• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan pada proses pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan 2 jam sebelum pergantian shift jaga sehingga sering terjadi interupsi pada saat pengisian kuesioner. Hal ini dapat menyebabkan konsentrasi terganggu, sehingga pengisian kuesioner terburu-buru yang berdampak pada kualitas jawaban responden. Selain itu, dalam penelitian ini tidak dapat mengetahui jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu tugas dari berbagai uraian tugas keperawatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada perawat untuk melihat hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2016, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat beban kerja dari 38 orang perawat yaitu perawat yang mengalami

beban kerja sedang sebanyak 14 orang (36,8%), sedangkan perawat yang mengalami beban kerja berat sebanyak 24 orang (63,2%).

2. Tingkat kelelahan kerja dari 38 orang perawat yaitu perawat yang mengalami kelelahan kerja rendah sebanyak 12 orang (31,6%), perawat yang mengalami kelelahan kerja sedang sebanyak 23 orang (60,5%), dan perawat yang mengalami kelelahan kerja tinggi sebanyak 3 orang (7,9%).

3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada perawat di unit rawat inap Rumah Sakit Tentara Binjai tahun 2016. 6.2 Saran

Untuk mencegah tingkat kelelahan kerja lebih tinggi dapat dilakukan hal-hal seperti:

1. Pemanfaatan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya

2. Memahami kerja dan tugas-tugas keperawatan agar perawat dapat menjalankan tugas sesuai ketentuan yang berlaku

3. Melakukan peregangan otot guna melemaskan otot yang sakit agar mengurangi rasa lelah akibat kegiatan kerja.

2.1.1 Definisi Keperawatan

Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien (Praptiningsih, 2006).

Menurut Hutahaean (2010), kegiatan keperawatan ditujukan kepada pencapaian kemampuan individu untuk merawat dirinya yang disebut dengan asuhan keperawatan.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biopsikosisial dan spiritual kompreshensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat profesi yang berorientasi pada pelayanan, memiliki empat tingkatan klien (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan di mana dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya. Selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan

berorientasi pada pelayanan dengan pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok dan masyarakat. (Hidayat, 2008).

2.1.2 Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukannya dalam sistem. Peran perawat menurut Hidayat dalam konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (2008) terdiri dari peran sebagai asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan pembaharu.

1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaaan kebutuhan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

2. Peran sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang

penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran Pendidik

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

4. Peran Koordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Peran kolaborator

Peran perawat ini dapat dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. 6. Peran konsultan

Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan yang diberikan.

2.1.3 Fungsi Perawat

Menurut Hidayat (2008) fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah dan disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan menjalankan berbagai fungsi diantaranya fungsi independen, fungsi dependen, dan fungsi interdependen.

1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, di mana perawat dalam melaksanakan tugasnya dillakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksankan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang

diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.