• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB XXV KETENTUAN LAIN-LAIN; I KETENTUAN PERALIHAN;

KETUA RAPAT: Cukup?

F.PAN (H. TOTOK DARYANTO, S.E.): Begitu saja ketua.

KETUA RAPAT:

Pak Arief Wibowo. F.PDIP (ARIEF WIBOWO):

Terima kasih.

Jadi saya kira kita tidak perlu memperdebatkan soal materi karena sebenarnya kita sudah membahasnya secara mendalam terutama di Komisi II DPR oleh karena itu saran dari atau permintaan bahkan yang disampaikan oleh Saudara Ketua Komisi II tadi saya kira itulah yang paling bijak dan tidak perlu lagi menambahkannya

dengan berbagai macam hal apakah perlu sekarang membuat rekomendasi dan sebagainya.

Jadi prinsipnya adalah apa yang sudah tercatat dengan baik itu yang sudah disampaikan oleh Ketua Komisi II kepada Pimpinan DPR itulah yang menjadi catatan kita bersama bahwa kedepan masa yang akan datang memang memerlukan perbaikan yang luar biasa terhadap keseluruhan proses penyelenggaraan pemilihan umum. Saya kira demikian pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik. Cukup? Lainnya? Saudara sekalian kalau boleh saya simpulkan gimana kalau kita putuskan Paripurna ini, karena ini pengambilan keputusan ini, dan sah untuk kita ambil keputusan, ialah tadi Ketua Komisi sudah menyampaikan yaitu keputusannya adalah kita tidak ambil keputusan mengenai Pansus dan menerima sepenuhnya laporan Komisi II ini termasuk tadi laporan dengan apanyapun yang Mas Yandri katakan sudah termaktub dalam laporan kesitu menjadi bagian yang tidak terpisahkan yang akan kita berikan kepada pihak-pihak terkait kepada Pemerintah, kepada lain-lain, kepada KPU dan seterusnya. Dan tadi menjadi lampiran tidak terpisahkan dari Komisi II apa bisa disetujui? Oh setuju? Alhamdulillah. Terima kasih dengan demikian saya lega karena hari ini kalau dibentuk pansus pasti nanti berdebat sampai jam 9 malam. Pasti itu, sehingga kita tidak perlu itu.

Baik untuk masalah ini selesai, tinggal yang paling terakhir ialah langsung saja Laporan Pimpinan Komisi XI mengenai hasil pembahasan terhadap ...

F... (...):

Satu Pak. KETUA RAPAT:

Oh iya, I, waduh sekarang memang orang tidur. Laporan Komisi I mengenai hasil pembahasan terhadap Peraturan DPR tentang Timwas Inteligen Negara, dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Pak Mahfudz.

KETUA KOMISI I F-PKS (Drs. MAHFUDZ SIDDIQ. M.Si.): Terima kasih Ketua.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabakaratuh.

Selamat malam dan salah sejahtera untuk kita semua.

Bapak, Ibu Anggota Dewan yang sangat setia mengawal Paripurna,

Saja janji hanya akan bicara dua menit saja. Saya akan menyampaikan ringkasan Laporan Komisi I DPR RI terhadap hasil pembahasan tentang Rancangan Peraturan DPR RI tentang Tim Pengawas Inteligen Negara di DPR RI dalam pengambilan keputusan pada rapat paripurna hari ini 25, oh maaf, 26 September karena jadwalnya kemarin ini, 2014.

Pimpinan,

Bapak, Ibu Anggota yang kami hormati,

Kita sudah sama-sama tahu bahwa Undang-undang nomor 17 tahun 2011 tentang Inteligen Negara, ini sejak Indonesia merdeka berhasil disusun oleh DPR. Karena ini inisiatif DPR dan inilah undang-undang pertama tentang Inteligen Negara. Nah di dalam undang-undang itu kita mendorong betul ada profesionalitas inteligen sebagai satu organisasi dan juga pengawalan atau penghormatan terhadap hak azasi manusia dalam pelaksanaan tugasnya dalam salah satu prinsip yang kami tekankan dan itu sudah diundangkan adalah prinsip akuntabilitas.

Nah sebagai bagian dari amanat undang-undang inteligen maka ada fungsi pengawasan eksternal yang dilakukan oleh DPR selain fungsi kewenangan yang dimiliki oleh komisi yang membidangi inteligen yaitu untuk hal-hal yang terkait dengan dugaan terjadinya penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh inteligen. Nah di dalam undang-undang nomor 17 (2011) tersebut diamanahkan ada tim pengawas inteligen yang dibentuk oleh DPR dari komisi terkait yang bersifat ad hoc dan disinilah Komisi I DPR RI mendapatkan mandat untuk menyusun rancangan peraturan DPR RI tentang Tim Pengawas Inteligen Negara.

Pimpinan, Bapak-Ibu Anggota yang kami hormati,

Tim Pengawas ini yang pertama bersifat ad hod dan yang kedua secara keanggotaan meliputi unsur fraksi-fraksi yang ada dan juga seluruh unsur pimpinan komisi yang membidangi inteligen. Dan Tim ini memiliki kewenangan semacam kewenangan infestigasi yang kemudian terhadap indikasi penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan inteligen Tim Pengawas ini juga punya kewenangan mengeluarkan rekomendasi sampai kepada hal-hal yang bersifat pidana.

Bapak-Ibu sekalian.

Alhamdulillah draft rancangan ini sudah selesai dan kami sampaikan kepada sidang paripurna untuk mendapatkan persetujuan. Tetapi tentu saja mengingat waktu yang ada maka kita sangat berharap DPR yang baru nanti inilah yang akan menjalankan kewenangan peraturan DPR RI tentang Tim Pengawas Inteligen Negara dan mudah-mudahan kedepan memang tidak ada kasus-kasus sehingga tim ini harus dibuat.

Demikian Pimpinan.

Bapak-Ibu Anggota yang kami hormati. Laporan singkat dari kami. Wabillahittaufiq wal hidayah,

Wassalamu’alaikum warahkmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Saudara sekalian.

Demikian laporan dari Ketua Komisi I DPR RI saya ingin menambahkan saja Timwas ini penting juga untuk DPR berikutnya. Timwas ini idenya terjadi seperti kongres di Amerika. Badan inteligen mereka CIA, FBI dan seterusnya itu juga kongres itu berhak

untuk “mengawasi” sehingga mereka sebagai alat negara, kita memastikan mereka itu betul-betul profesional dan kira-kira tadi tidak disebutkan oleh Pak Mahfud jumlahnya 13 orang ini kenapa perlu dibentuk peraturan DPR? Peraturan Tatib mengenai masalah ini, supaya kedepan jelas 13 orang itu dari mana kita setujui dari komisi terkait dalam hal ini adalah Komisi I. Komisi I itu siapa saja? sudah ada aturannya disini sehingga masing-masing DPR RI di Komisi I nanti dengan instrumen fraksi-fraksi dan seterusnya mempunyai kewenangan, hak untuk mengawasi BIN kita, mengawasi BIA, apa lagi BAIS, apa namanya di bawah koordinasi saya ini, dan itu adalah hal yang sangat positif untuk, taruhlah tambahan kewenangan bagi DPR RI masuk di dunia itu sebagai pengawas, kita. Dengna demikian saya ingin tanya kepada sidang paripurna yang terhormat apakah laporan dari Ketua Komisi I tadi mengenai Timwas, peraturan tata tertib dan seterusnya itu bisa kita setujui menjadi peraturan DPR, setuju?

ANGGOTA:

Interupsi Pimpinan. KETUA RAPAT:

Mana yang interupsi? F. PKS (FAHRI HAMZAH, S.E.):

Fahri Hamzah, F.PKS Pimpinan.

Saya menyetujui tapi ingin mengusulkan satu persoalan KETUA RAPAT:

Oke. Iya.

F. PKS (FAHRI HAMZAH, S.E.):

Sekarang ini ada lembaga yang hampir semua kinerjanya itu dilakukan berbasis kepada operasi inteligen. Dalam kasus yang terjadi tadi malam, gubernur Riau semuanya itu berdasarkan penyadapan jadi ada gubernur yang diangap melangar moral dalam satu kasus asusila lalu disadap. Penyadapan itu membuat adanya percakapan bahwa dia berusaha mau menyogok seorang polisi supaya kasus tidak diungkap. Lalu ada seorang pengusaha yang diminta untuk menyogoknya, maka gubernur itu di delik dengan upaya disogok dan menyogok, dan semuanya sepenuhnya merupakan hasil dari operasi inteligen. Jadi yang paling bahaya dari negara demokrasi ketika operasi inteligen telah menjadi bagian dari apa yang disebut sebagai penegakkan hukum. Ini bencana besar dalam demokrasi itu sebenarnya saya tidak tahu kalau sudah ada, mohon saudara Tim Ketua Pengusul agar hal ini juga menjadi konsern bagi Tim Pengawas ini. sebab tidak bisa operasi inteligen menjadi bagian dari penegakkan hukum sebagaimana yang disebut di dalam undang-undang inteligen misalnya: alat sadap tidak bisa menjadi alat bukti, karena itu sebetulnya hak prerogatif yang single user sifatnya hanya dibolehkan dilakukan oleh presiden.

Jadi hal-hal ini juga saya mengusulkabn agar masuk menjadi bagian dari pengawasan agar kita menjadi negara yang demokratis tidak menindas di dalam penegakkan hukum. Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT: