• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PEMBAHASAN

B. Saran

1. Kredibilitas Ustadz Bagus

Asatidz Pesantren Luhur Sabilussalam adalah orang orang yang mempunyai keilmuan yang mumpuni dibidangnya masing-masing karena mereka sudah menempuh pendidikan dan kuliah cukup lama.

2. Komunikasi 2 arah

Metode yang diterapkan di Pesantren Luhur Sabilussalam selalu menerapkan komunikasi 2 arah dalam setiap proses pengajian.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai “Komunikasi Antar Pribadi Asatidz Dan Santri Dalam Memberikan Motivasi Mengaji Di Pesantren Luhur Sabilussalam”

Penulis memiliki beberapa sanran untuk pihak Pesantren Luhur Sabilussalam dan asatidz:

1. Kepada ustadz yang mengajar di Pesantren Luhur Sabilussalam agar lebih memahami karakteristik dan kemampuan santri, karena setiap kemampuan seseorang berbeda beda dan tidak bisa di terapkan dengan metode yang disamaratakan.

2. Dalam mengajar asatidz hendaknya tidak terlalu verbalistis karena jika it uterus menerus dilakukan akan membuat mereka para santri menjadi merasa jenuh, coba untuk membuat metode mengajar yang lebih asik dan disesuaikan dengan mereka yang seumuran remaja.

3. Untuk asatidz Pesantren Luhur Sabilussalam agar lebih mengerti keadaan santri yang kelelahan ketika mengaji.

Daftar Pustaka

Andi Prastomo. 2016 Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta:

Ar-ruz Media

Bintoro Tcokroamidjojo. 1998. Teori & Strategi pembangunan Nasional. Jakarta: CV Haji Masagung

Budyatna dan Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi Jakarta: Kencana

Cangara. 2018. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Ketiga Depok: PT Raja Grafindo Persada

Darmawang. 2008. Strategi Pembelajaran Kejuruan Cet. I.

Makassar: Badan Penerbit UNM

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional. 1996 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Effendy. 2007. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Hardjana. 2007. Audit Komunikasi (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Hamzah B. Uno. 2012. Teori Motivasi Dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya Yoyakarta: Graha Ilmu

Joseph Prokopenko. 1987. Productivity Management : A Practical Handbook geneva: ILO

Muhammad Muntahibun Nafis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Teras

Mahmudi. 2015. Manajemen Kinerja Sektor Publik, Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN

Miles dan Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-Metode Baru, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Moh. Pabundu Tika. 2014 Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara

Komala Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran

Mulyana. Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar.

PT. Remaja Rosdakarya

M. Ngalim Purwanto. 2000. Psikologi Pendidikan, Bandung:

PT. Remaja Rosda Karya

Sarlito. 2004. Teori-toeri Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers

Rakhmat, Djalaluddin. 2008. Psikologi Komunikasi, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, Prenada Media Group.

Richard M. Steers. Gerald R. Ungson and Richard T. Mowday.

1993. Managing Effective Organizations: An

Introduction Boston. Massachusetts: Kent Publishing Company.

Roudhonah. 2007. Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press

Sarlito. 2004. Teori-toeri Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers

Sardiman A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Sholihat, Muhammad Ajaj Al-Khatib. 1999. Hadits Nabi Sebelum Dibukukan, terj. AH. Akrom Fahmi. Jakarta:

Gema Insani Press

Stephen Robbins, 2001. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.

Prenhallindo

Suranto AW. 2011. Komunikasi Interpersonal, (Jogjakarta:

Graha Ilmu.

Syaiful Bahri Djamarah, 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis, Jakarta: Rineka Cipta

Ulber Silalahi. 2015. Asas-asas Manajemen, Bandung: Refika Aditama

Yasmadi. 2005. Modernisasi Pesantren . Ciputat: PT Ciputat Press

Sumber Skripsi dan Tesis :

Novia Hasan Fratiwi. (2019). Komunikasi Interpersonal Pembimbing Agama dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Dalam Meningkatkan Kesadaran Beragama Anak Berhadapan Hukum (ABH) Handayani Jakarta. Skripsi.

Shofwatunnida. (2014). Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Di SD Islam Terpadi Amalia, Cibinong, Bogor.

Indriani. (2013). Efektivitas komunikasi interpersonal kepala sekolah: studi di MTs Negeri Tangerang II Pamulang. Skripsi.

Wildan Zulkarnain. (2016). Komunikasi Antarpribadi Ustadz dan Santri Dalam Pembentukan Karakter Santri Sumber Jurnal:

Muhammad Nurul Huda dan Muhammad Turhan Yani, 2015

“Pelanggaran Santri terhadap Peraturan Tata Tertib Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji Lamongan”, Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol 02 Nomer 03 Tahun 2015, 740-753,(Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya.

Sumber Internet:

www.sabilussalam.com. diakses pada 24 april 2021

LAMPIRAN

HASIL WAWANCARA

Nama : Abdul Rahman Hakim, S.Ag (Ustadz) Usia : 34 Tahun

Alamat : Jl. Legoso Raya, RT 03/07 Pisangan, Ciputat Timur

1. Sudah berapa lama ustadz mengajar/mengabdi di pondok pesantren ini ?

Jawab : Kurang lebih 12 tahun , dari tahun 2009 smpe sekarang.

2. Mengajar apa ?

Jawab : Nahwu, Ulumul qur;an, ulumul hadits

3. Bagaimana anda berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada santri ?

Jawab : Karena santri sabil itu memiliki background yg berbeda jadi metode komunikasi atau cara mengajarnya itu harus lebih menyesuaikan, lebih halus,

4. Bagaimana antum berkomunikasi dengan santri agar santri dapat terus termotivasi dalam belajar atau mengaji?

Jawab : Komunikasi agar santri termotivasi adalah memberikan pujian/apresiasi kepada santri yang berprestasi, contohnya seperti memberikan kitab, memberikan makanan dll. Menceritakan ulama hadis yang kisahnya bisa di ambil pelajarannya, agar mereka bisa mencontoh kisah tersebut agar terus dapat termotivasi.

5. Apakah ada metode khusus ketika anda menyampaikan materi kepada santri ? seperti humor atau bercanda gitu agar santri merasa bersahabat?

Jawab : Selama di kelas menganggap santri sebagai sahabat, bukan sebagai murid, karena rosulullah dulu juga mencontohkan demikian, sampai sekarang kan kita tidak pernah mendengar murid rosulullah, yang ada hanya sahabat rosul, dengan cara seperti itu menjadi tidak canggung dalam mengajar.

6. Apakah ada santri yang tidak suka dengan metode pengajaran anda ? terus ketika tidak suka bagaimana cara menasehati atau mengatasinya ?

Jawab : Mahasantri sabilussalam berbedabeda, di kampus jurusannya berbeda beda, harus selalu memberikan motivasi atau manfaat mata pelajaran yang dberikan kepada mereka. Kalau tidak Sukanya mungkin ketika saya suruh mereka untuk menghafal.

7. Kita tahu bahwa setiap individu berbeda sikap/sifatnya, bagaimana metode komunik asi yang di sampaikan?

disama ratakan atau berbeda pendekatannya?

Jawab : Tentu pendekatannya berbeda sesuai dengan background berbeda, beda hal nya ketika dengan santri yang pesantren Bahasa yang Bahasa sunda di campur dengan daerah setempat.

8. Biasanya ada nasehat atau motivasi tidak setelah pengajaran atau ketika pengajaran berlangsung

Jawab : ada biasa nya di awal atau di akhir, ada nasehat nasehat agar santri bisa istiqomah saya suka menceritakan pengalaman saya semasa muda, seperti saya menceritaka ke febri waktu masih jadi santri kemarin

9. Kalua ada nasehat apakah santri tersebut terlihat perkembangannya dalam motivasi mengaji

Jawab : waktu sebelum corona, terlihat perkembangannya, namun pertemuannya online itu memang sangat susah yah, karena keadaan saat ini yang memaksakan kita tidak bisa berinteraksi secara intensif.

Contohnya : dalam kehadirannya meningkat itu terlihat di absen, mengerjakan tugas nya jadi rajin.

10. Apakah perlu sering melakukan interaksi dengan santri di luar pengajaran ?

Jawab : Perlu melaukan interaksi kepada santri secara pribadi, contohnya seperti melakukan membalas status whatsapp atau mengundang santri ke rumah saya untuk sekedar makan-makan minum teh, padahal ujung ujung nya bahas hadis juga.

11. Habatan yang di alami

Jawab : hambatan yang sering saya alami dalam mengajar adalah mahasantri nya sudah terkuras di kampus tenaganya, jadi ketika mengaji mereka sudah banyak yang Lelah, dan banyak yang mengantuk ketika

mengaji. backround santri yang berbeda ketika membaca kitab gundul

12. Kemudahan

Jawab : santri terbuka karena tingkat mereka adalah mahasiswa, baik di kelas maupun di luar kelas. Jadi kadang ketika mengajar sering terjadi tukar pikiran dan diskusi itu yang membuat saya mudah dalam mengajar mereka, kadang mereka cerita tentang masalah dia ntah di kampus maupun di Pesantren. Biasanya para mahasantri membandingkan pendapat guru mereka guru di kuliahan atau guru di pondok mereka dulunya, itu yang membuat saya kadang merasa menambah wawasan baru.

Nama : Asep Ahmad Faris, S.Pd (Ustadz) Usia : 26 Tahun

Alamat : Jl. Merpati Serua Indah Ciputat Timur

1. Sudah berapa lama ustadz mengajar/mengabdi di pondok pesantren ini ?

Jawab : Kalo ane sih Sejak 2019 berarti kalau di itung dari sampai sekarang kurang lebih sudah 2 tahun, jadi kemaren ane tuh proses nya gini, waktu awal kaga langsung ngajar , awal awal Cuma di suruh bantu bantu ajah, kaya bantu administrasi buat mahasantri DLL.

nunggu 1 semester dahulu baru setelah itu ane di suruh ngajar

2. Mengajar pelajaran apa ? Jawab : Hadis arbain

3. Bagaimana anda berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada santri ?

Jawab : hadis arbain itu untuk metode nya mengajarnya melalui pendekatan presentasi model nya bagi kelompok, jadi setiap santri di suruh membaca masing masing hadis 40 tersebut, masing masing sudah di bagi bagiannya dan di suruh membaca serta menjelaskan, dan ane juga mengajar dikelas itu tidak selalu serius, mengajar seperti sesusia mereka sendiri,

4. Bagaimana antum berkomunikasi dengan santri agar santri dapat terus termotivasi dalam belajar atau mengaji?

Jawab : Yang terpenting mah saling keterbukaan aja sih feb, kalo yang ane lakuin sih salah satunya merangkul ketua kelas masing masing dan kemudian mendapatkan informasi dari ketua kelas tersebut, nah dari situ ane bertanya sama ketua kelas masing masing, kira kira ada kendala atau masalah apa selama mengaji di Pondok Pesantren, dan juga ane mengadakan acara apa saja agar termotivasi, komunikasi gampang sama putra karena ane juga kan kamarnya satu Gedung dengan asrama putra.

5. Apakah ada metode khusus ketika anda menyampaikan materi kepada santri ? seperti humor atau bercanda gitu agar santri merasa bersahabat?

Jawab : iyah ane sering kali mengajar itu kaya yang ane bilang tadi, ane mengajar itu sering dengan tidak serius, artinya ane memposisikan mereka kaya temen sendiri ajah, karena memang usia mereka juga ngga terlalu jauh dari ane, jadi dalam mengaji itu kita sama sama belajar juga, diskusi bareng dan lain sebagainya, namun ane memposisikan ane saat di pengajian atau saat proses mengaji itu memposisikan diri tetap sebagai mana selayaknya guru, membimbing, mengarahkan DLL.

Dan mereka pun demikian, menganggap ane sebagai guru mereka, namun di luar pengajian kita adalah teman dan sahabat, sering ngobrol bareng.

6. Apakah ada santri yang tidak suka dengan metode pengajaran anda ? terus ketika tidak suka bagaimana cara menasehati atau mengatasinya ?

Jawab : Secara keseluruhan sih respon sangat baik, tapi sebagai orang kita ngga tau dan berbeda beda, ada saja yang tidak suka.

7. Kita tahu bahwa setiap individu berbeda sikap/sifatnya, bagaimana metode komunikasi yang di sampaikan?

disama ratakan atau berbeda pendekatannya?

Jawab : kalua secara umum ane sih pas ngajar menganggap semua rata, karena kita metodenya kan presentasi menjelaskan dan diskusi.

8. Biasanya ada nasehat atau motivasi tidak setelah pengajaran atau ketika pengajaran berlangsung?

Jawab : Sering memberikan motivasi untuk selalu rajin untuk beribadah, biasanya hamper setiap pertemuan, Karena yang kita bahas kan hadis arbain, isi nya banyak dari motivasi, baik sebelum mengaji atau setelah mengaji,

9. Kalua ada nasehat apakah santri tersebut terlihat perkembangannya dalam motivasi mengaji?

Alhamdulillah setelah di berikan motivasi ada perkembangan, biasanya pas sebelum pandemi mereka yang males mengaji itu bisa keliatan dari kehadiran mereka, yang rajin sering dateng ngaji, yang males mah males, tapi yang saya perhatiin biasanya setelah kasih

motivasi tadi , mereka besok nya dating ngaji, rajin ngaji, dateng nya ga telat lagi.

10. Apakah perlu sering melakukan interaksi dengan santri di luar pengajaran ?

Jawab : sering dengan putra, ane sring melakukan interaksi atau komunikasi dengan santri, terutama dengan santri putra yah karena ane juga satu tempat dengan asrama putra, jadi sering nyapa gituh, nanya nanya masalah kuliah ataupun masalah di sabil itu sendiri, kadang ngadain masak masak menurut saya itu sangat penting yah, karena itu juga salah satu yang ngebuat mereka bisa nyaman di sabil , dengan menimbulkan rasa kekeluargaan yah. gitu

11. Apakah yang menjadi hambatan selama ini dengan santri ketika menyampaikan pengajaran? Secara keseluruhan saya mengajar sih ngga ada hambatan yang berat banget kebanyakan Respon nya baik dari santri, Cuma ya itu ada menghafal hadis yang sebagian dari mereka itu merasa keberatan untuk menghafal jadi itu kadang yang membuat mereka atau saya untuk mengaji hadis arbain in, dan juga kadang sering terjadi perbedaan pendapat antara saya dengan santri atau antara santri dengan santri, tapi di situlah tugas saya sebagai guru, di akhir harus ada penjelasan dan meluruskan atan apa yang di diskusikan, karena

perbedaan pendpat itu sangat sering terjadi dan sangat wajar.

12. Apakah yang menjadi kemudahan ketika berkomunikasi dengan para santri?

Jawab : yang menjadi kemudahan itu karena mengaji nya asrama nyad deket, dan mahasantri juga ngga beda jauh umurnya dengan ane, jadi saling terbuka, saling mengerti gitu kalua ane salah kadang mereka mau meluruskan ane, dan begitu sebaliknya. Alhamdulillah selama mengajar ane banyak kemudahan sih, dan juga pesantren sendiri banyak memfasilitasi kita ustadz buat mengajar.

Nama : Aghnin Khulki, S.Hum (Ustadz) Usia : 24 Tahun

Alamat : Desa Purwodadi, Kecamatan Seragi, Pekalongan

1. Sudah berapa lama ustadz mengajar/mengabdi di pondok pesantren ini ?

Jawab : ane itu keluar dari sabil tahun 2018, berarti mulai 2018 udah ngajar di sabil Berarti hampir 4 tahun 2. Mengajar apa ?

Jawab : Nahwu Shorof, Alfiyah, Badalin balagoh 3. Bagaimana anda berkomunikasi atau menyampaikan

pesan kepada santri ?

Jawab : kalo ane itu dalam mengajar bagaimana caranya biar tidak komunikasi 1 arah ajah biar adanya tanya jawab adanya timbal balik ane sama santrinya, mirip dengan diskusi lah, misalnya ketika ane ngajar itu ketika ane ngejelasin ane langsung nanya sama santi

“kalian sudah paham belum” jadi disitu ane langsung berusaha agar santri itu bisa focus dan apabila ada hal yang kurang di mengerti bisa langsung ditanyakan 4. Bagaimana antum berkomunikasi dengan santri agar

santri dapat terus termotivasi dalam belajar atau mengaji?

Jawab : dalam mengaji terkadang ane menceritakan pengalaman selama mengaji ntah itu pengalaman ane, ntah itu pengalaman guru2 ane, ntah itu pengalaman

temen-temen ane, bahkan cerita para guru guru kita, yang tercantum kisahnya di dalam kitab kitab klasik, agar supaya mereka bisa mendapatkan sebuah ibroh/semangat dalam mengaji, apalagi di umur mereka yang sekarang sudah tidak dibilang anak-anak lagi, rata-rata ibroh semangat mereka sudah mulai mengaji itu sudah menurun, di situ ane berusaha memberikan semangat lagi. Seperti itu.

5. Apakah ada metode khusus ketika anda menyampaikan materi kepada santri ? seperti humor atau bercanda gitu agar santri merasa bersahabat?

Jawab : iya kadang ane Menceritakan kegalauan, perbucinan, memetik tema rayuan dari pelajaran yang di sampaikan, misalnya ane mengajar nahwu atau shorof, disitu ane mencari celah agar mengaji dapat mencair, contoh nya saat itu sering kita dengar bahwa

“setiap ada isim pasti ada khabar, begitupun dalam kehidupan, setiap ada aku pasti ada kamu” nahh yang kaya kaya gituu tuh ane kadang suka menghibur mereka dengan cara seperti itu.

6. Apakah ada santri yang tidak suka dengan metode pengajaran anda ? terus ketika tidak suka bagaimana cara menasehati atau mengatasinya ?

Jawab : ada, kenapa ane mengatakan ada. Oke contohnya dalam praktek nya ane selalu menunjuk anak itu yang tidak suka karena dia tidak mampu dan tidak

suka gitu, yak arena di sabil itu kan latar belakang Pendidikan sebelum nya berbeda ada yang mondok 3 tahun, 6 tahun, ada yang dari sekolah umum, jadi kemampuan mereka kan berbeda beda, jadi kadang mereka yang ane tunjuk itu yang ngga bisa jawab atau yang ngga bisa baca kitab rata-rata dari sekolah umum, jadi mereka ngga suka nya di situ mungkin dengan ane.

Ya ane di situ berusaha untuk mereka yang tidak bisa tersebut dan langsung melempar kepada yang bisa, selain itu juga ane di akhir semester perkuliahan selalu menyebarkan angket, di angket itu berisi tentang pertanyaan ane kapada mereka kira-kira apa yang ngga di suka dari pengajaran ane jadi bisa tau di mana letak kekurangan ane , jadi kedepanya bisa jadi bahan evaluasi ane, dan di angketnya itu ngga ada nama penulisnya gapapa. Dan sering ane simpulkan dan menyesuaikan bobot pertanyaan yang di berikan kedeoannya.

7. Kita tahu bahwa setiap individu berbeda sikap/sifatnya, bagaimana metode komunikasi yang di sampaikan?

disama ratakan atau berbeda pendekatannya?

Jawab : kalau untuk orang yang manutan sih enak enak ajah, tapi kadang ada aja anak keras kepala yang tidak bisa diatur, nah untuk anak yang seperti itu ane mah udah pasrah ajah udah bodo amat mereka mau kaya gimana juga karena ane berfikir seumur itu harusnya

sudah sadar, sudah bisa tau mana yang baik untuk dirinya, dan dari pada ane pusing yaudah aja gitu.

8. Biasanya ada nasehat atau motivasi tidak setelah pengajaran atau ketika pengajaran berlangsung

Jawab : ada, motivasi yang diberikan bervariasi, nasehatnya yang ane sampaikan adalah mengaji pentingnya mengaji untuk bekal mereka nanti, kemudian menghomati guru itu penting ane sering mengajak mereka mengirimkan alfatiha untuk guru-guru mereka, untuk orang tua mereka, dan untuk para pengarang kitab yang udah berjasa dalam perekembangan ilmu.

9. Kalua ada nasehat apakah santri tersebut terlihat perkembangannya dalam motivasi mengaji.

Jawab : Berhasil dampak nya tuh ada, ketika kemarin sebelum covid itu mereka setelah ada motivasi tersebut, perkembangannya yang sebelum nya ngajinya sering telat, besoknya langsung tepat waktu, yang tadinya sering absen bsok nya langsung rajin ngaji, jadi dampak nya tuh waktu sebelum pandemi langsung keliatan.

10. Apakah perlu sering melakukan interaksi dengan santri di luar pengajaran ?

Jawab : sering, sebelum pandemic saat offline sering nongkrong bareng ngopi ngopi, ngerokok bareng, dari whatsapp sering bales snap whatsapp, kemudian kadang nimbrung kalo mereka lagi kumpul kumpul di

kamarnya gitu. itu penting dan diri ane bisa memposisikan saat pengajian ya ane guru mereka dan saat di luar pengajian ya kita kaya sahabat ajah. jadi menurut ane itu penting banget biar mereka juga ngerasa di perhatiin, ngerasa di rangkul gitu.

11. Apakah yang menjadi hambatan selama ini dengan santri ketika menyampaikan pengajaran?

Jawab : ketika offline sih overall mudah mudah saja berkomunikasi, tapi ketika offline tidak tatap muka secara langsung itu memang agak susah, kemudian hambatannya mungkin karenaa pelajaran yang ane ajar itu tentang alat, Nahwu, shorof sulit memahami pelajaran tersebut jadi kadang ane menjelaskan tapi masih banyak yang belum paham pas ane tanyain itu sangat membutuhkan kerja yang ekstra gitu.

12. Apakah yang menjadi kemudahan ketika berkomunikasi dengan para santri?

Jawab : merasa nyaman di materi menengah ketika pengajian, menyampaikan materi yang tingkat tinggi dan ane suka dalam adu argument dengan mereka, itu yang menjadi kemudahan ane, ada santri yang pintar jadi bisa membantu ane memberikan mereka pemahaman yg belum paham.

Nama : Yudi Surya Permana (Ustadz) Usia : 25 Tahun

Alamat : Jl. WR Supratman, cempaka putih, Ciputat Timur, Tangerang selatan

1. Sudah berapa lama ustadz mengajar/mengabdi di pondok pesantren ini ?

Jawab : ya kayanga udah mau jalan ke 3 tahun, karena mulai dari tahun 2018

2. Ngajar :

JAwab : ngajar tahsin, , kalo ngga Fathul Qorib, sekarang fathul qorib ngajar semester 2

3. Bagaimana anda berkomunikasi atau menyampaikan pesan kepada santri ?

Jawab : sering kali terkait apa yang mereka suka, bisa juga dengan cara becanda dengan mereka ataupun bahkan bisa lewat nyanyian, nyanyi nyanyi apa yang hit gitu kan, jadi biar mereka interest pada kita gitu, kalo dalam menyapaikan materinya karena saya di tahsin jadi anak anak langsung praktek baca, ketika sudah baca ketika ada yang salah langsung kita benerin dan langsung di kasih masukan, seperti itu kalua di tahsin, sama seperti di fathul qorib, karena langsung praktek yah langsung baca seperti itu.

4. Bagaimana antum berkomunikasi dengan santri agar santri dapat terus termotivasi dalam belajar atau mengaji?

Jawab : ya tentunya ketika mereka sudah mencoba perlu kita kasih apresiasi bahwa ibaratnya mereka sudah berusaha nih kita apresiasi dlu nih baru nanti bila ada yang masih kurang kita perlu penambahan saja seperti itu tanpa ibaratnya tidak harus menjelekkan mereka itu sih dan kita juga harus terbuka dengan mereka, apa sih yang terbaik buat mereka, ketika mereka nanya jawab, ketika kita bisa jawab kalua ngga ya kita usah jawab atau kita lempar ke yang lain.

5. Apakah ada metode khusus ketika anda menyampaikan

5. Apakah ada metode khusus ketika anda menyampaikan

Dokumen terkait