• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pelaksanaan Bidan tentang Pelayanan Antenatal Terpadu

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM BIDAN PUSKESMAS BANDAR HARJO

IV. Proses Pelaksanaan Bidan tentang Pelayanan Antenatal Terpadu

1. Apakah kegiatan pelaksanaan program antenatalterpadu, merupakan perencanaan program tahunan?

2. Untuk menentukan besaran target di tahun ke tahun terkait kunjungan ibu, bagaimanakah prosesnya?

3. Adakah standar operasional (SOP) pada program antenatalterpadu?

V. Perencanaan

1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu?

“Ya itu baru tahun brapa yaa, 2014 kalau gak salah sampe sekarang”

“Eee menurut saya memang ada beberapa cara penghubungan ya, tiap tahun memang ada dan saya lihat tiap kabupaten kota itu mempunyai cara sendiri. Dilakukan secara breakdown dari dinas, jadi karena itung-itungnya, jadi jumlah ibu hamil dalam satu wilayah itu sekian, sekian ribu hamil itu ada, jadi seperti itu, jadi target itu mengacu pada ee apa ya, mulai dari cakupan pusat, provinsi, turun ke dinas kesehatan kota semarang, baru breakdown ke puskesmas”

“Ada, kalau standarnya ada cuman kita kembalikan lagi kita dalam satu hari pemeriksaan ibu hamil misalnya 20 orang sedangkan tenaga kita cuma satu atau dua, kita dibebani dengan ruangan yang sama yang satu pemeriksaan MTBS dan MTBM akhirnya terpisah, adanya yang satu pegang MTBS MTBM yang satu pegang ANC dengan standar SOP kita melakukan itu kira-kira nyandak ndak dalam satu hari kita mengerjakan 20 orang, dengan standar seperti diatas? Ya tidak bisa… sudah ada SOP kita berusaha untuk semaksimal mungkin melakukan tapi kalau untuk harus sesuai ya tidak bisa karna keterbatasan tenaga, ruangan …”

“Eee… ya emang kita pengusulan tenaga pasti, terus kalau untuk penerimaan magang itu karena hubungannya dengan operasional sistem penggajian dan segala macam belum ada intruksi yang jelas aturan yang jelas, secara legal ya kalau itu kita gak kita lakukan, istilahnya kita butuh tenaga…

… ya itukan breakdown dari dinas, jadi karna da itung-itungannya, jadi jumlah ibu hamil dalam satu wilayah itu sekian, sekian ribu ibu hamil itu ada, jadi seperti itu, jadi target itu mengacu pada ee apa ya, mulai dari cakupan pusat, provinsi, turun ke dinas kesehatan kota semarang, baru breakdown ke puskesmas …”

2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu yang jelas? Apakah rencana tersebut untuk bulanan dan tahunan?

VI. Pengorganisasian

1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan?

2. Siapa yang mengatur SDM dalam program antenatal terpadu?

3. Siapa saja yang terlibat dalam program antenatal terpadu?

4. Apakah ada kendala terkait dengan pengorganisasian dalam pencapaian cakupan K4?

5. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

“Ada batas waktu kok, itu setiap tahunnya ada tapi dari saya mau gak mau tetap buat laporan setiap bulannya, biasanya setiap tanggal 1”

“Oh ya pasti, pasti itu karena ya memang kita beban kerjanya tambahan diluar gedung tupoksi itu kadang jauh lebih banyak dan sangat membebani, tupoksinya kita itu dipelayanan tapi ya karna kita dibebani ya kadang ada menyambih jadi bendahara, bendahara itu ya otomatis kan harus mengerjai SPJ dan segala macam dan SPJ itu berhubungan harus berhubungan dengan jadwal keluar, diluar gedung, menurut saya bebannya terlalu banyak karna ya itu keterbatasan SDM tadi …”

“yang mengatur itu biasanya kerjasama saja, disini kami kan ada bidan 3 orang jadi ya kami-kami saja yang mengatur walaupun itu terjadi tumpang tindih pekerjaan”

“yang terlibat itu biasanya saya sendiri, ibu erna sama bu sumarni yaa”

“Keterbatasan kami cuma dari SDM itu yaa, jadi mau gak mau dalam pencapaian cakupan K4 memang bekerja keras ya”

“Mengatasinya ya kami saling kerja sama, dimana untuk tenaga nya dan untuk ibu hamilnya memang tidak seimbang sehingga setiap pekerjaan sering terjadi tumpang tindih yaa”

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM BIDAN PUSKESMAS BANDAR HARJO

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL TERPADU DI PUSKEMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

A. Lokasi Penelitian

Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang B. Identitas Responden

1 Hari/Tanggal Wawancara : Kamin, 16 Mei 2016

2 Nama : Sumarni

3 Jenis Kelamin : Perempuan

4 Umur : 58 tahun

5 Jabatan : Bidan Puskesmas Bandarharjo

6 Pendidikan Terkahir : DIII

7 Masa Kerja : -

C. Pertanyaan

I. Sumber Daya Manusia (SDM)

1. Bagaimana dengan ketersediaan SDM dalam Tim KIA?

2. Berapakah jumlah petugas yang ada di pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)?

“Bidan disini ada 3 orang”

3. Apakah SDM tersebut memenuhi persyaratan dilihat dari tingkat pendidikan?

4. Apakah jumlah SDM di Puskesmas Bandar Harjo Kota Semarang sudah cukup untuk menangani kunjungan ibu dalam pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu? Jelaskan

5. Apakah Puskesmas Bandar Harjo sudah memiliki dokter spesialis kandungan?

6. Apakah selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, Puskesmas Bandar Harjo Kota Semarang melakukan penambahan SDM untuk pelayanan kesehatan ibu?

7. Bagaimana pembagian tenaga kerja yang ada di Puskesmas Bandar Harjo terkait program antenatalterpadu?

“Ya semuanya DIII yaa”

“Piye yo, karna ini sudah dibantu anak-anak magang, trus kita bertiga anak magangnya empat ya, yaa apa lumayanlah. Ya semuanya DIII, kalau dimaksimalkan saya kira sudah cukup, ada empat kelurahan nanti kalau anu ya tenaga yang opo nanti pegawainya harus tiap wilayah harus membawai satu kelurahan jadi setiap bidan bertanggungjawab satu-satu, jadi ya anu ya kalo dikatakan kurang ya sebenarnya memang kurang kalau cukup yaa lumayanlah soalnya ada yang bantu dari magang yaa, sudah cukuplah kalau ditambah satu atau tiga yaa lebih baik karna saya sudah mau pensiun juga ..”

“Belum toh, tidak ada, di Kota Semarang jarang ada”

“Ada yaa, soalnya memang SDM disini dikatakan kurang, jadi ketok e ada penambahan SDM deh”

“ yaa sudah cukupal, lumayan bagus karena kita kerjasama sendiri dibantu dengan kader-kader dan dibantu kasurkesnya ada, saya kira ini sekarang enteng, dulu kan kita kerja sendiri jadi kerja keras sendiri, lagi pula setiap kelurahan ada bidannya sendiri” jadi untuk bidan pegawai negeri sendiri ada 3 jadi ya lumayan dari pada dulu kewalahan ya”

8. Apakah ada yang bertugas didalam gedung dan diluar gedung Puskesmas Bandar Harjo?

9. Bagaimana kebijakan pembagian tugas agar tidak terjadi tumpeng tindih?

10.Apakah sudah pernah ada pelatihan mengenai pelayanan antenatal? Dimana? Kapan?

II. Sarana dan prasarana yang Mendukung Pelayanan Antenatal Terpadu 1. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung program

antenatal terpadu?

ada yaa mbak soalnya dari sini sudah dibantu sama tm kasurkes yaa, jadisaling bekerja sama` ada anak magang pula yaa”

“Yaa banyak, semuanya bidannya kan ngerangkap BOK makanya kalau untuk ANC nya sebenarnya kalau bidan gak boleh ngerangkap selain itu yaa kalau memang mau ini, mau benar-benar gak mau tumpang tindih jadi itu kan bidan semuanya ngerangkap yang nganu mbak endang yang rangkap BOK bendahara BOK, saya sendiri tanggung jawab KB, mbak erna KIA nya”

“… Oo banyak, pelatihan macem-macem dari Dinas, misalnya pelatihan apa saja? Wis terus di update terus ada seminar setiap 3 bulan, dari rumah sakit ada, dari dinas juga ada terus-terusan. Pelatihan-pelatihan sudah cukup ada cara penanganannya bagaimana terus, seminar-seminar sudah misalnya ANC nya darahnya tinggi dan harus bagaimana itu sudah ada kelompoknya…”

“… Kira-kira sudah cukup yaa, opo otoh sarana prasaran? biasane cuma SDM nya itu memang kita kurang, kalau untuk sarana prasarana buku KIA nya sudah lebih dari cukup terus labotorium sudah ada, sudah komplit saya kira sudah cukup itu sarana dan prasarananya tidak ada kendala …

… ya ya sudah lumayanlah, termasuk alat tensimeter cuman ini gedungnya ini lo belum layak ketok e belum apa, ini nanti KIA kan terpisah dengan KB nya dengan anak-anak masih gabung dan semerawut, cuman itu yang membuat kita ketok e anu ya karna gedung belum jadi nanti kalau gedung jadi semuanya pindah KIA sendiri untuk KB nya sendiri diatas jadi sekarang masih proses …”

2. Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu?

3. Apakah sudah memiliki alat USG untuk pemeriksaan kehamilan?

4. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan program antenatalterpadu?

5. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasaranan dalam pelaksanaan program antenatalterpadu?

6. Apakah sarana dan prasarana tersebut layak dalam mendukung program antenatal terpadu?

Sarana dan prasarana yang Ditinjau

No Nama Alat Keterangan

1 Tensimeter √

2 Stetoskop √

“Sudah komplit itu untuk mendukung program antenatal terpadu, Cuma gedungnya belum layak lho masih semerawut”

“Alat USG itu memang tidak ada yaa”

“Kendalanya ya itu ruangannya masih jadi satu, cuma itu yang membuat kita anu ya, karna gedung belum jadi”

“ ya itu saat pemeriksaan karena kita gabung jadi satu ya jadi harus gantian, kadang ya untuk KB hari rabu, pemeriksaan ibu hamil ya hari selasa dan kami ya, nanti ya anak-anak selain hari itu biasanya, kayak e itu kendalanya, mengatasinya yaa bagi waktu pelayanan saja”

3 Fetoskop √

4 Reflek Hamer √

5 Timbangan Dewasa √

6 HB Meter √

7 Alat Periksa Urine √

III. Dana

1. Dari manakah sumber dana untuk program antenatal terpadu?

2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber daya yang digunakan? Bagaimana cara mengatasinya?

IV. Proses Pelaksanaan Bidan tentang Pelayanan Antenatal Terpadu

1. Apakah kegiatan pelaksanaan program antenatalterpadu, merupakan perencanaan program tahunan?

2. Untuk menentukan besaran target di tahun ke tahun terkait kunjungan ibu, bagaimanakah prosesnya?

3. Adakah standar operasional (SOP) pada program antenatalterpadu?

“Dananya ya dari pusat toh, masalah dana gak tau saya kurang tau, untuk program antenalat terpadu dananya dari Dinas, ya untuk kasurkesnya untuk pendampingan ibu hamilnya sudah ada …”

“ Kalau kendala tidak ada yaa.. kalaupun ada ya pengadaan kekurangan dana”

“Yaa itu perencanaan tahunan yaa”

“Biasanya yaa menggunakan target SPM yaa, sama mengacu disana”

V. Perencanaan

1. Langkah apa saja yang dilakukan dalam menyusun perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu?

2. Apakah perencanaan terkait dengan program antenatal terpadu ada batas waktu yang jelas? Apakah rencana tersebut untuk bulanan dan tahunan?

VI. Pengorganisasian

1. Bagaimana mengatur staf atau SDM agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan?

2. Siapa yang mengatur SDM dalam program antenatal terpadu?

3. Siapa saja yang terlibat dalam program antenatal terpadu?

4. Apakah ada kendala terkait dengan pengorganisasian dalam pencapaian cakupan K4?

5. Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut?

“Langkahnya yaa itu tadi sesuai target yang diberikan oleh pusat yaa, dan itu sama -sama mengacu pada SPM”

“Untuk batas waktu jelas ada yaa mbak”

“Mnegatur staf SDM itu biasanya kami saling kerjasama yaa, karena disini sama-sama tujuannya mencapai target yang sudah ditentukan, jadi mau gak mau kami berusaha semaksimalnya untuk pencapaian target”

“yaa saya, mbak endang sm satu lagi bidan buk erna yaa mbak”

“Semuanya yaa mbak, bidan semuanya”

“Tidak kendala yaa, yo paling keterbatasan SDM saja yaa sama ruangan masih jadi satu itu saja kayak e”

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM BIDAN PUSKESMAS BANDAR HARJO

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM ANTENATAL TERPADU DI PUSKEMAS BANDARHARJO KOTA SEMARANG

A. Lokasi Penelitian

Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang B. Identitas Responden

1 Hari/Tanggal Wawancara : Sabtu, 14 Mei 2016

2 Nama : Endang Erawati

3 Jenis Kelamin : Perempuan

4 Umur : 34 tahun

5 Jabatan : Bidan Puskesmas Bandarharjo

6 Pendidikan Terkahir : DIII

7 Masa Kerja : 11 tahun

C. Pertanyaan

I. Sumber Daya Manusia (SDM)

1. Bagaimana dengan ketersediaan SDM dalam Tim KIA?

2. Berapakah jumlah petugas yang ada di pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)?

“Ada 3 tenaga bidan di KIA ya”

3. Apakah SDM tersebut memenuhi persyaratan dilihat dari tingkat pendidikan?

4. Apakah jumlah SDM di Puskesmas Bandarharjo Kota Semarang sudah cukup untuk menangani kunjungan ibu dalam pelaksanaan pelayanan antenatal terpadu? Jelaskan

5. Apakah Puskesmas Bandarharjo sudah memiliki dokter spesialis kandungan?

6. Apakah selama kurun waktu 3 tahun terakhir ini, Puskesmas Bandar Harjo Kota Semarang melakukan penambahan SDM untuk pelayanan kesehatan ibu?

7. Bagaimana pembagian tenaga kerja yang ada di Puskesmas Bandarharjo terkait program antenatalterpadu?

“Pendidikan terakhir itu DIII semua”

“yang jelas kurang mbak karna kita mempunyai sasaran segitu banyaknya ya, dengan bidan yang PNS nya cuman tiga dan kebetulan emang ada tambahan magang tiga sih, tapi dengan sasaran 1110 kalau di bagi enam kan brarti masih kurang, itu kalau kita untuk mengawasinya yang segitu banyaknya belum lagi untuk neonatusnya kan dengan pekerjaan lain itu istilahnya sangat kurang sekali, tenaga disini khususnya ya karna memang kita tidak ada bidan desa, belum juga pemantauannya juga, menurut saya ya tenaganya kurang ..”

“Tidak ada ya mbak untuk dokter spesialis kandungan”

“Tidak ada, dulu saya masuk sini 2011, dan kita juga punya pustukan jadi ya tidak ada penambahan yaa, memang kurang yaa”

“Kebetulan ini memang ada kasurkes yaa, yang dari dinas itu sangat membantu sekali kalau kita kebetulan kayak kelas hamil di bagi yang di Bandarharjo ada ibu marni trus yang tanjung mas itu bu erna, saya yang kuningan sama dadapsari tapi kalau untuk kegiatan pemeriksaan bu marni kan harus disana yang gedung lama cumi-cumi dan disini saya, dan kebetulan saya sendiri sambilan tugas yang lain bendahara mbak yo rodo memeang rodo repot sekali yaa karna kita tidak bisa fokusdalam satu bidang”

8. Apakah ada yang bertugas didalam gedung dan diluar gedung Puskesmas Bandar Harjo?

9. Bagaimana kebijakan pembagian tugas agar tidak terjadi tumpeng tindih?

10.Apakah sudah pernah ada pelatihan mengenai pelayanan antenatal? Dimana? Kapan?

II. Sarana dan prasarana yang Mendukung Pelayanan Antenatal Terpadu 1. Bagaimana ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung program

antenatal terpadu?

2. Apa saja sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu?

3. Apakah sudah memiliki alat USG untuk pemeriksaan kehamilan?

“Yang bertugas dari dalam dan luar gedung pasti ada, hanya kita saling komunikasi saja”

“ yaa itu kita tetap dan koordinisasi dan komunikasi istilahnya ya, kalau misalkan ada kurang kita laporakan ke ka TU, ini ada kurang ni ni nanti dicarikan tenaganya”

“Mmmm.. itu ada mbak, cuman kayaknya itu digilir toh mbak, missal nanti ada yang ditugaskan bidan siapa kan gitu, cuman nanti yang berangkat memberikan sosialisasi ke kita gitu, sudah ada…”

“Insyaallah sih peralatan sudah di usahakan lengkap, tinggi badan sudah, perlatan lain juga tidak ada masalah, pemeriksaan laborat sudah dilengkapi, cuman kok ada kurangnya antenatal terpadu itu satunya apa ya kita yang belum, IVA nah itu kita belum ada yang pemeriksaan IVA itu karna kita belum ada dilatih …”

“Sarana dan prasarana untuk mendukung program antenatal terpadu sudah mendukung dan layak yaa”

4. Apakah ada kendala terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana dalam mendukung pelaksanaan program antenatalterpadu?

5. Bagaimana cara mengatasi kekurangan sarana dan prasaranan dalam pelaksanaan program antenatalterpadu?

6. Apakah sarana dan prasarana tersebut layak dalam mendukung program antenatal terpadu?

Sarana dan prasarana yang Ditinjau

No Nama Alat Keterangan

1 Tensimeter √ 2 Stetoskop √ 3 Fetoskop √ 4 Reflek Hamer √ 5 Timbangan Dewasa √ 6 HB Meter √

7 Alat Periksa Urine √

“Saya rasa sih tidak ada ya mbak, paling yaa dari keterbatasan ruangan yaa”

“untuk mengatasinya yaa kami usahakan tidak ada kendala ya mbak, kalau untuk lap sendiri memang kami kekurangan SDM kadang yaa ada, kayak yaa gak”

III. Dana

1. Dari manakah sumber dana untuk program antenatal terpadu?

2. Apakah ada kendala terkait dengan sumber daya yang digunakan? Bagaimana cara mengatasinya?

IV. Proses Pelaksanaan Bidan tentang Pelayanan Antenatal Terpadu