jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk paling banyak
44. Ketentuan Pasal 54 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 53
(1) Otoritas Jasa
Keuangandapat
menugaskan pihaklain untuk dan
atas nama OtoritasJasa
Keuangan dalam melaksanakan tugas tertentu.(21 Hasil pelaksanaan tugas tertentu
sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam
bentuk laporan penugasan.(3) Laporan penugasan
sebagaimanadimaksud
pada ayat l2l bersifat rahasia.(4) Ketentuan lebih lanjut
mengenaipersyaratan
dan tata cara penugasan tertentu sebagaimana dimaksud padaayat
(1)diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.44. Ketentuan
Pasal54 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 54
(1)
Dalamhal suatu Bank
Syariah mengalami kesulitanyang membahayakan kelangsungan
usahanya, Otoritas Jasa Keuangan berwenang:a.
membatasi kewenangan rapatumum
pemegang saham atau yang dipersamakan, komisaris atauyang setara, direksi atau yang setara,
dan pemegang saham atau yang setara;b. meminta dan/atau memerintahkan
pemegangsaham atau yang setara untuk
menambah modal;c. meminta
pemegangsaham atau yang
setarauntuk
mengganti anggota dewan komisaris atau yang setaradan/atau
direksi atau yang setara;d. meminta dan/atau memerintahkan
BankSyariah
menghapusbukukanpenyaluran
danayang macet dan memperhitungkan
kerugian Bank Syariah dengan modalnya;e. meminta Bank Syariah
melakukanPenggabungan
atau Peleburan dengan
Bank Syariah lain;f.meminta...
PRESIDEN
REP]IEUK INDONESIA
-191
-f. meminta
pemegangsaham atau yang
setarauntuk menjual kepemilikan Bank
Syariahkepada pembeli;
g. meminta dan/atau memerintahkan
Bank Syariah menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatanBank
Syariah kepada pihak lain;h. meminta dan/atau memerintahkan
BankSyariah menjual
sebagianatau seluruh
asetdan/atau
kewajiban Bank Syariah kepada pihak lain;i. memerintahkan
pemegangsaham atau
yangsetara untuk memberikan pinjaman
kepada Bank Syariah;j. memerintahkan
pemegangsaham atau
yangsetara untuk mendukung pelaksanaan
tugas Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga Penjamin Simpanansaat
mengatasi permasalahan Bank Syariah;k. menunjuk pengelola statuter
danmemerintahkan Bank Syariah untuk
mendukung pelaksanaan tugas
pengelolastatuter yang ditempatkan
di
Bank Syariah;l. memerintahkan Bank Syariah untuk tidak
melakukan transaksi tertentu dengan
pihakterkait
dan/atau
pihak lain yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan;m. membatasi kegiatan usaha tertentu
BankSyariah;
n. memberikan perintah tertulis kepada
Bank Syariahdan/atau
pihak tertentu;dan/atau
o.
memerintahkan Bank Syariahuntuk
melakukan langkahlain
yang dianggapperlu
oleh Otoritas Jasa Keuangan.(21
Dalam hal kewenangan sebagaimana dimaksud padaayat
(1) telahdilakukan, tetapi Bank
Syariah masihmengalami kesulitan yang
membahayakan kelangsunganusaha serta tidak dapat
disehatkanoleh Otoritas Jasa Keuangan sesuai
dengankewenangannya, Otoritas Jasa
Keuanganmenetapkan Bank Syariah sebagai Bank
dalamresolusi dan
menyampaikan pemberitahuan secaratertulis
kepada Bank, lembaga Penjamin Simpanan, dan Bank Indonesia.(3)
Dalam...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-t92-(3) Dalam rangka melaksanakan tindakan
resolusi,l,embaga Penjamin Simpanan dapat
mengajukan permintaankepada
Otoritas Jasa Keuanganuntuk
mencabut izin usaha Bank Syariah.(4) Berdasarkan permintaan Lembaga
PenjaminSimpanan
sebagaimanadimaksud pada ayat
(3),Otoritas Jasa Keuangan melakukan pencabutan izin usaha Bank Syariah.
(5)
Otoritas Jasa Keuangan dapat mencabutizin
usaha Bank Syariah atas permintaan Bank Syariah setelah Bank Syariah menyelesaikan seluruh kewajibannya.(6) Ketentuan lebih lanjut
mengenaipersyaratan
dantata cara pencabutan izin usaha Bank
Syariah sebagaimanadimaksud pada ayat
(4)dan ayat
(5)diatur
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan.45.
Di antara Pasal 54 dan Pasal 55 disisipkan2
(dua) pasal,yakni Pasal 54A dan
54E} sehinggaberbunyi
sebagai berikut:Pasal 54A
(1) Otoritas Jasa
Keuangan berwenangmengatur
dan mengembangkan penyelenggaraansistem
layanan informasi keuangan.(21 Informasi pada
sistem layananinformasi
keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)dikelola
olehOtoritas Jasa Keuangan serta dapat
diberikandan/atau dipertukarkan kepada pihak lain
dalamrangka pelaksanaan ketentuan
peraturanperundang-undangan.
(3) Setiap pihak yang memperoleh
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21wajib menjagakeamanan dan kerahasiaan data sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(4) Otoritas Jasa
Keuangan berwenangmengatur
dan mengawasi lembaga pengelola informasi perkreditan.Pasal 54B
(1)
Setiap Orang dilarang:a-membuat...
PRESIDEN
REPUBIJK INDONESIA
-193-a.
membuat atau menyebabkan adanya pencatatanpalsu dalam pembukuan atau dalam
laporan,dokumen atau laporan kegiatan
usaha,dan/atau
laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS;b. menghilangkan, tidak memasukkan,
atau menyebabkantidak dilakukannya
pencatatandalam pembukuan atau dalam
laporan,dokumen atau laporan kegiatan
usaha,dan/atau
laporan transaksi atau rekening suatu Bank Syariah atau UUS; danc. mengubah, mengaburkan,
menyembunyikan,menghapus, atau menghilangkan
adanyasuatu pencatatan dalam pembukuan
atau dalam laporan, dokumenatau
laporan kegiatanusaha, dan/atau laporan transaksi
ataurekening suatu Bank
Syariahatau
UUS, ataumengubah, mengaburkan,
menghilangkan,menyembunyikan, atau merusak
catatanpembukuan.
l2l
Pemegang sahamatau yang
setara, anggota dewankomisaris atau yang setara, anggota direksi atau yang setara, atau pegawai Bank Syariah atau Bank Umum Konvensional yang
memiliki
UUSdilarang
meminta atau menerima, men$zinkan atau menyetujuiuntuk
menerimasuatu imbalan, komisi, uang
tambahan, pelayanan,uang, dan/atau
barang berhargauntuk keuntungan pribadi atau untuk
keuntungankeluarganya, dalam rangka:
a.
mendapatkan atau berusaha mendapatkan bagi oranglain
dalam memperoleh uang muka, bankgaransi, atau fasilitas penyaluran dana
dari Bank Syariah atau UUS;b. melakukan
pembelianoleh Bank
Syariah atau UUSatas surat
wesel,surat
promes,cek
dankertas dagang, atau bukti kewajiban
lain;dan/atau
c.
memberikan persetujuan bagi oranglain untuk
melaksanakanpenarikan dana yang
melebihi batas penyaluran dana pada Bank Syariah atau UUS.(3)
Setiap...
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-t94-(3)
Setiap Orangdilarang
memberikansuatu
imbalan, komisi, uang tambahan, pelayanan, uang,dan/atau
barang berharga, kepada pemegang saham atau yang setara, anggota dewankomisaris atau yang
setara, anggota direksi atau yang setara, atau pegawai BankSyariah atau Bank Umum Konvensional
yangmemiliki
UUSuntuk
keuntungan pribadi atauuntuk
keuntungan keluarganya, dalam
rangkamendapatkan atau berusaha mendapatkan
bagiorang lain dalam memperoleh uang muka,
bank garansi, atau fasilitas Pembiayaan dari Bank Syariahatau
UUS,atau
dalam rangka pembelian oleh Bank Syariahatau
UUSatas surat
wesel,surat
promes,cek, dan kertas dagang atau
bukti
kewajiban lainnya,atau dalam rangka memberikan persetujuan
bagi orang lainuntuk
melaksanakan penarikan dana yang melebihi batas Pembiayaan padaBank
Syariah atau UUS.(41 Bank
Syariahatau Bank Umum
Konvensional yang memiliki UUS, Pihak Terafiliasi, dan pemegang sahamatau
yang setarawajib
melaksanakan langkah yangdiperlukan untuk memastikan ketaatan
terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.46. Ketentuan
Pasal59 diubah
sehinggaberbunyi
sebagai
Dalam dokumen
UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
(Halaman 190-194)