jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk paling banyak
34. Ketentuan Pasal 37 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 36
Otoritas Jasa Keuangan dapat menetapkan pengecualian
dari ketentuan
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 34 ayat (2) bagi BPR.33.
Di antara Pasal 36 dan Pasal 37disisipkan
1 (satu) pasal,yakni
Pasal 36A sehingga berbunyi sebagai berikut:Pasal 36A
(1) Dalam rangka pelaksanaan tugas
pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan berwenang:a. meminta Bank untuk mengambil
dan menyerahkandata/dokumen dari
setiap tempat yangterkait
Bank;b. meminta Bank untuk mengambil
danmenyerahkan data/dokumen dan
keterangandari setiap pihak yang menurut
penilaianOtoritas Jasa Keuangan memiliki
pengaruhterhadap Bank; dan
c. memerintahkan Bank untuk
melakukanpemblokiran rekening tertentu.
(21
Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas pengawasan sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)diatur
dalamPeraturan Otoritas Jasa Keuangan.
34. Ketentuan
Pasal37 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 37
(1) Dalam hal suatu Bank
mengalamikesulitan
yang membahayakankelangsungan usahanya,
Otoritas Jasa Keuangan berwenang:a.
membatasi kewenangan rapatumum
pemegang saham atau yang dipersamakan, komisaris atauyang setara, direksi atau yang setara,
dan pemegang saham atau Yang setara;b.meminta...
PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
e
f.
g.
h.
b
c
d.
k
I
m.
-t37-meminta dan/atau memerintahkan
pemegangsaham atau yang setara untuk
menambahmodal;
meminta
pemegangsaham atau yang
setarauntuk
mengganti anggota dewan komisaris atau yang setara,dan/atau
direksi atau yang setara;meminta dan/atau memerintahkan
Bankmenghapusbukukan Kredit atau
penyalurandana yang macet dan
memperhitungkan kerugian Bank dengan modalnya;meminta Bank melakukan
Penggabungan atau Peleburan dengan Bank lain;meminta
pemegangsaham atau yang
setarauntuk menjual kepemilikan Bank
kepadapembeli;
meminta
dan/atau
memerintahkan Bankuntuk menyerahkan pengelolaan seluruh
atausebagian kegiatan Bank kepada pihak lain;
meminta dan/atau memerintahkan
Bankmenjual
sebagianatau seluruh aset
danlatau
kewajiban Bank kepada pihak lain;memerintahkan
pemegangsaham atau
yangsetara untuk memberikan pinjaman
kepada Bank;memerintahkan
pemegangsaham atau
yangsetara untuk mendukung
pelaksanaan tugas Otoritas Jasa Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan saat mengatasi permasalahan Bank;menunjuk pengelola statuter
danmemerintahkan Bank untuk
mendukungpelaksanaan tugas pengelola statuter
yangditempatkan di Bank;
memerintahkan Bank untuk tidak
melakukantransaksi tertentu dengan pihak terkait
dan/atau pihak lain yang ditetapkan
olehOtoritas Jasa Keuangan;
membatasi kegiatan usaha tertentu Bank;
memberikan perintah tertulis kepada
Bankdan/atau
pihak tertentu;dan/atau
o.memerintahkan...
1.
j
n
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-138-o.
memerintahkan Bankuntuk
melakukan langkahlain yang dianggap perlu oleh Otoritas
Jasa Keuangan.(21
Dalam hal kewenangan sebagaimana dimaksud padaayat (U telah dilakukan, tetapi Bank
masihmengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsunganusaha serta tidak dapat
disehatkanoleh Otoritas Jasa Keuangan sesuai
dengankewenangannya, Otoritas Jasa
Keuanganmenetapkan
Bank
sebagaiBank
dalam resolusi danmenyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank,
LembagaPenjamin Simpanan,
dan Bank Indonesia.(3) Dalam rangka melaksanakan tindakan
resolusi,Lembaga Penjamin Simpanan dapat
mengajukanpermintaan
kepadaOtoritas Jasa
Keuanganuntuk
mencabutinn
usaha Bank.(4) Berdasarkan permintaan Lembaga
PenjaminSimpanan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(3),Otoritas Jasa Keuangan melakukan pencabutan izin usaha Bank.
(5)
Otoritas Jasa Keuangan dapat mencabut izin usahaBank atas permintaan Bank setelah
Bank menyelesaikan seluruh kewajibannya.(6) Ketentuan lebih lanjut
mengenai persyaratan dantata
cara pencabutanizin
usahaBank
sebagaimanadimaksud pada ayat (4) dan ayat
(5)diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.35.
Di antara Pasal 378 dan Pasal 38 disisipkan 3 (tiga) pasal,yakni
Pasal37C,
Pasal37D, dan
Pasal37E
sehingga berbunyi sebagai berikut:Pasal 37C
(1) Otoritas Jasa
Keuangan berwenangmengatur
dan mengembangkan penyelenggaraansistem
layanan informasi keuangan.l2l Informasi pada
sistemlayanan informasi
keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dikelola
olehOtoritas Jasa Keuangan, dan dapat
diberikandan/atau dipertukarkan kepada pihak lain
dalamrangka pelaksanaan ketentuan
peraturanpemndang-undangan.
(3)
Setiap...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA 139
-(3) Setiap pihak yang memperoleh
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21wajib
menjagakeamanan dan kerahasiaan data sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.l4l Otoritas Jasa
Keuangan berwenangmengatur
dan mengawasi lembaga pengelola informasi perkreditan.Pasal 37D
(1) Otoritas Jasa Keuangan berwenang
menetapkan dimulainya,tidak
dilakukannya, atau dihentikannya penyidikan terhadaptindak
pidana Perbankan.(21 Sebelum menetapkan dimulainya
penyidikansebagaimana dimaksud pada
ayat
(1), Otoritas Jasa Keuangan melakukan penyelidikan terhadap dugaantindak
pidana Perbankan.(3) Pada tahap penyelidikan
sebagaimana dimaksudpada
ayat (21,pihak
yang diduga melakukantindak pidana
Perbankandapat
mengajuk€Ln permohonan kepada Otoritas Jasa Keuanganuntuk
penyelesaian pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di sektor Perbankan.(4) Otoritas Jasa Keuangan melakukan
penilaianterhadap permohonan penyelesaian
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan menghitungnilai
kerugian atas pelanggaran.(5) Dalam melakukan penilaian terhadap
permohonanpenyelesaian pelanggaran dan perhitungan nilai kerugian atas
pelanggaran sebagaimana dimaksudpada ayat (4l., Otoritas Jasa
Keuanganmempertimbangkan minimal:
a. ada atau tidaknya
penyelesaianatas
kerugian yangtimbul
akibattindak
pidana;b. nilai transaksi dan/atau nilai kerugian
atas pelanggaran; danc. dampak terhadap sektor Perbankan,
Bank,dan/atau kepentingan Nasabah dan/atau
masyarakat.
(6) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan
menyetujui permohonan penyelesaian pelanggaran,pihak
yang mengajukan permohonan penyelesaian pelanggaranwajib melaksanakan kesepakatan
termasuk membayar ganti rugi.(7)
Dalam...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-
140-(7)
Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud padaayat
(6)telah dipenuhi
seluruhnya olehpihak
yang mengajukan permohonan penyelesaian pelanggaran, Otoritas Jasa Keuangan menghentikan penyelidikan.(8) Ganti rugi
sebagaimanadimaksud pada ayat
(6)merupakan hak dari pihak yang dirugikan dan bukan merupakan pendapatan Otoritas Jasa Keuangan.
(9)
Dalam hal:a. Otoritas Jasa Keuangan tidak
menyetujuipermohonan penyelesaian atas
pelanggaran;atau
b. pihak yang mengajukan
permohonanpenyelesaian pelanggaran tidak
memenuhisebagian atau seluruh
kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Otoritas Jasa Keuangan berwenang
melanjutkan ke tahap penyidikan.(10)
Penyidikan atas tindak pidana Perbankan
hanyadapat dilakukan oleh penyidik Otoritas
JasaKeuangan.
(11)
Ketentuan lebih lanjut mengenai
permohonanpenyelesaian pelanggaran dan tata cara penyelesaian pelanggaran sebagaimana
dimaksud pada ayat
(1)sampai dengan ayat (9) diatur dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.Pasal 37E
(1)
Setiap Orang dilarang:a. membuat atau menyebabkan adanya pencatatan
palsu dalam pembukuan atau dalam
laporan,dokumen atau laporan kegiatan
usaha,dan/atau
laporan transaksi atau rekening suatu Bank;menghilangkan, tidak memasukkan,
atau menyebabkantidak dilakukannya
pencatatandalam pembukuan atau dalam
laporan,dokumen atau laporan kegiatan
usaha,dan/atau
laporan transaksi atau rekening suatu Bank; danc.mengubah,...
b
FRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t4L-c. mengubah, mengaburkan,
menyembunyikan, menghapus,atau
menghilangkan adanya suatupencatatan dalam pembukuan atau
dalamlaporan, dokumen atau laporan kegiatan usaha,
dan/atau
laporan transaksi atau rekening suatuBank, atau mengubah,
mengaburkan,menghilangkan, menyembunyikan,
atau merusak catatan pembukuan.(21
Pemegang sahamatau yang
setara, anggota dewan komisaris atau yang setara, anggota direksi atau yang setara,atau
pegawaiBank dilarang meminta
ataumenerima, mengizinkan atau menyetujui untuk
menerimasuatu imbalan, komisi, uang
tambahan, pelayanan, uang,dan/atau
barang berharga,untuk keuntungan pribadi atau untuk
keuntungankeluarganya, dalam rangka mendapatkan
atauberusaha mendapatkan bagi orang lain
dalammemperoleh uang muka, bank garansi, atau fasilitas Kredit
dari
Bank, atau dalam rangka pembelian ataupendiskontoan oleh Bank atas surat wesel,
surat promes, cek, dan kertas dagang ataubukti
kewajiban lainnya, atau dalam rangka memberikan persetujuan bagi oranglain untuk
melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas Kredit pada Bank.(3)
Setiap Orangdilarang
memberikansuatu
imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang,dan/atau barang
berharga, kepada anggota dewan komisarisatau
yang setara, anggotadireksi atau yang
setara,atau
pegawaiBank untuk
keuntunganpribadi
atauuntuk keuntungan keluarganya dalam
rangkamendapatkan atau berusaha
mendapatkan bagiorang lain dalam memperoleh uang muka,
bank garansi,atau fasilitas Kredit dari Bank, atau
dalam rangka pembelian atau pendiskontoan oleh Bank atassurat
wesel,surat
promes,cek, dan kertas
dagang ataubukti
kewajiban lainnya, ataupun dalam rangkamemberikan persetujuan bagi orang lain untuk
melaksanakanpenarikan
dana yang melebihi batas Kredit pada Bank.(4) Bank,
PihakTerafiliasi, dan
pemegang saham atauyang setara wajib melaksanakan langkah
yangdiperlukan untuk memastikan ketaatan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.36.
Ketentuan.
. .PRESIDEN
REPUEL|K INDONESIA