• Tidak ada hasil yang ditemukan

Determinan Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang Kabupaten Kampar Riau Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Determinan Kelengkapan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang Kabupaten Kampar Riau Tahun 2016"

Copied!
177
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN WAWANCARA

DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016

A. IDENTITAS INFORMAN (DOKTER)

Nama :

Umur : Tahun

Status kepegawaian :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Pendidikan :

Lama kerja :

B. Pertanyaan

1. Menurut dokter, Apa guna / manfaat rekam medis itu di isi secara

lengkap?

2. Dalam menangani pasien, apakah hasil atau langkah-langkah yang

dokter lakukan itu dituliskan keseluruhanya di dalam rekam medis?

3. Menurut dokter peranan dokter sampai dimana dalam melengkapi

dokumen rekam medis?

4. Menurut dokter item-item apa sajakah yang terpenting dari berkas

dokumen rekam medis pasien rawat inap ?

5. Menurut dokter mengisi nama dan nomor rekam medis itu kewajiban

siapa?

6. Apakah dokter selama ini pernah tidak mengisi secara lengkap berkas

rekam medis?

7. Apakah pendapat dokter mengenai anamnese pasien rawat inap?

Menurut dokter mengapa masih ada item anamnese tidak terisi?

8. Menurut dokter mengapa pengisian hasil pemeriksaan fisik dan

penunjang medik harus pasien rawat inap diisi?

(2)

9. Apakah dokter mengetahui mengapa item diagnosa tidak terisi secara

lengkap?

10.Menurut dokter apa yang menyebabkan item catatan pengobatan atau

tindakan tidak terisi lengkap?

11.Apakah dokter wajib mengisi informed consent atau persetujuan

tindakan pasien rawat inap pada rekam medis?

12.Menurut dokter mengapa hasil pengobatan atau catatan observasi

klinis rekam medis pasien rawat inap tidak lengkap?

13.Menurut dokter mengapa pengisisan ringkasan pulang masih tidak

terisi lengkap?

14.Apakah dokter mengisi nama dan tanda tangan segera setelah tindakan

pada rekam medis?

15.Apakah hambatan dokter tidak mengisi sepenuhnya pada saat dokter

melayani pasien?

16.Bagaimana menurut dokter tentang rekam medis yang meningkatkan

mutu di rumah sakit?

17.Bagaimana pendapat dokter tentang jumlah pasien yang dokter layani

per hari?

18.Apa yang dokter lakukan, bila dokter harus tetap mengisi rekam medis

sementara waktu dokter terbatas?

19.Berapa banyak waktu kerja dokter dalam melayani pasien tiap harinya

?

20.Adakah kepala ruangan atau perawatmengingatkan dokter dalam

pengisian rekam medis jika ditemukan berkas yang tidak lengkap?

21.Pernahkan diingatkan untuk mengisi dokumen rekam medis tidak

lengkap baik secara lisan atau tulisan?.

22.Menurut dokter sudah berjalankah monitoring terkait rekam medis

(3)

PEDOMAN WAWANCARA

DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016

A. IDENTITAS INFORMAN (PERAWAT)

Nama :

Umur : Tahun

Status kepegawaian :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Masa kerja :

B. PERTANYAAN

1. Apakah Bapak/ibu mengetahui manfaat rekam medis terkait dengan?

2. Bagaimana Bapak/ibu tentang rekam medis yang meningkatkan mutu di

rumah sakit?

3. Bagaimana menurut pendapat Ibu/ Bapak mengenai jumlah pasien tiap

harinya?

4. Menurut Bapak/Ibu apa yang menjadi hambatan kelengkapan pengisian

rekam medis?

5. Apakah Bapak/ibu selalumengingatkan dokter dalam pengisian rekam

medis? Dengan cara apa biasanya?

6. Bagaimana cara bapak/ibu melakukan komunikasi dengan dokter terkait

rekam medis tersebut? Komunikasi yang dimaksud mengingatkan dokter

apabila dokter lupa mengisi rekam medis?

7. Menurut Bapak/Ibu, mengapa dokter sering tidak mengisi rekam medis?

8. Bagaimana menurut bapak/ibu jumlah pasien perharinya saat ini?

9. Bagaimana menurut Bapak/Ibujam kerja dalam melayani pasien tiap

harinya ? apakah berlebih sehingga menjadi beban?

10.Pada dasarnya, pengisian rekam medis merupakan tanggung jawab

seorang dokter, Apakah Bapak/ibu pernah di perintahkan dokter untuk

mengisi rekam medis?

Tidak Tetap Tetap

(4)

11. Apakah Bapak/ibu pernah berinisiatif untuk mengisi rekam medis yang

tidak di isi oleh dokter?

12.Sepengetahuan Bapak/ibu adakah kebijakan yang dibuat oleh pihak

manajemen rumah sakit dalam penyelenggaraan pengisian rekam medis ?

13.Menurut dokter sudah berjalankah monitoring terkait rekam medis oleh

(5)

PEDOMAN WAWANCARA

DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016

A. IDENTITAS INFORMAN (KEPALA BAGIAN REKAM MEDIS)

Nama :

Umur : Tahun

Status kepegawaian :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Masa kerja :

Pendidikan :

B.PERTANYAAN

1.Menurut ibu apa itu Rekam medis?

2.Menurut ibu apa manfaat Rekam medis terkait dengan ?

3. Apakah yg ibu lakukan jika dalam pengisian rekam medis ditemukan tidak lengkap?

4. Apakah Bapak/ibu pernah mengingatkan dokter,perawat dalam pengisian rekam medis?

5. Apakah ibu pada saat mengelolah ada menanyakan kepada dokter terlebih dahulu?

6. Apakah setelah Bapak/Ibu menemukan adanya ketidaklengkapan, lalu melaporkan hasil temuan Ibu?

7. Bagaimana menurut Bapak/Ibu waktu kerja dalam mengolah rekam medis?

8. Apakah waktu kerja Bapak/Ibu perharinya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya ?

9. Sepengetahuan Bapak/ibu adakah kebijakan yang dibuat oleh pihak manajemen rumah sakit dalam penyelenggaraan pengisian rekam medis ?

10.Apakah pernah dibuat sanksi terhadap dokter atau petugas kesehatan lainya jika di temui ketidaklengkapan rekam medis?

Tidak Tetap Tetap

(6)

PEDOMAN WAWANCARA

DETERMINAN KELENGKAPAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSUD BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR RIAU TAHUN 2016

A. IDENTITAS INFORMAN (Manajemen Rumah Sakit)

Nama :

Umur : Tahun

Status kepegawaian :

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan

Masa kerja :

B. PERTANYAAN

1. Apakah yang dilakuan pihak manajemen jika pengisian rekam medis

pasien rawat inap tidak diisi dengan lengkap?

2. Apakah ada dilakukan monitoring terhadap pengisian rekam medis ?

3. Apakah ada dilakukan sosialisasi dalam penyelenggaraan rekam

medis?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk dan cara

pengelolaan rekam medis?

5. Bagaimana kebijakan manajemen rumah sakit yang dilakukan selama

ini sebagai upaya untuk meningkatkan kelengkapan rekam medis?

6. Apakah pernah dibuat sanksi terhadap dokter atau petugas kesehatan

lainya jika di temui ketidaklengkapan rekam medis?

Tidak Tetap Tetap

(7)
(8)

Gambar 3. Rekam Medis Ringkasan Masuk dan Keluar Yang Tidak Lengkap

(9)

Gambar 5. Rekam Medis Nama dan Tanda Tangan Yang Tidak Lengkap

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Sebagai

(20)

berdasarkan

Aspek Fisik banyak semenjak BPJS

(21)
(22)
(23)

Pertanyaan Informan 9

Apakah ibu mengetahui apa manfaat rekam medis ?

Berisikan data pasien, tindakan yang dilakukan , bisa mengambil kebijakan , diolah menghitung BOR,LOS, TOI,BTO, berkas yang berisikan catatan pasien , riwayat perjalanan pasien.

Apakah tugas ibu dalam pengelolaan rekam medis ditemukan tidak lengkap?

Jika ada banyak waktu biasanya mengecek ulang setiap rekam medis yang dikembalikan keruangan jika tidak lengkap tentunya akan dikembalikam ke ruangannya lagi. Nanti petugas kesehatan yang diruang inap akan jemput berkas setelah diberitahu. Pengembalian rekam medis yang sudah diisi kembali ke ruang rekam medis biasanya lebih dari dua hari.

Apakah pernah ibu mengingatkan dokter,perawat dalam pengisian rekam medis?

Mengingatkan selalu. Ketika rapat kepala ruangannya di beri arahan tentang kelengkapan rekam medis. Terkadang sudah diingatkan masih terdapat juga ketidaklengkapan berkas rekam medis. sebaiknya harus lebih optimal dalam hal ini.

Apakah ibu pada saat mengelolah ada menanyakan kepada dokter ?

Kalau masalah itu jarang dilakukan.

Apakah setelah ibu menemukan adanya ketidaklengkapan , lalu melaporkan hasil temuan ibu?

Jika ditemukan tidak lengkap, biasanya dilaporkan di rapat

triwulan. namun tidak juga ada perubahan selama ini terhadap

tenaga kesehatan.

Sepengetahuan ibu adakah kebijakan yang dibuat oleh pihak manajemen rumah sakit

Sejauh ini masih belum ada. Sebaiknya harus dilakukan

(24)

Wawanc ara

Mendalam

Kelemahannya nanti terlihat saat akreditasi yang akan

(25)

Pertanyaan Informan 10 Apakah yang dilakukan pihak manajemen jika

pengisian rekam medis pasien rawat inap tidak diisi

dengan lengkap?

Rekam medis jika tidak lengkap akan dikembalikan dan

dilengkapi.

Apakah ada dilakukan monitoring terhadap pengisian

rekam medis?

Monitoring dalam penyelenggaraan rekam medis ini

tidak ada secara tertentu, sesuai kebutuhan saja.

Apakah ada dilakukan sosialisasi ataupun pelatihan

dalam penyelenggaraan rekam medis?

Sosialisasi hanya dilakukan ketika ada perubahan

mengenai hal ini. Saat ini mengupayakan pelatihan

terhadap tenaga kesehatan

Bagaimana upaya yang dilakukan untuk memperbaiki

bentuk dan cara pengelolaan rekam medis?

Pihak managemen mengupayakan memperbaiki sistem

dan formatnya.

Bagaimana kebijakan manajamen rumah sakit yang

dilakukan selama ini sebagai upaya untuk

mengingatkan kelengkapan rekam medis?

Mengusahakan untuk meningkatkan kinerja dokter,

perawat dan tenaga kesehatan lainya dalam rapat rutin

sebagai bentuk pembinaan, evaluasi dengan memotivasi

kembali untuk melengkapi berkas rekam medis.

Apakah ada sanksi tegas terhadap petugas kesehatan

jika ditemukannya ketidaklengkapan berkas rekam

medis?

Sejauh ini tidak ada sanksi yang khusus terhadap tidak

lengkapnya reka medis namun nanti akan tidak

(26)

Lembar Pengisian Kelengkpan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

No Item Sesuai Permenkes 269 Tahun 2008

Lengkap Tidak Lengkap

1 Tanggal Masuk

2 Waktu Masuk

3 Anamnase

4 Pemeriksaan Fisik

5 Diagnosa

6 Pengobatan/Tindakan 7 Persetujuan Tindakan 8 Catatan Observasi 9 Ringkasan Pulang 10 Nama dan Tanda Tangan

Beri tanda centang pada kolom pengisian lengkap atau tidak lengkap

Dokumentasi Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSUD Bngkinang Gambar 1. Ruangan Rekam Medis

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Amein,F.2003.Aspek Rekam Medis Dalam Mendukung Penyelidikan Malpraktek.Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam Kongres & Rakernas I-III

Anggraini, S.2007. Hubungan Motivasi dan Kinerja Petugas Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Djasamen Saragih Pematang Siantar, Medan: Tesis PS AKK Sps USU.

Cahyanti, 2011. Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Lembar Resume Medis Pasien Rawat Inap Di Rs Bhayangkara Polda DIY.,Yogyakarta: Karya Tulis IlmiahUGM.

Cangara, H. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : Rajawali Pers

Depkes RI.2006.Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit Di Indonesia Revisi II. Jakarta : Direktorat Pelayanan Medik Departemen kesehatan R.I.

_____.2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta : Direktorat Pelayanan Medik Departemen kesehatan R.I.

_____.1991.Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor 78/Yanmed/RS.Umdik/YMU/I/1991 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis /Medical Records di Rumah Sakit.Jakarta.

_____.1999.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.Jakarta.

_____.2008. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.129/Menkes SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.

______.2008. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2008, tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di lingkungan Dsepartemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Jakarta.

Devito, A.J. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Karisma Publishing.

Effendy, O.U.2004.Dinamika komunikasi . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(28)

Gafur,KM. 2003. Pentingnya Peningkatan Profesionalisme Rekam Medis Dalam Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan. Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam Kongres & Rakernas I-III

Guwandi J. 1991. Dokter dan Rumah sakit. Jakarta: Fakultas kedokteran Universitas Indonesia

Hanafiah , MJ dan Amir,A., 2008. Etika Kedokteran & Hukum kesehatan Ed,4, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Hatta,G.2003.Peranan Rekam Medis Dalam Tanggung Gugat Praktek Professional Tenaga Kesehatan. Kumpulan Makalah Seminar Nasional dalam kongres & Rakernas I-III

Hatta,G.2010. Pedoman Manajemen Kesehatan Disarana Pelayanan Kesehatan Edisi Revisi III. Jakarta: Universitas Indonesia.

Konsil Kedokteran Indonesia.2007.Manual Rekam Medis

Lihawa C dan Mansur M. 2015 .Faktor-faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medis Dokter di Ruang Rawat Inap RSI UnismaMalang. Jurnal Kedokteran Brawijaya.

Maharani W dan Setyowati M. 2015. Tinjauan Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (Bkpm) Semarang. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Maranatha,W. 2016. Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan. Skripsi FKM USU.

Mawarni D dan Wulandari RD. 2013. Identifikasi Ketidaklengkapan Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan . Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia.

Miles, M.B dan Huberman, A.M. 2014. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)

Muninjaya ., 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2.Jakarta:EGC

Muslihatun W.N., 2009. Dokumen kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya

Moekijat. 2004. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Mandar Maju

(29)

___________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : Penerbit PT RINEKA CIPTA.

Pamungkas, T. W., Marwati, T., Salikhah.,2010. Analisis Ketidaklengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 269/MenKes/Per/III/2008, Tentang Rekam Medis/Medical Record. Jakarta : Depkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta : Depkes RI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 755/Menkes/PER/IV/2011 tentang komte medik di rumah sakit. Jakarta: Depkes RI.

Rahaminta, S. (2012). Pengalaman perawat berkolaborasi dengan dokter di ruang ICU. Jurnal Nursing Studies.

Ria Yudha Permata Ratmanasuci, 2008. Analisis kelengkapan pengisian dokumen rekam medis rawat inap di RSUD kota semarang. Skripsi FKM Undip.

Rustiyanto E.,2009. Etika Profesi Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan.Yogyakarta: Graha ilmu.

Sampurna, B . 2014.Aspek Etik dan Hukum Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI-Press

Sugiyanto,Z. 2005. Analisis Prilaku Dokter Dalam Mengisi Kelengkapan Data Rekam Medis Lembar Resume Rawat Inap Di RS Ungaran.Program Pasca Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dipenogoro.

Sugiyono,. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.

Supriyanto, S. Dan Damayanti,N.A. 2007. Perencanaan dan Evaluasi. Universitas Airlangga Surabaya.

(30)

United Nations Development Program., 2002. Handbook on Monitoring and Evaluating for Results. New York : Evaluation Office.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran.

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan

determinan kelengkapan rekam medis rawat inap di RSUD Bangkinang.Dalam

penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki

bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya , menganalisis,

memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang di teliti menjadi lebih jelas dan

bermakna (Sugiyono,2010)

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Kabupaten Kampar Riau dengan mempertimbangkan bahwa rendahnya

kelengkapan pengisian berkas rekam medis terutama di rawat inap.

3.2.2 Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada Bulan April sampai dengan

(32)

3.3 Informan

Pengambilan informan berdasarkan pertimbangan tertentu dengan teknik

purposive, yakni teknik yang dilakukan untuk memilih informan yang bersedia dan mampu memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.

Beberapa Informan tersebut adalah (1 orang) Kepala Ruangan Rekam Medis, (6

orang) dokter terdiri dari (1 orang ) Dokter penyakit dalam, (1 orang) dokter

Spesialis Obgyn, (1 orang) Dokter Spesialis Anak ,(1 orang) Dokter spesialis

Bedah (1 orang) , Dokter spesialis Syaraf (1 orang) , Dokter Spesialis Paru di

RSUD Bangkinang,(2 orang) Perawat dan (1 orang) Manajamen RSUD

Bangkinang Kabupaten Kampar Riau.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan dua sumber yaitu :

1. Data Primer

Metodepengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan

berpedoman dengan instrumen yang telah dipersiapkan terlebih dahuluuntuk

mengetahui determinan kelengkapan rekam medis.

2. Data Sekunder

Untuk melengkapi data hasil wawancara mendalam maka peneliti juga

mengumpulkan data-data dan dokumen mengenai kelengkapan rekam medis di

(33)

3.4.2 Instrumen Penelitian

Sesuai karakteristik penelitian kualitatif yaitu instrumen penelitian adalah

peneliti sendiri. Dalam wawancara mendalam (Indepth Interview) peneliti

menggunakan pedoman wawancara mendalam disertai dengan pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan disampaikan menggunakan alat bantu

berupa voice recorder, notes, dan alat tulis.

3.5 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah pemahaman tenaga kesehatan tentang rekam medis.

a. Manfaat rekam medis adalah kemampuan informan dalam menjawab apa

kegunaan rekam medis yang disusun berdasarkan pedoman wawancara sesuai

profesi petugas kesehatan di RSUD Bangkinang.

b. Rekam medis sebagai peningkatan mutu adalah kemampuan informan dalam

menjawab rekam medis sebagai peningkatan mutu di RSUD Bangkinang.

2. Beban kerja adalah jumlah pekerjaan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan

fungsi yang harus diselesaikan petugas kesehatan.

a. Aspek fisik merupakan jumlah pasien yang harus dirawat dibandingkan

jumlah tenaga kesehatan.

b. Aspek waktu kerja merupakan jumlah waktu efektif melakukan pekerjaan

setiap harinya.

3. Komunikasi Interpersonal adalah percakapan yang terjadi kontak langsung dalam bentuk tindakan sehingga menimbulkan kenyamanan dalam berinteraksi

(34)

dengan pasien dalam memberikan pelayanan terkait dalam pengisian rekam

medis.

4. Monitoring adalah pengawasan dan tindakan suatu program selama

pelaksanaan rekam medis yang berdasarkan pedoman yang digunakan dalam

penyelenggaraan rekam medis di RSUD Bangkinang.

5. Kelengkapan rekam medis adalah kesempurnaan pengisian formulir dari item

rekam medis yang harus diisi dokter terkait data-data pasien pada saat

pelayanan rawat inap di RSUD Bangkinang.

3.6 Triangulasi Data

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber untuk mendapatkan

data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Triangulasi

sumber digunakan untuk pengecekan data tentang keabsahannya, membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai

sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan.Dalam hal ini penulis

membandingkan data hasil observasi dengan data hasilwawancara, dan juga

membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya. Triangulasi metode

dilakukan dengan membandingkan informasi wawancara mendalam dengan hasil

pengamatan foto dokumentasi di lokasi penelitian (Sugiyono, 2010).

3.7 Metode Analisis Data

Model analisa data dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan

Miles and Huberman (2014), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data

kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

(35)

Komponen analisis data menurut Miles and Huberman :

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data “ kasar “ yang muncul dari

catatan – catatan tertulis di lapangan. Dan reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dengan demikian data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.

2. Penyajian Data

Penyajian data penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam bentuk matriks,

grafik, jaringan dan bagan.

3. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal yang didukung oleh bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama

(36)

menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali. Makna-

makna yang muncul dari data harus diuji kebenenaranya, kekokohanya, dan

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Perkembangan RSUD Bangkinang

Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang adalah Rumah sakit milik

Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar yang berdiri sejak Pemerintahan Hindia

Belanda dan di resmikan menjadi Rumah Sakit milik Pemerintah pada tahun

1979, memiliki letak yang strategis di pinggir jalan raya Riau-Sumatera Barat dan

Sumatera Utara. Sejak tahun 1981 RSUD Bangkinang hanya tergolong rumah

sakit tipe D. Sesuai dengan perkembangan kebutuhan pelayanan maka pada

tanggal 05 juni 1996 , berdasarkan SK Menkes Nomor : 551/Menkes/SK/VI/1996

tentang Peningkatan Kelas RSUD Bangkinang Milik Pemerintah Kabupaten

Daerah Tingkat II Kampar, maka RSUD Bangkinang diakui sebagai rumah sakit

yang tergolong tipe C, dan pada tanggal 19 desember 2011 RSUD Bangkinang

menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan surat keputusan Bupati

Kampar Nomor; 060/ORG/303/2011/ tentang penetapan Rumah Sakit Umum

Daerah Bangkinang sebagai satuan kerja perangkat daerah kabupaten kampar

yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah

(PPK-BLUD) secara penuh.

4.1.2 Lokasi RSUD Bangkinang

RSUD Bangkinang terletak di jalan Lingkar, Bangkinang-Batu

(38)

4.1.3 Visi dan Misi RSUD Bangkinang 1. Visi

Visi RSUD Bangkinang adalah Terwujudnya BLUD ( Badan Layanan

Umum Daerah) Rumah Sakit Umum Bangkinang yang moderen,

professional dan menyenangkan

2. Misi

a. Meningkatkan kopetensi sumber daya manusia pada semua Lini

pelayanan kesehatan perorangan yang profesional, santun dan

meningkatkan daya saing di Provinsi Riau.

b. Mengembangkan pembangunan gedung Rumah sakit sesuai master plan secara bertahap, melengkapi peralatan medis dan non medis serta penegmbangan fasilitas umum agar mampu memberikan rasa aman

dan nyaman, serta menyenangkan pelanggan.

c. Mengembangkan manajemen modern berbasis informasi teknologi

melalui sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.

d. Mengembangkan pelayanan unggulan sesuai dengan tuntutan

lingkungan dan perkembangan penyakit di Kabupaten Kampar.

e. Mendukung terhadap pelayanan kesehatan perorangan agar mampu

meningkatkan produktifitas sumber daya manusia.

4.1.4 Struktur Organisasi RSUD Bangkinang Struktur Organisasi RSUD Bangkinang terdiri dari :

A. Direktur

1. Kepala Bagian Administrasi Umum dengan 3 (tiga) Kepala Sub

(39)

a. Sub Bagian Umum, Hukum, Informasi dan Kemitraan

b. Sub Bagian Perlengkapan dan Rumah Tangga

c. Sub Bagian Perencanaan Anggaran

2. Kepala Bidang Pelayanan dengan 2 kepala seksi yaitu :

a. Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Penunjang Medik

b. Kepala Seksi Keperawatan

3. Kepala Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Pendidikan dengan

(dua) Kepala seksi yaitu :

a. Kepala Seksi Administrasi dan Pembinaan SDM

b. Kepala Seksi Pendidikan , Pelatihan dan Peningkatan kompetensi

SDM

4. Bidang keuangan dengan 2 (dua) Kepala seksi yaitu :

a. Kepala Seksi Perbendahaaan dan Verifikasi

b. Kepala Seksi Akuntansi

5. Kelompok jabatan fungsional yaitu :

a. Kepala instansi

b. Kepala Ruangan

c. Komite Medis

d. Kelompok staff medis (KSM)

e. Komite keperawatan

f. Komite-komite lainya : PPI, K3 RS , dll

(40)

4.1.5 Data ketenagaan Pegawai RSUD Bangkinang

Jumlah tenaga di RSUD Bangkinang sebanyak 353 orang dengan

perincian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Klasifikasi Ketenaga Kesehatan RSUD Bangkinang

No Bagian PNS Non PNS Jumlah Sumber Bagian Kepegawaian RSUD Bangkinang Tahun 2016

Catatan :

Jumlah Dokter Spesialis Dasar yaitu

1. Dokter spesialis Penyakit dalam : 4 orang

2. Dokter spesialis Kebidanan : 2 orang

3. Dokter spesialis Bedah : 2 orang

4. Dokter spesialis Anak : 3 orang

Pelayanan Medik Spesialis Lain

5. Dokter spesialis Syaraf : 1 orang

6. Dokter spesialis Paru : 2 orang

(41)

4.1.6 Instalasi Rawat Inap

Tabel 4.2 Klasifikasi Pelayanan Rawat Inap Berdasarkan Jumlah Tempat Tidur RSUD Bangkinang

Sumber Instalasi Rekam Medis RSUD Bangkinang Tahun 2016

4.1.7 Visi , Misi ,Tujuan dan Falsafah Bagian Rekam Medis RSUD Bangkinang

1. Visi

Mewujudkan Rekam Medis Dan Pelaporan Rumah Sakit Umum

Bangkinang Sebagai Sentral Informasi Pengolahan Data Yang Tepat dan

(42)

2. Misi

Melaksanakan Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Yang

Memuaskan

3. Tujuan

 Mampu memberikan informasi yang lengkap, cermat, serta siap disajikan saat diperlukan

 Memproses dan menangani informasi yang tercatat seefektif mungkin

 Memberikan pelayanan semaksimal mungkin dalam hal rekam medis

kepada pasien

4. Falsafah

Rekam medis merupakan bukti tertulis tentang proses pelayanan medis

yang diberikan oleh dokter dan tenaga kesehatan lainya kepada pasien.

Bagian perencanaan dan rekam medis dipimpin oleh bagian yang

bertanggungjawab kepada wakil direktur bidang umum dan keuangan. Bagian

rekam medis dikepalai oleh seorang perekam medis dan informatika kesehatan

(DIII) yang telah mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang berhubungan

penyelenggaraan rekam medis dan di bantu oleh 14 orang petugas rekam medis.

Jumlah Petugas Rekam Medis sebanyak 7 orang dengan status Non PNS.

4.1.6 Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSUD Bangkinang Dalampencatatan rekam medis yang lengkap tidak terlepas dari

penyelenggaraan rekam medis. Alur rekam medis rawat inap di RSUD

(43)

Tidak

Lengkap

Gambar 4.1 Alur Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSUD Bangkinang

Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap

Sudah ada No. RM No. RM TIDAK

YA

UNIT RAWAT INAP

Kantor Rekam Medis DIRUJUK

Copy Lembaran Resume Keluar di kirim ke Rs rujukan

POLIKLINIK

Berobat Jalan

Rawatan Ulang

Pendidikan

Penelitian

Keperluan Lain

Dilengka pi

Periksa Kelengkapan

Pencatatan dan File Komputer

(44)

4.2 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kelengkapan Masing-Masing 10 Berkas Rekam Medis oleh Dokter Spesialis pada Pasien Rawat Inap di RSUD BangkinangTahun 2016

Keterangan : L = Lengkap

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengisian berkas rekam

medis oleh Dokter Spesialis masih di temukan ketidaklengkapan rekam medis.

Dari seluruh dokter Spesialis maka dapat disimpulkan dokter Spesialis penyakit

(45)

masing- masing ketidaklengkapan pada umumnya terletak pada item waktu

masuk, Anamnese,pemeriksaan fisik , ringkasan pulang dan nama&tanda tangan

dokter. Ketidaklengkapan ini berbeda jika dibandingkan dengan dokter spesialis

Syarat dan dokter Spesialis Paru yang memiliki angka kelengkapan berkas rekam

medis yang cukup tinggi. Hasil wawancara dengan perawat yang menyatakan

bahwa dokter Spesialis Syarat dan Dokter Spesialis Paru memang berbeda dengan

dokter spesialis dasar lainya. Oleh karena itu terdapat perbedaan pengisian rekam

medis antara dokter pelayanan medik spesialis dasar dengan spesialis lain.

4.3 Karakteristik Informan

Pada penelitian ini dilakukan indepth interview hanya terhadap 10 informan yaitu 6 Dokter Spesialis , 2 informan Perawat , 1 informan Kepala

Rekam Medis, 1 informan Manajemen Rumah Sakit.

Tabel 4.4Distribusi Karakteristik Informan No.

Informan

Jabatan Pendidikan Jenis kelamin

Perempuan 39 tahun PNS Tetap

(46)

5 Dokter Spesialis

Syaraf

Spesialis Syaraf

Perempuan 40Tahun PNS Tetap

6 Dokter

Tabel 4.4 memperlihatkan karakteristik tenaga kesehatan sebagai informan

Penelitian sebanyak 10 informan terdiri dari 6 orang perempuan dan 4 orang

laki-laki, berkisar dari umur 38 sampai 45 dengan latar belakang pendidikan

Dokter Spesialis, D3 perawat serta lama bekerja sekitar 6 tahun sampai 12 tahun.

4.4 Hasil Wawancara Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis

Adapun hasil yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan terhadap

informan terkait dengan determinan pengisian rekam medis rawat inap di RSUD

Bangkinang Tahun 2016

4.4.1 Pernyataan Informan Tentang Pengisian Tanggal dan Waktu Masuk yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit dalam

(47)

oleh waktu yang sangat terbatas sehingga dokter tidak memiliki waktu untuk

mengisi tanggal dan waktu masuk, seperti dikatakanya sebagai berikut :

Tanggal dan waktu masuk tidak saya yang mengisinya. Itu bagian pendaftaran rawat inap ya biasanya atau perawat yang mengisinya, keterbatasan waktu yang membuat saya tidak terlalu memperhatikan kelengkapanya lagi“

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Anak dan dokter

spesialis Bedah menunjukkan bahwa pengisian tanggal dan waktu masuk bukan

dokter yang mengisi karena dokter merasa bahwa seorang dokter mengisi

item-item berkas rekam medis itu berhubungan dengan medis-medis saja, seperti yang

dikatakan sebagai berikut:

“Oh .. kalau masalah itu yaaa bukan saya yang mengisinya,, karena menurut saya pengisian berkas rekam medis ini yang penting-penting saja seperti yang berhubungan dengan medis, kalau itu kan bisa yang lain yang mengisi, kan dokter memberi pelayanan yang cepat dan tepat ya kan “

Menurut wawancara dengan dokter spesialis lain menunjukkan bahwa

pengisian tanggal dan waktu masuk tersebut memang menjadi tanggung jawab

dokter sehingga harus diisi dengan lengkap dan akan bekerja sama dengan

perawat, seperti dikatakan sebagai berikut :

“ Sebenarnya tanggal dan waktu masuk itu tanggung jawab dokter tapi biasanya dibantu oleh petugas kesehatan lain, dan saya tidak memperhatikan atau mengecek kembali karena menurut saya sudah lengkap”

Berdasarkan pernyataan diatas seluruh informan menyatakan bahwa

pengisian tanggal masuk dan waktu masuk dilakukan oleh petugas pendaftaran

rawat inap sehingga dokter tidak melihat atau memeriksa kembali pada

kelengkapan tanggal dan waktu masuk disebabkan anggapan dokter telah di

(48)

itu tanggung jawab mereka untuk memeriksa kembali tanggal dan waktu masuk

yang ada di rekam medis namun hal ini tidak bisa dilakukan karena keterbatasan

waktu dan kesibukan. Dan sebagian dokter beranggapan bahwa bukan tugas

seorang dokter, pengisian hanya pada yang medis saja.

4.4.2 Pernyataan Informan Tentang Pengisian Anamnese yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Dalam , dokter spesialis

Anak dan spesialis Obgyn menunjukkan bahwa ketidaklengkapan pengisian

anamnese disebabkan saat pasien yang datang ke rumah sakit dalam keadaan

darurat atau tidak sadarkan diri sehingga mempersulit dokter dalam mengisi

lengkap anamnese, seperti yang dikatakan sebagai berikut :

“ Di isi jika bisa ditanyai tapi biasanya pasien yang kritis atau tidak sadarkan diri sulit untuk ditanyai, sehingga tidak bisa mengisinya tapi nanti akan diberikan perawat ruang rawat inap jika masih kosong karena kan dokter harus lebih mementingkan pelayanan dengan cepat serta pengobatan tepat “

Menurut hasil wawancara dengan responden 4 yaitu dokter bedah

menunjukkan bahwa ketidaklengkapan pengisian anamnese dikarenakan tidak

mengecek kembali oleh petugas kesehatan lainya sehingga tidak sengaja

terlewatkan oleh dokter. Dan kerjasama yang belum optimal antara sesama tenaga

kesehatan, seperti yang dikatakan sebagai berikut :

(49)

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Syaraf dan dokter

spesialis Paru menunjukkan bahwa pengisian pada anamnese hanya kesulitan

pada saat pasien tersebut sulit untuk ditanya namun hal itu tidak menjadi

penghalang karena dokter selalu berusaha memaksimalkan dalam pengisian

anamnese karena pengetahuan dokter akan pentingnya anamnese cukup baik dapat

dilihat dari yang dikatakan sebagai berikut:

“ Ya saya mengisinya kalaupun tidak terisi biasanya dikarenakan pasien sulit untuk ditanyai , tapi itu tidak menjadi alasan untuk tidak mengisi anamnese karena item ini merupakan hal yang utama dalam mempertegas alasan dalam pengobatan medis dan saya selalu mengusahakan dalam pengisian anamnese”

Berdasarkan pernyataan diatas yang diketahui informan bahwa pernyataan

anamnase tidak tercatat dengan lengkap karena laporan pasien, keluarga atau yang

mengantar pasien datang ke rumah sakit kurang jelas memberikan informasi dan

dikarenakan kondisi pasien yang tidak memungkinkan untuk ditanya karena

pasien dalam keadaan tidak sadar dan juga disebabkan petugas kesehatan lainya

tidak memeriksa kembali rekam medis yang telah di isi oleh dokter.

Dokter menjelaskan petugas medis lainya harus mengecek kelengkapan

berkas karena dokter lebih terfokus pada pelayanan dan pengobatan dengan cepat

sehingga masih terdapat anamnese pasien yang kosong.

4.4.3 Pernyataan Informan Tentang Pemeriksaan Fisik yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam dan

Bedah menunjukan bahwa pengetahuan tentang manfaat pada pemeriksaan fisik

sudah baik namun dokter menjelaskan bahwa ketidaklengkapan pengisian

(50)

banyak sehingga tidak terlalu mementingkan item ini dengan lengkap , dokter

juga beranggapan bahwa lebih mengutamakan yang penting saja pada pengisian

rekam medis , seperti dikatanya sebagai berikut :

Ya untuk mengetahui perkembangan pasien, item ini sebenarnya penting karna berpengaruh terhadap pengobatan yang diberikan. Biasanya jika tidak terisi karena dokter memiliki keterbatasan waktu, pasien terlalu banyak dan lembar rekam medis yang harus diisi sehingga sayalebih mengutamakan yang penting saja”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Obgyn menunjukkan

bahwa ketidaklengkapan pengisian pemeriksaan fisik disebakan banyaknya pasien

yang membuat dokter tidak mementingkan pengisian pemeriksaan fisik dengan

secara detail sehingga masih ditemukan ketidaklengkapan tersebut. Penyebab lain

dokter mengatakan masih kurang keaktifan dalam pengawasan rekam medis

seperti yang dikatakan sebagai berikut :

“Terkadang tidak terlalu detail karena banyaknya pasien dan sebenarnya kurang keaktifan dalam pengawasan rekam meds padahalkan rekam medis sangat penting ya kan”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Anak menunjukkan

bahwa ketidaklengkapan pengisian pemeriksaan fisik disebabkan tingginya beban

kerja sehingga dokter tidak bisa mengisi secara lengkap item pemeriksaan fisik di

rawat inap sesuai dikatanya sebagai berikut :

“Pemeriksaan fisik merupakan item yang harus diisi juga namun karna beban kerja yang terlalu tinggi sering terlupakan ataupun terlewatkan”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Syaraf dan dokter

spesialis Paru menunjukkan bahwa pengetahuan dokter terhadap item

(51)

pemeriksaan fisik tersebut dan apabila masih juga ditemukan ketidaklengkapan

dokter mengakui bahwa masih kurang pengawasan dan ketegasan dari rumah

sakit, seperti dikatakanya sebagai berikut :

“Untuk pemeriksaan fisik ini agar pasien diberikan pengobatan yang tepat. Selain itu agar mengetahui kondisi fisik pasien karna mempengaruhi kesembuhan pasien dan untuk menunjang diagnosa pasien dan jika masih ada ditemukan tidak lengkap terletak pada pengawasan dan ketegasan dari pihak rumah sakit”

Berdasarkan penyataan diatas dapat diketahui bahwa informan memiliki

pengetahuan yang cukup baik mengenai pemeriksaan fisik tersebut namun pada

hasil observasi masih terdapatnya ketidaklengkapan pada item pemeriksaan fisik.

Dari pernyataan informan ketidaklengkapan item pemeriksaan fisik. Alasan

ketidak lengkapan item pemeriksaan fisik ini dikarenakan waktu dokter yang

terbatas, beban kerja yang tinggi dan kurang aktif dalam mengingatkan dokter

sehingga tidak disiplin dalam mengisi rekam medis khususnya pemeriksaan dan

penunjang medik. Dan sebagian dokter beranggapan bahwa masih kurang

pengawasan dan ketegasan dari rumah sakit terhadap kelengkapan rekam medis.

4.4.4 Pernyataan Informan Tentang Pengisian Diagnosa yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam

menunjukan bahwa dokter mengetahui akan pentingnya item diagnosa ini namun

waktu yang terbatas disebabkan pasien yang banyak menuntut dokter harus

memberi pelayanan dengan baik. Pasien tidak hanya pada rawat inap, melainkan

rawat jalan yang tiap harinya memiliki pasien yang banyak sehingga dokter

(52)

sehingga mempersulit untuk dilengkapi kembali, seperti yang dikatakanya sebagai

berikut :

Ya kalau item diagnosa ini seharusnya tidak boleh tidak terisi, ini disebabkan pasien saya terlalu banyak sementara waktu tidak banyak lagi untuk pasien yang lain. Belum lagi pasien di poli menunggu saya, dan berkas rekam medis pun sudah terdistribusi ke bagian lain.Biasanya saat diruangan saya diingatkan dan kalau saya memiliki waktu banyak saya isi atau langsung membawa pulang”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Obgyn menunjukan

bahwa dokter tidak selalu mengkosongkan item diagnosa karena pasien saat ini

meningkat dan dokter juga menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk lebih

memastikan diagnosa yang lebih jelas, seperti dikatakanya sebgi berikut :

“Ketidakterisian di item diagnosa tidak sering, ya mungkin ada beberapa status pasien yang tidak terisi bagian diagnosa karena pasien saat sekarang sangat meningkat dan harus memberikan pelayanan ke pasien yang lain , dokter masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk lebih memastikan diagnosis yang lebih spesifik”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis lainya menujukkan

bahwa penyebab ketidakterisian diagnosa karena dokter tidak punya banyak

waktu untuk mengisinya karena pada umumnya dokter beranggapan bahwa pasien

telah lama menunggu dan berupaya memberikan pelayanan yang cepat sehingga

terburu-buru, seperti yang dikatanya sebagai berikut :

(53)

Berdasarkan pernyataan di atas informan menyatakan bahwa informan

selalu mengisi item diagnosa , ketidaklengkapan item diagnosa pada berkas rekam

medis disebabkan oleh beberapa faktor seperti pasien yang terlalu banyak

menunggu, waktu yang tidak banyak, memakan waktu yang banyak jika

dilengkapi saat itu juga, dan kurangnya kerja sama antara dokter , perawat dan

petugas kesehatan lainya dan selama ini dokter lebih mengutamakan pelayanan

yang cepat dan dokter masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk

lebih mengetahui diagnosis yang lebih spesifik. Dokter juga mengatakan bahwa

akan diisi ketika perawat mengingatkan untuk pencatatan rekam medis walaupun

tidak terisi saat itu, rekam medis dibawa pulang dan masih kurang pengawasanya

terkait pengisia berkas rekam medis.

4.4.5 Pernyataan Informan Tentang Mengisi Catatan Pengobatan/Tindakan yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam dan

dokter spesialis Anak menunjukkan bahwa pengetahuan dokter terkait dengan

pengisian catatan pengobatan tindakan sudah dapat dikatakan baik namun hal ini

belum berpengaruh besar terhadap pengisian pada catatan pengobatan pada pasien

rawat inap, seperti dikatakanya sebagai berikut :

(54)

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Obgyn dan dokter

spesialis Bedah menunjukkan bahwa pengetahuan terhadap keharusan dokter

dalam pengisian catatan pengobatan sudah baik, karena dokter menganggap jika

tidak ada pengobatan yang jelas kepada pasien maka tidak adanya bukti di

kemudian hari jika ada sesuatu yang terjadi pada pasien sehingga menghindari

tuntutan malpraktik, namun ketidaklengkapan pengisian berkas rekam medis ini

dikarenakan tidak sengaja melewatkan dalam pengisian berkas rekam medis,

seperti yang dikatakannya sebagai berikut :

“ Ya harus diisi item pengobatan ini agar ada bukti yang jelas ya. jika kemudian hari ada terjadi sesuatu pada pasien sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Ya contohnya tuntutan malpraktik, dan bisa jadi saat itu terlewatkan pada item ini saat mengisi berkas rekam medis”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Syaraf dan dokter

spesialis Paru menunjukkan bahwa dokter menekankan bahwa sudah mengetahui

manfaat dan kegunaan pada pengisian catatan pengobatan/tindakan sehingga

dokter harus mengisi item ini dengan lengkap. Dan jika tidak terisi dokter merasa

tidak sengaja terlewatkan sehingga masih terdapat ketidakterisian pada

pengobatan tersebut. Dalam hal ini harus memiliki teguran dari pihak yang

bersangkutan terhadap rekam medis, seperti dikatanya sebagai berikut :

“Pengisian catatan dalam pengobatan ini dibutuhkan untuk mengetahui obat-obat apa saja yang telah diberikan dan tindakan kita untuk mengetahui tindakan pengobatan, jadi harus di isi ya. Dan ini masih membutuhkan teguran oleh petugas kesehatan yang lainnyasebab terkadang juga tidak sengaja terlewatkan”

Berdasarkan Pernyataan di atas informan mengetahui harus mengisi

(55)

informan yang sudah baik akan pentingnya item ini namun dari hasil observasi

masih terdapat item yang tidak terisi dan hasil wawancara menunjukkan sebab

ketidaklengkapan rekam medis dikarenakan kesibukan dokter , mengejar waktu

untuk memberikan pelayanan, dan masih kurang keaktifan komunikasi perawat

dengan dokter sehingga masih ada alasan yang mengatakan terlewatkan ataupun

terlupakan dalam mengisi item pengobatan ini.

4.4.6 Pernyataan Informan Tentang Informed Consent/ Persetujuan Tindakan yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan seluruh dokter spesialis menunjukkan

bahwa pengisian persetujuan tindakan merupakan suatu keharusan seorang dokter

dalam melakukan tindakan kepada pasien. Karena dokter tidak menginginkan

tuntutan dari pasien jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan. Hal ini akan

merugikan dokter dan juga pasien itu sendiri jika melakukan tindakan tanpa

persetujuan dari pasien atau keluargga pasien, seperti yang dikatakan dokter

sebagai berikut :

“ Ya wajib dan harus di isi,.... karena dokter tidak akan bisa melakukan tindakan sebelum adanya persetujuan dari pasien. Yaah tentunya ini agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak ada tuntutan dari pasien”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa informan

memiliki pengetahuan yang baik dari manfaat persetujuan tindakan dilakukan

karena persetujuan tindakan ini memiliki makna medikolegal dan prasyarat wajib

(56)

kedepannya. Sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap

berkas rekam medis tahun 2016 bahwa lembar informed consent terisi lengkap.

4.4.7 Pernyataan Informan Tentang Catatan Observasi Klinis yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit dalam dan

Obgyn menunjukkan bahwa dokter selalu mengisi item catatan observasi klinis

namun jika tidak memiliki waktu untuk mengisi , dokter menugaskan kepada

perawat untuk mengisi item ini. Karena dokter mengejar pasien yang lainya

sehingga dokter beranggapan nanti akan diisinya kembali atau dibawa pulang.

Seperti dikatakan sebagai berikut :

“Saya selalu mengisinya, tidak terisi itu terkadang dikarenakan banyaknya yang mau diisi jadi perawat yang membantu untuk mengisinya. Ya karena mengejar pasien yang lain jadi saya terburu-buru. Jadi yang penting-penting saja yang diisi... kan ini gunanya untuk melihat perkembangan penyakit pasien.”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Anak menunjukkan

bahwa dokter merasa kelelahan dengan harus mengisi lengkap item ini, hal ini lah

yang menyebabkan ketidakterisian item ini. Solusi jika tidak terisi item ini dokter

selalu membawa berkas tersebut pulang kerumah, seperti yang dikatanya sebagai

berikut :

(57)

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis bedah menunjukkan

bahwa dokter mengakui bahwa pengisian rekam medis memang tanggung jawab

seorang dokter namun tidak sepenuhnya dokter mengisi seluruh item tanpa ada

bantuan atau kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rekam medis tersebut.

Penyebab lain dokter dirumah sakit umum daerah bangkinang tidak banyak

sehingga tidak sesuai dengan pasien yang meningkat saat ini. Seperti yang

dikatakanya sebagai berikut :

“Iyaa..,ini memang tanggung jawab dokter tapi harus juga meningkatkan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain, waktu saya sangat terbatas karena dokter dirumah sakit ini tidak banyak.”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Syaraf dan dokter

spesialis Paru menunjukkan bahwa kedua dokter ini selalu mengisinya dengan

lengkap jika masih ada ditemukan tidak lengkap, maka item tersebut terlewatkan

oleh dokter. Dalam ketidaklengkapan pengisian item ini dokter mengatakan

kedisiplinan seorang dokter yang kurang dan saat ini belum adanya sanksi tegas

yang diberikan selama ini. Seperti dikatakan sebagi berikut :

“Iya saya isi jika tidak terlupakan. Seharusnya juga ada diingatkan perawat kalau masalah tidak terisi pada perkembangan penyakit pasien. Kemungkinan lebih kedisiplinannya yang masih kurang dan juga belum adanya sanksi diberikan selama ini. Item ini di isi supaya mengetahui perkembangan penyakit pasien. Dan akan selalu berusaha mengisinya kalau masih ada yang tidak terisi mungking terlewatkan oleh saya.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diketahui bahwa alasan

ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis dikarenakan waktu yang tidak

cukup untuk mengisinya, banyaknya yang harus diisi, kurangnya kerjasama antara

(58)

yang masih rendah dan belum ada selama ini sanksi yang jelas terhadap

kelengkapan rekam medis. Oleh karena itu dapat disimpulkam item observasi

klinis sejalan dengan observasi yang peneliti lakukan terhadap item obserasi klinis

yang belum terisi dengan lengkap.

4.4.8 Pernyataan Informan Tentang Ringkasan Pulang/Resume Medis yang terdapat Dalam Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit dalam, dokter

spesilais Syaraf dan dokter spesialis Paru menunjukkan bahwa ketidakterisian

item ringkasan pulang disebakan pasien yang pulang atau meninggal dokter tidak

berada dirumah sakit sehingga dokter tidak bisa melengkapi ringkasan pulang ,

apalagi pasien yang pulang paksa atau atas permintaan sendir. Dokter tidak bisa

mengisinya dalam keadaan tersebut, seperti yang dikatakan sebagai berikut :

“Biasanya pasien pulang atau meninggal saya tidak berada di rumah sakit, apalagi pasien pulang pada malam hari tentu saya tidak bisa mengisinya..., Saya mengusahakan selalu mengisinya, tapi kalau pasien pulang paksa atau atas permintaan sendiri ya kemungkinan tidak terisi. “

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Obgyn dan dokter

spesialis Bedah menunjukkan bahwa dokter tidak memiliki waktu banyak, karena

dokter juga memiliki pekerjaan diluar Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang.

Hal ini menjadi suatu beban dokter karena tidak bekerja secara optimal karena

banyaknya pekerjaan yang menuntut dokter untuk mengerjakan semua tanggung

(59)

“Kalau tidak terisi biasanya saya tidak punya waktu saat itu juga, karena saya juga mengejar di rumah sakit swasta lainya jadi kadang bawa pulang saja rekam medisnya“

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Anak menunjukkan

bahwa dokter tidak mengisi secara keseluruhan pada item ini, hal ini disebabkan

masih banyak pasien yang menunggu dokter sehingga dokter memberikan

pelayanan yang lebih cepat dan masih kurangnya dokter pada Rumah Sakit

Umum Daerah Bangkinang, seperti dikatannya sebagai berikut :

“Kalau saya isi saat itu juga tidak bisa di buru-buru masih banyak pasien yang menunggu. Dokter disini juga tidak terlalu banyak.”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dapat diketahui

ketidaklengkapan pengisian ringkasan pulang karena pasien yang pulang pada

saat dokter tidak ada visit dan juga tidak ada dirumah sakit. Pasien yang pulang

paksa atau pulang atas kemauan sendiri dan kesibukan dokter yang juga bekerja di

rumah sakit swasta sehingga berkas rekam medis tidak terisi dengan lengkap.

Dokter menjelaskan tidak bisa dalam pengisian item ringkasan pulang di

buru-buru karena harus melanjutkan pelayanan terhadap pasien yang lain.

4.4.9 Pernyataan Informan Tentang Mengisi Nama dan Tanda Tangan Dokter yang Merawat pada Rekam Medis Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Dalam dan dokter

spesialis Anak menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai pengisian nama dan

(60)

item ini berguna dalam tanggung jawab seorang dokter terhadap pasien. Namun

dokter merasa hanya tanda tangan saja yang penting untuk di isi , nama dokter

yang merawat akan diisi perawat jika tidak di isi dokter,seperti yang dikatakan

sebagai berikut :

“Nama dan tanda tangan sangat penting agar bisa mengetahui dokter siapa yang bertanggung jawab atas pasien tersebut. Kalau terlupakan nanti terkadang-kadang saya diingatkan perawat. Kalau masalah nama nanti petugas kesehatan lainya mengisinya . perawat biasanya sudah mengenal tanda tangan dokter, saya tidak punya banyak waktu”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Bedah menunjukkan

bahwa dokter hanya mengisi tanda tangan yang penting-penting saja, seperti pada

lembar persetujuan tindakan, kalau masalah nama tidak sepenuhnya terlengkapi

karena dokter menganggap pada lembaran sebelumnya sudah tertera nama

maupun tanda tangan dokter, seperti dikatakan sebagai berikut :

“T idak, terlalu banyak yang ditanda tangani, bagian yang penting-penting saja seperti lembar persetujuan tindakan untuk pasien bedah. Seharusnya dokter semua punya stempel nama sehingga tidak ada kelupaan untuk mengisi item ini. “

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis obgyn menunjukan

bahwa jika dokter tidak memiliki waktu yang banyak setelah melalukan tindakan

terhadap pasien , pengisian nama dan tanda tangan jika kembali ke dokter akan

dilengkapi dan membawa pulang berkas rekam medis tersebut, seperti

(61)

“Ya diisi , kadang tidak terisi ketika saat setelah melakukan tindakan, kalau kembali lagi ke saya ya nanti saya tulis kalau tidak sibuk atau membawa pulang berkas rekam medisnya.”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis Syaraf dan dokter

spesialis Paru menunjukkan bahwa kedua dokter ini selalu mengusahakan

pengisian item ini, karena dokter mengetahui bahwa item ini merupakan tanggung

jawab dokter terhadap pasien sehingga dokter mematuhi/melaksanakan tindakan

sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur), seperti dikatakan sebagai berikut :

“Saya mengisi nama dan tanda tangan karna sangat penting agar mengetahui dokter yang bertanggung jawab sama pasien, wajib diisi dengan SOP yang sedang berlaku. Namun mungkin kurang menjalankannya karena setiap dokter beda-beda, ada yang mematuhinya tindakan sesuai SOP. Dan belum ada sanksi yang tegas”

Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa ketidaklengkapan item ini

dikarenakan tidak terlalu dianggap permasalahan karena dilembar sebelumnya

juga sudah ada nama dan tanda tangan dan terburu-buru mengejar pasien yang

lainnya sehingga item ini terlewatkan begitu saja, kesibukan dokter hanya

menandatangani tidak terdapat nama, dan selama ini hanya petugas kesehatan lain

mengisinya. Saat peneliti melakukan observasi terhadap berkas rekam medis

masih terdapat item nama dan tanda tangan dokter tidak terisi selama ini selalu

melibatkan petugas rekam medis dan juga perawat. Dapat disimpulkan bahwa

dokter harus menyesuaikan dengan UU Praktik Kedokteran dengan

membubuhkan nama dan tanda tangan di resume medis tersebut.Karena

persentase pengisian resume medis yang rendah ini dapat mempengaruhi mutu

(62)

4.4.10 Pertanyaan Informan tentang Manfaat Rekam Medis di RSUD Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan seluruh dokter spesialis menunjukkan

bahwa pengetahuan secara keseluruhan manfaat dari rekam medis masih kurang ,

karena dokter hanya mampu menjawab manfaat rekam medis sebagai informasi

pasien dan administrasi disuatu rumah sakit, seperti yang dikatakan sebagai

berikut :

“ yaaa,, tahu. Untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, memudahkan pendataan saat pelaporan... tanda bukti tulis pasien, identitas pasien, karena doktertidak bisa mengingat secara detail saat meriksa pasien, jadi harus diisi secara lengkap”

Daripenyataan di atas dapat diketahui bahwa informan mengetahui apa itu

manfaat rekam medis, berdasarkan informan tersebut dapat disimpulkan bahwa

manfaat rekam medis merupakan bukti tulis, riwayat pasien,informasi bagi rumah

sakit, legalitas dan pencatatan tindakan yang dilakukan terhadap pasien. Dari

wawancara dengan informan tidak ada yang mengaitkan secara khusus manfaat

dari rekam medis yaitu ALFRED . Informan belum mengaitkan dengan aspek

administrasi yang mana adanya nilai yang menyangkut tindakan- tindakan

bersadarakan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis, aspek

keuangan sebagai klaim pembayaran,aspek pendidikan dan aspek penelitian yang

merupakan manfaat dari rekam medis. Dapat disimpulkan bahwa informaan masih

kurangnya mengetahui manfaat dari rekam medis secara kompleks.

(63)

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam

menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai rekam medis sebagai informasi dan

meningkatkan mutu rumah sakit masih kurang karena pernyataan dokter terkait

kriteria mutu pada rumah sakit tidak mampu menjawab rekam medis dikatakan

bermutu apabila sesuai kriterianya yaitu akurat, terpercaya dan penyajian tepat

waktu, sesuai yang dikatakan sebagai berikut :

“Iya akan meningkatkan kualitas di rumah sakit tentunya rekam medis itu. Mutu rumah sakit terletak pada tertibnya administrasi seperti berkas rekam medis. memang harus butu pengawasan yang lebih tegas terhadap rekam medis ini. Karena berkas rekam medis salah satu upaya meningkatkan kualitas di suatu rumah sakit apabila diperhatikan dengan baik”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis syaraf menunjukkan

bahwa rekam medis akan meningkatkan mutu rumah sakit apabila semua berkas

rekam medis tersebut terisi lengkap. Dalam akreditasi nanti akan berpengaruh

besar terhadap penilaian di rumah sakit.

“Ya, tentu saja meningkatkan mutu rumah sakit,apabila rekam medis ini diisi dengan lengkap ya kan, karena ini juga akan mempengaruhi nilai saat akreditasi nantinya, jadi kan harus di isi secara lengkap ya kan dan juga tepat pada waktunya. Ya walaupun begitu masih saja dokter tidak maksimal dalam pengisian berkas rekam medis, penyebab lain yang tidak bisa melakukan kelengkapan dokter kebanyakan sibuk dengan pasienya tapi hal ini sangat membutuhkan kerja sama ya kan dan seluruh pihak yang dirumah sakit agar meningkatkan mutu di rumah sakit ini”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis lainya menunjukkan

bahwa dokter hanya bisa menjelaskan memang benar rekam medis memberikan

kualitas dirumah sakit tanpa menjelaskan lebih detail.

(64)

Berdasarkan pernyataan diatas pengetahuan informan mengenai rekam

medis sebagai peningkatan mutu di rumah sakit tidak seluruh dokter yang

mengetahui kapan dan bagaimana rekam medis bermutu hanya beberapa informan

menjelaskan bahwa kelengkapan dan akurat rekam medis akan mempengaruhi

mutu di rumah sakit. Hanya beberapa informan yang menjelaskan bahwa rekam

medis merupakan peningkatan mutu apabila tersedianya data informasi yang

lengkap dan akurat. Dapat disimpulkan tidak semua informan yang mengetahui

bahwa syarat rekam medis dikatakan bermutu.

4.4.12 Pertanyaan Informan tentang Beban Kerja berdasarkan Aspek Fisik Rekam Medis di RSUD Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam dan

dokter spesialis Anak menunjukkan bahwa pasien di Rumah Sakit Umum Daerah

Bangkinang sangat meningkat, hal ini semenjak adanya BPJS kesehatan ( Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan).Banyaknya pasien yang membuat

dokter tidak bisa memperhatikan dan melengkapi berkas rekam medis. karena

pasien yang dilayani dokter tidak hanya pasien rawat inap melainkan rawat jalan,

seperti dikatakan sebagai berikut :

“Dalam perharinya yaah banyak semenjak BPJS ini, dan belum lagi pasien yang di poli banyak karena saya juga tidak melayani rawat inap saja melainkan poli juga harus saya kejar.Karena sudah mengantri lama, nanti protes karena tidak sabar menunggu ”

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialislainnya menunjukkan

bahwa beban kerja dilihat dari jumlah pasien tiap harinya tidak terdapat

(65)

dokter tidak mementingkan berkas rekam medis melainkan dokter lebih fokus

pada pelayanan terhadap pasien, seperti dikatakan sebagai berikut :

“Ya pasien terlalu banyak dan tidak terdapat kesesuaian banyaknya petugas kesehatan. Jadi terkadang itu menjadi beban juga karena saya harus melayani pasien,sehingga kurang memerhatikan pengisian rekam medis”

Berdasarkan pernyataan diatas pengetahuan informan mengenai beban

kerja tenaga kesehatan dilihat dari aspek fisik yang berupa jumlah pasien dalam

seharinya dan kesesuaian sumber daya manusianya yaitu tenaga kesehatan yang

menjadi suatu beban kerja dalam melakukan pekerjaan tersebut. Dilihat dari hasil

wawancara dengan informan bahwa hampir seluruh informan mengatakan bahwa

jumlah pasien dalam perharinya membuat petugas kesehatan tidak mengatasi

kelengkapan rekam medis karena lebih mementingkan pasien tersebut. Sebagian

besar dokter bekerja di rumah sakit swasta dan klinik pribadi sebab inilah yang

menjadikan dokter terburu-buru memberikan pelayana terhadap pasien yang lain.

4.4.13 Pertanyaan Informan tentang Beban Kerja berdasarkan Aspek Waktu Kerja Rekam Medis di RSUD Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan seluruh dokter spesialis menunjukkan

bahwa jam kerja dokter perhari di Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang tidak

lebih dari yang telah di tetapkan. Dokter melayani pasien rawat inap dan juga poli,

dapat dikatakan jam kerja dokter tidak berpengaruh besar terhadap kelengkapan

berkas rekam medis tapi pada umumnya dokter tidak hanya bekerja di RSUD

Bangkinang melainkan di rumah sakit swasta dan klinik pribadi sehingga inilah

yang menyebabkan dokter terburu-buru mengejar pekerjaan yang lain, seperti

(66)

“Ya.. Jam kerja saya untuk di rumah sakit ini tidak lebih dari 8 jam biasanya. Biasanya setelah visite , Saya juga harus mengejar pasien yang di poli sudah mngantri lama dan kemudian di rumah sakit swasta sudah memanggil saya”

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan , bahwa sebagian besar

informan jika dilihat dari waktu kerjanya dalam perhari di Rumah Sakit Umum

Bangkinang tidak lebih dari 8 jam/hari. Selebihnya jam kerja dokter digunakan

untuk bekerja di rumah sakit swasta dan klinik pribadinya. Dokter menjelaskan

bahwa setelah melakukan visite kemudian langsung mengejar pasien yang ada di

poli. Setelah dari poli langsung menerima panggilan dari rumah sakit swasta

ataupun klinik pribadi. Seluruh informan memiliki pekerjaan yang diluar Rumah

Sakit Umum Bangkinang.

Dapat disimpulkan bahwa beban kerja dokter jika dilihat dari jam kerja di

Rumah Sakit Umum Bangkinang tidak lebih dari standar yang di tetapkan yaitu

tidak lebih dari 8 jam. Namun masih saja ditemukan ketidaklengkapan berkas

rekam medis pasien rawat inap. Hal ini disebabkan dokter tidak punya banyak

waktu untuk melengkapi walaupun jam kerja dokter tidak melebihi yang telah di

tetapkan. Dan dalam pernyatan dokter yang harus mengejar pasien di luar Rumah

Sakit ini membuat terburu-buru tentunya akan mempengaruhi kelengkapan berkas

rekam medis .

4.4.14 Pertanyaan Informan tentang Komunikasi Interpersonal Antara Perawat dan Dokter di RSUD Bangkinang

Menurut hasil wawancara dengan dokter spesialis penyakit Dalam, dokter

spesialis Obgyn, dokter spesialis Anak menunjukkan bahwa komunikasi perawat

Gambar

Gambar 2. Ruangan Rekam Medis
Gambar 3. Rekam Medis Ringkasan Masuk dan Keluar Yang Tidak Lengkap
Gambar 5. Rekam Medis Nama dan Tanda Tangan Yang Tidak Lengkap
Gambar 7.  Rekam Medis Pemeriksaan Fisik Yang Tidak Lengkap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Hasil Belajar Siswa MI NU Raudlatul Falah Turen Dari hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, secara parsial penelitian ini

mengajak saya untuk mendiskusikan alasan di balik aturan tersebut,” untuk butir pola asuh authoritative, sedangkan contoh butir pola asuh authoritarian adalah,

Pengaruh CAR terhadap ROA; terbukti perhitungan diperoleh t hitung = -3,385 dan nilai signi fi kansi lebih kecil dari 0,05 yang berarti CAR berpengaruh negatif terhadap

Curcuminoid 400 mg/kgbb/ekor/hari yang diberikan selama 10 hari tidak terbukti lebih baik dibandingkan dengan curcuminoid 400 mg/kgbb/ekor/hari yang diberikan

Anak s alih (tepuk tangan 3x) Rajin s alat (tepuk tangan 3x) Rajin mengaji (tepuk tangan 3x) Cinta Islam (tepuk tangan 3x) Sampai mati (tepuk tangan 3x). Laa ilaaha

Tuliskan komentar/pendapat tentang jawaban anak pada rubrik Insya Allah Aku Bisa. Di unduh dari

Role of oxidative stress in hearing impairment in patients with type two diabetes mellitus.. The Journal of Laryngology &

pendidik yang memiliki locus of control eksternal (percaya bahwa dirinya tidak. memiliki kemampuan untuk mempengaruhi lingkungannya, yang