• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

2.4 Beban Kerja

2.4.2 Proses Keperawatan

Proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya. Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik (Wartonah,2006).

Proses keperawatan merupakan pedoman perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada pasien yang memiliki arti penting bagi perawat maupun pasien. Bagi perawat proses keperawatan digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, menunjukkan profesionalitas serta dapat memberikan kebebasan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya. Bagi pasien proses keperawatan dapat memberikan kepuasan dari pelayanan keperawatan yang sesuai dengan pemecahan masalah keperawatan (Hidayat, 2008).

Menurut Hidayat (2008), berdasarkan pandangan beberapa ahli tentang proses keperawatan, terdapat beberapa komponen yang dapat disimpulkan dengan

melalui tahapan proses keperawatan di antaranya tahap pengkajian, tahap diagnosa keperawatan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan serta tahap evaluasi. 1. Tahap pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada. Untuk melakukan langkah ini diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang harus dimiliki oleh perawat meliputi kemampuan observasi secara sistematis pada klien, kemampuan berkomunikasi secara verbal atau nonverbal, kemampuan wawancara, menjadi pendengar yang baik, dapat dipercaya, dan melakukan pengkajian atau pemeriksaan fisik keperawatan. Dalam tahap ini juga mengidentifikasi pola atau masalah yang mengalami gangguan yang ada dimulai dari pengkajian pola fungsi kesehatan sehingga menggambarkan status kesehatan pasien dan masalah kesehatan yang dialami.

Kriteria proses dalam pengkajian sebagai berikut:

a. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, pemeriksaaan fisik, dan mempelajari data penunjang klien (pemerikasaan laboratorium, rekam medis, dan catatan lainnya)

b. Sumber data adalah klien, keluarga atau orang lain terkait, tim kesehatan, rekam medis

c. Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi: 1. Status kesehatan klien saat ini

2. Status kesehatan klien masa lalu 3. Respon terhadap alergi

4. Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal

5. Masalah-masalah yang mempunyai resiko tinggi (Nursalam, 2009). 2. Tahap diagnosis keperawatan

Merupakan keputusan klinis mengenai status kesehatan seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan . Diagnosis keperawatan dapat memberikan dasar pemilihan intervensi untuk menjadi tanggung gugat perawat. Formulasi diagnosis keperawatan adalah bagaimana diagnosis keperawatan digunakan dalam proses pemecahan masalah karena melalui identifikasi masalah dapat digambarkan berbagai masalah keperawatan yang membutuhkan asuhan keperawatan. Untuk menyusun diagnosis keperawatan yang tepat, dibutuhkan beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki di antaranya kemampuan dalam memahami beberapa masalah keperawatan, faktor yang menyebabkan masalah, batasan karateristiknya, mekanisme penanganan masalah, berpikir kritis dan membuat kesimpulan dari masalah.

Kriteria proses dalam diagnosis keperawatan sebagai berikut :

a. Proses diagnosis terdiri atas analisis, interpretasi data, identifikasi masalah, dan perumusan diagnosis keperawatan

b. Komponen diagnosis keperawatan terdiri atas masalah dan penyebab c. Bekerja sama dengan klien, dekat dengan klien dan profesi kesehatan lain

untuk memvalidasi diagnosis keperawatan

d. Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnosis berdasarkan data terbaru (Nursalam, 2009).

3. Tahap perencanaan

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-masalah klien. Perencanaan akan menentukan jenis intervensi keperawatan. Semakin kompleks jenis asuhan pasien, perencanaan akan semakin penting.

Dalam melakukan tahap ini diperlukan pengetahuan dan keterampilan diantaranya pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan klien, nilai dan kepercayaan klien, batasan praktek keperawatan, kemampuan memecahkan masalah, mengambil keputusan, membuat strategi keperawatan yang aman, menulis instruksi keperawatan, dan kerja sama dengan tingkat kesehatan lain. Kegiatan dalam tahap perencanaan meliputi penentuan prioritas diagnosis, penentuan tujuan dan hasil yang diharapkan dan menentukan rencana tindakan. Kriteria proses dalam perencanaan keperawatan sebagai berikut :

a. Perencanaan terdiri atas penetapan prioritas masalah, tujuan, dan rencana asuhan keperawatan

b. Bekerja sama dengan klien dalam menyusun rencana asuhan keperawatan c. Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi atau kebutuhan

klien

d. Mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan (Nursalam, 2009). 4. Tahap pelaksanaan (implementasi)

Merupakan tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawaran yang telah direncanakan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada

klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien. Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu tindakan jenis mandiri atau dikenal dengan tindakan independen dan tindakan kolaborasi atau tindakan interdependen.

Kriteria proses dalam pelaksanaan sebagai berikut :

a. Bekerja sama dengan klien dalam pelaksanaan implementasi asuhan keperawatan

b. Mengolaborasikan asuhan keperawatan dengan profesi kesehatan lain untuk meningkatkan status kesehatan klien

c. Melakukan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan klien d. Menginformasikan kepada klien tentang status kesehatannya dan

fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan olehnya

e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga mengenai konsep, keterampilan asuhan diri, serta membantu klien memodifikasi lingkungan yang akan digunakan

f. Mengkaji ulang dan merevisi implementasi asuhan keperawatan berdasarkan respon klien (Nursalam, 2009).

5. Tahap evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien

yang disebut evaluasi proses, dan kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut evaluasi hasil.

Jika tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi (Wartonah, 2006).

Kriteria Proses :

a. Menyusun perencanaan evaluasi hasil dari implementasi

b. Menggunakan data dasar dan respon klien dalam mengukur perkembangan kearah pencapaian tujuan

c. Bekerja sama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana asuhan keperawatan

d. Mendokumentasikan hasil evaluasi (Nursalam, 2009). 2.4.3 Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis. Dokumentasi proses keperawatan mencakup pencatatan mulai dari pengkajian, mendiagnosa, merencanakan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan (Hutahaean, 2010).