• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.8 Teknik Analisis Data

5.1.2 Komponen Proses

Proses adalah semua kegiatan atau aktivitas dari seluruh karyawan dan tenaga profesi dalam interaksinya dengan pelanggan, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Proses juga merupakan kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan (Azwar, 2010).

5.1.2.1 Pelaksanaan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan standar 10T Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama bahwa proses pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu berkualitas sesuai dengan satandar 10T di Puskesmas Bandarharjo dilaksanakan pada hari selasa dan hari kamis mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB. Proses pelaksanaan tersebut dimulai dengan pasien mendaftarkan diri diloket pendaftaran untuk dicatat data dirinya oleh petugas dan mendapatkan nomor antrian pada setiap poli yang dituju termasuk poli KIA.

Pemeriksaan anamnesa dilakukan sesuai dengan SOP yang ada, yakni menanyakan riwayat perkawinan, riwayat penyakit yang lalu/operasi, riwayat penyakit keluarga, riwayat ginekologi, riwayat keluarga berencana, riwayat menstruasi dan menanyakan hari pertama haid terakhirnya, pola nutrisinya, serta menanyakan keluhan. Juga dilakukan pemeriksaan HB, HIV dan Hepatitis B. Selanjut pemeriksaan fisik adalah suatu cara untuk memperoleh data obyektif yang nanti akan digunakan untuk merumuskan masalah sesuai dengan keadaan ibu hamil serta bertujuan untuk menentukan pelayanan yang efektif, mencegah kehamilan tanpa penyulit, mendeteksi pertumbuhan janin dan kelainan-kelainan pada ibu hamil. Pemeriksaan fisik ini ada yang dilakukan pada awal pemeriksaan saja dan ada dilakukan oleh bidan setiap kali ibu berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan utama (bidan) menyatakan bahwa pelayanan antenatal terpadu yang ada di Puskesmas Bandarharjo telah melakukan pelayanan sesuai standar 10T yang telah ditetapkan oleh Kemenkes RI. Namun pemeriksaan dengan 10T ini dilakukan untuk ibu hamil pertama kali pemeriksaan vital seperti ukur tekanan darah, timbang berat badan, ukur tinggi fundus uterus, pemeriksaan DJJ (Detak Jantung Janin), presentasi janin, pemberian tablet besi dan konseling hanya pada masalah yang diprioritaskan. Selanjutnya, Pelayanan Konseling atau temu wicara merupakan bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya. Konseling atau temu wicara idealnya dilakukan pada setiap kali kunjungan antenatal. Materi yang diberikan saat

konseling biasanya ialah seputar kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami atau keluarga dan perencanaan persalinan, tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca persalinan, imunisasi, dan peningkatan kesehatan intelegasi pada kehamilan (Brain booster).

Selain itu sekarang diwilayah kerja Puskesmas Bandarharjo juga dilakukan kelas ibu hamil yang dilaksanakan pada setip RW dilakukan minggu. Hal ini dijadikan sebagai sarana proses konseling untuk ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang.

5.1.2.2 Perencanaan

5.1.2.2.1 Perencanaan Capaian Target

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama dan informan triangulasi diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Puskesmas Bandarharjo sama-sama menggunakan SPM (standar pelayanan minimal) untuk menentukan capaian target suatu program, termasuk program ibu pada pelayanan antenatal terpadu.

Sasaran yang tidak jelas dan tidak menjelaskan bagaimana cara mencapainya, tidak akan menjadi motivasi pegawai untuk mencapai sasaran tersebut, oleh karena itu sebuah sasaran harus jelas dan terukur. Sasaran atau target memiliki batas waktu yang berarti sebuah target atau sasaran harus ditentukan dengan jelas. Sasaran atau target erat kaitannya dengan motivasi kerja pegawai, sasaran yang jelas dan terukur akan meningkatkan kemungkinan untuk tercapai (Mahirot Tua Effendi, 2007).

5.1.2.2.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, informan triangulasi dan data dokumen dapat disimpulkan bahwa, Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang dalam kurun tiga tahun kebelakang telah merasakan kekurangan tenaga bidan, Puskesmas Bandarharjo juga sudah melakukan analisis beban kerja dan jabatan. Puskesmas Bandarharjo juga mengajukan berkas permohonan penambahan tenaga kerja bidan berdasarkan analisis beban kerja yang sudah dibuat ke Dinas Kesehatan Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang juga membenarkan bahwa alur untuk mengajukan dan mendapatkan sumber daya manusia tambahan melalui mereka, tetapi dari pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang juga tidak bisa serta merta dapat langsung melakukan penambahan SDM karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Menurut Sjafri Manguprawira (2011) Perencanaan sumber daya manusia merupakan keterkaitan antara manajemen sumber daya manusia dengan perencanaan strategis, perencanaan SDM adalah sebuah proses yang berfungsi untuk melakukan suatu gambaran dari sebuah perusahaan untuk memperoleh atau memanfaatkan sumber daya manusia. Perencanaan SDM lebih menitik beratkan pada tujuan dari perusahaan atau organisasi. Tujuan perusahaan dan kebutuhan sumber daya manusia akan dianalisis guna memberikan gambaran peran serta SDM dalam mencapai target organisasi.

5.1.2.2.3 Perencanaan Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil wawancara informan utama, informan triangulasi dan data dokumen dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut, Puskesmas Bandarharjo

tidak mengalami kendala dalam pengadaan sarana dan prasarana hal ini di karenakan sarana dan prasarana yang ada hingga saat ini sudah sesuai dengan standar dan dalam kondisi baik.

Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005) sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang dilakukan tidak mendapatkan hambatan. Organisasi yang baik haruslah didukung oleh lingkunyan kerja yang baik agar mendapatkan kinerja yang maksimal dari para pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen utama agar proses dapat berjalan dengan baik.

5.1.2.3 Pengorganisasian

Pengorganisasian menjadi hal yang penting dalam pengorganisasian, dengan adanya pengorganisasian, setiap pihak yang terlibat dalam sebuah organisasi jadi lebih terkoordinir dan saling melakukan evaluasi, untuk terus memacu organisasi mencapai target dan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara informan utama dan informan triangulasi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut, Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan monitoring secara berkala setiap tahunnya terhadap pelaksanaan program-program yang ada di Puskesmas di Kota Semarang, termasuk Puskesmas Bandarharjo. Puskesmas Bandarharjo sendiri juga melakukan monitoring dan evaluasi internal terhadap pelaksanaan program-program yang telah dan sedang dijalankan, monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan dilakukan setiap minggu dan tahunan. Kekurangan sumber daya manusia mengakibatkan terkendalanya pengorganisasian sumber daya manusia terutama

pada pembagian tugas kerja, hal ini mengakibatkan job desk menjadi tumpang tindih dan kurang jelas.

Pengorganisasian merupakan proses pengumpulan dan mengkoordinir sumber daya manusia, untuk mencapai tujuan atau sasaran dari sebuah organisasi. Pengorganisasian diperlukan untuk menciptakan organisasi yang dinamis dengan cara melakukan pembangunan hubungan atar sumber daya manusia, pelaporan hasil pelaksanaan program, pengorganisasian membuat organisasi menjadi lebih fleksibel dan responsif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi (Thomas S Baterman, 2008).