• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN REKLAME DI KOTA MEDAN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN REKLAME DI KOTA MEDAN SKRIPSI"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN REKLAME DI KOTA

MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

OLEH

BIHMA ZIDAN SITORUS PANE NIM : 150903156

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2020

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN REKLAME DI KOTA MEDAN

Penertiban reklame di kota Medanyang tidak sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang sudah di tetapkan menjadi salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) kota Medan dalam rangka menjaga ketertiban umum, kinerja Satpol PP menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan dari penertiban reklame yang di selenggarakan di kota Medan.

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi.

Dukungan organisasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai karena dukungan organisasi menjelaskan bagaimana organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan reklame di kota Medan. Penelitian ini dilakukan di kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan dengan metode penelitian deskriptif kuantitatif, dimana sampel penelitian berjumlah 72 orang. Data digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dengan satuan pengukuran skala likert. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode regresi linier sederhana.

Hasil penelitian pada hipotesis menunjukkan bahwa dukungan organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Satpol PP dalam menertibkan papan reklame di Kota Medan dan memiliki persamaan regresi yang digunakan untuk memprediksi varibel dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai Satpol PP Kota Medan dalam penertiban papan reklame Y = 7,181 + 1.017 X1. Determinasi (sumbangan) variabel dukungan organisasi sebesar 71%. Pada kesimpulan akhir penelitian ini menunjukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Satpol PP dalam menertibkan papan reklame di Kota Medan.

Kata Kunci : Dukungan Organisasi, Kinerja, dan Satpol PP

(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL SUPPORT ON THE SATUAN POLISI PAMONG PRAJA EMPLOYEE PERFOMANCE

Controlling billboards in the city of Medan that is not in accordance with the provisions and regulations that have been established is one of the tasks of the Medan City Civil Service Police Unit (Satpol PP) in order to maintain public order, the performance of the Satpol PP becomes a benchmark in determining the success and sustainability of the advertisement control. which was held in the city of Medan. Performance is the result or level of success someone has achieved in their field of work both in quality and quantity, in carrying out their duties and responsibilities.

Employee performance affects how much they contribute to the organization. Organizational support is one of the factors that influence employee performance because organizational support explains how the organization values employee contributions to the organization's progress. This study aims to see how the influence of organizational support for the performance of the Civil Service Police Unit in controlling billboards in the city of Medan. This research was conducted in the office of the Medan City Civil Service Police Unit with a quantitative descriptive research method, where the research sample numbered 72 people. Data used in this study are primary data and secondary data. Data collection is done through a questionnaire with a Likert scale measurement unit. Hypothesis testing is done by a simple linear regression method.

The results of the hypothesis show that organizational support significantly influences the performance of Satpol PP employees in controlling billboards in Medan and has a regression equation used to predict the variable of organizational support for the performance of Satpol PP Medan City employees in controlling billboard Y = 7,181 + 1,017 X1 . Determinasi (sumbangan) variabel dukungan organisasi sebesar 71%. Pada kesimpulan akhir penelitian ini menunjukan bahwa dukungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Satpol PP dalam menertibkan papan reklame di Kota Medan.

Keywords: Organizational Support, Performance, and Satpol PP

(7)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul” Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap kinerja Satpol PP Dalam Menertibkan Papan Reklame Di Kota Medan”. Adapun penulisan skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Penulis menyadari skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini, semoga skripsi ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Selama melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muriyanto Amin, S.Sos., M.Si., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Husni Thamrin, S.sos., M.SP , selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(8)

4. Bapak Dr. Tunggul Sihombing, M.A., selaku Ketua Program Studi Ilmu Adminsitrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Asima Yanty Sylvania Siahaan, M.A., Ph.D., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.si, selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir.

7. Bapak Drs. Robinson Sembiring, M.Si selaku Dosen Penguji Skripsi yang telah memberikan masukan bagi penulis untuk menghasilkan penulisan yang terbaik.

8. Seluruh Dosen pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah memberikan ilmu-ilmu yang relevan selama masa perkuliahan.

9. Pegawai administrasi pada Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah banyak membantu pengurusan administrasi penulis selama masa perkuliahan.

10. Kedua orang tua penulis Ayahanda Drs.Bessy Sitorus Pane, M.Pd dan Ibunda Dr.Rahma Dewi,M.Pd tercinta, terima kasih sedalam-dalamnya untuk semua kasih sayang, doa, usaha, semangat yang telah diberikan sampai sekarang ini. Terima kasih telah terus memperyai dan mendorong

(9)

saya sampai pada titik ini, terima kasih telah ikut serta membantu saya dalam menulis Skripsi ini.

11. Kedua Opung tercinta Prof.H. Anwar Pane dan Hj.Marlina Siregar yang sangat saya sayangi, terima kasih untuk selalu memberi nasihat dan arahan sampai sekarang ini.

12. Adikku tersayang Brian Abdullah Sitorus Pane yang telah mendoakan dan mendorong penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

13. Kepada Bapak Muhammad Sofyan, S.Sos, M.A.P ,selaku Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, yang telah banyak membantu dan memberi akses dalam melakukan penelitian ini, serta seluruh pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan yang telah bersedia ikut berpatisipasi dalam proses penelitian ini.

14. Kepada sahabat sahabat saya tercinta : Iskandar Muda Agung Harahap, Dear Mando Sinaga, Stevanie, Halimah Nasution, terima kasih untuk selalu berada di samping saya, mendorong, memotivasi, mendoakan saya dalam banyak hal dalam rintangan yang saya hadapi, serta terima kasih telah ikut serta dalam proses penulisan skripsi ini.

15. Terima kasih kepada Lala Fhadila Fuadi yang selalu setia berada di samping saya dan terus memberi saya semangat dalam menyelesaikan skripsi saya.

16. Teman-teman seperjuangan AP 2015 yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah menemani masa-masa perkuliahan ini yang hampir 4 tahun kita lewati bersama, semoga berkesan.

(10)

17. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Adminsitrasi Publik Universitas Sumatera Utara atas bantuan dan kerja samanya selama penulis menempuh studi dan penulisan Skripsi ini.

(11)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dukungan organisasi ... 7

2.1.1. Definisi dukungan organisasi ... 7

2.1.2. Pengukuran dukungan organisasi ... 8

2.2 Kinerja ... 9

2.2.1. Pengertian kinerja... 9

2.2.2. Faktor faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai ... 11

2.2.3 Pengukuran kinerja pegawai ... 12

2.3 Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

2.3.1. Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja ... 14

2.3.2. Tugas, fungsi, dan wewenang Satuan Polisi Pamong Praja ... 15

2.3.3. Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja ... 16

2.4 Reklame ... 17

2.4.1. Definisi reklame ... 17

2.4.2. Fungsi reklame ... 17

2.4.3. Tujuan reklame ... 18

2.5 Definisi Konsep ... 19

(12)

2.6 Kerangka Berpikir ... 21

2.7 Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 24

3.2 Lokasi Penelitian ... 25

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Analisis Data ... 29

3.6.1. Uji normalitas data ... 30

3.6.2. Uji homogenitas data ... 30

3.6 Pengujian Instrumen ... 30

3.7.1. Uji Validitas ... 31

3.7.2. Uji realibilitas ... 32

3.7 Operasionalisasi Konsep ... 32

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi ... 37

4.1.1. Sejarah dan perkembangan ... 37

4.1.2. Lambang Satuan Polisi Pamong Praja ... 40

4.1.3. Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan ... 41

4.1.4. Struktur organisasi ... 42

4.2 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 44

4.2.1. Hasil uji validitas instrumen ... 44

4.2.2. Hasil uji reliabilitas instrumen ... 46

4.3 Deskripsi Data Penelitian ... 48

4.3.1. Deskripsi data dukungan organisasi (X) ... 48

4.3.2. Deskripsi data kinerja pegawai (Y) ... 50

4.4 Pengujian Persyaratan Analisis ... 52

4.5 Uji Homogenitas ... 54

4.6 Uji Linearitas ... 54

4.7 Pengujian Hipotesis ... 55

(13)

4.8 Pembahasan ... 58 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 62 5.2 Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Populasi Dan Sampel Satpol PP Kota Medan ... 26

Tabel 3.2 : Penentuan Jumlah Sampel ... 27

Tabel 3.3 : Operasionalisasi Konsep ... 34

Tabel 4.1 : Uji Validitas Dukungan Organisasi ... 44

Tabel 4.2 : Uji Validitas Kinerja Pegawai ... 45

Tabel 4.3 : Interpretasi Reliabilitas Instrumen Dukungan Organisasi ... 46

Tabel 4.4 : Interpretasi Reliabilitas Instrumen Kinerja Pegawai ... 47

Tabel 4.5 : Uji Reliabilitas Instrumen ... 47

Tabel 4.6 : Deskripsi Data Dukungan Organisasi ... 48

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Data Dukungan Organisasi (X) ... 49

Tabel 4.8 : Deskripsi Data Kinerja Pegawai ... 50

Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Kinerja Pegawai (Y) ... 51

Tabel 4.10 : Uji Normalitas Data ... 53

Tabel 4.11 : Uji Homogenitas Data ... 54

Tabel 4.12 : Uji Linearitas ... 54

Tabel 4.13 : Coefficients ... 56

Tabel 4.14 : Hubungan Korelasi Dukungan Organisasi Dan Kinerja Pegawai ... 56

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Lambang Dan Makna Satpol PP ... 40 Gambar 4.2. Histogram Dukungan Organisasi (X) ... 50 Gambar 4.3. Histogram Kinerja Pegawai (Y) ... 52

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Uji Coba Instrumen

Lampiran 2. Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Dukungan Organisasi Lampiran 3. Rekapitulasi Data Uji Coba Instrumen Kinerja Pegawai Lampiran 4. Uji validitas dukungan organisasi

Lampiran 5. Uji validitas kinerja pegawai Lampiran 6. Kuisioner Penelitian

Lampiran 7. Data Penelitian

Lampiran 8. Rekapitulasi Data Penelitian Dukungan Organisasi Lampiran 9. Rekapitulasi Data Penelitian Kinerja Pegawai

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan pembangunan dan perkembangan dunia usaha di kota Medan, pendirian papan-papan reklame, baliho, maupun spanduk-spanduk iklan di jalan raya, juga semakin meningkat karena secara tidak langsung reklame adalah media yang penting dan efektif untuk memperkenalkan, menawarkan dan mempromosikan hasil suatu produksi atau barang kepada masyarakat luas. Keberadaan papan reklame merupakan sarana untuk berkomunikasi antara pelaku usaha dengan masyarakat sebagai sasaran pengguna produk mereka. Sebaran reklame berada pada lokasi strategis maupun tidak strategis dengan tujuan menarik perhatian masyarakat. Periklanan seperti bentuk komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi kelompok atau individu untuk mengambil beberapa tindakan dalam kepentingan perusahaan.

Penempatan papan reklame harus memiliki izin dari Pemerintahan Kota agar penempatan papan reklame ditata dengan baik dan menambah keindahan kota Medan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Danisworo (2013: 113) yang menyatakan penempatan reklame yang strategis dan tertata dengan baik dapat memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mendapatkan akses visual yang baik pada sumber informasi. Lebih lanjut dinyatakan olehDanisworo (2013: 113) :

sebaiknya keberadaan reklame yang beraneka bentuk, ukuran, dan warna yang mencolok akan menarik jika dilihat pada jarak tertentu, apabila media tersebut didesain secara menarik dengan penataan lampu yang indah akan lebih menyemarakkan wajah kota di malam hari. Reklame tersebut akan memberikan penerangan warna-warni bagi taman kota maupun jalan yang ada di sekitarnya.

(18)

Penyebaran media reklame di kota Medan sudah diatur dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2019 tentang Penataan Reklame, meskipun pemerintah kota Medan sudah menetapkan peraturan Walikota, masih banyak pelaku usaha, masyarakat baik individu maupun kelompok melanggar peraturan tersebut. Hal ini dibuktikan dengan pembongkaran reklame yang dilakukan mulai tanggal 21 April sampai dengan 3 Desember 2018 sebanyak 2.014 papan reklame yang bermasalah dan tidak memilik izin (Tribun News, http://medan.tribunnews.com/2018/12/06/wali-kota- medan-sudah-2014-papan-reklame-bermasalah-dibongkar diakses pada 02 Juni 2019 Pukul 21:07).

Dari masalah tersebut Pemerintahan Kota Medan harus bekerja lebih keras untuk dapat menertibkan penempatan dan penataan reklame, sekaligus melakukan pengawasan terhadap reklame tersebut, termasuk perlu dilakukan penertiban secara berkelanjutan, terhadap izin pemasangan reklame dengan tujuan agar reklame yang dipasang ditempatkan sesuai dengan ketentuan peraturan – peraturan yang sudah ditetapkan, agar tidak menganggu keindahan atau nilai estetika Kota Medan.

Dalam rangka membantu tugas pemerintahan Kota Medan untuk menertibkan reklame yang bermasalah, Pemerintah Kota dibantu oleh Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP), yang mempunyai tugas untuk menegakkan Perda dan Perkada dalam menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta perlindungan masyarakat, maka dari itu penertiban reklame menjadi salah satu tugas Satuan Polisi Pamong Praja dalam membantu pemerintah untuk menjaga ketertiban umum, dengan melakukan pengawasan terhadap pemasangan reklame, serta izin reklame yang sudah

(19)

lewat masa berlakunya, dengan tujuan untuk memberi tindakan-tidakan persuasif, preventif dan refresif terhadap pelanggaran agar tercapainya suatu kondisi yang tentram dan tertib sehingga dapat mendorong peningkatan aktivitas masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya masing-masing, dan sebagaimana yang telah dimaksud pada ayat 4 Peraturan Walikota nomor 17 tahun 2019 tentang penataan reklame di kota Medan, pemberian sanksi administratif dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja setelah mendapatkan hasil monitoring dan evaluasi dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu atau Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Penataan Ruang.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Satpol PP menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan dari penertiban reklame yang diselenggarakan di kota Medan, sebagaimana yang dikatakan oleh Wibowo (2008:7) Kinerja adalah hasil kerja atau prestasi kerja, maka kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, ditentukan oleh keberhasilan para pegawai dalam melaksanakan tugas tugasnya. Para pegawai inilah yang akhirnya menjadi pelaksana kegiatan dalam organisasi dan mempunyai peranan yang penting dalam usaha mencapai tujuan organisasi tersebut.

Maka dari itu kinerja Satpol PP dalam melakukan penertiban reklame menjadi peran utama dalam menjaga penataan dan penertiban reklame agar tidak mengganggu ketenangan dan ketentraman masyarakat kota Medan. Untuk menghasilkan kinerja yang maksimal, maka organisasi harus mampu memperhatikan kepuasan pegawai

(20)

sehingga akan meningkatkan kinerja yang dihasilkan. Tentunya, semua ini perlu adanya dukungan organisasi sehingga pegawai dapat merasa dihargai dan merasa nyaman dalam menjalankan tugas tugasnya di organisasi tersebut. Dukungan organisasi adalah bagaimana organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka. Menurut Payaman (2005:11) tingkatan kinerja setiap orang tergantung pada dukungan organisasi, sejalan dengan hal tersebut Rhoades dan Eisenberger (2002:698) menyatakan bahwa :

Jika karyawan menganggap bahwa dukungan organisasi yang diterimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi tersebut. Dengan menyatunya keanggotaan dalam organisasi dengan identitas karyawan, maka karyawan tersebut merasa menjadi bagian dari organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dan memberikan kinerja terbaiknya pada organisasi.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan Reklame di Kota Medan. Sehingga penulis menetapkan judul penulisan “Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menertibkan Reklame di Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Adakah pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan penyelenggaraan Reklame di Kota Medan?”

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah sasaran dalam penelitian yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan dalam penelitian. Suatu riset khusus dalam pengetahuan empiris pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran ilmu pengetahuan itu sendiri. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Melihat penerapan dukungan organisasi pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

2. Melihat kinerja pegawai pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

3. Melihat pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan penyelenggaraan Reklame di Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Secara akademis, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari program Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Secara teoritis, dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Administrasi Publik terutama konsep atau teori yang berkaitan dengan efektivitas penyelenggaraan suatu program atau kebijakan publik.

(22)

3. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur dalam pembangunan nasional, khususnya dalam menertibkan penyelenggaraan reklame.

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan organisasi

2.1.1 Definisi dukungan organisasi

Rhoades dan Eisenberger (2002:698) menyatakan bahwa dukungan organisasi adalah :

dukungan organisasi sebagai sebuah keyakinan global yang dibentuk oleh tiap karyawan mengenai penilaian mereka terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, mereka juga mengemukakan bahwa dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi, memberi dukungan, dan peduli pada kesejahteraan mereka. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan organisasi yang diterimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi tersebut. Dengan menyatunya keanggotaan dalam organisasi dengan identitas karyawan, maka karyawan tersebut merasa menjadi bagian dari organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dan memberikan kinerja terbaiknya pada organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, Payaman (2005:15) mengungkapkan lebih luas tentang dukungan organisasi, yaitu : kinerja setiap orang tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja. Dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi sangat penting bagi perilaku pegawai, dukungan organisasi dapat mengembangkan suasana yang nyaman bagi pegawainya. Tindakan ini akan menumbuhkan tingkat kepercayaan dari pegawai atas perlakuan yang diberikan organisasi terhadap kontribusi mereka dan perhatian organisasi pada kehidupan mereka, adapun tingkat dalam kepercayaan pegawai terhadap dukungan organisasi ini

(24)

akan dipengaruhi oleh evaluasi mereka atas pengalaman dan pengamatan tentang cara organisasi memperlakukan pegawainya. Dukungan organisasi adalah bagaimana organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka.

2.1.2 Pengukuran dukungan organisasi

Dukungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja, apabila dukungan organisasi ditingkatkan maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan, menurut Payaman (2005:15) ada 4 bentuk dukungan organisasi terhadap kinerja individu yaitu :

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan tugas yang jelas serta prosedur melakukan pekerjaan tersebut.

2. Peralatan kerja

Penyediaan sarana dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang.

Penggunaan peralatan dan teknologi bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja.

3. Kondisi kerja

Kondisi kerja mencakup kenyamanan lingkungan kerja, aspek keselamatan dan kesehatan kerja termasuk ketersediaan alat-alat pelindung.

4. Syarat-syarat kerja

Syarat-syarat kerja mencakup ketentuan kerja, sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta keamanan dan keharmonisan hubungan industrial. Hal-hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk melakukan tugas yang lebih lanjut mempengaruhi kinerja setiap individu. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pekerja serta kewenangan dan kewajiban pengusaha akan memberikan kepastian bagi pekerja untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Pemberian kompensasi yang adil dan layak melalui sistem pengupahan akan mendorong setiap pekerja meningkatkan kinerjanya.

Perlindungan hak-hak pekerja akan menumbuhkan rasa dihargai dan diperlakukan secara manusiawi dan wajar. Dalam hubungan industrial yang aman dan harmonis, kinerja pekerja tidak perlu terganggu oleh demonstrasi dan permogokan.

(25)

Adanya tolak ukur dukungan organisasi ini menjadi maksud untuk melihat bagaimana pandangan pegawai terhadap organisasi dan bagaimana mereka menyimpulkan sejauh mana organisasi menghargai kontribusi dan kepeduliannya terhadap kesejahteraannya. Dan dapat disimpulkan bahwa adanya tolak ukur dukungan organisasi dari segi pengorganisasian, peralatan kerja, kondisi kerja dan syarat kerja bertujuan untuk meningkatkan harapan para pegawai bahwa organisasi akan menghargai kinerja mereka yang lebih maksimal untuk tujuan organisasi, sejauh mana dukungan tersebut memenuhi kebutuhan mereka sehingga dengan demikian akan mengembangkan ikatan positif antara pegawai yang berpengaruh terhadap tujuan organisasi.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang terdapat dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Menurut pendapat Wibowo (2008:7) kinerja berasal dari pengertian performance yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, maka kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja organisasi merupakan efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok

(26)

yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secera efektif.

Kinerja organisasi juga memiliki hubungan yang erat dengan kinerja individu, Semakin individu bekerja dengan baik, maka kinerja organisasi secara keseluruhan juga akan meningkatkan dampak tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai dengan efektif dan efisien, Hal ini sesuai dengan pendapat Sinambela (2012:181) yang menyatakan kinerja organisasi merupakan kumulatif kinerja pegawai, oleh karenanya semakin tinggi kinerja pegawai akan semakin tinggi pula kinerja organisasi.

Mangkunegara (2011 : 75) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari beberapa pengertian kinerja yang sudah di jelaskan di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

Kinerja pegawai mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

(27)

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Payaman (2005:11), kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di golongkan dalam 3 kelompok yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen.

1. Faktor Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Kompetensi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan dalam 6 (enam) golongan yaitu :

a Kemampuan dan Keterampilan Kerja.

b Keahlian yang menggambarkan tentang kerja karyawan berdasarkan sejauh mana pengetahuan tentang hal mereka tangani lebih baik daripada orang lain dibidang yang sama

c Kebutuhan yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan pada hal-hal yang menggerakan karyawan pada aktifitas- aktifitas dan menjadi dasar alasan berusaha

d Tanggung jawab yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan keadaan wajib menanggung terhadap tugas- tugasnya.

e Latar belakang yang menggambarkan tentang kinerja karyawan dilihat dari titik masa lalunya yang memberikan pemahaman kepada pekerjannya apa yang ingin dia lakukan

f Etos kerja yang menggambarkan kinerja karyawan berdasarkan sikap yang muncuk atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem organisasi orientasi nilai budaya terhadap kinerja

2. Faktor Dukungan Organisasi

Kondisi dan syarat kerja setiap seseorang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyedian sarana dan prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja serta kondisi dan syarat kerja.

Pengorganisasian yang dimaksud disini adalah untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap orang tentang sasaran tersebut. Sedangkan penyediaan sarana dan alat kerja langsung mempengarui kinerja setiap orang, penggunaaan peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja

3. Faktor Dukungan Manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan mobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal.

(28)

Kinerja adalah sebagai hasil dari proses kerja yang sudah dilewati dan menjadi gambaran bagaimana proses kerja yang dilakukan, bila proses kerja sesuai standar atau aturan kerja yang sudah dilakukan maka kinerja atau hasil kerja akan sesuai target.

Kinerja yang tidak sesuai dengan target dapat menjadi sebuah indikator bahwa ada kekacauan atau penyimpangan dalam sebuah proses kerja.

Kinerja setiap pegawai juga berbeda beda, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, berdasarkan ketiga faktor di atas memang sangat mempengaruhi kinerja pegawai, dari faktor kompetensi individu dimana adanya pengaruh daya saing terhadap individu tersebut di dalam bekerja, dukungan organisasi yang tidak lain adalah dorongan organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawainya, dan dukungan manajemen dimana pengaruh sistem manajemen memberikan dampak terhadap tingkat kinerja para pegawai, karena apabila salah satu faktor tidak sejalan maka faktor yang lain pun bisa terpengaruh tidak baik karena kinerja hasil kerja dari segi kualitas maupun kuantitas yang berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

2.2.3 Pengukuran kinerja pegawai

Untuk melihat ketercapain tujuan yang telah ditetapkan pada program di organisasi dengan mengukur kinerja dari keseluruhan pegawai/individu. Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam

(29)

menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan.

Hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses pengembangan pegawai. Lebih lanjut dinyatakan oleh Junaedi( 2002 : 380-381) Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses, Indikator yang digunakan untuk dijadikan sebagai acuan dalam kinerja, adapun dimensi dan indikator dalam penelitian ini mengacu pada indikator yang di kemukakan oleh Mangkunegara (2011:75), yang menjelaskan dimensi dan indikator kinerja yaitu:

a. Dimensi Kualitas yang terdiri dari tiga indikator yaitu : 1. Kemampuan

2. Keterampilan 3. Hasil Kerja

b. Kuantitas kerja yang terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Waktu dalam bekerja

2. Pencapaian target

c. Kerjasama yang terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Jalinan Kerja

2. Kekompakan

d. Tanggung jawab terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Hasil Kerja

2. Mengambil keputusan

e. Inisiatif terdiri dari satu indikator yaitu : 1. Kemandirian

Dari pemaparan yang sudah di jelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan organisasi diperlukan tolak ukur yang mendukung terhadap kinerja pegawai. Tolak ukur ini berperan penting dalam penerapan kinerja pegawai apakah akan berlangsung secara maskimal atau masih ada kekurangan dalam

(30)

pelaksanaannya, tolak ukur ini juga menjadi salah satu alat untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

2.3 Satuan Polisi Pamong Praja

2.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja

Pamong Praja berasal dari kata Pamong dan Praja, Pamong artinya pengasuh yang berasal dari kata Among yang juga mempunyai arti sendiri yaitu mengasuh.

Mengasuh anak kecil misalnya itu biasanya dinamakan mengemong anak kecil, sedangkan Praja adalah Pegawai Negeri, Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja adalah Pegawai Negeri yang mengurus pemerintahan Negara.

Adapun pengertiannya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

Dapat disimpulkan Satpol PP adalah Badan Pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum atau pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rustopo, dkk (2009: 58) yang menyatakan bahwa Satpol PP mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah. Sehingga peran Satpol PP sebagai aktor implementasi

(31)

adalah dalam rangka penegakan peraturan daerah dan mewujudkan ketertiban dan ketentraman

2.3.2 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 Tentang Tugas, Fungsi, dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mempunyai tugas :

1. Menegakkan perda dan perkada

2. Menyenggalarakan ketertiban umum dan ketentraman 3. Menyelenggarakan perlindungan masyarakat

Fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 yaitu :

1. Penyusunan program penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat.

2. Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat.

3. Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat dengan instansi terkait.

4. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum atas pelaksanaan Perda dan Perkada.

(32)

5. pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wewenang dari Polisi Pamong Praja dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 yaitu :

1. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.

2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

3. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/ atau Perkada.

4. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.

2.3.3 Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai sipil Polisi Satpol PP wajib untuk :

1. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.

2. Menaati peraturan perundang-undangan dan kode etik serta nilai agama dan etika.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif.

(33)

4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

2.1 Reklame

2.4.1 Definisi Reklame

Menurut Barata (2003:210), reklame adalah kegiatan yang bertujuan memberikan informasi atau memberikan suatu ide, barang atau jasa, dengan maksud untuk menarik perhatian orang-orang terhadap ide, barang atau jasa yang diinformasikan tersebut. Dan definisi reklame yang disebutkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2019 Pasal 1 Ayat 18 menyebutkan bahwa Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa reklame adalah suatu kegiatan dalam menarik kelompok pembeli tertentu, yang dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang-barang atau jasa.

2.4.2 Fungsi Reklame

Fungsi reklame menurut Winardi (1992:1) antara lain :

1. Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen.

2. Membantu memperbesar produksi hingga meratakan jalan untuk produksi massa.

3. Memperbesar kecepatan perputaran dalam bidang perniagaan eceran dan dengan demikian menurunkan biaya-biaya distribusi per kesatuan produk.

(34)

Dapat disimpulkan reklame berfungsi sebagai sarana yang digunakan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk memiliki, menggunakan atau membeli produk yang ada dalam reklame tersebut, sehingga terbukanya bagi produsen untuk memperluas jaringan produksi massa.

2.4.3 Tujuan Reklame

Menurut Suyanto (2004:5) tujuan reklame digolongkan menurut sasarannya yaitu : 1. Reklame informatif

Dalam hal ini, reklame bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan kepada pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.

2. Reklame persuasif

Reklame persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merk tertentu.

Ini dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merk, mendorong alih merk, mengubah persepsi pembeli tentang produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima kunjungan penjualan.

3. Reklame pengingat

Reklame ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu mengingat akan produk tersebut.

4. Reklame penambah nilai

Reklame ini bertujuan menambah nilai merk pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen.

5. Reklame bantuan aktivitas lain

Reklame ini bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Dari pemaparan di atas reklame merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh para pelaku usaha untuk memperkenalkan barang atau hasil produknya. untuk masyarakat reklame juga dapat menjadi sarana untuk komunikasi untuk tujuan dan kepentingan tertentu.

(35)

2.5 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33), konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian, yaitu:

1. Dukungan organisasi adalah bagaimana perusahaan ataupun organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Pengorganisasian

1. Kejelasan uraian tugas 2. Prosedur kerja

b. Peralatan kerja

1. Penyediaan sarana dan peralatan kerja yang lengkap c. Kondisi kerja

1. Ketersediaan alat-alat pelindung

2. Pemahaman menggunakan alat pelindung d. Syarat-syarat kerja

1. Sistem penggajian

2. Jaminan sosial tenaga kerja

(36)

3. Perlindungan hak-hak pekerja 4. Hubungan industrial

2. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja pegawai mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kualitas yang dihasilkan 1. Kemampuan

2. Keterampilan 3. Hasil kerja

b. Kuantitas yang dihasilkan 1. Waktu dalam bekerja 2. Tingkat pencapaian target c. Kerja sama

1. Jalinan kerja sama 2. Kekompakan d. Tanggung jawab

1. Hasil kerja

(37)

2. Pengambilan keputusan e. Inisiatif

1. Kemandirian

3. Satuan Polisi Pamong Praja merupakan aparat yang dibentuk oleh Negara dan memiliki tugas untuk menjaga ketertiban dan ketentraman kelangsungan hidup masyarakat, dan memiliki fungsi untuk membuat peraturan dalam menjaga ketertiban, Satuan Polisi Pamong Praja juga yang akan menjalankan dan mengawasi pelaksanaan dari program yang sudah dibuat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

4. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum.

2.6 .Kerangka berpikir

Ketika pegawai merasakan adanya dukungan organisasi yang sesuai dengan norma, keinginan dan harapan pegawai maka akan terbentuk sebuah komitmen untuk memenuhi kewajibannya terhadap organisasi dan tidak akan meninggalkan organisasi

(38)

karena pegawai telah memiliki ikatan emosional pada organisasi.Dukungan organisasi menunjuk pada suatu keyakinan umum bahwa nilai-nilai organisasi berkontribusi dan peduli pada kesejahteraan karyawan.

Semakin tinggi dukungan organisasi maka pegawai sebagai bagian dari organisasi akan merasa bertanggung jawab untuk kemajuan organisasi. Dukungan organisasi akan meningkatkan kinerja pegawai kepada hasil yang lebih baik. Karena melalui dukungan organisasi, pegawai akan merasa lebih terikat dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dari organisasi. Dukungan organisiasi meningkatkan kepercayaan pegawai, karena pegawai percaya organisasi tempatnya bekerja memperhatikan kesejahteraannya sehingga pegawai berusaha untuk memenuhi kewajibannya yang menjadi tanggung jawabnya.

Dukungan organisasi menciptakan interaksi sosial antara pegawai dan organisasi, maka kinerja pegawai akan lebih meningkat dan pegawai akan semakin optimal dalam melakukan pekerjaannya. Pegawai akan lebih memaksimalkan kemampuan untuk melebihi target tugas yang sudah diberikan, dampak yang dihasilkan dari hubungan antara dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai tentunya akan lebih memberikan keuntungan organisasi dalam pencapaian prestasi dan tujuan organisasi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya (Suharsimi,2009:55). Berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

(39)

Ho : Tidak terdapat pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satpol PP dalam menertiban papan reklame di kota Medan.

Ha : Terdapat pengaruh dukungan organisasi terhadap kinerja Satpol PP dalam menertiban papan reklame di kota Medan.

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Menurut Sugiyono (2013:13) metode penelitian kuantitatif adalah :

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah di tetapkan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan objek penelitian ataupun hasil penelitian. Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini diselaraskan dengan variabel penelitian yang memusatkan pada masalah-masalah faktual dan fenomena yang sedang terjadi pada saat sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka-angka yang memiliki makna, hal tersebut sejalan dengan yang di kemukakan oleh Sudjana (1997:53) “Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau

(41)

suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

adapun tujuan dari penelitian dengan metode ini adalah untuk menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti dengan studi kepustakaan sehingga lebih memperkuat analisa peneliti dalam membuat suatu kesimpulan. Dimana hasil penelitian diperoleh dari hasi perhitungan indikator – indikator variabel penelitian kemudian di paparkan secara tertulis.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan , Jl. Arif Lubis No.2 Medan Kecamatan Medan Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut karena penulis melihat pelanggaran ketertiban umum di Kota Medan khususnya masalah reklame semakin meningkat tiap tahunnya, permasalahan reklame ini sangat beragam, dimulai dari masalah perizinan sampai dengan masalah penempatannya. Namun yang menjadi puncak permasalahan ini adalah bagaimana upaya penyelesian ataupun solusi yang diambil oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan sebagai aparat yang bertugas dan berfungsi sebagai pelaksana kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan pelaksana kebijakan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Kota Medan untuk menyelesaikan permasalahan ini sehingga semakin meningkatkan ketertiban umum di Kota Medan.

Maka dari itu kinerja Satpol PP menjadi tolak ukur dalam menentukan keberhasilan dan keberlangsungan dari penertiban reklame yang di selenggarakan di kota Medan, peneliti juga mengambil sudut pandang dukungan organisasi yang

(42)

menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja Satpol PP dalam menertibkan Reklame di kota Medan

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Sampel adalah suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian (Suhardi,2006:23). Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel ini adalah Stratified sampling, Prasetyo (2005:130) menyatakan bahwa Stratified sampling adalah cara penarikan sampel untuk populasi yang memiliki karakteristik heterogen atau karakteristik yang dimiliki populasi bervariasi, Sugiyono (2009:120) juga menyebutkan bahwa Stratified sampling Selain digunakan untuk populasi yang tidak homogen, teknik ini juga digunakan bila populasi mempunyai anggota atau unsur yang berstrata. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai satpol PP Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 : Populasi Sampel Satpol PP kota Medan Status Kepegawaian Jumlah

ASN 86 orang

PHL 635 orang

Jumlah total 721 orang

(43)

Berdasarkan tabel di atas total jumlah populasi adalah 721 orang, untuk menghitung penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan, maka digunakan rumus Gay dalam Mahmud (2011:159) minimal 10 % dari jumlah populasi 721 maka sampel dalam penelitiannya adalah 72 orang. Selanjutnya penentuan masing-masing kelompok menggunakan rumus proportional, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2 : Penentuan jumlah sampel Status

Kepegawaian

Jumlah populasi

Jumlah sampel

ASN 86 orang 86/721 x 72 = 9 orang PHL 635 orang 635/721 x 72 = 63 orang Jumlah total 721 orang 72 orang

Selanjutnya pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling.

Teknik ini disebut juga serampangan, tidak pandang bulu atau tidak pilih kasih, obyektif, sehingga seluruh elemen populasi mempuyai kesempatan untuk menjadi sampel penelitian (Tukiran, 2012:35). Cara menentukan jumlah sampel menggunakan undian yang dibagikan secara acak kepada seluruh pegawai di kantor Satuan Polisi Pamong Praja kota Medan, dengan cara memberikan 86 kertas dengan acak kepada 86 orang ASN yang masing masing dalam kertas tersebut memiliki angka 1 sampai dengan 86, maka bagi pegawai yang mendapatkan nomor 1 sampai dengan 9 akan menjadi sampel dari penelitian, sebaliknya juga dengan PHL pembagian 635 kertas dengan acak kepada 635 orang PHL yang masing masing dalam kertas tersebut

(44)

memiliki angka 1 sampai dengan 63, maka bagi pegawai yang mendapatkan nomor 1 sampai dengan 63 akan menjadi sampel dari penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009:62) teknik pengumpulan data adalah :

karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data maka teknik pengumpulan data merupakan langkah yang cukup strategis untuk dilakukan selama penelitian berlangsung. Dalam penelitian tentunya data tidak bisa hanya dari satu informan melainkan dari banyak informan yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut. Oleh karena itu data-data yang telah didapat dikumpulkan hingga waktunya tiba untuk diolah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan memberikan kuesioner. Lebih lanjut dikatakan oleh Sugiyono (2009:199) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebagai instrumen penelitian adalah dengan menggunakan kuesioner tertutup. Dalam skala likert variabel akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut akan digunakan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau pertanyaan :

1. Untuk jawaban SS (sangat setuju) diberi skor : 5 2. Untuk jawaban S (setuju) diberi skor : 4 3. Untuk jawaban N (netral) diberi skor : 3 4. Untuk jawaban TS (tidak setuju) diberi skor : 2 5. Untuk jawaban STS (sangat tidak setuju) diberi skor : 1

(45)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Analisis kuantitatif dimaksudkan untuk memperkirakan besarnya pengaruh secara kuantatif dari satu perubahan atau beberapa kejadian lainnya dengan menggunakan statistik. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh dukungan organisasi (X) terhadap kinerja satpol PP kota Medan (Y) adalah teknik analisis regresi linier sederhana. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel yaitu dukungan organisasi dan kinerja pegawai. Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel X yaitu dukungan organisasi terhadap variabel Y kinerja satpol PP kota Medan secara langsung dengan menggunakan teknik analisis regresi linear sederhana. Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :

Y = a + bX Dimana:

Y= Variabel response atau vaiabel akibat (Dependet)

X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent) a=konstanta

b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Respon

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini : a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)

n(Σx²) – (Σx)²

(46)

b = n(Σxy) – (Σx) (Σy) n(Σx²) – (Σx)²

3.5.1. Uji normalitas data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Teknik yang digunakan yaitu uji kolmogorov-smirnov dengan program SPSS.

3.5.2. Uji homogenitas data

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya memiliki variansi yang sama.

Hipotesis yang diuji adalah:

H0 : σ1 = σ2 = σ3 = … = σn atau variansi pada tiap kelompok sama (homogen) H1 : bukan H0 atau variansi pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen)

3.6 Pengujian Instrumen

Sebelum pelaksanaan penelitian (tahap pengumpulan data) terlebih dahulu dilakukan penelitian pendahuluan. Penelitian pendahuluan untuk mengadakan uji kesahihan (validity) dan keterandalan (reliability) alat ukur yang disusn dalam peneliitian ini. Uji coba instrumen bertujuan untuk mengukur validitas dan realibilitas

(47)

alat ukur yang disusun oleh peneliti, guna memenuhi persyaratan suatu proses penelitian.

Pengujian instrumen dilakukan di Satpol PP Kota Tanjung Balai karena memiliki karakteristik yang sama bagi sampel penelitian yang akan diteliti. Dengan Sampel uji coba sebanyak 30 orang pegawai satpol PP yang bertugas melaksanakan penertiban papan reklame di Kota Tanjung Balai dengan pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana dengan memberikan nomor undian.

3.6.1. Uji Validitas

Arikunto (2009:168) mengatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Seba;iknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki valaiditas yang rendah.

Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kevaliditan dari suatu instrumen, artinya bahwa instrumen yang benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Formula yang digunakan untuk mengukur uji validitas ini menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson ( Sugiyono, 2005:182) yaitu:

Keterangan:

rXY = Korelasi antara Variabel X dan Y

X = Jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

(48)

Y = Jumlah skortotal seluruh item dari keaseluruhan responden uji coba ΣX = Jumlah skor tiap butir angket dari tiap responden

ΣY = Jumlah skor total butir angket dari tiap responden N = Banyaknya data

Langkah - langkah yang dilakukan dalam uji validitas instrument angket tersebut sebagai berikut :

a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.

b. Mengumpulkan data hasil uji coba instrument

c. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap dengan menggunakan program SPSS.

3.6.2. Uji realibilitas

Uji ini dilakukan dengan cara membandingkan angka Cronbach alpha minimal 0,6, artinya jika nila Cronbach alpha yang didapat dari hasil perhitungan SPSS lebih besar dai 0,6 maka disimpulkan kuisioner tersebut reliabel, sebaiknya jika lebih kecil dari 0,6 maka disimpulkan tidak reliabel.

3.7 Operasionalisasi Konsep

Operasional konsep adalah penentuan konstrak dari variabel yang akan dipelajari dan sifatnya dapat diukur. Definisi ini menjelaskan tentang cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan cara pengukuran dari variabel yang dipilih.

(49)

a. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel terikatnya. Keberadaan variabel bebas menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dukungan organisasi yang diterapkan pada pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

b. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diakibatkan atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Keberadaan variabel ini sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian. Variabel terikat dalam penelitan ini adalah kinerja pegawai pada Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan.

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dioperasionalisasikan ke dalam indikator dan sub indikator seperti di bawah ini:

Tabel 3.3 : Operasionalisasi Konsep

Variabel Indikator Sub Indikator Skala

Dukungan Organisasi (Payaman J Simanjuntak,

2005:16)

Pengorganisasian a. Kejelasan uraian tugas

b. Prosedur kerja

Skala Likert SS sampai STS (5 sampai 1) Peralatan Kerja a. Penyediaan sarana

dan peralatan kerja yang lengkap

Kondisi Kerja a. Ketersediaan alat alat Pelindung b. Pemahaman

menggunakan alat pelindung

(50)

Tabel operasionilasi konsep tersebut kemudian akan dikaji kembali untuk menegaskan definisi yang terkandung di dalamnya. Apabila definisi sudah jelas, maka akan diperoleh indikator dari variabel-variabel yang ada untuk selanjutnya digunakan untuk memperoleh sub-indikator untuk digunakan dalam pembuatan kuesioner.

Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dukungan Organisasi

1 Indikator pengorganisasian dapat diukur dengan melihat kejelasan uraian tugas dan prosedur kerja. Sub-indikator dari pengorganisasian dapat memengaruhi kinerja yang dihasilkan pegawai di dalam organisasi.

Syarat-Syarat Kerja

a. Sistem penggajian b. Jaminan sosial

tenaga kerja c. Perlindungan hak-

hak pekerja d. Hubungan

industrial

Kinerja Pegawai (Anwar Prabu Mangkunegara,

2011 : 75)

Kualitas a. Kemampuan b. Keterampilan

c. Hasil Kerja Skala Likert SS sampai STS (5 sampai 1) Kuantitas a. Waktu dalam

bekerja b. Tingkat

pencapaian target Kerjasama a. Jalinan kerjasama

b. kekompakan Tanggung jawab a. Hasil kerja

b. Mengambil keputusan Inisiatif c. Kemandirian

(51)

2 Indikator peralatan kerja dapat dilihat dengan melihat tersedianya sarana dan prasarana kerja. Ketika tersedianya sarana dan prasarana kerja yang memumpuni, maka kinerja yang dihasilkan pegawai juga dapat meningkat.

3 Indikator kondisi kerja dapat diukur dengan ketersediaan alat pelindung dan pemahaman menggunakan alat pelindung. Ketika tersedianya alat pelindung dan pegawai telah paham dalam menggunakan alat tersebut, maka akan menciptakan kenyamanan lingkungan kerja dalam aspek keamanan yang dimana hal tersebut akan menunjang kinerja pegawai.

4 Indikator syarat-syarat kerja dapat diukur dengan adanya sistem penggajian, jaminan sosial tenaga kerja, perlindungan hak-hak pekerja, hubungan industrial, hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk melakukan tugas dan juga mempengaruhi kinerja pegawai.

b. Kinerja Pegawai

1 Indikator kualitas dapat diukur dengan kemampuan, keterampilan dan tingkat kesesuaian hasil kerja

2 Indikator kuantitas dapat diukur dengan tingkat waktu dalam bekerja dan tingkat pencapaian target

3 Indikator kerjasama dapat diukur dengan tingkat jalinan kerjasama antar pegawai dan tingkat kekompakan antar pegawai

4 Indikator tanggung jawab dapat diukur dengan tingkat rasa tanggung jawab pada hasil kerja dan tingkat tanggung jawab saat mengambil keputusan

(52)

5 Indikator inisiatif dapat diukur dengan tingkat kemandirian untuk menyelesaikan pekerjaan.

(53)

37 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan

Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan di daerah secara berkesinambungan, ketentraman dan ketertiban umum merupakan kebutuhan dasar dalam pelaksanaan pembangunan di daerah, ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah daerah dan masyarakat dapat melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur.

Salah satu perangkat pemerintahan daerah yang bertujuan untuk membantu kepala daerah dalam rangka menegakkan peraturan daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat adalah Satuan Polisi Pamong Praja atau yang biasanya disebut dengan Satpol PP. Satpol PP adalah perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah. Organisasi dan tata kerja SATPOL PP ditetapkan dengan Peraturan Daerah, Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota. Di Daerah Provinsi Satpol PP dipimpin oleh Kepala yang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah, sedangkan di Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh kepala yang bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(54)

38

Polisi Pamong Praja sendiri didirikan di Yogyakarta pada tanggal 3 Maret 1950 dengan motto Praja Wibawa, untuk mewadahi sebagian ketugasan pemerintah daerah. Sebenarnya ketugasan ini telah dilaksanakan pemerintah sejak zaman kolonial. Sebelum menjadi Satuan Polisi Pamong Praja setelah proklamasi kemerdekaan dimana diawali dengan kondisi yang tidak stabil dan mengancam NKRI, dibentuklah Detasemen Polisi sebagai Penjaga Keamanan Kapanewon di Yogyakarta sesuai dengan Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjaga ketentraman dan ketertiban masyarakat. Pada tanggal 10 November 1948, lembaga ini berubah menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja. Di Jawa dan Madura, Satuan Polisi Pamong Praja dibentuk tanggal 3 Maret 1950, inilah awal mula terbentuknya Satpol PP. dan oleh sebab itu, setiap tanggal 3 Maret ditetapkan sebagai Hari Jadi Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP ) dan diperingati setiap tahun, Polisi Pamong Praja mengalami beberapa kali pergantian nama namun tugas dan fungsinya sama, yaitu :

1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1948 pada tanggal 30 Oktober 1948 didirikanlah Detasemen Polisi Pamong Praja Keamanan Kapanewon yang pada tanggal 10 Nopember 1948 diubah namanya menjadi Detasemen Polisi Pamong Praja.

2 Tanggal 3 Maret 1950 berdasarkan Keputusan Mendagri No.UP.32/2/21 disebut dengan nama Kesatuan Polisi Pamong Praja.

3 Pada Tahun 1962 sesuai dengan Peraturan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No. 10 Tahun 1962 nama Kesatuan Polisi Pamong Praja diubah menjadi Pagar Baya.

(55)

39

4 Berdasarkan Surat Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah No.1 Tahun 1963 Pagar Baya dubah menjadi Pagar Praja.

5 Setelah diterbitkannnya UU No.5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka Kesatuan Pagar Praja diubah menjadi Polisi Pamong Praja, sebagai Perangkat Daerah.

6 Dengan diterbitkannya UU No.22 Tahun 1999 nama Polisi Pamong Praja diubah kembali dengan nama Satuan Polisi Pamong Praja, sebagai Perangkat Daerah.

7 Terakhir dengan diterbitkannya UU no.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, lebih memperkuat Keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja sebagi pembantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan Penyelenggaraan Ketertiban umum dan ketenteraman Masyarakat dibentuk SATUAN POLISI PAMONG.

(56)

40 4.1.2 Lambang Satuan Polisi Pamong Praja

Adapun arti atau makna dari lambang Satuan Polisi Pamong Praja dapat dilihat pada Gambar berikut :

Gambar 4.1 Lambang dan Makna Satpol PP

Sumber : Peraturan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019

Gambar

Tabel 3.1 : Populasi Sampel Satpol PP kota Medan  Status Kepegawaian   Jumlah
Tabel 3.2 : Penentuan jumlah sampel  Status
Tabel 3.3 : Operasionalisasi Konsep
Tabel  operasionilasi  konsep  tersebut  kemudian  akan  dikaji  kembali  untuk  menegaskan definisi yang terkandung di dalamnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA TERHADAP PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DI KOTA YOGYAKARTA” dengan baik. Penulisan skripsi

Pelaksanaan fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di lapangan selalu menjadi topik hangat untuk di bicarakan, hal ini disebabkan Satpol PP merupakan unsur

Tim Publikasi / Media Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor melakukan Pengelolaan Fungsi Kehumasan melalui website dan media sosial dan memiliki tugas pokok

Upaya-upaya pencegahan yang telah dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) meliputi sosialisasi - sosialisasi secam langsung ke Pedagang Kaki Lima yang

Dalam rangka penegakan peraturan daerah, dalam hal ini kewenagan tersebut di emban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Satuan Polisi Pamong Praja

Temuan dari penelitian ini diketahui bahwa Kinerja Pegawai Satuan Polisi Pamong Praja Dalam Menanggulangi dan Menertibkan Pekerja Seks Komersial di Kota Samarinda

Untuk menanggulangi semakin menjamurnya PKL di Kota Bandung, Pemerintah Kota Bandung melalui Satuan Polisi Pamong Praja SATPOL PP yang memiliki kewenangan untuk menciptakan kondisi

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 tentang Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 1 angka 1 dinyatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja, yang selanjutnya disingkat Satpol PP,