• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang hendak dicapai adalah :

1. Secara akademis, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan kemampuan berfikir ilmiah, sistematis, dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang diperoleh dari program Ilmu Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Secara teoritis, dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan Ilmu Administrasi Publik terutama konsep atau teori yang berkaitan dengan efektivitas penyelenggaraan suatu program atau kebijakan publik.

3. Secara praktis, diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan kapasitas aparatur dalam pembangunan nasional, khususnya dalam menertibkan penyelenggaraan reklame.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan organisasi

2.1.1 Definisi dukungan organisasi

Rhoades dan Eisenberger (2002:698) menyatakan bahwa dukungan organisasi adalah :

dukungan organisasi sebagai sebuah keyakinan global yang dibentuk oleh tiap karyawan mengenai penilaian mereka terhadap kebijakan dan prosedur organisasi, mereka juga mengemukakan bahwa dukungan organisasi mengacu pada persepsi karyawan mengenai sejauh mana organisasi menilai kontribusi, memberi dukungan, dan peduli pada kesejahteraan mereka. Jika karyawan menganggap bahwa dukungan organisasi yang diterimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan menyatukan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam identitas diri mereka dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi tersebut. Dengan menyatunya keanggotaan dalam organisasi dengan identitas karyawan, maka karyawan tersebut merasa menjadi bagian dari organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk berkontribusi dan memberikan kinerja terbaiknya pada organisasi.

Sejalan dengan hal tersebut, Payaman (2005:15) mengungkapkan lebih luas tentang dukungan organisasi, yaitu : kinerja setiap orang tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyediaan sarana dan prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja, serta kondisi dan syarat kerja. Dapat disimpulkan bahwa dukungan organisasi sangat penting bagi perilaku pegawai, dukungan organisasi dapat mengembangkan suasana yang nyaman bagi pegawainya. Tindakan ini akan menumbuhkan tingkat kepercayaan dari pegawai atas perlakuan yang diberikan organisasi terhadap kontribusi mereka dan perhatian organisasi pada kehidupan mereka, adapun tingkat dalam kepercayaan pegawai terhadap dukungan organisasi ini

akan dipengaruhi oleh evaluasi mereka atas pengalaman dan pengamatan tentang cara organisasi memperlakukan pegawainya. Dukungan organisasi adalah bagaimana organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka.

2.1.2 Pengukuran dukungan organisasi

Dukungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja, apabila dukungan organisasi ditingkatkan maka kinerja pegawai juga akan mengalami peningkatan, menurut Payaman (2005:15) ada 4 bentuk dukungan organisasi terhadap kinerja individu yaitu :

1. Pengorganisasian

Pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut. Setiap orang perlu memiliki dan memahami uraian jabatan dan tugas yang jelas serta prosedur melakukan pekerjaan tersebut.

2. Peralatan kerja

Penyediaan sarana dan alat kerja langsung mempengaruhi kinerja setiap orang.

Penggunaan peralatan dan teknologi bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja.

3. Kondisi kerja

Kondisi kerja mencakup kenyamanan lingkungan kerja, aspek keselamatan dan kesehatan kerja termasuk ketersediaan alat-alat pelindung.

4. Syarat-syarat kerja

Syarat-syarat kerja mencakup ketentuan kerja, sistem pengupahan dan jaminan sosial, serta keamanan dan keharmonisan hubungan industrial. Hal-hal tersebut mempengaruhi kenyamanan untuk melakukan tugas yang lebih lanjut mempengaruhi kinerja setiap individu. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pekerja serta kewenangan dan kewajiban pengusaha akan memberikan kepastian bagi pekerja untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan penuh tanggung jawab. Pemberian kompensasi yang adil dan layak melalui sistem pengupahan akan mendorong setiap pekerja meningkatkan kinerjanya.

Perlindungan hak-hak pekerja akan menumbuhkan rasa dihargai dan diperlakukan secara manusiawi dan wajar. Dalam hubungan industrial yang aman dan harmonis, kinerja pekerja tidak perlu terganggu oleh demonstrasi dan permogokan.

Adanya tolak ukur dukungan organisasi ini menjadi maksud untuk melihat bagaimana pandangan pegawai terhadap organisasi dan bagaimana mereka menyimpulkan sejauh mana organisasi menghargai kontribusi dan kepeduliannya terhadap kesejahteraannya. Dan dapat disimpulkan bahwa adanya tolak ukur dukungan organisasi dari segi pengorganisasian, peralatan kerja, kondisi kerja dan syarat kerja bertujuan untuk meningkatkan harapan para pegawai bahwa organisasi akan menghargai kinerja mereka yang lebih maksimal untuk tujuan organisasi, sejauh mana dukungan tersebut memenuhi kebutuhan mereka sehingga dengan demikian akan mengembangkan ikatan positif antara pegawai yang berpengaruh terhadap tujuan organisasi.

2.2 Kinerja

2.2.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang terdapat dalam perencanaan strategis suatu organisasi. Menurut pendapat Wibowo (2008:7) kinerja berasal dari pengertian performance yaitu sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, maka kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja organisasi merupakan efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok

yang berkenaan melalui usaha-usaha yang sistematik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secera efektif.

Kinerja organisasi juga memiliki hubungan yang erat dengan kinerja individu, Semakin individu bekerja dengan baik, maka kinerja organisasi secara keseluruhan juga akan meningkatkan dampak tujuan yang telah ditetapkan akan tercapai dengan efektif dan efisien, Hal ini sesuai dengan pendapat Sinambela (2012:181) yang menyatakan kinerja organisasi merupakan kumulatif kinerja pegawai, oleh karenanya semakin tinggi kinerja pegawai akan semakin tinggi pula kinerja organisasi.

Mangkunegara (2011 : 75) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil secara kuantitas dan kualitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Dari beberapa pengertian kinerja yang sudah di jelaskan di atas, dapat dipahami bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

Kinerja pegawai mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai

Menurut Payaman (2005:11), kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat di golongkan dalam 3 kelompok yaitu kompetensi individu orang yang bersangkutan, dukungan organisasi dan dukungan manajemen.

1. Faktor Kompetensi Individu

Kompetensi individu adalah kemampuan dan keterampilan melakukan kerja.

Kompetensi seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dikelompokkan dalam 6 (enam) golongan yaitu :

a Kemampuan dan Keterampilan Kerja.

b Keahlian yang menggambarkan tentang kerja karyawan berdasarkan sejauh mana pengetahuan tentang hal mereka tangani lebih baik daripada orang lain dibidang yang sama

c Kebutuhan yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan pada hal-hal yang menggerakan karyawan pada aktifitas- aktifitas dan menjadi dasar alasan berusaha

d Tanggung jawab yang menggambarkan tentang kinerja karyawan berdasarkan keadaan wajib menanggung terhadap tugas- tugasnya.

e Latar belakang yang menggambarkan tentang kinerja karyawan dilihat dari titik masa lalunya yang memberikan pemahaman kepada pekerjannya apa yang ingin dia lakukan

f Etos kerja yang menggambarkan kinerja karyawan berdasarkan sikap yang muncuk atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem organisasi orientasi nilai budaya terhadap kinerja

2. Faktor Dukungan Organisasi

Kondisi dan syarat kerja setiap seseorang juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk pengorganisasian, penyedian sarana dan prasarana kerja, kenyamanan lingkungan kerja serta kondisi dan syarat kerja.

Pengorganisasian yang dimaksud disini adalah untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap orang tentang sasaran tersebut. Sedangkan penyediaan sarana dan alat kerja langsung mempengarui kinerja setiap orang, penggunaaan peralatan dan teknologi maju sekarang ini bukan saja dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja, akan tetapi juga dipandang untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan kerja

3. Faktor Dukungan Manajemen

Kinerja perusahaan dan kinerja setiap orang juga sangat tergantung pada kemampuan manajerial para manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja, pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan pelatihan, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan mobilisasi seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal.

Kinerja adalah sebagai hasil dari proses kerja yang sudah dilewati dan menjadi gambaran bagaimana proses kerja yang dilakukan, bila proses kerja sesuai standar atau aturan kerja yang sudah dilakukan maka kinerja atau hasil kerja akan sesuai target.

Kinerja yang tidak sesuai dengan target dapat menjadi sebuah indikator bahwa ada kekacauan atau penyimpangan dalam sebuah proses kerja.

Kinerja setiap pegawai juga berbeda beda, hal ini disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai tersebut, berdasarkan ketiga faktor di atas memang sangat mempengaruhi kinerja pegawai, dari faktor kompetensi individu dimana adanya pengaruh daya saing terhadap individu tersebut di dalam bekerja, dukungan organisasi yang tidak lain adalah dorongan organisasi untuk meningkatkan kinerja pegawainya, dan dukungan manajemen dimana pengaruh sistem manajemen memberikan dampak terhadap tingkat kinerja para pegawai, karena apabila salah satu faktor tidak sejalan maka faktor yang lain pun bisa terpengaruh tidak baik karena kinerja hasil kerja dari segi kualitas maupun kuantitas yang berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

2.2.3 Pengukuran kinerja pegawai

Untuk melihat ketercapain tujuan yang telah ditetapkan pada program di organisasi dengan mengukur kinerja dari keseluruhan pegawai/individu. Pengukuran kinerja dikatakan penting mengingat melalui pengukuran kinerja dapat diketahui seberapa tepat pegawai telah menjalankan fungsinya. Ketepatan pegawai dalam

menjalankan fungsinya akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan.

Hasil pengukuran kinerja pegawai akan memberikan informasi penting dalam proses pengembangan pegawai. Lebih lanjut dinyatakan oleh Junaedi( 2002 : 380-381) Pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa, ataupun proses, Indikator yang digunakan untuk dijadikan sebagai acuan dalam kinerja, adapun dimensi dan indikator dalam penelitian ini mengacu pada indikator yang di kemukakan oleh Mangkunegara (2011:75), yang menjelaskan dimensi dan indikator kinerja yaitu:

a. Dimensi Kualitas yang terdiri dari tiga indikator yaitu : 1. Kemampuan

2. Keterampilan 3. Hasil Kerja

b. Kuantitas kerja yang terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Waktu dalam bekerja

2. Pencapaian target

c. Kerjasama yang terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Jalinan Kerja

2. Kekompakan

d. Tanggung jawab terdiri dari dua indikator yaitu : 1. Hasil Kerja

2. Mengambil keputusan

e. Inisiatif terdiri dari satu indikator yaitu : 1. Kemandirian

Dari pemaparan yang sudah di jelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mencapai keberhasilan organisasi diperlukan tolak ukur yang mendukung terhadap kinerja pegawai. Tolak ukur ini berperan penting dalam penerapan kinerja pegawai apakah akan berlangsung secara maskimal atau masih ada kekurangan dalam

pelaksanaannya, tolak ukur ini juga menjadi salah satu alat untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

2.3 Satuan Polisi Pamong Praja

2.3.1 Pengertian Satuan Polisi Pamong Praja

Pamong Praja berasal dari kata Pamong dan Praja, Pamong artinya pengasuh yang berasal dari kata Among yang juga mempunyai arti sendiri yaitu mengasuh.

Mengasuh anak kecil misalnya itu biasanya dinamakan mengemong anak kecil, sedangkan Praja adalah Pegawai Negeri, Pangreh Praja atau Pegawai Pemerintahan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pamong Praja adalah Pegawai Negeri yang mengurus pemerintahan Negara.

Adapun pengertiannya menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, yaitu Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

Dapat disimpulkan Satpol PP adalah Badan Pemerintah yang bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum atau pegawai Negara yang bertugas menjaga keamanan. Hal ini sejalan dengan pendapat Rustopo, dkk (2009: 58) yang menyatakan bahwa Satpol PP mempunyai tugas membantu Walikota dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah di bidang ketentraman dan ketertiban serta penegakan peraturan daerah. Sehingga peran Satpol PP sebagai aktor implementasi

adalah dalam rangka penegakan peraturan daerah dan mewujudkan ketertiban dan ketentraman

2.3.2 Tugas, Fungsi, dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja

Seperti yang tertulis dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 Tentang Tugas, Fungsi, dan Wewenang Satuan Polisi Pamong Praja, bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) mempunyai tugas :

1. Menegakkan perda dan perkada

2. Menyenggalarakan ketertiban umum dan ketentraman 3. Menyelenggarakan perlindungan masyarakat

Fungsi dari Satuan Polisi Pamong Praja dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 yaitu :

1. Penyusunan program penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat.

2. Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat.

3. Pelaksanaan koordinasi penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat dengan instansi terkait.

4. Pengawasan terhadap masyarakat, aparatur, atau badan hukum atas pelaksanaan Perda dan Perkada.

5. pelaksanaan fungsi lain berdasarkan tugas yang diberikan oleh kepala daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Wewenang dari Polisi Pamong Praja dalam pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 yaitu :

1. Melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.

2. Menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

3. Melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan pelanggaran atas Perda dan/ atau Perkada.

4. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada.

2.3.3 Kewajiban Satuan Polisi Pamong Praja

Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja Dalam melaksanakan tugasnya, pegawai sipil Polisi Satpol PP wajib untuk :

1. Menjunjung tinggi hak asasi manusia.

2. Menaati peraturan perundang-undangan dan kode etik serta nilai agama dan etika.

3. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif.

4. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa.

2.1 Reklame

2.4.1 Definisi Reklame

Menurut Barata (2003:210), reklame adalah kegiatan yang bertujuan memberikan informasi atau memberikan suatu ide, barang atau jasa, dengan maksud untuk menarik perhatian orang-orang terhadap ide, barang atau jasa yang diinformasikan tersebut. Dan definisi reklame yang disebutkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2019 Pasal 1 Ayat 18 menyebutkan bahwa Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa reklame adalah suatu kegiatan dalam menarik kelompok pembeli tertentu, yang dilaksanakan oleh produsen atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang-barang atau jasa.

2.4.2 Fungsi Reklame

Fungsi reklame menurut Winardi (1992:1) antara lain :

1. Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen.

2. Membantu memperbesar produksi hingga meratakan jalan untuk produksi massa.

3. Memperbesar kecepatan perputaran dalam bidang perniagaan eceran dan dengan demikian menurunkan biaya-biaya distribusi per kesatuan produk.

Dapat disimpulkan reklame berfungsi sebagai sarana yang digunakan untuk memperkenalkan suatu produk kepada konsumen dan dapat menarik minat konsumen untuk memiliki, menggunakan atau membeli produk yang ada dalam reklame tersebut, sehingga terbukanya bagi produsen untuk memperluas jaringan produksi massa.

2.4.3 Tujuan Reklame

Menurut Suyanto (2004:5) tujuan reklame digolongkan menurut sasarannya yaitu : 1. Reklame informatif

Dalam hal ini, reklame bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan kepada pasar tentang produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli, dan membangun citra perusahaan.

2. Reklame persuasif

Reklame persuasif bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merk tertentu.

Ini dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merk, mendorong alih merk, mengubah persepsi pembeli tentang produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang, dan membujuk pembeli menerima kunjungan penjualan.

3. Reklame pengingat

Reklame ini sangat penting dalam tahap kedewasaan suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu mengingat akan produk tersebut.

4. Reklame penambah nilai

Reklame ini bertujuan menambah nilai merk pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas, dan penguatan persepsi konsumen.

5. Reklame bantuan aktivitas lain

Reklame ini bertujuan membantu memfasilitasi usaha lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran.

Dari pemaparan di atas reklame merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh para pelaku usaha untuk memperkenalkan barang atau hasil produknya. untuk masyarakat reklame juga dapat menjadi sarana untuk komunikasi untuk tujuan dan kepentingan tertentu.

2.5 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (1995:33), konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian, yaitu:

1. Dukungan organisasi adalah bagaimana perusahaan ataupun organisasi menghargai kontribusi pegawai terhadap kemajuan organisasi dan perhatian organisasi terhadap kehidupan mereka. Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Pengorganisasian

1. Kejelasan uraian tugas 2. Prosedur kerja

b. Peralatan kerja

1. Penyediaan sarana dan peralatan kerja yang lengkap c. Kondisi kerja

1. Ketersediaan alat-alat pelindung

2. Pemahaman menggunakan alat pelindung d. Syarat-syarat kerja

1. Sistem penggajian

2. Jaminan sosial tenaga kerja

3. Perlindungan hak-hak pekerja 4. Hubungan industrial

2. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang yang dicapai dalam bidang pekerjaannya baik secara kualitas maupun kuantitas, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada organisasi. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja pegawai mengarah kepada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Kualitas yang dihasilkan 1. Kemampuan

2. Keterampilan 3. Hasil kerja

b. Kuantitas yang dihasilkan 1. Waktu dalam bekerja 2. Tingkat pencapaian target c. Kerja sama

1. Jalinan kerja sama 2. Kekompakan d. Tanggung jawab

1. Hasil kerja

2. Pengambilan keputusan e. Inisiatif

1. Kemandirian

3. Satuan Polisi Pamong Praja merupakan aparat yang dibentuk oleh Negara dan memiliki tugas untuk menjaga ketertiban dan ketentraman kelangsungan hidup masyarakat, dan memiliki fungsi untuk membuat peraturan dalam menjaga ketertiban, Satuan Polisi Pamong Praja juga yang akan menjalankan dan mengawasi pelaksanaan dari program yang sudah dibuat. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.

4. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang, atau badan, yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan dinikmati oleh umum.

2.6 .Kerangka berpikir

Ketika pegawai merasakan adanya dukungan organisasi yang sesuai dengan norma, keinginan dan harapan pegawai maka akan terbentuk sebuah komitmen untuk memenuhi kewajibannya terhadap organisasi dan tidak akan meninggalkan organisasi

karena pegawai telah memiliki ikatan emosional pada organisasi.Dukungan organisasi menunjuk pada suatu keyakinan umum bahwa nilai-nilai organisasi berkontribusi dan peduli pada kesejahteraan karyawan.

Semakin tinggi dukungan organisasi maka pegawai sebagai bagian dari organisasi akan merasa bertanggung jawab untuk kemajuan organisasi. Dukungan organisasi akan meningkatkan kinerja pegawai kepada hasil yang lebih baik. Karena melalui dukungan organisasi, pegawai akan merasa lebih terikat dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan dari organisasi. Dukungan organisiasi meningkatkan kepercayaan pegawai, karena pegawai percaya organisasi tempatnya bekerja memperhatikan kesejahteraannya sehingga pegawai berusaha untuk memenuhi kewajibannya yang menjadi tanggung jawabnya.

Dukungan organisasi menciptakan interaksi sosial antara pegawai dan organisasi, maka kinerja pegawai akan lebih meningkat dan pegawai akan semakin optimal dalam melakukan pekerjaannya. Pegawai akan lebih memaksimalkan kemampuan untuk melebihi target tugas yang sudah diberikan, dampak yang dihasilkan dari hubungan antara dukungan organisasi terhadap kinerja pegawai tentunya akan lebih memberikan keuntungan organisasi dalam pencapaian prestasi dan tujuan organisasi.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya (Suharsimi,2009:55). Berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan

Hipotesis adalah alternatif dugaan jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitiannya (Suharsimi,2009:55). Berdasarkan teori-teori dan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas maka dapat dirumuskan

Dokumen terkait