• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Pengertian Kinerja Guru

Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Usman (2011;6), menyatakan bahwa guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan, walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Hal ini dikarenakan, guru memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak mudah.

46 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 menjelaskan bahwa kedudukan guru sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Melihat posisi guru yang penting dalam sistem pendidikan nasional, tentu saja kinerja guru menjadi salah satu tolak ukur dalam menentukan baik tidaknya seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nsional Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya tanggal 1 Desember 2010, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kinerja guru adalah hasil penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya.

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Dengan kata lain, hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan (Asf & Mustofa, 2013:6). (Fahmy,

47 2013:37), menyatakan bahwa kinerja guru adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan organisasi kelompok dalam suatu unit kerja.

Kinerja Guru merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris, yaitu dari kata performance. Banyak pakar atau peneliti memberi pengertan yang berbeda mengenai kinerja guru. Barnawi dan Mohammad Arifin (2012:14) menyatakan kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan. Jamil Suprihatiningrum (2013:45) juga menambahkan bahwa kinerja disebut juga unjuk kerja, kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan kerjanya menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

Menurut Pianda (2018:11) kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa indonesia dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari bahasa asing adalah prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Kinerja dalam suatu organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.Para atasan atau manajer sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.Terlalu sering manajer tidak mengetahui betapa buruknya kinerja yang telah merosot sehingga

48 perusahaan/organisasi menghadapi krisis yang serius.Kesan-kesan buruk organisasi yang mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-tanda peringatan kinerja yang merosot.

Sedangkan menurut Rismawati dan Mattalata (2018:2) kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu perusahaan atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Dan menurut Sulaksono (2015:91) kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan perilaku nyata yang merupakan hasil atau tingkat kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya berdasarkan kriteria tertentu atau bisa dikatakan bahwa kinerja guru merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari hasil belajar serta keinginan untuk berprestasi.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

Dalam sebuah organisasi sekolah/madrasah setiap guru memiliki karakter dan kinerja yang berbeda-beda, untuk itu kepala sekolah

49 harus dapat memahami setiap perbedaan-perbedaan tersebut dan mengupayakan agar kinerja guru dapat maksimal. Menurut Malthis &

Jackson (2006), ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu faktor kemampuan yang berkaitan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh seseorang. Faktor usaha yang dilakukan seseorang dikontribusi oleh masalah sumber daya manusia, seperti motivasi, insentif, dan rancangan pekerjaan. Selanjutnya faktor dukungan organisasi meliputi pelatihan, peralatan yang disediakan, mengetahui tingkat harapan, dan keadaan tim yang produktif. Kinerja individu akan berjalan dengan lancar apabila ketiga komponen tersebut dimiliki oleh seseorang, namun apabila salah satu di antaranya ada yang hilang maka kinerja tidak akan berjalan dengan baik (Asf &

Mustofa, 2013:159-160).

Timple dalam Mangkunegara (2010 ; 15), menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja terdiri dari faktor internal dan eksternal. Mangkunegara (2010; 15), juga menjelaskan bahwa faktor internal terdiri (disposisional), yaitu faktor yang berhubungan dengan sifat – sifat seseorang, misalnya: (1) Kemampuan tinggi, (2) Tipe pekerja keras, (3) Kemampuan rendah. Sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan, misalnya: (1) Perilaku, sikap dan tindakan rekan kerja, bawahan atau atasan, (2) fasilitas kerja dan, (3) iklim organisasi.

50 Sedangkan menurut Barnawi dan Arifin (2012;43), menyatakan bahwa baik faktor internal maupun eksternal sama – sama membawa dampak terhadap kinerja guru. Dijelaskan lebih lanjut oleh Barnawi dan Arifin (2012;43 ), bahwa yang dimaksud faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri guru, contohnya: kemampuan, keterampilan, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengalaman lapangan, dan latar belakang keluarga, sedangkan faktor eksternal meliputi faktor yang datang dari luar guru, contohnya: gaji, sarana prasarana, lingkungan kerja fisik, kepemimpinan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut Sarinah dan Mardalena dalam buku Mathis dan Jackson (2001:82) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja yaitu :

1) kemampuan mereka 2) motivasi

3) dukungan yang diterima

4) keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan 5) hubungan mereka dengan organisasi

Menurut Imron (2018:7) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu dalam organisasi terdiri dari tiga faktor. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1) Faktor internal individu. Faktor ini meliputi : kemampuan dan

keterampilan, mental, fisik, latar belakang keluarga, tingkat sosial pengalaman, demografi, umur dan asal usul.

2) Faktor organisasi. Faktor ini meliputi : sumber daya, kepemimpinan, gaji, struktur, desain pekerjaan, fasilitas penunjang.

3) Faktor psikologis. Faktor ini meliputi : spiritualitas, persepsi, sikap, kepribadian dalam pekerjaan (perilaku

51 kewargaorganisasian, modal psikologis, motivasi, kecerdasan emosi dan komitmen).

Supardi (2013:52) menyimpulkan bahwa terdapat faktor dari dalam dan dari luar yang dapat mempengaruhi kinerja guru. Faktor dari dalam berupa faktor individu dan faktor psikologis, seperti sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik, minat motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pendidikan dan lainnya.

Kemudian faktor dari luar berupa faktor situasional dan faktor karakteristik pekerjaan. Rachmawati dan Daryanto (2013:19-44) menyatakan bahwa “ faktor-faktor yang memepengaruhi kimerja guru antara lain kepribadian dan dedikasi, pengembangan profesi, kemampuan mengajar, antar hubungan dan komunikasi, hubungan dengan masyarakat, kedisiplinan, kesejahteraan, dan iklim kerja.

Uraian selengkapnya sebagai berikut : 1) Kepribadian dan Dedikasi

Kepribadian adalah suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan mempengaruhi interaksi antara guru dan siswa. Oleh karena itu, kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat guru. Guru yang memiliki kepribadian yang baik dapat membangkitkan kemauan untuk giat memajukan profesinya dan meningkatkan dedikasi dalam melakukan pekerjaan mendidik.

2) Pengembangan Profesi

52 Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan terhadap profesi guru sehingga guru tidak akan mengalami ketinggalan dalam perkembangan ilmu dan teknologi.

Pengembangan profesionalisme guru menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru terpenuhi akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Semakin sering profesi guru dikembangkan melalui berbagai kegiatan maka semakin mendekatkan guru pada pencapaian predikat guru yang profesional dalam menjalankan tugasnya sehingga harapan kinerja guru yang lebih baik akan tercapai.

3) Kemampuan Mengajar

Kemampuan mengajar guru sebenarnya merupakan pencerminan penguasaan guru atas kompetensinya. Kemampuan mengajar guru yang sesuai dengan tuntutan standar tugas yang diemban memberikan efek positif bagi hasil yang ingin dicapai seperti perubahan hasil akademik siswa, sikap siswa, keterampilan siswa, dan perubahan pola kerja guru yang makin meningkat, sebaliknya jika kemampuan mengajar yang dimiliki guru sangat

53 sedikit akan berakibat bukan saja menurunkan prestasi belajar siswa tetapi juga menurunkan tingkat kinerja guru itu sendiri.

4) Antara Hubungan dan Komunikasi

Guru dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan hubungan dan komunikasi baik antara guru dengan Kepala sekolah, guru dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan personalia lainnya di sekolah. Kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik. Ini berarti bahwa pembinaan hubungan dan komunikasi yang baik di antara komponen dalam sekolah menjadi suatu keharusan dalam menunjang peningkatan kinerja

5) Hubungan dengan Masyarakat

Terjalinnya hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat membuka peluang adanya saling koordinasi dan pengawasan dalam proses belajar mengajar di sekolah dan keterlibatan bersama memajukan siswa. Setiap aktivitas guru dapat diketahui oleh masyarakat sehingga guru akan berupaya menampilkan kinerja yang lebih baik.

54 6) Kedisiplinan

Kedisiplinan sangat perlu dalam menjalankan tugas dan kewajiban guru. Disiplin yang tinggi akan mampu membangun kinerja yang profesional sebab pemahaman disiplin yang baik oleh guru mampu mencermati aturan-aturan dan langkah strategis dalam melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian kedisiplinan seorang guru menjadi tuntutan yang sangat penting untuk dimiliki dalam upaya menunjang dan meningkatkan kinerja dan di sisi lain akan memberikan tauladan bagi siswa bahwa disiplin sangat penting.

7) Kesejahteraan

Untuk memaksimalkan kinerja guru langkah strategis yang dilakukan pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak sesuai volume kerja guru, selain itu memberikan intensif pendukung sebagai jaminan bagi pemenuhan kebutuhan hidup guru dan keluarganya. Program peningkatan mutu pendidikan apapun yang akan diterapkan pemerintah, jika kesejahteraan guru masih rendah maka besar kemungkinan program tersebut tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

8) Iklim Kerja

Iklim sekolah memegang peran penting sebab iklim itu menunjukkan suasana kehidupan pergaulan di sekolah tersebut.

Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor

55 pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan guru yang lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen itu harus menciptakan hubungan dengan siswa sehingga tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai.

Terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat guru berpikir dengan tenang dan terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang dilaksanakan.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kinerja guru meliputi : 1) kemampuan, 2) ketrampilan, 3) kepribadian, 4) persepsi, 5) motivasi, 6) pengalaman, 7) latar belakang keluarga. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja guru terdiri dari : 1) gaji, 2) sarana dan prasarana, 3) lingkungan kerja fisik, 4) kepemimpinan, 5) situasional, 6) karakteristik pekerjaan.

Berdasarkan kesimpulan tersebut faktor-faktor yang memepengaruhi kinerja guru perlu diperhatikan dengan harapan akan tercipta kinerja guru yang optimal.

56 c. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja merupakan sebuah tolok ukur sejauh mana kinerja yang dilakukan karyawan. Menurut Griffin (2002: 429)

“penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu penilaian formal mengenai seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka”.

Menurut Susanto (2017:53) “penilaian kinerja pegawai merupakan suatu proses menilai hasil karya karyawan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja pegawai dengan membandingkan dengan standar baku”. Melalui penilai tersebut maka dapat diketahui apakah pekerjaan sudah sesuai atau belum dengan uraian pekerjaan yang telah disusun sebelumnya, dengan kata lain kinerja merupakan hasil kerja kongkret yang dapat diamati dan diukur.

Dan menurut Noermijati (2013:46) “penilaian kinerja merupakan suatu cara untuk menilai pegawai sesuai dengan aktivitas dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya”.

Dengan kata lain merupakan proses untuk menilai prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugas dalam bidang kerja masing-masing.

Dapat disimpulkan dari uraian diatas, penilaian kinerja merupakan suatu proses penilaian kerja nyata karyawan dengan formal dengan membandingkan dengan standar baku perusahaan.

57 Dengan kata lain penilaian kinerja merupakan proses untuk menilai prestasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

Penilaian kinerja seorang guru merupakan bagian penting dari seluruh proses kinerja guru yang bersangkutan. Menurut Susanto dalam Martinis Yamin dan Maisah (2010: 117-125) beberapa sumber penilaian tenaga kependidikan adalah:

1) penilaian atas diri sendiri;

2) penilaian oleh siswa;

3) penilaian oleh rekan sejawat; dan 4) penilaian oleh atasan langsung.

Pada hakikatnya, Penilaian Kinerja Guru (PKG) menurut Mulyasa (2013; 90) adalah untuk meningkatkan kinerja guru melalui pembinaan dan pengawasan yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan. Pembinaan dan pengawasan tersebut dapat dilakukan oleh sesama guru, kepala sekolah, dan pengawas sehingga diperoleh guru profesional sebagai basis peningkatan kualitas pendidikan.

Penilaian Kinerja ini memberikan jaminan bahwa guru dapat bekerja atau melaksanakan pekerjaannya secara profesional dan mampu memberikan layanan yang berkualitas terhadap siswanya. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa setiap guru adalah seorang profesional dibidangnya dan sebagai penghargaan atas prestasi kerjanya, Penilaian Kinerja harus dilakukan terhadap guru pada setiap satuan pendidikan.

Dalam perspektif Islam makna kinerja memiliki arti

58 kesungguhan dan kemauan dalam melaksanakan tugas, beberapa surah dan ayat dalam Al-Qur’an yang dapat menjadi dasar dalam melakukan kinerjanya adalah dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 105 :

ِلُق َو ٱ ى َرَيَسَف ْاوُلَم ع َع ُ هللَّ ٱ

مُكَلَم ُهُلوُس َر َو َوٱ ۥ

ؤُم ل

Dokumen terkait