lama 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya masa
17. Ketentuan Pasal 38 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 38 . .
FRESIDEN
REPUBUK IHDONESIA
-83-Pasal 38
(1)
Otoritas Jasa Keuangan dalam menjalankan Undang-Undangini wajib
mengutamakanprinsip tata
kelola kelembagaan yang baik dan profesional.(21 Otoritas Jasa Keuangan wajib
menyampaikanlaporan kinerja
kelembagaandalam
menjalankan Undang-Undangini,
secaratertulis
kepada Presiden dan DPR.(3)
Laporan yang disampaikan kepada Presiden dan DPR sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terdiri
ataslaporan triwulanan dan laporan tahunan.
(4) Laporan triwulanan dan laporan tahunan
yangdisampaikan oleh Otoritas Jasa
Keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (3) dievaluasi oleh DPR dan digunakan sebagai bahan penilaian tahunan terhadap
kinerja
Dewan Komisioner, anggota Dewan Komisioner, dan Otoritas Jasa Keuangan.(5) Dalam hal
DPRmemerlukan
penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan laporan sebagaimanadimaksud pada ayat
(2l.,Otoritas Jasa
Keuanganwajib menyampaikan penjelasan secara
lisandan/atau
tertulis.(6)
Bagian dari laporantriwulanan
dan laporan tahunan sebagaimanadimaksud pada ayat
(3) disampaikankepada masyarakat
secaraterbuka melalui
media massa dengan mencantumkan ringkasannya dalam Berita Negara.l7l
Setiap awal tahun anggaran, Otoritas Jasa Keuanganwajib
menyampaikaninformasi
kepada masyarakat secara terbuka melalui media massa yang memuat:a. evaluasi terhadap pelaksanaan
kebijakanOtoritas Jasa Keuangan pada tahun
sebelumnya; dan
b. rencana kebijakan dan penetapan
sasaran Otoritas Jasa Keuanganuntuk
tahun yang akan datang.(8) Otoritas Jasa Keuangan men5rusun
danmenyampaikan
laporan
keuangantahunan
kepada Presiden dan DPR.(9)
Otoritas Jasa Keuangan:a. menyelesaikan...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-84-a.
menyelesaikanpenyusunan laporan
keuangantahunan
sebagaimanadimaksud
padaayat
(8)paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelahberakhirnya
tahun
anggaran; danb.
menyampaikan laporan keuangan kepada BadanPemeriksa Keuangan untuk dilakukan
pemeriksaan paling lambat 7 (tujuh)hari
setelah laporan keuangan tahunan selesai disusun.(10) Badan Pemeriksa Keuangan menyampaikan laporan
hasil pemeriksaan kepada DPR paling
lambat 9O (sembilanpuluh) hari terhitung
sejak dimulainya pemeriksaan sebagaimanadimaksud pada ayat
(9)huruf
b.(11)
Otoritas Jasa Keuangan wajib
mengumumkan laporan keuangantahunan
Otoritas Jasa Keuangan kepadapublik
melalui media massa.(12)
Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk
dan susunan laporankinerja
kelembagaan sebagaimanadimaksud pada ayat (21 dan laporan
keuangantahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (8)diatur
dalam Peraturan Dewan Komisioner.18.
Di antara Bab IX dan Bab Xdisisipkan
1 (satu) bab,yakni
Bab IXA sehingga berbunyi sebagai berikut:BAB IXA
BADAN SUPERVISI OTORITAS JASA KEUANGAN
19.
Di antara Pasal 38 dan Pasal 39 disisipkan3
(tiga) pasal,yakni Pasal 38A,
Pasal 38E},dan
Pasal38C
sehingga berbunyi sebagai berikut:Pasal 38A
(1) Dengan Undang-Undang ini dibentuk
Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan.(21 Badan Supervisi Otoritas Jasa
Keuangansebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
berfungsimembantu DPR dalam melaksanakan
fungsi pengawasandi bidang tertentu terhadap
OtoritasJasa Keuangan untuk meningkatkan
kinerja,akuntabilitas, independensi, transparansi,
dan kredibilitas kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan.PRESIDEN
REFUEUK INDONESIA
85-(3) Untuk
menjalankan fungsi pengawasan sebagaimanadimaksud pada ayat l2l, Badan
Supervisi Otoritas Jasa Keuangan bertugas membantu DPR dalam:a.
membuat laporan evaluasikinerja
kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan;b. melakukan pemantauan untuk
meningkatkanakuntabilitas,
independensi,transparansi,
dankredibilitas kelembagaan Otoritas
JasaKeuangan; dan
c.
men5rusun laporan kinerja.(4) Untuk
melaksanakantugas
sebagaimana dimaksudpada ayat (3), Badan Supervisi Otoritas
JasaKeuangan berwenang:
a. meminta penjelasan mengenai hal
yangberkaitan dengan tata kelola pelaksanaan tugas
dan wewenang kelembagaan Otoritas
Jasa Keuangan;b. menerima tembusan laporan
kinerjakelembagaan
secara triwulanan dan
tahunandari Otoritas Jasa Keuangan;
c. melakukan telaahan atas tata
kelolapelaksanaan tugas dan wewenang kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan;
d. meminta dokumen yang diperlukan
dalammelakukan telaahan
sebagaimana dimaksud dalamhuruf
c yang berkaitan dengan tata kelola pelaksanaan tugas dan wewenang kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan;e.
menerima tembusan laporan keuangan tahunan dari Otoritas Jasa Keuangan;f.
melakukan telaahan atas anggaran operasional Otoritas Jasa Keuangan;g.
menerima laporan dari masyarakat danindustri
mengenai kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan;
dan
h. meminta penjelasan dan tanggapan
DewanKomisioner Otoritas Jasa Keuangan
atas telaahan sebagaimana dimaksud dalamhuruf
c danhuruf
f datam rapat bersama dengan Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan.(5)
Kewenangan...
(71
(s)
(6)
(8)
(1)
(2t
(3)
PRESIDEN
REPUE|JK INDONESIA
-86-Kewenangan sebagaimana
dimaksud pada ayat
(4)tidak
termasukuntuk:
a. menghadiri rapat Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan;b.
menyatakan pendapatuntuk mewakili
OtoritasJasa Keuangan; dan
c.
menyampaikaninformasi yang terkait
denganpelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) baik
secaralangsung maupun tidak
langsung kepada publik.Badan
SupervisiOtoritas Jasa
Keuangan membuatlaporan
pelaksanaantugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada DPR secara berkala 1 (satu)kali dalam 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu jika
diperlukan.Anggaran
Badan
Supervisi OtoritasJasa
Keuangan bersumberdari
anggaran operasional Otoritas Jasa Keuangan.Ketentuan mengenai organisasi, tata kerja,
dan anggaranBadan
Supervisi OtoritasJasa
Keuangandiatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangansetelah dikonsultasikan dengan DPR.
Pasal 388
Keanggotaan Badan Supervisi Otoritas
JasaKeuangan
berjumlah paling sedikit 5 (lima)
orang yangdipimpin
oteh 1 (satu) orang ketua yangdipilih
dari dan oleh anggotanya.Anggota
Badan
SuperwisiOtoritas Jasa
Keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri
atasunsur
Pemerintah, akademisi, dan masyarakat.Anggota
Badan
SuperwisiOtoritas Jasa
Keuanganmenjabat
selama5 (lima) tahun dan dapat dipilih
kembaliuntuk
1 (satu)kali
masa jabatan berikutnya.Untuk dapat diangkat menjadi anggota
BadanSupervisi Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1), calon anggota
harrrs memenuhi persyaratan sebagai berikut:a.
warga negara Indonesia;b.
sehat jasmani dan rohani;c.mempunyai...
(4)
PRESIDEN REPUBLIK TNDONESIA
-87
-c.
mempunyai integritas dan moralitas yang tinggi;d.
bukan pengurus partaipolitik
saat pencalonan;e. memiliki keahlian dan
pengalamandi
bidangPerbankan, Pasar Modal,
Perasuransian,industri
keuangan non-Bank, Sistem Keuangan,organisasi dan
manajemen,sistem
informasi,dan/atau
hukum;tidak
memilikiderajat
ketigaanggota
DewanKeuangan;
g. tidak pernah dijatuhi pidana
penjaraberdasarkan putusan pengadilan
yangmemperoleh kekuatan hukum tetap
karenamelakukan
tindak
pidana kejahatan; danh.
tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernahmenjadi pengurus LJK atau
perusahaan yang menyebabkanLrK atau perusahaan
tersebutpailit atau dilikuidasi berdasarkan
putusanpengadilan yang telah
memperoleh kekuatanhukum
tetap.Pasal 38C
(1)
AnggotaBadan Supervisi Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 38Etayat
(1)diseleksi dan
dipilih
oleh DPR.(21 Badan Supervisi Otoritas Jasa
Keuanganmemberitahukan kepada DPR dengan
tembusankepada
Presidententang akan berakhirnya
masajabatan anggota Badan Supervisi Otoritas
Jasa Keuanganpaling lambat 6
(enam)bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan anggota tersebut.(3) DPR memulai proses pemilihan anggota
BadanSupervisi Otoritas Jasa
Keuanganterhitung
sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan dari BadanSupervisi Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(21dan harus
menyelesaikanpemilihan
anggotayang baru, paling lama 1
(satu)bulan
sebelumberakhirnya
masajabatan
anggota Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan yang lama.(a)
Pemilihan...
f.
hubungan keluarga
sampaidan/atau semenda
denganKomisioner Otoritas
JasaPRESIDEN
RET'UEUK INDONESIA
88-(4) 'Pemilihan dan penetapan calon anggota
BadanSupervisi Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh
PanitiaSeleksi yang dibentuk oleh DPR.
(5)
AnggotaBadan Supervisi Otoritas Jasa
Keuanganyang dipilih
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.(6)
AnggotaBadan Supervisi Otoritas Jasa
Keuangan dilarangmemiliki
benturan kepentinganbaik
secara langsung maupuntidak
langsung dengan tugas dan wewenangnya.(71
AnggotaBadan Supenrisi Otoritas Jasa
Keuangan diberhentikan apabila:a.
meninggal dunia;b.
berhalangan tetap;c.
masa jabatannya telah berakhir dan tidakdipilih
kembali;d.
mengundurkandiri;
e. dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusanpengadilan yang telah
memperoleh kekuatanhukum tetap
karena melakukantindak
pidana kejahatan;f. tidak dapat hadir secara fisik dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulanberturut-turut
tanpa alasan yang sah;g. tidak melaksanakan dengan baik atau
lalaidalam menjalankan fungsi, tugas,
danwewenangnya sesuai dengan
ketentuanperaturan perundang-undangan; dan / atau
h. tidak lagi memenuhi salah satu
syaratsebagaimana dimaksud dalam Pasal
388 ayat (4).(8)
Pemberhentiananggota Badan Supervisi
Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) ditetapkan dengan Keputusan Presiden.(9) Dalam . .
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
89-(9) Dalam hal
anggotaBadan
SupervisiOtoritas
Jasa Keuangan diberhentikan karena alasan sebagaimanadimaksud pada
ayat (71,pemilihan
anggota BadanSupervisi Otoritas Jasa Keuangan
penggantidilakukan dengan mekanisme
pemilihansebagaimana
diatur
dalam Undang-Undang ini.(10) Anggota
Badan Supervisi Otoritas Jasa
Keuanganpengganti
sebagaimanadimaksud pada ayat
(9)diangkat untuk menggantikan jabatan
anggotaBadan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan
yangdiberhentikan dan melanjutkan sisa
masa jabatan anggotaBadan Supervisi Otoritas Jasa
Keuangan yang digantikan.(11) Penggantian anggota Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (9)
tidak dilakukan
apabila sisa masajabatan
anggota Badan Supervisi Otoritas Jasa Keuangan yang diberhentikan kurangdari
1 (satu) tahun.20.
Di antara Pasal 48 dan Pasal 49 disisipl<arL 2 (dua) pasal,yakni
Pasal48A dan
Pasal48B yang berbunyi
sebagai berikut:Pasal 48A
Pertukaran data dan/atau informasi oleh Otoritas
JasaKeuangan dalam rangka kerja sama
internasional,termasuk di bidang pengaturan, pengawasan,
dan penyidikan, dikecualikan dari ketentuan kerahasiaan yangdiatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 488
(1) Otoritas Jasa Keuangan berwenang
menetapkan dimulainya,tidak
dilakukannya, atau dihentikannyapenyidikan terhadap tindak pidana sektor
jasakeuangan.
(21 Sebelum menetapkan dimulainya
penyidikansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Otoritas Jasa Keuangan melakukan penyelidikan terhadap dugaan
tindak
pidana sektor jasa keuang€u-r.(3)
Pada...
FRESIDEN
REPIIBL|K INDONESIA
90-(3) Pada tahap penyelidikan
sebagaimana dimaksudpada
ayat (21,pihak
yang diduga melakukantindak pidana sektor jasa keuangan dapat
mengajukan permohonan kepada Otoritas Jasa Keuanganuntuk
penyelesaian pelanggaran atas peraturan perundang-undangan
di
sektorjasa keuangan.(4) Otorita.s Jasa Keuangan melakukan
penilaianterhadap permohonan penyelesaian
pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan menghitungnilai
kerugian atas pelanggaran.(5) Dalam melakukan penilaian terhadap
permohonanpenyelesaian pelanggaran dan perhitungan nilai kerugian atas
pelanggaran sebagaimana dimaksudpada ayat {4!., Otoritas Jasa
Keuanganmempertimbangkan minimal:
a. ada atau tidaknya
penyelesaianatas
kerugian yangtimbul
akibattindak
Pidana;b. nilai transaksi dan/atau nilai kerugian
atas pelanggaran; danc. dampak terhadap
sektorjasa keuangan,
LJK,dan/atau
kepentingan nasabah, pemodal atau investor, dan / atau masYarakat.(6) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan
menyetujui permohonan penyelesaian pelanggaran,pihak
yang mengajukan permohonan penyelesaian pelanggaranwajib melaksanakan kesepakatan
termasukmembayar ganti rugi.
(71
Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud padaayat
(6)telah dipenuhi
seluruhnya olehpihak
yang mengajukan permohonan penyelesaian pelanggaran, Otoritas Jasa Keuangan menghentikan penyelidikan.(8) Ganti rugi
sebagaimanadimaksud pada ayat
(6)mertrpakan hak dari pihak yang dirugikan dan bukan merupakan pendapatan Otoritas Jasa Keuangan.
(9) Selain ganti rugi sebagaimana dimaksud
padaayat (8), Otoritas Jasa Keuangan
benrenangmenetapkan tindakan administratif
berupapemberian sanksi
administratif
terhadappihak
yangdiduga melakukan tindak pidana di sektor
jasakeuangan.
(10)
Sanksi administratif
sebagaimanadimaksud
pada ayat (9), meliputi:FRESIDEN
RTPUBLIK INDONESIA
-9L
-a.
peringatan tertulis;b.
pembatasan produkdan/atau
layanandan/atau
kegiatan usaha untuk sebagian
atau seluruhnya;c.
pembekuan produkdan/atau
layanandan/atau kegiatan usaha untuk sebagian
atauseluruhnya;
d.
pemberhentian pengurus;e.
denda administratif;f.
pencabutan izin produkdan/atau
layanan;g.
pencabutan izin usaha;dan/atau
h. sanksi administratif lain yang ditetapkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan.(11) Dalam hal:
a. Otoritas Jasa Keuangan tidak
menyetujuipermohonan penyelesaian atas
pelanggaran;atau
b. pihak yang mengajukan
permohonanpenyelesaian pelanggaran tidak
memenuhisebagian atau seluruh
kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (6),Otoritas
Jasa
Keuangan berwenangmelanjutkan
ke tahap penyidikan.(12)
Ketentuan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)sampai
denganayat
(11)dilakukan
sesuai dengankarakteristik
masing-masing sektor jasa keuangan.(13)
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
carapenyelesaian pelanggaran dan
permohonanpenyelesaian atas pelanggaran
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat
(11)diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.2t. Ketentuan
Pasal49 diubah
sehinggaberbunyi
sebagaiberikut:
Pasal 49
(1)
Penyidik Otoritas Jasa Keuanganterdiri
atas:a. pejabat penyidik Kepolisian Negara
Republik Indonesia;b.
pejabat.
. .PRESIDEN
REFTIEUK TNDONESIA
92-b.
pejabat pegawai negeri sipil tertentu; d+nc.
pegawai tertentu,yang diberi wewenang khusus sebagai
penyidiksebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang
Hukum
Acara Pidana,untuk
melakukan penyidikantindak
pidanadi
sektor jasa keuangan.(21 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)huruf b diangkat oleh menteri
Yang menyelenggarakanurusan
pemerintahandi
bidanghukum.
(3)
Pegawaitertentu yang diberi wewenang
khusussebagai penyidik sebagaimana dimaksud
padaayat (1) huruf c ditetapkan setelah
memenuhi kualifikasi oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.(4) Administrasi pengangkatan,
pemindahan,pemberhentian, dan pelantikan
penyidiksebagaimana
dimaksud
padaayat
(3) dilaksanakanoleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahandi
bidang hukum.(5) Penyidikan atas tindak pidana di sektor
jasakeuangan hanya dapat dilakukan oleh
penyidik Otoritas Jasa Keuangan.(6) Dalam melaksanakan penyidikan
sebagaimanadimaksud pada ayat (5), Otoritas Jasa
Keuanganberkoordinasi dengan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.(71 Penyidik Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang dan bertanggung jawab:a. menerima laporan, pemberitahuan,
ataupengaduan dari seseorang tentang
adanyatindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;b. melakukan penelitian atas
kebenaran laporanatau keterangan berkenaan dengan tindak
pidana
di
sektor jasa keuangan;c. melakukan penelitian terhadap Setiap
Orangyang diduga melakukan atau terlibat
dalamtindak
pidana di bidang sektor jasa keuangan;d. memanggil, memeriksa, dan
meminta keterangan dan barangbukti dari
Setiap Orangyang
disangkamelakukan, atau
sebagai saksi dalamtindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;e.meminta...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
e
-93-meminta kepada instansi yang berwenang
untuk
melakukan pencegahan terhadap warga negaraIndonesia dan/atau orang asing
sertapenangkalan terhadap orang asing
yangdisangka melakukan tindak pidana di sektor jasa keuangan;
melakukan pemeriksaan atas
pembukuan,catatan, dan dokumen lain
berkenaan dengantindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;meminta bantuan
Kepolisian Negara RepublikIndonesia
atau instansilain
yangterkait untuk
melakukan penangkaPan,
Penahanan, penggeledahan,dan penyitaan dalam
perkaratindak pidana di sektor jasa keuangan
yangsedang ditangani;
melakukan
penggeledahandi setiap
tempattertentu yang diduga terdapat setiap
barangbukti pembukuan, pencatatan, dan
dokumenlain serta melakukan penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan
bukti
dalam perkaratindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;memblokir rekening pada Bank atau
lembaga keuanganlain dari
Setiap Orangyang
diduga melakukan atauterlibat
dalamtindak
pidana di sektor jasa keuangan;meminta data., dokumen, atau alat
bukti
lain baik cetakmaupun
elektronik kepada penyelenggarajasa
telekomunikasiatau penyelenggara
jasa penyimpanandata
dan/atau dokumen;meminta keterangan
dari IJK
tentang keadaan keuanganpihak yang diduga melakukan
atauterlibat
dalam pelanggaran terhadap ketentuanperaturan
pertrndang-undangandi
sektor jasa keuangan;meminta bantuan ahli dalam
rangkapelaksanaan tugas penyidikan
tindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;
melakukan penyidikan
tindak
pidana pencucianuang
dengantindak
pidana asal berupatindak
pidanadi
sektor jasa keuangan;meminta
bantuan aparat
penegakhukum
lain;dan
menyampaikan
hasil penyidikan
kepada Jaksauntuk dilakukan penuntutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.22.Ketentuan.
. .f
otr'
h.
1.
J
k.
I
m.
11.
o
PRESIDEN
REFUELIK INDONESIA