tindakan yang dilakukan oleh pelaku usaha lain dalam satu kesatuan ekonomi, meskipun pelaku usahanya beroperasi diluar yuridiksi hukum.51 Dalam hal ini, teori yang juga membahas mengenai keterkaitan antara induk dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomi adalaha teori alter ego (alter ego theory). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan hukum antara

50Alison Jones and Brenda Surfin, EC Competition Law, Text,Cases, and Materials, New York: Oxford University Press, 2004 dalam Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Akuisisi Saham oleh Perusahaan Terafiliasi dalam Perspektif Hukum Persaingan Usaha dalam Jurnal Persaingan Usaha, Edisi 5, Jakarta, 2011, hlm 22

51Munir Fuady 1, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Buku Ketiga, (Bandung: Citra Aditya Bakti,1996), hlm 93

(35)

perusahaan induk dengan perusahaan anak merupakan keterkaitan erat dua atau lebih perusahaan yang merupakan satu kesatuan ekonomi dan bagian yang tidak dapat dipisahkan (integral and inseparable part) dalam suatu hubungan kepemilikan dan kepengurusan.52 Hubungan hukum yang terjadi di antara perusahaan induk dan perusahaan anaknya pada dasarnya merupakan hubungan antara pemegang saham (perusahaan induk) dengan perusahaan anak. Hubungan hukum tersebut diatur secara tegas di dalam anggaran dasar perusahaan anak dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.53

Untuk dapat dikatakan sebagai pelaku usaha di Indonesia, holding company harus dapat memenuhi unsur pelaku usaha dan dipandang sebagai satu kesatuan dengan anak perusahaanya dengan menerapkan teori Single Economic Entity Doctrine. Apabila terdapat holding company yang berada di luar wilayah Indonesia namun induk perusahaannya atau anak perusahaannya melakukan kegiatan usaha di wilayah Indonesia maka melalui teori Single Economic Entity Doctrine, holding company tersebut dipandang sebagai satu kesatuan ekonomi dengan induk perusahaan dan anak perusahaan.54

2. Kerangka Konsepsi

Konsep berasal dari bahasa Latin, Conceptus yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan atau proses berfikir, daya berfikir khususnya penalaran dan

52Pheo Marojahan Hutabarat, “Beberapa Ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas Terkait Dengan Organisasi Perusahaan: Suatu Tinjauan Praktek,”

http://pkpapbhi.fiels.wordpress.com/2008/08/organisasi-perusahaan-pheo-m-h.pdf, diakses tanggal 21 november 2016

53Rita Diah Widawati, Tanggung Jawab Perusahaan induk Terhadap Perikatan Yang Dilakukan Oleh Perusahaan anak, Tesis, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2009), hlm. 69

54Ibid.,

(36)

pertimbangan.55 Kerangka konseptual adalah penggambaran antara konsep-konsep yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan dengan istilah yang akan diteliti dan diuraikan dalam karya ilmiah56. Konsepsi merupakan pedoman operasional yang akan memudahkan pelaksanaan proses penelitian. Di dalam penelitian hukum normative maupn sosiologi atau empiris dimungkinkan untuk menyusun kerangkan koseptual yang didaraskan atau diambil dari peraturan perundang-undangan tertentu. Biasanya kerangka konseptual (konsepsional) tersebut sekaligus merumuskan defenisi-defenisi tertentu, yang dapat dijadikan pedoman operasional di dalam proses pengumpulan, pengelolahan, analisis dan konstruksi data57

Untuk memperoleh penjelasan yang relevan bagi pemahaman pengkajian ilmiah di dalam penulisan tesis ini, maka terdapat istilah-istilah yang dijumpai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyetaraan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan (Pasal 1 angka 1 Undang- undang nomor 19 tahun 2003 tentang BUMN).

2) Holding Company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut.

55Komaruddin dan Yooke Tjuparmah Komaruddin, Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm 122

56Zinuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm 96

57Soerjono Soekanto, Penghantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm 137

(37)

3) Induk perusahaan adalah perusahaan yang menjadi perusahaan utama yang membawahi beberapa perusahaan yang tergabung ke dalam satu grup perusahaan. Melalui pengelompokan perusahaan, dimungkinkan terjadinya peningkatan atau penciptaan nilai pasar perusahaan (market value creation).

4) Anak perusahaan adalah sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang tertinggi. Perusahaan yang dikendalikan disebut sebagai perusahaan induk.

G. Metode Penelitian

Menurut Soejono Soekanto, yang dimaksud dengan penelitian hukum adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.58 Sedangkan istilah metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Dari kedua pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisis teori yang telah terbentuk dengan fakta yang ada.

1. Jenis Dan Sifat Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum

58Ibid., hal 43

(38)

tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan- permasalahan yang timbul didalam gejala yang bersangkutan.59

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif, mengingat bahwa penelitian ini mengunakan jenis penelitian hukum dengan metode yuridis normatif, yaitu penelitian hukum doktriner yang mengacu kepada norma hukum.60 Maka, penelitian ini menekankan kepada sumber-sumber hukum bahan sekunder, yakni berupa peraturan-peraturan hukum positif di Indonesia yang berkaitan dengan restrukturisasi BUMN melalui pembentukan holding company maupun teori-teori hukum yang berkaitan dengan holding company, sehingga ditemukan suatu asas-asas hukum yang berupa dogma atau doktrin hukum yang bersifat teoritis ilmiah serta dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan yang dibahas dan dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini, yaitu mengenai tinjauan yuridis atas pembentukan holding company (studi PT. Perkebunan Nusantara III).

Melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia tersebut, akan diteliti sejauh mana pembentukan holding company yang dilakukan perusahaan BUMN dan bagaimana bentuknya dan bagaimana pengaturan terhadap holding company dalam peraturan perseroan terbatas dan peraturan BUMN.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis. Deskriptif artinya mampu memberikan gambaran secara jelas dan sistematis tentang masalah yang akan diteliti. Analitis artinya menganalisis secara teliti permasalahan berdasarkan

59Bernard Arief Shidarta, Moralitas Profesi Hukum Suatu Tawaran Kerangka Berfikir, (Bandung: Refika Aditama,2006), hlm 43.

60Bambang Waluyo, Metode Penelitian Hukum, (Semarang: Ghalia Indonesia, 1996), hlm13

(39)

gambaran dan fakta sehingga mampu menjawab permasalahan yang berkaitan dengan penelitian ini.61 Dalam penelitian ini deskriptif analitis ini dimaksudkan yaitu penelitian yang menggambarkan semua gejala dan fakta yang terjadi dilapangan serta mengkaitkan dan menganalisa semua gejala dan fakta tersebut dengan permasalahan yang ada dalam penelitian dan kemudian disesuaikan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian dan kemudian disesuaikan dengan keadaaan yang terjadi di lapangan.62 Dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis mengenai holding company yang dilakukan oleh BUMN, bagaimana bentuknya dan sejauh mana undang-undang memandang mengenai holding company ini. Analisis dimaksudkan berdasarkan gambaran dan fakta yang diperoleh akan dilakukan analisis secara cermat untuk menjawab permasalahan.63

2. Sumber Data

Berdasarkan sifat penelitian tersebut diatas, maka data yang dikumpulkan berasal dari data sekunder. Data sekunder dimaksud antara lain meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier berupa norma dasar, perundang-undangan, hasil penelitian ilmiah, laporan-laporan, jurnal, buku- buku, dan lain-lain sebagainya.64

61Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997),hlm 35

62Winarno Surakhmad, Dasar dan Teknik Research, (Bandung: Tarsito, 1978), hlm 132.

63Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Indonesia Pada Akhir Abad ke-20,(Bandung:

Alumni, 1994), hlm 101

64Amiruddin dan Zainal Asikin, Penghantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2004), hlm 30

(40)

A. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat sebagai landasan utama yang dipakai dalam rangka penelitian.65 Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah :

a. Undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

b. Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

c. Peraturan Pemerintah (PP) nomor 45 tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara d. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: PER-

05/MBU/2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2009 tentang Pedoman Restrukturisasi dan Revitalisasi BUMN oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Pengelola Aset.

e. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor :SK- 350/MBU/2013 tentang Kebijakan Internal Kementerian BUMN Dalam Pelaksaanaan Kegiatan Pembinaan BUMN, Restrukturisasi BUMN dan Penataan Aset BUMN

B. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisis dan memahami bahan hukum primer.66 Bahan sekunder yang digunakan dalam penelitian ini seperti

65Ronny Hanitjo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia Indonesia,1990), hlm 53

66Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta:

Rajawali Perss, 2007, hal 29

(41)

hasil-hasil penelitian, hasil seminar, hasi karya dari kalangan hukum, buku-buku, jurnal-jurnal, skripsi, tesis, serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan pembentukan holding company yang dilakukan oleh BUMN.

C. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum tersier yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Ensiklopedia yang berkaitan dengan penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data secara studi kepustakaan (Library research) yaitu dengan mengumpulkan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier kemudian menganalisis permasalahan dalam penelitian ini berdasarkan bahan-bahan hukum tersebut.

4. Analisis Data

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data adalah kegiatan analisi yang mengategorikan data untuk mendapatkan pola hubungan, tema, menafsirkan apa yang bermakna, serta menyampaikan atau melaporkannya kepada orang lain yang berminat. Tujuan analisis data yaitu untuk mengungkapkan data apa yang masih perlu dicari, hipotesis apa yang perlu diuji,

(42)

pertanyaan apa yang perlu dijawab, metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru dan kesalahan apa yang harus seger diperbaiki.67

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif.

Penelitian dengan menggunakan metode kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks, Adanya terdapat regulitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi (keragaman).68 Analisis data secara kualitatif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan, melukiskan keadaan subyek, obyek penelitian saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. 69 Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapanagn (transkrip).70 Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen-dokumen yang telah ada yakni pembentukan holding company BUMN (studi PT.Perkebunan Nusantara III). Data yang terkumpul tersebut dipergunakan memecahkan masalah yang dijadikan objek penelitian.71

Semua data yang diperoleh disusun secara sistematis dan diolah secara teliti untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode deduktif. Metode deduktif adalah cara berfikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan

67Johan Nasution, Metode Penelitian Hukum, (Jambi: Mandar Maju, 2008), hlm 170

68Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Pemajaman Filosofis dan Metodologis Kearah Penguasaan Model Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003), hlm 53

69Bambang Suggono, Op. Cit., hlm 134

70 Ali, Pengertian Analisis Data, Tujuan dan Tekniknya, http://www.informasiahli.com/2015/08/pengertian-analisis-data-tujuan-dan.html, diakses tanggal 20 April 2016

71Ibid.,

(43)

bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang bersifat khusus.72 Kesimpulan adalah merupakan jawaban khusus atas permasalahan yang diteliti, sehingga diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini.

72Sedarmayanti dan Syariffudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002), hlm 23

(44)

BAB II

KEBERADAAN (EKSISTENSI) HOLDING COMPANY DALAM ATURAN HUKUM DI INDONESIA

A. Konsep Perusahaan Grup (Holding Company)

1. Pengertian dan ciri-ciri Holding company

Holding company disebut juga Perusahaan induk dalam bahasa Indonesia, adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan dapat mengendalikan semua jalannya proses usaha pada setiap badan usaha yang telah dikuasai sahamnya. Dengan melakukan pengelompokan perusahaan kedalam induk perusahaan, diharapkan akan mencapai tujuan peningkatan atau pencapaian nilai pasar perusahaan (market value creation).

Beberapa sarjana memberikan pengertian mengenai holding company ini diantaranya adalah:

a. Menurut Munir Fuady

Perusahaan holding sering juga disebut holding company, parent company, atau controlling company. Munir fuady mengartikan holding company adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain tersebut

b. Menurut Winardi

Holding company ialah perusahaan yang menguasai perusahaan lain.

Seringkali orang mengatakan bahwa sebuah “holding company is company which holds other companies”

(45)

c. Menurut Komaruddin

Yang dimaksud dengan holding company ialah suatu badan usaha yang didirikan dengan tujuan untuk menguasai sebagaian besar saham dari badan usaha yang akan dipengaruhinya.73

d. Menurut Ray August

Holding company adalah perusahaan yang dimiliki oleh induk perusahaan atau beberapa induk perusahaan yang bertugas mengawasi, mengordinasikan dan mengendalikan kegiatan usaha anak-anak perusahaannya.74

Perusahaan induk biasanya (walaupun tidak selamanya) memiliki perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang-bidang bisnis yang sangat berbeda-beda. Perusahaan yang manajemen dan operasionalnya dikendalikan oleh oleh perusahaan induk disebut sebagai perusahaan anak (Subsidiary company) dan hubungan antara perusahaan induk dan anak perusahaan disebut hubungan Affiliasi. Dimana perusahaan anak merupakan unit perusahaan yang terpisah dan mandiri secara yuridis dari perusahaan induk.

Holding company di Indonesia dikenal dengan sebutan perusahaan grup.

Dimana pada umumnya bentuk holding company banyak dijumpai pada badan hukum Perseroan Terbatas (PT).75 Karena holding company di Indonesia adalah dalam bentuk Perseroan Terbatas, maka holding company di Indonesia tunduk pada aturan Undang-undang Perseroan Terbatas (PT). Perusahaan grup tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan sehingga sampai saat ini belum ada

73Komaruddin, Ekonomi Perusahaan dan Manajemen, (Jakarta: Alumni, 1982), hlm 161

74Sulistiowati 1, Op.Cit., hlm 24

75Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Perseroan Terbatas, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2003), hlm 155

Referensi

Dokumen terkait

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara.. BUMN ditujukan sebagai perintis kegiatan usaha yang belum

Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara

Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

Badan Usaha Milik Desa, yang biasa dikenal dengan BUMDes, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar.. modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari dari

41. Jelaskan yang dimaksud dengan BUMN!.. Jawaban: BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung

Badan Usaha Milik Desa adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan

“Badan Usaha Milik Desa, selanjutya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal