• Tidak ada hasil yang ditemukan

(RAPAT DISKORT PUKUL 23:55 WIB) KETUA RAPAT:

F- PD (GEDE PASEK SUARDIKA, S.H.): Terima kasih

Berapa hal, saya kira sahabat dari PDIP jangan mempermasalahkan kalau teman-teman dari Demokrat walk out, alasannya sederhana karena PDIP sering walk out, jadi sebagai partai yang masih baru saya kira bisa mengikuti seniornya wajarlah, biar sama-sama merasakan bagaimana sakit hatinya kalau ditinggal walk out, Sehingga ke depannya kita bisa memilih, kalau walk out, itu perasaan sahabat bagaimana ya, jadi itu yang pertama.

Kedua, mungkin disini ada beberapa anggota dari partai Demokrat yang bertahan, ada berapa alasan, pertama Rancangan Undang-undang ini adalah usulan Pemerintah, sementara Pemerintah saat ini memang dari Fraksi Demokrat, karena itu sebagai kewajiban moral kami untuk mengawal usulan Pemerintah ini, mau tidak mau kami melakukan pilihan politik.

Kedua, masalah apakah kami memilih yang langsung atau tidak, kami sudah memberi usulan menurut konsep ketatanegaraan memang Gubernur itu sebaiknya tidak langsung, tapi walikota atau Bupati sebaiknya langsung karena sesuai konsep otonomi daerah, namun karena tidak ada opsinya dilahirkan sampai malam hari ini tentu harus berada diantara dua pilihan itu, entah apa yang terjadi dengan beberapa anggota Fraksi Partai Demokrat kami tidak tahu karena kami duduk disini tanpa adanya koordinasi, karena koordinasinya baru belakangan ini, saya kira itu Pimpinan beberapa hal yang kami sampaikan, silakan diproses lebih lanjut, tapi kami mengingatkan bahwa apapun pilihan partai Demokrat mohon itu bagian dari Demokrasi yang perlu dihormati. Tidak perlu sakit hati.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT:

Interupsi yang kedua dari Pak Ali Yahya, silakan. INTERUPSI F-PG (Drs. H. MOHAMAD ALY YAHYA):

Terima kasih Pimpinan.

Saya hanya mengingatkan kepada Pimpinan dan kepada kita semua, sesuai tata tertib apabila fraksi dan anggota sudah menyatakan walk out, maka sikap fraksi itulah yang menjadi keputusan, oleh karena itu untuk anggota yang tinggal dari Fraksi Demokrat tidak memperoleh hak untuk menghentikan suara, itu saja yang perlu kami sampaikan.

KETUA RAPAT:

Baik, Pak Ara silakan. F-PDIP (MARUARAR SIRAIT, S.IP.):

Pertama, saya menghargai sekali yang disampaikan Pimpinan tadi untuk mencabut utusan yang sudah diambil sebelumnya, kami juga minta maaf kami naik ke podium, kami juga memberikan apresiasi kepada Pak Priyo dan Pimpinan yang lain untuk bersepakat kalau memang Pimpinannya ada yang perlu diperbaiki juga jangan ragu-ragu memperbaiki apa yang salah, saya pikir itu adalah tindakan yang terpuji dan bisa menjadi tradisi kita ke depan.

Kemudian, kami juga menyampaikan memperkuat apa yang disampaikan Pak Laoly bahwa kami akan berjuang sampai titik darah penghabisan, kami akan yakin apa yang kami perjuangkan adalah apa yang menjadi harapan masyarakat Indonesia, fraksi-fraksi yang ada disini teman-teman anggota DPR RI juga bisa mendengar dan merasakan apa sebenarnya kemauan rakyat Indonesia dan ini kesempatan kita membangun reputasi dengan cara mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak rakyat Indonesia dan saya berharap umur DPR RI 2009-2014 tinggal 4 hari lagi, dan 4 hari ini kita bisa mengambil keputusan untuk bersatu, dan kami akan berjuang untuk keyakinan itu, kalaupun kami kalah di tempat ini kami yakin rakyat Indonesia tetap bersama dengan perjuangan kami.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Ara. Sudah terlanjur saya berikan kepada Pak Totok, lalu Pak Nurdin ya.

Silakan Pak Totok.

F-PAN (H. TOTOK DARYANTO, S.E.): Terima kasih Pimpinan.

Mohon dengan sangat dan hormat kalau ada sesama anggota DPR RI di forum Paripurna yang sangat terhormat jangan menginterupsi orang yang sedang interupsi kecuali Ketua rapat, boleh, ini saya mohon dengan sangat ditegakan etika kita. Saudara Ketua dan semua hadirin;

Semua rakyat Indonesia yang sekarang menyaksikan di forum Paripurna yang terhormat ini.

Perkenankan kami dari Fraksi Partai Amanat Nasional untuk juga menyampaikan dari hati yang terdalam bahwa sikap kami untuk memilih Pilkada melalui DPRD [itu sudah melalui pertimbagan yang penuh tanggung jawab demi bangsa dan negara Republik Indonesia, ini pentin gkarena kalau tidak diimbangi dengan yang kami sampaikan ini jangan sampai rakyat salah mendapat informasi dari para wakil rakyat yang terhormat ini, keyakinan kita terhadap Pilkada sudah lama kita rasakan, kami sudah sampai pada kesimpulan dan itu jgua tidak ada jalan kembali, kalau orang bicara sampai titik darah penghabisan tidak usah, tapi kami akan habis-habisan berjuang untuk Pilkada jangan langsung lagi, mengapa, silakan research yang paling independen kami minta

diturunkan karena PAN menemukan indikasi bahwa akibat pilihan kita untuk Pilkada untuk yang langsung itu maka kekayaan sumber daya alam kita berpindah kepada pemilik modal dan pemilik modal itu bukan orang Indonesia tapi ada orang asing, jadi kalau kami sampai pada kesimpulan Pilkada langsung itu menjadi mesin untuk menghabiskan kekayaan alam kita kiranya tidak salah dan kami dengan keyakinan yang sungguh-sungguh kecuali rakyat kita nanti sudah pendidikannya baik, kesejahteraannya baik, para pemimpin benar-benar maju sebagai kepala daerah, tapi saat ini kami sampi pada kesimpulan Pilkada langsung menjadi mesin untuk menggerus kekayaan alam kita.

Terakhir saudara Pimpinan, karena ini teman-teman ...(rekaman tidak jelas), Bung Karno pada pidatonya tanggal 1 Juni 1945 menyampaikan kalau kami mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi baru tetapi permusyawaratan yang memberi hidup, yakni politik ekonomi demokrasi yang mampu mendatangkan kesejahteraan bagi bangsa, kami sebetulnya Pimpinan tidak setuju kalau keutuhan itu pada demokrasi barat, tapi ini buktinya sesungguhnya, kalau kita menjalankan demokrasi tetap dalam koridor demokrasi dan membuat pilihan untuk melindungi bangsa dan negara pertama adalah kesejahteraannya, apa gunanya kita melindungi rakyat Indonesia tapi kekayaan kita digerus kekayaan alam kami dan kami tetap bertahan demokrasi untuk Pilkada ini adalah demokratis baik secara ilmiah dan praktis, tidak ada pilihan melalui DPR RI itu dianggap tidak punya kualitas baik.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh. KETUA RAPAT:

Pak Nurdin Tampubolon. Silakan. F-HANURA (Ir. NURDIN TAMPUBOLON): Yang kami hormati Pak Ketua;

Yang kami hormati anggota DPR Republik Indonesia.

Saya kira apa yang kita pertontonkan kepada bangsa ini untuk kita review, saya melihat dari apa yang kita bicarakan mulai dari pagi sampai saat ini ada sesuatu yang saya lihat bukanlah untuk bicara kepentingan rakyat, kenapa saya katakan demikian, cukup jelas yang dibicarakan pendiri republik ini bahwa pembangunan itu membangun kesejahteraan rakyat yang berfilosofi dari rakyat untuk rakyat, dan oleh rakyat.

Sekarang demokrasi kita untuk rakyat, kenyataan DPR RI sekarang justru melihat menghilangkan hak-hak rakyat dimana telah kita berikan untuk memilih pemilihnya, dan kami partai Hanura sudah dari pagi sampai lobby tadi bagaimana memperjuangkan dan mendukung yang menjadi saran dari Demokrat, apa yang dikatakan partai Demokrat Partai Hanura 100% mendukung, tapi kami kecewa dengan Demokrat dengan meninggalkan ruangan ini dengan memberikan Pilkada langsung dengan suara yang memihak kepada rakyat tapi tidak tahu kami apa isinya, dan saya mohon kepada kita semua tolong dikembalikan hak kepada rakyat sheingga bangsa kita ini adalah bangsa yang besar, pemilihan umum langsung sudah 10 tahun menghasilkan banyak kelemahan tapi banyak juga yang menjadi manfaatnya, sudah cukup jelas terpilih pimpinan yang dapat mensejahterakan rakyat, dan kekurangannya diperbaiki sehingga kalau kita bisa mengembangkan tugas kita sebagai anggota DPR RI yang dipilih rakyat harusnya kita memilih pemilihan langsung pada saat ini, apa kata masyarakat di luar sana

saya sudah beberapa kali ke dapil saya dan ini dipertanyakan beberapa kali, bahwa pemilihan itu mereka menginginkan bahwa hak mereka jangan sampai dihilangkan, kami dari Hanura dengan ini kami mohon kepada teman-teman seluruh Fraksi dan seluruh anggota betul-betul berfikir untuk bangsa dan negara, berfikir untuk rakyat, supaya kita ini bisa maju ke depan, kita solid dan semua untuk kebersamaan. Kita sangat menyesalkan sikap Demokrat yang melakukan hal tersebut itu tapi bagaimanapun saya yakin mereka punya alasan tetapi kita harapkan bahwa perubahan ke depan kebersamaan kita untuk membangun bangsa itu yang paling utama dan bukan lah ego sektoral atau kebesaran suatu kelompok atau yang lain, tapi kebersamaan, jadi mohon ini menjadi pertimbangan.

Demikian sikap dari Hanura, mohon maaf ini hak konstitusi saya jadi saya harus bicara dulu jadi yang saya katakan bahwa Hanura tetap akan memperjuangkan pemilihan langsung sampai dengan titik darah penghabisan.

KETUA RAPAT:

Baik Pimpinan, tiba saatnya, begini kalau saya tidak beri waktu nanti Pimpinan dimarahi lagi. Jadi saya berikan waktu, ada Gerindra satu, kemudian PKB. Dari Gerindra siapa tadi, Pak Martin Hutabarat, silakan.

F-GERINDRA (MARTIN HUTABARAT):

Bagaimana ...(suara tidak jelas), pada waktu Bung Karno menjadi Presiden dalam pemerintahan parlementer tahun 1957 ada Undang-undang bahwa Pilkada dilakukan secara langsung, betapa Bung Karno merasa sakit dan akhirnya sesuai Dekrit Presiden tahun 1959 Bung Karno mencabut itu dengan penetapan Presiden, karena beliau meyakini pemilihan dengan cara musyawarah yang mencerminkan Indonesia, dan kami tertarik bahwa di Sumatera Utara yang mengikuti pemilihan itu tidak sampai 50% rakyatnya, walaupun bertahun-tahun kampanye rakyatnya tapi tidak lebih dari 50% dan itu banyak terjadi di daerah lain, jadi kalau kita bicara tentang rakyat memang adalah soal kebanyakan rakyat tidak bicara pada sistem kita sekarang, oleh karena itu kalau kita nanti membuat keputusan untuk diperbaiki saya kira partai harus menjadi contoh bagaimana untuk menghasilkan pemimpin dan pejabat yang amanah pada kepentingan rakyat, jadi peranan partai ini jangan kita membuat sistem yang merubah tapi memindahkan penyakit yang lama kepada sistem yang baru, tetapi harus kita tunjukan dengan sistem yang baru bisa seorang yang tidak punya uang memiliki idealisme dan kemampuan menjadi pejabat di daerah itu, menjadi Gubernur, Bupati atau Walikota, dan saya kira kita semua bermusyawarah dan dalam rangka kepentingan rakyat, dan apapun yang kita inginkan itu keputusan bersama.

Demikian, terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarukatuh. KETUA RAPAT:

Wa’alaikumsalam.

F-PKB (ABDUL MALIK HARAMAIN, M.Si.):