• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Determinan kelengkapan Rekam medis

2.3.3 Komunikasi Interpersonal

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan , maupun tak langsung melalui media. Interpersonal adalah antara dua orang, dalam hal ini sedang bercakap antara dua pribadi seperti suami istri yang sedang bercakap-cakap, atau antara dua orang dalam suatu pertemuan, misalnya antara penyaji makalah dengan salah satu peserta suatu seminar (Effendy,2004)

Definisi komunikasi interpersonal menurut Devito (2011) dalam bukunya The Interpersonal Communication Book adalah komunikasi yang terjadi antar dua orang untuk membentuk sebuah hubungan, komunikasi tersebut dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu.

Pentingnya situasi komunikasi interpersonal ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis.Komunikasi yang berlangsung secara dialogis selalu lebih baik daripada monologis. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi dimana seseorang berbicara dan yang lain menjadi pendengar, jadi tidak terjadi interaksi. Dialog adalah bentuk komunikasi interpersonal yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Pentingnya bagi komunikator adalah karena ia dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya, yang penting untuknya mengubah sikap, pendapat atau prilakunya sehingga komunikator dapat mengarahkanya ke suatu tujuan sebagaimana ia inginkan (Effendy,2004)

Dibanding dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan.Hal ini disebabkan komunikasi interpersonal umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face).Pada saat tatap muka antara pembicara dengan pendengar terjadi kontak pribadi (personal contact).Pribadi komunikator menyentuh pribadi komunikan.Ketika pesan disampaikan, umpan balik berlangsung seketika (immediate feedback), pada saat itu komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang disampaikan (Effendy, 2004).

Berikut ini efektivitas komunikasi interpersonal menurut Devito (2011) :

1. Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan informasi tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan , asalkan saja beberapa pengungkapan tepat. Keterbukaan juga termasuk kemauan untuk mendengarkan secara terbuka dan bereaksi secara jujur terhadap pesan orang lain.

2. Empati adalah merasakan apa saja yang orang lain rasakan dari sudut pandang seorang tanpa kehilangan identitas kita. Empati memampukan kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara emosional untuk bersimpati, berbeda untuk merasakan kepada seseorang, untuk merasa menyesal dan bahagia untuk seseorang.

3. Kesadaran yang menyatakan kesadaran mental, dalam kesadaran kita menyadari alasan unntuk berpikir dan berprilaku dengan cara tertentu. 4. Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan dengan

pesan penggunaan pesan positif daripada negatif.

Hambatan Komunikasi Interpersonal Hambatan komunikasi menurut Cangara (2011) adalah sebagai berikut:

a. Hambatan penyaringan pesan merupakan faktor utama dari penyaringan adalah jumlah tingkatan dalam struktur suatu organisasi, semakin banyak tingkatan vertikal dalam hierarki organisasi semakin banyak kesempatan terjadi penyaringan. b. Kesalahan persepsi, dimana penerima dalam proses komunikasi

motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik pribadi mereka.

c. Kelebihan informasi, dimana setiap pribadi memiliki kapasitas untuk memproses data, ketika informasi harus diolah melebihi kapasitas pemrosesan dan hasilnya melebihi informasi.

Pesan yang disampaikan oleh komunikator menimbulkan dampak atau efek tertentu terhadap komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian menurut Efendi (2004) yaitu:

a. Dampak kognitif yaitu yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkatka intelektualitasnya.

b. Dampak afektif yaitu bukan hanya sekedarsupaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya, menimbulkan perasaan tertentu misalnya perasaan iba, sedih, marah.

c. Behavioral yaitu dampak yang timbul pada diri komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.

KomunikasiPerawat dengan Dokter

Dalam melaksanakan tugasnya secara profesional perawat harus dapat bekerja sama dengan pihak-pihak lain seperti halnya dokter untuk memberikan pelayanan yang baik pada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat dengan menggunakan komunikasi yang baik. Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana komunikasi yang dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komprehensif sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota tim dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi perawat dokter terjadi secara efektif. Sebagai tim kolaborasi, sangat penting bagi perawat dan dokter untuk dapat bertukar informasi dengan jelas dan komprehensif melalui pelaksanaan komunikasi.

Pelaksanaan bertukar informasidiwujudkan dengan saling share, konsultasi, konfirmasi, memberi masukan, bertanya jawab serta menyampaikan informasi baik secara langsung maupun melalui telepon.Hal tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi antara perawat dan dokter yang tidak selalu untuk tujuan pengambilan keputusan bersama, melainkan sangat mungkin bertujuan untuk konfirmasi, penegasan atau pemberi dukungan seperti yang telah dijelaskan oleh ketiga partisipan.Pelaksanaan komunikasi secara efektif dan efisien sangat penting karena menjamin terlaksananya pemberian perawatan kesehatan yang aman dan berkualitas tinggi (Rahaminta, 2012).

2.3.4 Monitoring

Menurut World Health Organization(1997),monitoring adalah suatu proses pengumpulan dan menganalisis informasi dari penerapan suatu program termasuk mengecek secara reguler untuk melihat apakah kegiatan/program itu berjalan sesuai rencana sehingga masalah yang dilihat /ditemui dapat diatasi

Monitoring yang tidak rutin dilakukan dengan baik sehingga rekam medis tidak diisi dengan lengkap. Menurut United Nations Development Program (2002), monitoring bertujuan untuk melaksanakan pengukuran atau penilaian terhadap performance proses untuk mencapai output yang diharapkan. Monitoring yang baik dilakukan secara berkelanjutan. Selain itu melalui kegiatan monitoring

khususnya dalam pengisian rekam medis dapat diketahui kendala ataupun kesulitan yang dihadapi oleh petugas selama proses pengisian rekam medis berlangsung.

Penyelenggaraan rekam medis

Dalam Dirjen Pelayanan Medik (1991) menjelaskan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit sebagai berikut:

(a) Direktur rumah sakit wajib melakukan pembinaan terhadap petugas yang berkaitan dengan rekam medis serta pengetahuan dan keterampilan mereka. (b) Direktur rumah sakit wajib membuat prosedur kerja tetap penyelenggaraan rekam medis di rumah sakit masing-masing.

(c) Dalam melakukan pembinaan dan pengawasan direktur rumah sakit dapat membentuk dan atau dibantu Komite Rekam Medik.

Menurut Supriyanto dan Damayanti (2007) menyatakan bahwa upaya pengawasan dapat mendeteksi sejauh mana kebijakan pimpinan dijalankan dan sampai sejauh mana penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja tersebut.Melalui kegiatan pengawasan, pimpinan organisasi dapat melakukan pembinaan berdasarkan temuan.