• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

2.3. Community Empowerment dalam Dimensi Corporate Social Responbility

2.3.3. Kompetensi Agen Pemberdayaan

Usaha-usaha pembangunan suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses perubahan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen perubahan. Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin dibawa, yakni membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang. Agen pembaharu dalam konteks pemberdayaan lebih tepat disebut sebagai Agen Pemberdayaan. Agen pemberdayaan disyaratkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Kompetensi memberdayakan masyarakat yang berorientasi pada kegiatan menumbuhkan partisipasi masyarakat, program pemberdayaan yang berdasarkan pada kebutuhan dan potensi masyarakat serta dilakukan dengan menggunakan pendekatan holistik.

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman maka kompetensi agen pemberdayaan dalam melakukan pemberdayaan sumber daya manusia perlu dinamis. Kompetensi dalam pemberdayaan masyarakat memiliki makna upaya kemampuan yang harus dimiliki oleh para agen pemberdayaan masyarakat. Kompetensi yang diwujudkan dalam pengetahuan dan ketrampilan serta ditunjang

oleh sikap yang diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan yang dapat diuraikan dalam beberapa dimensi sebagai berikut ini (Anwas, 2014:61-79).

1) Kompetensi pemahaman sasaran.

Kompetensi ini meliputi kemampuan individu dalam mengidentifikasikan sumber daya yang dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan masyarakat sebagai sasaran pemberdayaan. Dengan memahami kondisi sasaran dapat membantu agen pemberdayaan dalam memahami lingkungan alam, lingkungan sosial, dan juga lingkungan budaya sasaran. Pemahaman kondisi sasaran juga akan memudahkan agen pemberdayaan dalam mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat, kendala-kendala dan mencari solusi pemecahan, serta potensi-potensi yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan penyuluhan. Informasi ini sangat penting bagi agen pemberdayaan dalam melaksanakan pemberdayaan mulai dari tahap merumuskan perencanaan, pelaksanaan, pendampingan, serta evaluasi dan tindak lanjutnya.

2) Kompetensi menumbuhkan kesadaran.

Menumbuhkan kesadaran merupakan bagian inti dalam pemberdayaan masyarakat. Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa dalam dirinya memiliki peluang dan potensi untuk menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan.

3) Kompetensi komunikasi inovasi.

Dimensi komunikasi inovasi adalah kemampuan agen pemberdayaan dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik sesuai dengan potensi dan kehidupannya. Kemampuan ini meliputi kemampuan dalam mencari informasi inovasi melalui berbagai sumber informasi -media massa, media terprogram dan media lingkungan-, memahami inovasi yang dibutuhkan sasaran, serta mengkomunikasikannya dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilakukan secara logis.

4) Kompetensi pengelolaan pembaharuan.

Kompetensi ini dapat diartikan sebagai kemampuan agen pemberdayaan dalam memfasilitasi masyarakat agar dapat menyesuaikan dengan lingkungan yang terus berubah. Kemampuan ini meliputi: kemampuan membangkitkan motivasi untuk berubah, kemampuan menumbuhkan kepekaan terhadap perubahan lingkungan dan kemampuan menerapkan teknologi atau ide baru dalam memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat di lapangan.

5) Kompetensi pengelolaan pembelajaran.

Kompetensi ini menuntut kemampuan agen pemberdayaan dalam menciptakan proses belajar kepada masyarakat dalam mengubah perilakunya. Melalui belajar, masyarakat diharapkan mampu menguasai dan menerapkan inovasi yang lebih menguntungkan bagi diri dan keluarganya.

6) Kompetensi pengelolaan pelatihan.

Kompetensi pengelolaan pelatihan bagi agen pemberdayaan ini meliputi: kemampuan merancang pelatihan, kemampuan melaksanakan pelatihan, kemampuan memfasilitasi narasumber, kemampuan mengevaluasi hasil pelatihan, kemampuan melakukan tindak lanjut pelatihan, serta kemampuan melibatkan masyarakat dalam tahapan pelatihan.

7) Kompetensi pengembangan kewirausahaan

Kemampuan mengembangkan kewirausahaan bagi agen pemberdayaan diantaranya kemampuan dalam: menanamkan sikap mental kepada masyarakat untuk berani mengambil resiko terhadap perubahan, mengembangkan sikap untuk berinisiatif dalam berbagai usaha sesuai tuntutan perubahan, dan membangun kerjasama dalam kelompok usaha sesuai dengan potensi yang dimiliki masyarakat.

8) Kompetensi pemandu sistem jaringan.

Kompetensi ini meliputi kemampuan agen pemberdayaan dalam melakukan kerjasama yang sinergis antara berbagai pihak terkait. Dalam hal ini agen pemberdayaan disyaratkan memiliki kemampuan untuk memfasilitasi masyarakat penerima manfaat dengan lembaga penelitian atau perguruan tinggi dalam menyampaikan permasalahan masyarakat serta mengakses informasi untuk keperluan pemberdayaan dan mengembangkan kerjasama kemitraan dengan dunia usaha.

9) Kompetensi menumbuhkembangkan kelembagaan.

Kompetensi agen pemberdayaan dalam menumbuhkan kelembagaan masyarakat meliputi: kemampuan dalam menguatkan atau menghidupkan kelembagaan yang sudah ada di masyarakat, kemampuan dalam membentuk kelembagaan yang belum ada tetapi diperlukan oleh masyarakat, mensinergikan kelembagaan yang telah ada di masyarakat dengan kelembagaan di luar masyarakat.

10) Kompetensi pendampingan.

Pendampingan merupakan salah satu kemampuan yang sangat perlu dimiliki oleh agen pemberdayaan. Pendampingan ini tugasnya bukan menggurui, tetapi lebih tepat sebagai fasilitator, komunikator, dinamisator, dan pembimbing masyarakat di lapangan.

11) Kompetensi Teknologi Informasi dan komunikasi

Kompetensi ini bagi agen pemberdayaan dapat berfungsi mulai dari: mencari informasi yang berkembang sesuai kebutuhan pemberdayaan, sebagai media komunikasi baik dengan masyarakat maupun dengan pihak lain dalam mendukung kegiatan pemberdayaan; sebagai media pendidikan dalam menambah wawasan dan ketrampilan serta mencari dukungan partisipasi pihak-pihak luar yang mendukung kegiatan pemberdayaan.

12) Kompetensi mencari sponsorship.

Terkait dengan menarik dukungan sponsorship, agen pemberdayaan perlu memiliki kemampuan dalam melakukan pendekatan atau menjelaskan berbagai program pemberdayaan. Agen pemberdayaan juga dituntut perlu

memiliki keuletan dan bekerja keras untuk dapat memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Dalam aspek lain diperlukan adanya kejujuran dan keterbukaan dari agen pemberdayaan dalam menggunakan dana atau dkungan lainnya dari pihak sponsor, sehingga akan dipercaya oleh para donatur.

13) Kompetensi mempengaruhi media massa.

Kompetensi ini memungkinkan agen pemberdayaan untuk mempengaruhi media massa untuk mendukung kegiatan pemberdayaan dengan menonjolkan nilai positif dan daya tarik. Daya tarik kegiatan pemberdayaan antara lain: tingkat partisipasi masyarakat, berbagai kegiatan pemberdayaan, niai-nilai empati, dan kepedulian sosial baik secara individu ataupun lembaga. Dalam hal ini, kreativitas agen pemberdayaan sangat diperlukan.