• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.3.5. Koefisien Determinasi Berganda (R 2 )

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana variabel-variabel bebas mampu menjelaskan variabel-variabel terikat. Dari analisa perhitungan komputer diperoleh hasil koefisien korelasi berganda (R) = 0,850 atau sebesar 85% yang menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Earning Per Share (X1), Return On Asset (X2), Return On Equity (X3), dan Net Profit Margin (X4) dengan harga saham (Y) adalah cukup kuat. Koefisien determinasi (R2) = 0,723 berarti variabel harga saham (Y) dipengaruhi oleh variabel Independent Earning Per Share (X1), Return On Asset (X2), Return On Equity (X3), dan Net Profit Margin (X4) sebesar 72,30%. Sedangkan sisanya sebesar 27,70% dipengaruhi oleh variabel lain selain Variabel Independent Earning Per Share (X1), Return On Asset (X2), Return On Equity (X3), dan Net Profit Margin (X4) yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Hasil R2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .850a .723 .690 635.94235 2.017

a. Predictors: (Constant), NPM, EPS, ROE, ROA b. Dependent Variable: HRGA_SAHAM

Sumber : Hasil Olah Data (lampiran)

 

1.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang diperoleh setelah melakukan pengujian menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap harga saham, ditunjukkan bahwa thit sebesar 8,998 dengan tingkat signifikan 0,000, hal ini dapat diartikan apabila EPS mengalami peningkatan maka harga saham akan naik, dan begitu pula sebaliknya. Kondisi tersebut dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga dapat menarik investor untuk membeli saham. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu oleh Indah Nurmalasari (2009) bahwa earning per share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan dan hubungan positif.

Hal ini dapat diartikan bahwa earning per share (EPS) yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan Wholesale and Retail Trade yang tercacat di bursa efek Indonesia.

Hal ini sesuai dengan pendapat Jogiyanto (2000:49) yang menyatakan bahwa EPS merupakan rasio dari laba bersih terhadap jumlah jumlah lembar saham biasa yang beredar. hal ini berarti pendapatan perlembar saham memberi ukuran tingkat hasil pengembalian investasi tersebut ada dua yaitu berupa deviden dan capital gain. Laba biasanya menjadi dasar penentu pembayaran deviden dan kenaikan nilai saham

dimasa datang. Oleh karena itu apabila Earning Per Share perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Dharmastuti : 2004), hal tersebut mengidentifikasikan bahwa adanya pengaruh yang positif antara EPS dengan harga saham.

1.4.2. Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA tidak mempunyai pengaruh siginifikan dan negative terhadap harga saham, ditunjukkan bahwa thit sebesar -0,659 dengan tingkat signifikan sebesar 0,515, artinya rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk mempertimbangkan para investor untuk membeli saham pada perusahaan. Karena rasio ini adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva, dengan kata lain semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktifitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih (Lestari dan Sugiharto, 2007:196).

Penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian Noer Sasongko (2006), yang menunjukkan bahwa harga saham tidak dipengaruhi oleh Return On Asset. Hal ini berarti dari total asset yang ada tidak dapat mempengaruhi perubahan harga saham. Dengan jumlah asset yang tinggi maka mengakibatkan banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana yang dapat menghasilkan keuntungan. Dalam hal ini Sebagian investor akan melakukan pembelian saham dan menanamkan saham dalam suatu perusahaan dikarenakan

investor tersebut telah mengetahui kondisi perusahaan yang baik dan kemungkinan kecil akan mengalami kerugian, hal inilah yang dapat mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham dalam perusahaan tersebut, sehingga bagaimana tingginya nilai ROA yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham, tetapi hal itu tidak dapat digunakan untuk menentukan nilai perusahaan.

1.4.3. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROE tidak mempunyai pengaruh siginifikan dan negative terhadap harga saham, ditunjukkan bahwa thit sebesar -0,661 dengan tingkat signifikan sebesar 0,513, artinya rasio tersebut tidak mampu digunakan untuk mempertimbangkan para investor untuk membeli saham pada perusahaan. Karena rasio ini digunakan ukntuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Angka tersebut menunjukan menunjukan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi para pemegang saham (Harahap, 2007:156).

Penelitian ini sesuai dengan dengan penelitian Noer Sasongko (2006), yang menunjukkan bahwa harga saham tidak dipengaruhi oleh Return On Equity. Hal ini berarti dari total modal yang ada tidak dapat mempengaruhi perubahan harga sahm. Dengan jumlah equity yang tinggi maka mengakibatkan banyak dana yang kurang produktif sehingga perlu adanya pengalokasian dana yang dapat

menghasilkan keuntungan, seperti memperluas lahan usaha dan menambah peralatan pabrik.

Sebagian investor akan melakukan pembelian saham dan menanamkan saham dalam suatu perusahaan dikarenakan investor tersebut telah mengetahui dan mempelajari kondisi perusahaan itu dalam arti perusahaan dalam kondisi stabil dan kemungkinan kecil akan bangkrut, perilaku investor inilah yang dapat menyebabkan dan mempengaruhi kenaikan dan penurunan harga saham dalam perusahaan tersebut, sehingga bagaimana tingginya nilai ROE yang merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham,tetapi tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan pada naik turunnya harga saham pada suatu perusahaan.

1.4.4. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Net Profit Magin mempunyai pengaruh tidak signifikan dan positif terhadap harga saham, ditunjukkan bahwa thit sebesar 0,266 dengan tingkat signifikan sebesar 0,792.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Ina Rinati (2009) yang menyebutkan bahwa Net Profit Margin (NPM) tidak mempunyai pengaruh terhadap harga saham, Hasil NPM ini memilki pengaruh yang rendah terhadap harga saham sehingga kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba juga rendah. Keputusan yang harus diambil oleh pemilik

perusahaan yaitu pemilik perusahaan harus meningkatkan penjualan agar menghasilkan laba yang tinggi karena semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB V