• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis menyimpulkan bahwa secara simultan akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah. Secara parsial, variabel akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

5.6.1 Pengaruh akuntabilitas terhadap kinerja pemerintah daerah

Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel akuntabilitas sebesar 0,043 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,167. Hal ini menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.

sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Auditya & Husaini (2013), Rahayu (2016) akuntabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis Behn (2001) dalam Haryatmoko (2011) menyatakan ada 3 (tiga) hal dicapai melalui akuntabilitas yaitu fairness, menghindarkan penyalahgunaan kekuasaan dan kinerja. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi akuntabel

pengelolaan pemerintahan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

5.6.2 Pengaruh transparansi terhadap kinerja pemerintah daerah

Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel transparansi sebesar 0,003 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,217. Hal ini menunjukkan bahwa transparansi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah. sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Auditya & Husaini (2013), Riswanto (2016) bahwa transparansi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis menurut Werimon, et al (2007) dalam Auditya (2013) transparansi menyebabkan pengelola pemerintahan akan bekerja sesuai dengan ketentuan yang ada dan pada akhirnya akan mampu menghasilkan kinerja pemerintahan dengan baik dan memihak kepada rakyat. Hal ini membuktikan bahwa semakin transparan pengelolaan pemerintahan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

5.6.3 Pengaruh responsiveness terhadap kinerja pemerintah daerah

Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel responsiveness sebesar 0,005 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,266. Hal ini menunjukkan bahwa responsiveness berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah.

sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Pratiwi (2013) bahwa penerapan prinsip good coprorate

governance (responsiveness) berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis Suprapto (2006) menyatakan lembaga-lembaga pemerintah harus tanggap dan responsif terhadap kepentingan stakeholder ( masyarakat ). Hal ini membuktikan bahwa semakin responsiveness pelayanan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

5.6.4 Pengaruh rule of law terhadap kinerja pemerintah daerah

Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel rule of law sebesar 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,329. Hal ini menunjukkan bahwa rule of law berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah, sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Rahayu (2016) bahwa rule of law berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis Sumantri (1992) menyatakan pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya harus berdasar atas hukum atau perundang-undangan dalam bentuk adanya jaminan terhadap hak azasi manusia (warga negara), adanya pembagian kekuasaan dan adanya pengawasan dari badan-badan peradilan. Hal ini membuktikan bahwa semakin diterapkan rule of law di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

5.6.5 Pengaruh efficiency and effectiveness terhadap kinerja pemerintah daerah

Pengujian menggunakan uji statistik t memperoleh hasil tingkat signifikansi variabel efficiency and effectiveness sebesar 0,011 yang lebih kecil dari α = 0,050 dan koefisien regresi 0,220. Hal ini menunjukkan bahwa efficiency and effectiveness berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja pemerintah daerah. sejalan dengan hipotesis yang diajukan, konsisten dengan hasil penelitian empiris yang dilakukan oleh Pratiwi (2013), Rosyada (2016) bahwa efesiensi dan efektifitas berpengaruh positif signifikan dalam kinerja pemerintah daerah sesuai dengan kajian teoritis Adisasmita (2011) menyatakan konsep efesiensi dan efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan.

Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Hal ini membuktikan bahwa semakin efesien dan efektif program/kegiatan di setiap SKPD maka semakin meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan penelitian maka diambil kesimpulan :

1. Akuntabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

2. Transparansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

3. Responsiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

4. Rule of law berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

5. Efficiency and effectiveness berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pemerintah daerah.

6. Akuntabilitas, transparansi, responsiveness, rule of law serta efficiency and effectiveness secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja pemerintah daerah.

6.2 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan yang kemungkinan dapat berpengaruh pada hasil penelitian. Keterbatasan tersebut antara lain :

1. Data yang diperoleh hanya melalui instrumen tertulis tidak melakukan wawancara secara langsung kepada seluruh responden dan mengacu pada pengukuran diri sendiri (self rating) untuk menilai SKPD tempat responden bekerja.

2. Nilai Adjusted R2 70,8 % memungkinkan ada variabel independen lain yang dapat menjelaskan pengaruh kinerja pemerintah daerah.

3. Kinerja pemerintah diukur secara kualitatif yaitu hanya berdasarkan persepsi pegawai yang berkedudukan sebagai pejabat dan staf pelaksana.

4. Jumlah responden dalam penelitian ini terbatas pada pejabat dan pegawai SKPD yang membidangi pelayanan publik baik terlibat dalam pengelolaan keuangan maupun non keuangan daerah berjumlah 2 (dua) orang setiap SKPD.

5. Pendekatan penelitian ini hanya memandang konsep kinerja organisasi publik melalui pendekatan dari perspektif birokrasi itu sendiri.

6.3 Saran

Dari keterbatasan penelitian yang telah diungkapkan maka dapat diberikan saran-saran agar sebagai berikut :

1. Menambah menggunakan observasi atau pengamatan secara langsung kepada objek atau menggunakan metode experimen. Selain mengacu pada pengukuran diri sendiri (self rating) juga dari pihak eksternal sebagai informasi pembanding.

2. Menambah variabel independen lain ke dalam model seperti participation, consensus orientation, equity serta strategic vision.

3. Menambah selain penilaian kinerja diukur secara kualitatif sebaiknya ditunjang juga dengan data kuantitatif antara lain menghitung pencapaian kinerja yang terdapat di lakip masing-masing SKPD maupun laporan kinerja lainnya.

4. Menambah jumlah responden secara eksternal seperti persepsi masyarakat dan memperluas data penelitian sehingga akan diperoleh hasil yang akurat untuk meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

5. Menggabungkan konsep kinerja organisasi publik melalui pendekatan dari perspektif birokrasi itu sendiri dengan dari persepektif kelompok sasaran atau pengguna jasa organisasi publik.

Catatan :

(berdasarkan kesimpulan peneliti dari hasil wawancara beberapa sampel responden)

Pemerintah Kabupaten Langkat dalam rangka meningkatkan kinerja pemerintah daerah perlu memperhatikan :

1. Penerimaan, pemilihan, penempatan dan penugasan pegawai yang sesuai dengan latar belakang dan jenjang pendidikan.

2. Pelatihan materi akuntansi pemerintahan yang diberikan pemerintah daerah kepada pegawai berbanding lurus dengan masa kerja pegawai.

3. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan dibidang keuangan/non keuangan kepada seluruh ASN sesuai dengan perkembangan dan peraturan pemerintah yang berlaku dan melakukan evaluasi berkala.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R. 2011. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah, Cetakan Pertama. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Annisaningrum. 2010. Akuntabilitas dan Transparansi dalam Laporan Keuangan.

(Online). (diakses 11 Agustus 2017) tersedia di World Wide Web:

http://ovy19.wordpress.com.

Astuti, R. M. 2013. Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi dan Fungsi Pemeriksaan Intern terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Grobogan) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Auditya, L & Husaini, L. 2013. Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal. Universitas Bengkulu.

Caiden, G. E. 1988. Toward a general theory of official corruption. Asian Journal of Public Administration, 10(1), 3-26.

Coryanata, I. 2007. Akuntabilitas, Partisipasi Masyaraka tdan Transparansi Kebijakan Publik sebagai Pemoderating Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD).

Makalah disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas.

Makasar.

Daulay, M. 2010. Metode Penelitian Ekonomi. Medan : USU Press

Djanegara, H. Moermahadi, D.&Wakhyudi2007. dengan judul Analisis Keterkaitan Rasio Keuangan Daerah dalam Rangka Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 2 Vulume 9, 2 Oktober 2007.

Eisenhardt, K. 1989. Agency Theory: An Assesment and Review. Academy of Management Review, 14. Hal 57-74.

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen.

Medan USU Press.

_____. 2011.Metodologi Penelitian.Medan. USU Press.

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

____________. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, A., Bambang, S., & Kusufi, M. 2013. Akuntansi Manajemen Edisi ke Dua. BPFE, Yogyakarta.

Harrison, T. M., & Sayogo, D. S. (2014). Transparency, participation, and accountability practices in open government: A comparative study. Government information quarterly, 31(4), 513-525.

Haryatmoko, 2011. Etika Publik : Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi Cetakan Pertama. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

.

Indriantoro, N & Supomo, B. 2002. Metode Penelitian Busnis Untuk Akuntansi &

Manajemen. Edisi Pertama.Yogyakarta. BPFE.

Ismiarti, 2013. Analisis Inplementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Akuntabilitas dan Transparansi terhadap Kinerja Pemerintah. Tesis.

Bengkulu. Program Magister Akuntansi FE Unib.

Jensen, M. C. and Meckling, W. H.1976, Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. October, 1976, V.3, No.4, pp.305360.

Krina P, L. L. 2003. Indikator dan Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas, Transparansi

& Partisipasi. Jakarta : Sekretariat Good Public Governance Bappenas.

Krisherdiyan, R. A. G.(2015) dengan judul Pengaruh Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015.

Lubis, A. F. 2016. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis, Medan. USU Press.

Mahsun, M. 2011. Indikator-indikator Kinerja. Blog Mohamad Mahsun.

http://mohmahsun. blogspot. com/2011/04/indikator-kinerja. html. (11 September 2017).

Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Pertama. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta.

_________________.2004. Otonomi Daerah Dan Manajemen Keuangan Daerah.Yogyakarta: Penerbit Andi.

_________________. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Edisi II. Andi. Yogyakarta.

Mascarenhas, R.C. 1996. Searching for Efficiency in the Public sector: Interim Evaluation of Performance Budgeting in New Zealand, 16 (3): 13-27.

Ningsih, F. 2010. Pengaruh Penerapan Good Governance dan Kemampuan Sumberdaya Manusia terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Padang).2010.

Pratiwi, D. 2012. Hubungan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Kota Bekasi.

Rahayu, D .I. 2016 , Pengaruh Pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Gresik , Jurnal Gema Ekonomi,Volume 01, Juli 2016.

Rahmanurrasjid, A. (2008). Akuntabilitas dan Transparansi dalam Pertanggung Jawaban Pemerintah Daerah untuk Mewujudkan Pemerintahan yang Baik di Daerah. Tesis Tidak Dipublikasikan. Semarang. Program Magister Ilmu Hukum-Universitas Diponegoro.

Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

________________,Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

________________, Undang-Undang Nomor 09 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang -undang Nomor 23 Tahun 2014.

________________, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Jakarta . 2005.

________________, Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Pemerintah Daerah.

________________, Permenpan Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

________________, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

________________, Peraturan Menteri Negara Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

________________, Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Rahayu, D .I. 2016 , Pengaruh Pelaksanaan Good Governance terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah Kabupaten Gresik , Jurnal Gema Ekonomi,Volume 01, Juli 2016.

Riswanto, N. (2016) dengan judul Analisis Pengaruh Akuntabilitas danTransparansi Pengelolaan KeuanganDaerah terhadap Kinerja PemerintahDaerah Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016.

Robbins, S. P, & Judge, T. A. (2006). Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta. PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Rosyada, A. A. 2016 Analisis Penerapan Prinsip Good Governance dalam rangka Pelayanan Publik di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Di Kota Samarinda. eJournal Ilmu Pemerintahan 4 (1) 2016:102-114 ISSN 2477-2631, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2016.

Sukirno, A. 2000. Auditing, Edisi kedua, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jilid I, Jakarta.

Sekaran, U. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Soeprapto, H. R. R 2006. Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah menuju Good Governance. (The Capacity Building for Local Government Toward Good Governance ).Workshop Reformasi Birokrasi, Kendari, 30 Juni 2006.

Sunaryati, H.1976, Apakah The Rule of Law itu ?, Alumni, Bandung.

Sumantri, M S. 1992 Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, Penerbit PT.Alumni,Bandung.

Sopanah, 2005. Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat, Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Anggran Daerah dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD).

JurnalLogos Vol 3 No. 1

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta.

_______. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Penerbit Alfabeta

Sumarsono, S. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Graha Ilmu.

Sumenge, A. 2013. Analisis Efektivitas dan Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Belanja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Minahasa Selatan. Jurnal EMBA.Vol.1 No.3 ISSN 2303-1174

Umar, H. 2000. Metodologi Penelitian. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

United Nations Development Program (UNDP), 1997, Governance For Sustainable Human Development.

Tonaya, A& Ratnasari, S. L. 2013 Pengaruh Akuntabilitas dan Value for money (VFM) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah pada Provinsi Kepulauan Riau dengan SAP sebagai Variabel Moderating.

Widanaputra, A. A. G. P & Putu, G. (2007) Pengaruh Konplik Antara Pemegang Saham dan Manajemen mengenai Kebijakan Dividen terhadap Konservatisma Akuntansi. Disertasi Program Doktor Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada,Yogyakarta.

Wahyudi, I. S. 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) di Malang Raya. Legality: Jurnal Ilmiah Hukum, 13(1), 27-47.

Werimon, et.al. 2007. Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan Antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran Dengan Pengawasan Keuangan Daerah (APBD).

Makalah disajikan pada Simposium Nasional Akuntansi X Makassar.Hal 21-23.

Wiguna, M. B.S & Yuniarta, I. G. A. & Darmawan N. S. 2015. Pengaruh Pengawasan Daerah Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Buleleng. E Journal S1-Ak Universitas Pendidikan Ganesha (Volume 3 No. 1 Tahun 2015)

Zimmerman, J.L. (1977). The Municipal Accounting maze : an analysis of political incentives. Journal of Accounting Research, 107-144.