• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Satuan Polisi Pamong Praja

2.3.3. Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai sipil Polisi Satpol PP wajib untuk :

1. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.

2. Menaati peraturan perundang-undangan dan kode etik serta nilai agama dan etika.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif.

4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

2.1 Reklame

2.4.1 Definisi Reklame

Menurut Barata (2003:210), reklame adalah kegiatan yang bertujuan memberikan informasi atau memberikan suatu ide, barang atau jasa, dengan maksud untuk menarik perhatian orang-orang terhadap ide, barang atau jasa yang diinformasikan tersebut. Dan definisi reklame yang disebutkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2019 Pasal 1 Ayat 18 menyebutkan bahwa Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa reklame adalah suatu kegiatan dalam menarik kelompok pembeli tertentu, yang dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang-barang atau jasa.

2.4.2 Fungsi Reklame

Fungsi reklame menurut Winardi (1992:1) antara lain :

1. Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen.

2. Membantu memperbesar produksi hingga meratakan jalan untuk produksi massa.

3. Memperbesar kecepatan perputaran dalam bidang perniagaan eceran dan dengan demikian menurunkan biaya-biaya distribusi per kesatuan produk.

Dapat disimpulkan reklame berfungsi sebagai sarana yang digunakan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk memiliki, menggunakan atau membeli produk yang ada dalam reklame tersebut, sehingga terbukanya bagi produsen untuk memperluas jaringan produksi massa.

2.4.3 Tujuan Reklame

Menurut Suyanto (2004:5) tujuan reklame digolongkan menurut sasarannya yaitu : 1. Reklame informatif

Dalam hal ini, reklame bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan kepada pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.

2. Reklame persuasif

Reklame persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merk tertentu.

Ini dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merk, mendorong alih merk, mengubah persepsi pembeli tentang produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima kunjungan penjualan.

3. Reklame pengingat

Reklame ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu mengingat akan produk tersebut.

4. Reklame penambah nilai

Reklame ini bertujuan menambah nilai merk pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen.

5. Reklame bantuan aktivitas lain

Reklame ini bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Dari pemaparan di atas reklame merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh para pelaku usaha untuk memperkenalkan barang atau hasil produknya. untuk masyarakat reklame juga dapat menjadi sarana untuk komunikasi untuk tujuan dan kepentingan tertentu.

2.5 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33), konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian, yaitu:

1. Dukungan organisasi adalah bagaimana perusahaan ataupun organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Pengorganisasian

1. Kejelasan uraian tugas 2. Prosedur kerja

b. Peralatan kerja

1. Penyediaan sarana dan peralatan kerja yang lengkap c. Kondisi kerja

1. Ketersediaan alat-alat pelindung

2. Pemahaman menggunakan alat pelindung d. Syarat-syarat kerja

1. Sistem penggajian

2. Jaminan sosial tenaga kerja

3. Perlindungan hak-hak pekerja 4. Hubungan industrial

2. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja pegawai mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kualitas yang dihasilkan 1. Kemampuan

2. Keterampilan 3. Hasil kerja

b. Kuantitas yang dihasilkan 1. Waktu dalam bekerja 2. Tingkat pencapaian target c. Kerja sama

1. Jalinan kerja sama 2. Kekompakan d. Tanggung jawab

1. Hasil kerja

2. Pengambilan keputusan e. Inisiatif

1. Kemandirian

3. Satuan Polisi Pamong Praja merupakan aparat yang dibentuk oleh Negara dan memiliki tugas untuk menjaga ketertiban dan ketentraman kelangsungan hidup masyarakat, dan memiliki fungsi untuk membuat peraturan dalam menjaga ketertiban, Satuan Polisi Pamong Praja juga yang akan menjalankan dan mengawasi pelaksanaan dari program yang sudah dibuat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

4. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum.

2.6 .Kerangka berpikir

Ketika pegawai merasakan adanya dukungan organisasi yang sesuai dengan norma, keinginan dan harapan pegawai maka akan terbentuk sebuah komitmen untuk memenuhi kewajibannya terhadap organisasi dan tidak akan meninggalkan organisasi

karena pegawai telah memiliki ikatan emosional pada organisasi.Dukungan organisasi menunjuk pada suatu keyakinan umum bahwa nilai-nilai organisasi berkontribusi dan peduli pada kesejahteraan karyawan.

Semakin tinggi dukungan organisasi maka pegawai sebagai bagian dari organisasi akan merasa bertanggung jawab untuk kemajuan organisasi. Dukungan organisasi akan meningkatkan kinerja pegawai kepada hasil yang lebih baik. Karena melalui dukungan organisasi, pegawai akan merasa lebih terikat dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dari organisasi. Dukungan organisiasi meningkatkan kepercayaan pegawai, karena pegawai percaya organisasi tempatnya bekerja memperhatikan kesejahteraannya sehingga pegawai berusaha untuk memenuhi kewajibannya yang menjadi tanggung jawabnya.

Dukungan organisasi menciptakan interaksi sosial antara pegawai dan organisasi, maka kinerja pegawai akan lebih meningkat dan pegawai akan semakin optimal dalam melakukan pekerjaannya. Pegawai akan lebih memaksimalkan kemampuan untuk melebihi target tugas yang sudah diberikan, dampak yang dihasilkan dari hubungan antara dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai tentunya akan lebih memberikan keuntungan organisasi dalam pencapaian prestasi dan tujuan organisasi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya (Suharsimi,2009:55). Berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satpol PP dalam menertiban papan reklame di kota Medan.

Ha : Terdapat pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satpol PP dalam menertiban papan reklame di kota Medan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah :

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah faktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna, hal tersebut sejalan dengan yang di kemukakan oleh Sudjana (1997:53) “Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

adapun tujuan dari penelitian dengan metode ini adalah untuk menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti dengan studi kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasi perhitungan indikator – indikator variabel penelitian kemudian di paparkan secara tertulis.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan , Jl. Arif Lubis No.2 Medan Kecamatan Medan Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut karena penulis melihat pelanggaran ketertiban umum di Kota Medan khususnya masalah reklame semakin meningkat tiap tahunnya, permasalahan reklame ini sangat beragam, dimulai dari masalah perizinan sampai dengan masalah penempatannya. Namun yang menjadi puncak permasalahan ini adalah bagaimana upaya penyelesian ataupun solusi yang diambil oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan sebagai aparat yang bertugas dan berfungsi sebagai pelaksana kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan pelaksana kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kota Medan untuk menyelesaikan permasalahan ini sehingga semakin meningkatkan ketertiban umum di Kota Medan.

Maka dari itu kinerja Satpol PP menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan dari penertiban reklame yang di selenggarakan di kota Medan, peneliti juga mengambil sudut pandang dukungan organisasi yang

menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja Satpol PP dalam menertibkan Reklame di kota Medan

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suhardi,2006:23). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel ini adalah Stratified sampling, Prasetyo (2005:130) menyatakan bahwa Stratified sampling adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi, Sugiyono (2009:120) juga menyebutkan bahwa Stratified sampling Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini juga digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai satpol PP Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 : Populasi Sampel Satpol PP kota Medan Status Kepegawaian Jumlah

ASN 86 orang

PHL 635 orang

Jumlah total 721 orang

Berdasarkan tabel di atas total jumlah populasi adalah 721 orang, untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka digunakan rumus Gay dalam Mahmud (2011:159) minimal 10 % dari jumlah populasi 721 maka sampel dalam penelitiannya adalah 72 orang. Selanjutnya penentuan masing-masing kelompok menggunakan rumus proportional, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2 : Penentuan jumlah sampel Status

Kepegawaian

Jumlah populasi

Jumlah sampel

ASN 86 orang 86/721 x 72 = 9 orang PHL 635 orang 635/721 x 72 = 63 orang Jumlah total 721 orang 72 orang

Selanjutnya pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.

Teknik ini disebut juga serampangan, tidak pandang bulu atau tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempuyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian (Tukiran, 2012:35). Cara menentukan jumlah sampel menggunakan undian yang dibagikan secara acak kepada seluruh pegawai di kantor Satuan Polisi Pamong Praja kota Medan, dengan cara memberikan 86 kertas dengan acak kepada 86 orang ASN yang masing masing dalam kertas tersebut memiliki angka 1 sampai dengan 86, maka bagi pegawai yang mendapatkan nomor 1 sampai dengan 9 akan menjadi sampel dari penelitian, sebaliknya juga dengan PHL pembagian 635 kertas dengan acak kepada 635 orang PHL yang masing masing dalam kertas tersebut

memiliki angka 1 sampai dengan 63, maka bagi pegawai yang mendapatkan nomor 1 sampai dengan 63 akan menjadi sampel dari penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:62) teknik pengumpulan data adalah :

karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang cukup strategis untuk dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian tentunya data tidak bisa hanya dari satu informan melainkan dari banyak informan yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Oleh karena itu data-data yang telah didapat dikumpulkan hingga waktunya tiba untuk diolah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan kuesioner. Lebih lanjut dikatakan oleh Sugiyono (2009:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup. Dalam skala likert variabel akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut akan digunakan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan :

1. Untuk jawaban SS (sangat setuju) diberi skor : 5 2. Untuk jawaban S (setuju) diberi skor : 4 3. Untuk jawaban N (netral) diberi skor : 3 4. Untuk jawaban TS (tidak setuju) diberi skor : 2 5. Untuk jawaban STS (sangat tidak setuju) diberi skor : 1

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantatif dari satu perubahan atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan statistik. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh dukungan organisasi (X) terhadap kinerja satpol PP kota Medan (Y) adalah teknik analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel yaitu dukungan organisasi dan kinerja pegawai. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel X yaitu dukungan organisasi terhadap variabel Y kinerja satpol PP kota Medan secara langsung dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :

Y = a + bX Dimana:

Y= Variabel response atau vaiabel akibat (Dependet)

X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent) a=konstanta

b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Respon

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini : a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)

n(Σx²) – (Σx)²

b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) n(Σx²) – (Σx)²

3.5.1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Teknik yang digunakan yaitu uji kolmogorov-smirnov dengan program SPSS.

3.5.2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : σ1 = σ2 = σ3 = … = σn atau variansi pada tiap kelompok sama (homogen) H1 : bukan H0 atau variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

3.6 Pengujian Instrumen

Sebelum pelaksanaan penelitian (tahap pengumpulan data) terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan untuk mengadakan uji kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang disusn dalam peneliitian ini. Uji coba instrumen bertujuan untuk mengukur validitas dan realibilitas

alat ukur yang disusun oleh peneliti, guna memenuhi persyaratan suatu proses penelitian.

Pengujian instrumen dilakukan di Satpol PP Kota Tanjung Balai karena memiliki karakteristik yang sama bagi sampel penelitian yang akan diteliti. Dengan Sampel uji coba sebanyak 30 orang pegawai satpol PP yang bertugas melaksanakan penertiban papan reklame di Kota Tanjung Balai dengan pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana dengan memberikan nomor undian.

3.6.1. Uji Validitas

Arikunto (2009:168) mengatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Seba;iknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki valaiditas yang rendah.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevaliditan dari suatu instrumen, artinya bahwa instrumen yang benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk mengukur uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson ( Sugiyono, 2005:182) yaitu:

Keterangan:

rXY = Korelasi antara Variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

Y = Jumlah skortotal seluruh item dari keaseluruhan responden uji coba ΣX = Jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

ΣY = Jumlah skor total butir angket dari tiap responden N = Banyaknya data

Langkah - langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut sebagai berikut :

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrument

c. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap dengan menggunakan program SPSS.

3.6.2. Uji realibilitas

Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka Cronbach alpha minimal 0,6, artinya jika nila Cronbach alpha yang didapat dari hasil perhitungan SPSS lebih besar dai 0,6 maka disimpulkan kuisioner tersebut reliabel, sebaiknya jika lebih kecil dari 0,6 maka disimpulkan tidak reliabel.

3.7 Operasionalisasi Konsep

Operasional konsep adalah penentuan konstrak dari variabel yang akan dipelajari dan sifatnya dapat diukur. Definisi ini menjelaskan tentang cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan cara pengukuran dari variabel yang dipilih.

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel bebas menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan organisasi yang diterapkan pada pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Variabel terikat dalam penelitan ini adalah kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dioperasionalisasikan ke dalam indikator dan sub indikator seperti di bawah ini:

Tabel 3.3 : Operasionalisasi Konsep

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Dukungan Organisasi (Payaman J Simanjuntak,

2005:16)

Pengorganisasian a. Kejelasan uraian tugas

b. Prosedur kerja

Skala Likert SS sampai STS (5 sampai 1) Peralatan Kerja a. Penyediaan sarana

dan peralatan kerja yang lengkap

Kondisi Kerja a. Ketersediaan alat alat Pelindung b. Pemahaman

menggunakan alat pelindung

Tabel operasionilasi konsep tersebut kemudian akan dikaji kembali untuk menegaskan definisi yang terkandung di dalamnya. Apabila definisi sudah jelas, maka akan diperoleh indikator dari variabel-variabel yang ada untuk selanjutnya digunakan untuk memperoleh sub-indikator untuk digunakan dalam pembuatan kuesioner.

Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dukungan Organisasi

1 Indikator pengorganisasian dapat diukur dengan melihat kejelasan uraian tugas dan prosedur kerja. Sub-indikator dari pengorganisasian dapat memengaruhi kinerja yang dihasilkan pegawai di dalam organisasi.

Syarat-Syarat Kerjasama a. Jalinan kerjasama

b. kekompakan Tanggung jawab a. Hasil kerja

b. Mengambil keputusan Inisiatif c. Kemandirian

2 Indikator peralatan kerja dapat dilihat dengan melihat tersedianya sarana dan prasarana kerja. Ketika tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memumpuni, maka kinerja yang dihasilkan pegawai juga dapat meningkat.

3 Indikator kondisi kerja dapat diukur dengan ketersediaan alat pelindung dan pemahaman menggunakan alat pelindung. Ketika tersedianya alat pelindung dan pegawai telah paham dalam menggunakan alat tersebut, maka akan menciptakan kenyamanan lingkungan kerja dalam aspek keamanan yang dimana hal tersebut akan menunjang kinerja pegawai.

4 Indikator syarat-syarat kerja dapat diukur dengan adanya sistem penggajian, jaminan sosial tenaga kerja, perlindungan hak-hak pekerja, hubungan industrial, hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk melakukan tugas dan juga mempengaruhi kinerja pegawai.

b. Kinerja Pegawai

1 Indikator kualitas dapat diukur dengan kemampuan, keterampilan dan tingkat kesesuaian hasil kerja

2 Indikator kuantitas dapat diukur dengan tingkat waktu dalam bekerja dan tingkat pencapaian target

3 Indikator kerjasama dapat diukur dengan tingkat jalinan kerjasama antar pegawai dan tingkat kekompakan antar pegawai

4 Indikator tanggung jawab dapat diukur dengan tingkat rasa tanggung jawab pada hasil kerja dan tingkat tanggung jawab saat mengambil keputusan

5 Indikator inisiatif dapat diukur dengan tingkat kemandirian untuk menyelesaikan pekerjaan.

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah secara berkesinambungan, ketentraman dan ketertiban umum merupakan kebutuhan dasar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah, ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur.

Salah satu perangkat pemerintahan daerah yang bertujuan untuk membantu kepala daerah dalam rangka menegakkan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat adalah Satuan Polisi Pamong Praja atau yang biasanya disebut dengan Satpol PP. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja

Salah satu perangkat pemerintahan daerah yang bertujuan untuk membantu kepala daerah dalam rangka menegakkan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat adalah Satuan Polisi Pamong Praja atau yang biasanya disebut dengan Satpol PP. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja

Dokumen terkait