3.8 Teknik Analisis Data
4.2.4 Hasil Penelitian Output
5.1.1.1 Sumber Daya Manusia
5.1.1.1.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil wawancara informan utama, informan triangulasi dan data dari data dokumen dapat ditarik kesimpulan, bahwa Dinas Kesehatan Kota Semarang aktif melakukan pelatihan dan seminar yang biasanya dilakukan beberapa kali dalam setahun yang ditujukan untuk bidan atau pegawai puskesmas-puskesmas di kota semarang termasuk Puskesmas Bandarharjo. Dengan adanya pelatihan pelayanan antenatal terpadu diharapkan bidan akan mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan pelayanan antenatal. Dalam pelatihan ini bidan akan dilatih bagaimana memberikan pelayanan antenatal terpadu pada ibu hamil sesuai dengan standar 10T yang berlaku. Apabila kompetensi bidan
tidak ditingkatkan dapat mengakibatkan berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil terhadap standar pelayanan kesehatan, sampai kepada kesalahan fatal yang dapat menurunkan mutu pelayanan kesehatan dan membahayakan jiwa pasien. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Elvira (2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelatihan dengan kualitas pelayanan yang diberikan. Menurut Sulistyarini dalam Elvira (2012) pelatihan adalah proses belajar dengan menggunakan teknik dan metode tertentu. Secara konsepsional dapat dikatakan bahwa latihan yang dimaksud untuk meningkatkan kemampuan seseorang atau sekelompok orang yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, efektifitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk ditargetkan secara terarah.
Adanya pelatihan tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Bandarharjo (Informan Triangulasi 2) yang menyatakan bahwa pelatihan memang ada namun tidak diselenggarakan dari internal puskesmas, namun dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hal tersebut juga sama dengan pernyataan pihak Dinas Kesehatan Kota Semarang dalam hal ini disampaikan oleh Kepala sie. Kesehatan Ibu dan Lansia bagian Kesehatan Keluarga (Kesga). Pelatihan untuk bidan ini waktunya tidak tetap, setahun bisa 3 sampai 6 kali. Biasanya Dinas Kesehatan Kota Semarang bekerja sama dengan pihak lain untuk melakukan pelatihan tersebut.
Puskesmas Bandarharjo juga aktif untuk mendelegasikan anggotanya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, hal tersebut terbukti dari arsip surat masuk Puskesmas Bandarharjo yang
berisi surat undangan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mengikuti pelatihan atau seminar.
Pengembangan sumber daya manusia merupakan hal yang harus dilakukan oleh suatu organisasi tak terkecuali puskesmas. Pengembangan sumber daya manusia merupakan guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuan mereka, sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang mereka lakukan (Kadarisman, 2012:5). Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk mengatasi dan memperbaiki kesalahan agar pekerjaan dapat berjalan lebih baik lagi. Pengembangan sumber daya manusia atau pegawai adalah kepentingan atau investasi jangka panjang, melalui pengembangan sumber daya manusia, organisasi dapat terbatas dari ketergantungan terhadap sumber daya manusia ahli diluar organisasi. Pelatihan yang diberikan kepada pegawai dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan keterampilan tertentu yang dibutuhkan pegawai untuk menyelesaikan pekerjaannya (Kadarisman, 2012:12).
5.1.1.2 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana kegiatan merupakan hal yang diperlukan untuk mendukung sebuah program pelayanan antenatal. Ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup sangat mendukung dalam pelayanan antenatal terpadu. Berdasarkan hasil wawancara dan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, sarana dan prasarana yang telah sesuai dengan Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 dan Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas. Sarana dan prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi alat-alat yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan antenatal terpadu dan bangunan fisik dari Puskesmas tersebut yang digunakan untuk melakukan kegiatan layanan antenatal.
Berdasarkan hasil wawancara, dengan informan utama (bidan) Puskesmas Bandarharjo tersebut menyatakan bahwa sejak tiga tahun terakhir ini sudah lengkap dan terpenuhi, semua peralatan dalam keadaan layak pakai dan baik digunakan. Ditinjau dari ketersediaan sarana dan prasarana, sarana daan prasarana yang ada di Puskesmas Bandarharjo dikatakan memadai hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan dengan bantuan check list observasi, hal ini meliputi ketersediaan alat sesuai dengan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan hasil wawancara, dengan informan utama dan data dari data dokumen dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi ruangan KIA dan MTBS di Puskesmas Bandarharjo yang digunakan untuk melayani kunjungan ibu hamil dalam pelayanan ibu hamil dalam kondisi baik dan baru saja dilakukan renovasi atau perluasan ruangan mulai tahun 2015. Renovasi juga dilakukan pada sektor-sektor penunjang pelayanan lainnya seperti tempat parkir.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama (ibu hamil) yang menjadi pengguna layanan antenatal terpadu di Puskesmas Bandarharjo, dari semuanya menyatakan bahwa fasilitas yang ada cukup memadai dan menunjang. Hal ini menjadikan pengguna layanan merasa nyaman melakukan pemeriksaan antenatal terpadu di Puskesmas Bandarharo Kota Semarang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilitas atau sarana prasarana yang ada di Pukesmas Bandarharjo tersebut sudah lengkap hal ini menunjukan bahwa kualitas dari pelayanan antenatal yang ada di Puskesmas tersebut juga dapat dikatakan
berkualitas. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Demny 2012 yang menyatakan bahwa semakin lengkap fasilitas peralatan antenatal semakin meningkat mutu pelayanan antenatal.
Menurut Buchari Zainun (2000) yang dikutip oleh Nur Jiatmiko (2005) sebuah organisasi kerja yang produktif hendaknya didukung oleh sarana dan prasarana yang lengkap dan dalam kondisi yang baik agar aktivitas yang dilakukan tidak mendapatkan hambatan yang berarti. Organisasi yang baik haruslah didukung oleh lingkungan kerja yang baik pula agar mendapatkan kinerja yang maksimal dari para pegawainya. Menurut Sri Mulyani (2010) sarana dan prasarana merupakan salah satu komponen utama agar proses dapat berjalan dengan baik.
5.1.1.3 Pendanaan
Komponen pendanaan merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Sumber dana untuk pelaksanaan antenatal di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang berasal dari berbagai sumber yakni BOK, APBD dan pihak lain seperti Bapermas dan JKN. Dana JKN ini sekarang diwujudkan dalam bentuk BPJS yang sekarang ini ada dana untuk peningkatan program dan belanja prasarana. Dana APBD berasal dari pemerintah Kota Semarang yang disalurkan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang biasanya dari Dinas berupa anggaran untuk belanja peralatan.
5.1.1.4 Kebijakan dan SOP
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan utama, informan triangulasi dan data dokumen dapat disimpulkan bahwa sudah menerapkan kebijakan dan SOP (Standar Operasional Prosedur) terkait dengan pelayanan antenatal terpadu.
Menurut keterangan informan utama dan informan triangulasi tersebut SOP yang ada dibuat oleh Puskesmas Bandarharjo dengan menyesuaikan kebutuhan, dan mengacu pada standar pelayanan kebidanan juga sesuai dengan pedoman antenatal terpadu yang direkomendasikan oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hal ini juga dibenarkan oleh kepala sie. Kesehatan Ibu dan Lansia bagian Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinas Kesehatan Kota Semarang yang menyatakan bahwa untuk SOP pelayanan antenatal juga diawasi oleh pihak dinas kesehatan kota yang disesuaikan dengan standar yang ada.