BAB IV METODE PENELITIAN
4.8. Model Pengujian Hipotesis
4.8.4. Koefisien Determinasi (R 2 )
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai antara nol dan satu nilai koefisien determinasi (R2) berada diantara nol dan satu (0 ≤ R2 ≤ 1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen, jika nilai R2 semakin kecil atau mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti
meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen berbeda dengan nilai Adjusted R2 ketika melakukan evaluasi mana model regresi terbaik. Nilai Adjusted R2 memiliki fluaktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada model. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 karena apabila ditambahkan satu variabel independen ke dalam model nilai Adjusted R2dapat naik atau turun (Ghozali, 2016).
Berikut kriteria interpretasi nilai Adjusted R2 (Basri, 2011):
1. Jika nilai Adjusted R2 ≤ 0,10, buruk ketepatannya.
2. Jika nilai 0,11 ≤ nilai Adjusted R2 ≤ 0,30, rendah ketepatannya.
3. Jika nilai 0,31 ≤ nilai Adjusted R2 ≤ 0,50, cukup ketepatannya.
4. Jika nilai Adjusted R2> 0,50, tinggi ketepatannya.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Statistik Deskriptif
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pejabat dan pegawai SKPD yang membidangi pelayanan publik baik terlibat dalam pengelolaan keuangan maupun non keuangan daerah di Pemerintah Kabupaten Langkat. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kinerja pemerintah daerah. Sedangkan variabel independen yaitu akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness. Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 104 (seratus empat) orang yaitu pejabat dan pegawai SKPD dari 52 (lima puluh dua) SKPD yang ada di Pemerintah Kabupaten Langkat.
Pada tabel 5.1 dibawah ini menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan standar deviasi dari setiap variabel pada penelitian ini.
Tabel 5.1. Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
akuntabilitas 104 3.38 5.00 4.0322 .33155
transparansi 104 3.00 5.00 3.8683 .36269
responsiveness 104 3.25 5.00 4.0126 .33332
rule of law 104 3.00 5.00 3.9913 .33334
efficiency and effectiveness 104 3.00 5.00 4.0048 .36307 Kinerja Pemerintah Daerah 104 3.00 5.00 4.0463 .38977 Valid N (listwise) 104
Berdasarkan hasil tabulasi data pada 104 kuesioner yang telah dikumpulkan, maka dapat dijelaskan jawaban responden terhadap pernyataan yang terdapat pada kuesioner penelitian. Pada variabel akuntabilitas nilai rata-rata 4,032 menunjukkan responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 4,00
dengan kategori setuju, jawaban responden terendah 3,38 mendekati nilai 3,00 dengan kategori netral dan jawaban tertinggi 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,331 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Pada variabel transparansi nilai rata-rata 3,868 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 4,00 dengan kategori setuju, jawaban responden terendah 3,00 dengan kategori netral dan jawaban tertinggi nilai 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,362 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Hal ini berarti bahwa responden telah memiliki akuntabilitas dan transparansi yang cukup baik dalam melaksanakan kinerja pemerintah daerah.
Pada variabel responsiveness nilai rata-rata 4,012 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 4,00 dengan kategori setuju, jawaban responden terendah 3,25 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 3,00 dengan kategori netral dan jawaban tertinggi 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,333 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Pada variabel rule of law nilai rata-rata 3,991 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban nilai 4,00 dengan kategori setuju, jawaban responden terendah nilai 3,00 mendekati dengan kategori netral dan jawaban tertinggi nilai 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,333 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Hal ini berarti bahwa responden telah memiliki responsiveness dan rule of law yang cukup baik dalam melaksanakan kinerja pemerintah daerah.
Pada variabel efficiency and effectiveness, nilai rata-rata 4,004 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 4,00
dengan kategori setuju, jawaban responden terendah 3,00 dengan kategori netral dan jawaban tertinggi 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,363 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Hal ini berarti bahwa responden telah memiliki efficiency and effectiveness yang cukup baik dalam melaksanakan kinerja pemerintah daerah.
Pada variabel kinerja pemerintah daerah nilai rata-rata 4,046 menunjukkan bahwa responden cenderung memilih jawaban mendekati nilai 4,00 dengan kategori setuju, jawaban responden terendah 3,00 dengan kategori netral dan jawaban tertinggi 5,00 dengan kategori sangat setuju dengan nilai standar deviasi 0,389 tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean. Hal ini berarti bahwa responden telah memiliki kinerja pemerintah daerah yang cukup baik dalam melaksanakan kinerja pemerintah daerah.
Pada kolom standar deviasi dari masing – masing variabel bernilai antara 0,331 – 0,389 berarti semakin besar nilai standar deviasi maka data sampel semakin bervariasi dari nilai rata-ratanya. Jika nilai standar deviasi dari variabel penelitian tidak melebihi 2 (dua) kali nilai mean maka sebaran data dapat dikatakan baik.(Widanaputra, 2007).
5.2. Deskripsi Data Penelitian 5.2.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Langkat dengan menyebarkan kuesioner kepada 104 (seratus empat) orang responden dengan rincian seluruh kuesioner yang disebarkan kembali, sehingga seluruh
kuesioner dijadikan sampel dalam penelitian ini. Adapun distribusi pengembalian kuesioner sebagai berikut :
Tabel 5.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang dikirim 104 100%
Ditunggu 14 hari kemudian 104 100%
Kuesioner tidak kembali 0 0%
Kuesioner cacat/rusak 0 0%
Kuesiner yang baik dan layak dapat diuji 104 100%
5.2.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, pendidikan akhir, pangkat/golongan, masa bekerja dan diklat.
Tabel 5.3 Karakteristik Responden
Nomor Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
I Jenis Kelamin
5 Sangat Sering 3 2,88
Berdasarkan tabel 5.3, jumlah jenis kelamin responden dalam penelitian didominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki, hal ini dapat dilihat bahwa hanya 39 orang atau 37,50 % dari responden yang berjenis kelamin perempuan, dan sebanyak 65 orang atau 62,50 % yang berjenis kelamin laki-laki.
Untuk tingkat pendidikan jumlah responden dalam penelitian didominasi oleh responden yang memiliki pendidikan relatif tinggi yaitu tingkat pendidikan S1, hal ini dapat dilihat bahwa hanya 7 orang atau 6,73 % dari responden yang memiliki tingkat pendidikan S2, sebanyak 67 orang atau 64,42 % memiliki tingkat pendidikan S1, sebanyak 7 orang atau 6,73 % memiliki tingkat pendidikan D3, dan 23 orang atau 22,12 % memiliki tingkat pendidikan SMA.
Berdasarkan golongan responden didominasi oleh golongan III. Dari jumlah 104 responden sebanyak 70 orang atau 67,31% memiliki golongan III, sebanyak 9 orang atau 8,65 % memiliki golongan IV dan sisanya sebanyak 25 orang atau 24,04 % memiliki golongan II.
Berdasarkan lama bekerja responden didominasi oleh responden yang memiliki masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 36 orang atau 34,62 % dan lama bekerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 2,88 %. Lama bekerja 11-15 tahun sebanyak 29 orang atau 27,88 % dan lama bekerja 16-20 tahun sebanyak 13 orang atau 12,50 % sedangkan lama bekerja diatas 20 tahun sebanyak 23 orang atau 22,12 %. Berdasarkan kursus/diklat/bimtek akuntansi pemerintahan yang telah diikuti responden didominasi oleh responden yang „minim sekali‟ mengikuti kursus/diklat/bimtek sebanyak 37 orang atau 35,58 %. responden yang „tidak
pernah‟ mengikuti kursus/diklat/bimtek sebanyak 29 orang atau 27,88 %.
Responden yang „pernah‟ mengikuti kursus/diklat/bimtek sebanyak 23 orang atau 22,12 %. Responden yang „sering‟ mengikuti kursus/diklat/bimtek sebanyak 12 orang atau 11,54%. Sedangkan responden yang „sangat sering‟ mengikuti kursus/diklat/bimtek sebanyak 3 orang atau 2,88 %.
5.3. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang terdapat pada kuesioner penelitian. Uji kualitas data dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas kepada 30 (tiga puluh) responden mahasiswa/i Pascasarjana Star BPKP yang juga merupakan ASN (Aparatur Sipil Negara).
5.3.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji sah atau valid tidaknya item pernyataan pada variabel nilai kinerja pemerintah daerah, akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness. Item pernyataan akan terbukti valid jika nilai dari rhitung > rtabel. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation, sedangkan nilai rtabel dari degree of freedom (df) = n-2, maka nilai degree of freedom (df) adalah 28 dan tingkat kepercayaan (α) sebesar 0,05 diperoleh sebesar 0,361.
Tabel 5.4 Uji Validitas
Variabel r hitung r tabel Keterangan
I. Kinerja pemerintah daerah
Butir Pernyataan 1 0,413 0,361 Valid
Butir Pernyataan 2 0,611 0,361 Valid
Butir Pernyataan 3 0,525 0,361 Valid
Butir Pernyataan 4 0,513 0,361 Valid
Butir Pernyataan 5 0,561 0,361 Valid
Butir Pernyataan 6 0,537 0,361 Valid
Butir Pernyataan 7 0,590 0,361 Valid
Butir Pernyataan 8 0,433 0,361 Valid
Butir Pernyataan 1 0,417 0,361 Valid
VI. Efficiency and effectiveness
Butir Pernyataan 1 0,570 0,361 Valid
Pada tabel 5.4 hasil uji validitas terhadap variabel kinerja pemerintah daerah, akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness Hasil pengujian menunjukkan nilai rhitung pada tiap item pernyataan
memiliki nilai lebih besar dari nilai rtabel. Maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan item pernyataan untuk semua variabel bernilai valid.
5.3.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian yang digunakan reliabel atau andal. Pengujian terhadap variabel penelitian dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,70.
Tabel 5.5 Reliability Statistics
Variabel Cronbach Alpha Batas
Reliabilitas Keterangan
akuntabilitas 0,745 0,70 Reliabel
transparansi 0,828 0,70 Reliabel
responsiveness 0,807 0,70 Reliabel
rule of law 0,818 0,70 Reliabel
efficiency and effectiveness 0,818 0,70 Reliabel
Kinerja Pemerintah Daerah 0,806 0,70 Reliabel
Berdasarkan tabel 5.5 reliability statistics tampak nilai Cronbach Alpha pada setiap variabel penelitian memiliki nilai lebih besar dari 0,70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner penelitian yang digunakan reliabel atau andal.
5.4 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk memenuhi persyaratan statistik pada analisis linear berganda yang berbasis Ordinary Least Squares (OLS).
Pengujian asumsi klasik penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas. Hasil pengujian diharapkan membuktikan variabel-variabel independen berdistribusi normal dan tidak memiliki sifat multikolineritas serta komponen error (ε) tidak memiliki sifat heteroskedastisias dan berdistribusi normal.
5.4.1 Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Ada dua cara yang digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
Gambar 5.1. Grafik Histogram
Gambar 5.1 grafik histogram menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Analisis grafik histogram dikatakan normal atau mendekati normal jika grafik bentuk lonceng (bell shaped) (Ghozali, 2016).
Gambar 5.2 hasil yang sama ditunjukkan pada analisis grafik normal p-p plot menggambarkan berdistribusi normal dan titik-titik menyebar disekitar garis
diagonal dan membentuk garis lurus diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas (Ghozali, 2016).
Gambar 5.2. Grafik Normal P-P Plot
2. Uji Statistik
Tabel 5.6 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 104
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,20540856 Most Extreme Differences Absolute ,075
Positive ,075
Negative -,062
Test Statistic ,075
Asymp. Sig. (2-tailed) ,173c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Uji statistik dilakukan dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Pengujian data menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan melihat tingkat signifikansi sebesar 5%. Dasar
pengambilan keputusan pada uji normalitas yaitu dengan melihat probabilitas asymp.sig (2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 maka data dapat dikatakan berdistribusi normal dan, jika asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Tampak pada Tabel 5.13 di atas, hasil pengujian menunjukkan nilai sig.(2-tailed)> α (0,173 > 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui uji statistik terbukti data residual berdistribusi normal.
5.4.2 Uji multikolonieritas
Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan nilai VIF. Untuk mendeteksi apakah model regresi yang dipakai bebas dari permasalahan multikolonieritas dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF). Jika Variance Inflation Faktor (VIF) > 10 maka artinya terdapat persoalan multikolonieritas diantara variabel bebas dan Jika Variance Inflation Faktor (VIF) < 10 maka artinya tidak terdapat persoalan multikolonieritas diantara variabel bebas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.
Berdasarkan Tabel 5.7 di atas, menunjukkan bahwa variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 dan pada rentang 0,442 – 0,631 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama, semua variabel independen memiliki nilai VIF lebih kecil 10 dan pada rentang 1,584 – 2,264, maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas dalam model (Ghozali, 2016: 105). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
5.4.3 Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual antara suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016). Ada dua cara yang dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya suatu data terjadi heteroskedastisitas yaitu melalui analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
Gambar 5.3 Grafik Scatterplot
Gambar 5.3 di atas, dapat dilihat hasil analisis grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dengan melihat pola gambar scatterplot. Bila titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2016:134).
Grafik scatterplot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan akan semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik scatterplot. Oleh karena itu diperlukan uji statistik untuk lebih dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2016).
2. Uji Statistik (Uji Glejser)
Uji heteroskedastisitas berikutnya dengan melakukan analisis statistik melalui uji Glejser.
Tabel 5.8 Uji Glejser
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ,376 ,190 1,979 ,051
Akuntabilitas ,030 ,051 ,075 ,587 ,559
Transparansi -,081 ,045 -,221 -1,805 ,074
Responsevenes ,001 ,058 ,001 ,009 ,993
Rule Of Law -,076 ,058 -,192 -1,308 ,194
Efficiency And
Effectiveness ,069 ,052 ,188 1,312 ,193
Dependent Variable: ABSRES_1
Tabel 5.8 di atas, diperoleh hasil uji statistik melalui uji Glejser diperoleh nilai signifikansi berada pada rentang 0,074 – 0,993 dan lebih besar dari nilai signifikansi yang disyaratkan (0,05). Sehingga tidak ada satu variabel berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen nilai absolut residual (AbsRes_1). Artinya.
Model regresi memiliki varian residual yang konstanta (homoskedastisitas).
Sebagaimana kesimpulan, berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas, tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi (Ghozali, 2016).
5.5 Pengujian Hipotesis
Hasil pengujian asumsi klasik telah membuktikan variabel-variabel independen tidak memiliki sifat multikolinearitas dan komponen error (ε) tidak memiliki sifat heteroskedastisitas dan berdistribusi normal. Artinya, persyaratan
statistik penggunaan metode analisis regresi linear berganda telah terpenuhi.
Tahap selanjutnya menganalisis hasil pengujian hipotesis.
Hipotesis akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat. Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik F untuk melihat pengaruh simultan dan uji statistik t untuk melihat pengaruh parsial.
5.5.1 Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Tabel 5.9 Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,850a ,722 ,708 ,21058
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Transparansi, Responseveness, Rule of Law, Efficiency And Effectiveness
b. Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Tabel 5.9 di atas, diperoleh nilai R sebesar 0,850 hal ini menunjukkan variabel akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness sebagai variabel independen memiliki hubungan yang sangat kuat sebesar 85% dengan variabel kinerja pemerintah daerah sebagai variabel dependen. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,708 berarti variabel kinerja pemerintah daerah sebagai variabel dependen hanya dapat dijelaskan oleh variabel variabel akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness sebagai variabel independen sebesar 70,8%, sedangkan sisanya sebesar 29,2% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan dalam model. Model regresi tinggi ketepatannya dalam memprediksi variabel dependen karena nilai adjusted R2 0,708 > dari 0,50 (Basri, 2011).
5.5.2 Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness terhadap kualitas laporan keuangan diperoleh hasil:
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
b.Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Transparansi, Responseveness, Rule of Law, Efficiency and Effectiveness.
Berdasarkan Tabel 5.10 di atas, nilai Fhitung 50,973> nilai Ftabel 2,70.
Karena nilai Fhitung> Ftabel dan nilai signifikansi sebesar 0,000 <0,05 (α=0,05)maka H0 ditolak atau H1 diterima. Hal ini berarti semua variabel independen variabel akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (kinerja pemerintah daerah) pada taraf signifikansi α = 0,05.
5.5.3 Uji statistik t
Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness terhadap kinerja pemerintah daerah diperoleh hasil:
Rule of Law ,329 ,094 ,281 3,510 ,001 Efficiency And
Effectiveness ,220 ,084 ,205 2,609 ,011
Dependent Variable: Kinerja Pemerintah Daerah
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.11, kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikasi t pada taraf nyata 5% dan nilai ttabel sebesar 1,661 maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut:
1. Variabel akuntabilitas memiliki nilai thitung sebesar 2,050 lebih besar dari ttabel
1,661, tingkat signifikansi sebesar 0,043 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh positif siginifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
2. Variabel transparansi memiliki nilai thitung sebesar 3,018 lebih besar dari ttabel 1,661, tingkat signifikansi sebesar 0,003 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel transparansi berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah
3. Variabel responseveness memiliki nilait hitung sebesar 2,870 lebih besar dari ttabel
1,661, tingkat signifikansi sebesar 0,005 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel responseveness berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.
4. Variabel Rule of Law memiliki nilait hitung sebesar 3,510 lebih besar dari ttabel
1,661, tingkat signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Rule of Law berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah
5. Variabel efficiency and effectiveness memiliki nilai t hitung sebesar 2,609 lebih besar dari ttabel 1,661, tingkat signifikansi sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel efficiency and effectiveness berpengaruh positif siginifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.
5.5.4 Persamaan Regresi Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan setelah diadakan pengujian asumsi klasik. Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis regresi linier berganda yaitu dengan menguji apakah akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness terhadap kinerja pemerintah daerah
Persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan data yang telah ditransformasikan pada tabel 5.11 menghasilkan persamaan struktural sebagai berikut.
Y = -0,727 + 0,167X1+ 0,217X2 + 0,266X3+0,329 X4+0,220 X5
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel independen yaitu akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness menunjukkan angka positif, hal ini berarti bahwa hubungan antara akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness dengan kinerja pemerintah daerah adalah positif, maka jika semakin tinggi/baik kegiatan akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness maka semakin tinggi/baik kinerja pemerintah daerah. Berdasarkan penggunaan skala likert yang tidak memiliki satuan dan hanya menunjukkan variasi persepsi untuk mengukur setiap variabel penelitian, interpretasi dilakukan hanya dengan melihat arah hubungan bukan
yang sama, jika akuntabilitas, transparansi, responseveness, rule of law serta efficiency and effectiveness semakin baik, kinerja pemerintah daerah akan semakin baik.
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa secara simultan akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Secara parsial, variabel akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.
5.6.1 Pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pemerintah daerah
Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel akuntabilitas sebesar 0,043 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.
sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Auditya & Husaini (2013), Rahayu (2016) akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis Behn (2001) dalam Haryatmoko (2011) menyatakan ada 3 (tiga) hal dicapai melalui akuntabilitas yaitu fairness, menghindarkan penyalahgunaan kekuasaan dan kinerja. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi akuntabel
pengelolaan pemerintahan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
5.6.2 Pengaruh transparansi terhadap kinerja pemerintah daerah
Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel transparansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,217. Hal ini menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah. sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Auditya & Husaini (2013), Riswanto (2016) bahwa transparansi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis menurut Werimon, et al (2007) dalam Auditya (2013) transparansi menyebabkan pengelola pemerintahan akan bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dan pada akhirnya akan mampu menghasilkan kinerja pemerintahan dengan baik dan memihak kepada rakyat. Hal ini membuktikan bahwa semakin transparan pengelolaan pemerintahan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.
5.6.3 Pengaruh responsiveness terhadap kinerja pemerintah daerah
Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel responsiveness sebesar 0,005 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,266. Hal ini menunjukkan bahwa responsiveness berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.
sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris
sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris