• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal di kelas III SD N Karangmloko 2 pada mata pelajaran matematika. Observasi bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 2. Selain melakukan observasi, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh kurangnya keaktifan belajar pada saat pembelajaran matematika. Selain itu, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika juga rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar nilai siswa dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2012/2013 dan 2013/2014.

a. Keaktifan Siswa

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika diperoleh hasil yang kurang memuaskan. Selain dari observasi, hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III juga tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Dari hasil wawancara tersebut, siswa kurang terlibat dalam pembelajaran matematika dikarenakan waktu yang kurang mencukupi dan kondisi guru yang sudah tua. Selain itu, alat peraga yang dimiliki sekolah juga kurang lengkap, jadi siswa kurang terlibat langsung dalam pembelajaran. Pada saat pembelajaran matematika, siswa hanya cenderung melihat pada LKS dan buku paket, hanya ada beberapa siswa yang aktif. Persentase kondisi awal keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Data Kondisi Awal Keaktifan Belajar Siswa

No. Indikator Persentase Lembar

Pengamatan (%)

1. Mengamati orang lain bekerja 25,80%

2. Mendengarkan pendapat teman 35,48%

3. Mengerjakan tugas dengan alat peraga 0%

4. Berdiskusi dengan teman 41.93%

5. Mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok

38,70%

Rata-rata 28,38%

Berdasarkan data keaktifan siswa pada tabel 4.1 diperoleh hasil bahwa kurang dari 50% yakni 28,38% siswa yang aktif. Dari

hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagian besar siswa tidak mengamati orang lain bekerja, mereka cenderung ramai sendiri. Tidak mendengarkan pendapat teman dengan baik, tidak ada satu pun siswa yang mengerjakan dengan bantuan alat peraga karena memang alat peraga di SD kurang memenuhi, berdiskusi antar teman juga kurang, karena hanya ikut-ikutan saja, dan sulit untuk mendemonstrasikan hasil diskusi kelompok karena malu-malu. b. Hasil Belajar

Kondisi awal hasil belajar siswa didapatkan dari nilai ulangan kelas III dua tahun sebelumnya, yakni tahun pelajaran 2012/2013 dan 2013/2014. Kriteria Ketuntasan Minimal pada mata pelajaran matematika adalah 65. Kondisi awal hasil belajar siswa kelas III dapat dilihat pada tabel 4.2 dan tabel 4.3.

Tabel 4.2 Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Tahun Pelajaran 2012/2013 Jumlah siswa 29 Keterangan Tuntas Belum Tuntas 9 20 Rata-rata 63,55 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 34 Persentase ketuntasan 31,04% 68,96%

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan matematika siswa kelas III tahun pelajaran 2012/2013 masih

dibawah KKM. Bahkan yang mencapai KKM hanya ada 9 siswa atau 31,04 %. Sedangkan yang belum mencapai KKM ada 20 siswa atau 68,96%.

Tabel 4.3 Kondisi Awal Nilai Ulangan Matematika Tahun Pelajaran 2013/2014 Jumlah siswa 32 Keterangan Tuntas Belum Tuntas Total Nilai 1917 12 20 Rata-rata 59.90 Nilai tertinggi 81 Nilai terendah 36 Persentase ketuntasan 37,5% 62,5%

Berdasarkan tabel 4.3 bahwa nilai rata-rata ulangan matematika siswa kelas III tahun pelajaran 2013/2014 masih dibawah KKM yaitu 59,90. Siswa yang mencapai KKM hanya ada 12 siswa atau 37,5 %. Sedangkan yang belum mencapai KKM ada 20 siswa atau 62,5%.

1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam penelitian, yakni perangkat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja

Siswa (LKS), bahan ajar, soal evaluasi beserta dengan kunci jawaban, lembar pengamatan, dan media pembelajaran.

Siklus I terdapat 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Dalam melaksanakan Siklus I ini, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat yang berjumlah 2 orang. Masing-masing dari teman sejawat tersebut seorang diantaranya mengamati keaktifan siswa selama proses belajar mengajar sementara seorang yang lain mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar dengan mengambil gambar berupa foto.

b. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki alokasi waktu 2 × 35 menit. Pembelajaran pada siklus I ini lebih berfokus pada materi pengukuran panjang. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Maka dalam setiap pembelajaran, muncul karakteristik-karakteristik yang terdapat dalam PMRI yaitu penggunaan konteks, penggunaan model, pemanfaatan hasil konstruksi siswa, interaktivitas, dan keterkaitan.

1) Pertemuan 1

Pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi

siswa. Guru (peneliti) melakukan apersepsi bertanya mengenai materi minggu lalu. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak bernyanyi bersama sebelum memulai pembelajaran. Kegiatan inti yang dilakukan untuk memahami materi pembelajaran, sisswa dibimbing guru untuk mengenal macam-macam alat ukur panjang, seperti roll meter, metelin, alat ukur tinggi badan. Siswa didampingi guru untuk menemukan benda-benda di sekitar yang dapat diukur panjangnya.

Setelah melakukan pengukuran dengan pendampingan guru, siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Ada lima kelompok yang beranggotakan 5 siswa, dan ada satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Setiap kelompok diberi alat peraga metelin, roll meter, dan alat pengukur tinggi badan. Lalu dalam kelompok tersebut siswa diberi tugas untuk mencari benda-benda di sekitar kelas yang yang dapat diukur. Tiap-tiap kelompok mengukur, antara lain mengukur lebar meja, panjang meja, panjang papan tulis, tinggi kursi, lebar rak buku, dengan menggunakan alat ukur yang sesuai. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menuliskan hasil diskusi tersebut pada kolom yang terdapat dalam LKS yang telah disediakan oleh guru. Usai berdiskusi, perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok tersebut. Setelah semua

kelompok selesai melakukan presentasi, kegiatan dilanjutkan dengan mengerjakan kegiata belajar II dalam kelompok yang sama. Dalam kegiatan tersebut, siswa diminta untuk menjodohkan antara panjang dan lebar benda dengan alat ukur yang sesuai. Setelah itu, siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran panjang. Bahwa setiap panjang suatu benda dapat diukur dengan alat ukur panjang yang berbeda. Seperti, panjang buku dapat diukur dengan penggaris, sedangkan panjang papan tulis dapat diukur dengan roll meter

Kegiatan akhir, siswa dibimbing guru untuk merefleksikan kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing-masing siswa rasakan. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Tindak lanjut dalam kegiatan pembelajaran ini, siswa diminta untuk mengukur tinggi badan masing-masing ketika dirumah dengan bantuan orang tua dengan menggunakan alat ukur tinggi badan.

2) Pertemuan 2

Pada pembelajaran siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2015 dengan alokasi waktu 2 × 35 menit. Kegiatan pembelajaran diawali dengan pemberian salam kepada siswa, mengajak siswa berdoa bersama, dan melakukan absensi siswa. Guru melakukan apersepsi, yakni guru bertanya kepada

siswa tentang materi pertemuan 1. Guru bertanya apakah siswa sudah melakukan kegiatan mengukur tinggi sepertiyang ditugaskan pada pertemuan 2. Guru menyampaikan penjelasan terkait dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajak siswa bernyanyi bersama.

Kegiatan inti, siswa dibimbing guru untuk membicarakan tentang pengalaman siswa yang berkaitan dengan pengukuran panjang dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada pertemuan 1 guru memberikan tindak lanjut kepada siswa untuk mengukur tinggi badan masing-masing dengan bantuan orang tua dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Lalu guru bertanya, bagaimana cara mengukur tinggi badan? Alat apa yang digunakan untuk mengukur? Selain mengukur tinggi badan, saat di rumah apa saja yang dapat diukur dengan alat ukur panjang? Setelah kegiatan tersebut, siswa dibagi menjadi 6 kelompok. Setiap kelompok terdari dari 5-6 siswa. Pembagian anggota kelompok seperti pada pertemuan 1. Ada lima kelompok yang beranggotakan 5 siswa, dan ada satu kelompok yang beranggotakan 6 siswa. Setiap kelompok diberi alat peraga metelin, roll meter, dan alat pengukur tinggi badan. Kemudian siswa diberi tugas untuk mencari benda-benda di sekitar kelas yang bisa diukur panjangnya, seperti mengukur lebar meja, lebar papan tulis, panjang rak buku dengan menggunakan

alat ukur penggaris dan meteran. Siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan kegiatan belajar I, yakni mengukur tinggi badan teman/anggota satu kelompok dengan menggunakan alat ukur tinggi badan. Siswa berdiskusi dalam kelompok dan menuliskan hasil pekerjaan kelompok dalam LKS yang telah disediakan oleh guru. Setelah itu, siswa mengerjakan kegiatan belajar II secara berkelompok, yakni siswa diminta untuk menaksir panjang ke puluhan terdekat. Siswa menuliskan hasil pada LKS yang telah disediakan oleh guru. Kemudian siswa diberi peneguhan oleh guru mengenai materi pengukuran panjang. Setiap panjang suatu benda dapat diukur dengan alat ukur panjang yang berbeda, seperti tinggi badan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur tinggi badan, panjang meja dapat diukur dengan meteran.

Siswa dan guru menarik kesimpulan bersama. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa. Kegiatan akhir, siswa dibimbing guru untuk merefleksikan kegiatan tersebut, yakni dengan memberikan tanda checklist (√) pada salah satu simbol sesuai dengan perasaan yang masing-masing siswa rasakan. Tindak lanjut, siswa diminta untuk mempelajari pengukuran berat dengan didampingi orang tua saat dirumah.

c. Pengamatan

Observasi siswa berpedoman pada lembar pengamatan yang sudah dibuat oleh peneliti. Lembar pengamatan digunakan untuk melihat tingkat keaktifan yang dilakukan oleh siswa.

1) Keaktifan Siswa

Tahap observasi/pengamatan keaktifan siswa dilakukan bersamaan dengan proses belajar mengajar pada siklus I dan difokuskan pada akhir siklus atau pertemuan kedua. Dalam melakukan pengamatan, peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer. Hal yang difokuskan pada saat mengamati keaktifan yakni mengamati orang lain bekerja, mendengarkan pendapat teman, mengerjakan tugas dengan alat peraga, berdiskusi dengan teman, dan mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dalam hal ini observer memberikan tanda

check list (√) bagi siswa yang melakukan keaktifan yang nampak pada saat pembelajaran tersebut berlangsung. Hasil perhitungan dari pengamatan keaktifan siswa siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Persentase Keaktifan Siswa Siklus I

No. Indikator Jumlah

Siswa Aktif

Persentase Target

Persentase Capaian 1. Mengamati orang lain

bekerja 17 50% 54,83%

2. Mendengarkan pendapat

teman 19 50% 61,29%

No. Indikator Jumlah Siswa Aktif Persentase Target Persentase Capaian alat peraga

4. Berdiskusi dengan teman 20 50% 64,51%

5. Mendemonstrasikan hasil

pekerjaan kelompok 21 50% 67,74%

Rata-rata 50% 63,86%

Sementara untuk data keaktifan siswa di atas jika disusun dalam sebuah grafik dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4.1 Diagram Keaktifan Siklus I

Dari diagram 4.1 terlihat bahwa ada peningkatan keaktifan yang signifikan. Pada siklus I ini target yang ditetapkan dari kondisi awal dapat terlampaui.

2) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa diperoleh dari evaluasi yang dilakukan di akhir siklus I dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65. Hasil nilai evaluasi dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:

0 10 20 30 40 50 60 70 80

indikator 1 indikator 2 indikator 3 indikator 4 indikator 5

target capaian

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus I Jumlah siswa 31 Jumlah nilai 2275 Rata-rata 73,38 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 45

Persentase siswa tuntas 67,74% (21 siswa) Persentase siswa belum tuntas 32,26% (10 siswa)

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh data nilai rata-rata siswa kelas III pada materi pengukuran sebesar 73,38 dari 31 siswa. Siswa yang mencapai KKM sebesar 67,74% atau 21 siswa dari 31 siswa. Sedangkan siswa yang belum mencapai KKM sebesar 32,26% atau 10 siswa dari 31 siswa.

d. Refleksi

Siklus I sudah terlaksana dengan baik. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sudah nampak baik dan meningkat dibanding dengan sebelum siklus. Kemampuan siswa dalam materi pengukuran panjang sudah baik, karena dibantu dengan benda-benda nyata yang berada di sekitar siswa. Hal tersebut memudahkan siswa untuk memahami materi yang sedang dipelajari. Siswa sangat antusias dalam menggunakan media, terbukti saat siswa mengerjakan LKS dalam kelompok semua siswa mencoba untuk menggunakan media yang diberikan guru, antara lain roll meter, penggaris, metelin, dan alat pengukur tinggi badan. Siswa tampak sangat senang menggunakan media tersebut. Kemampuan siswa dalam melakukan

pengukuran panjang sudah cukup baik terbukti nilai rata-rata siswa dalam evaluasi siklus I adalah 73,38. Nilai tertinggi dari hasil evaluasi adalah 90 dan nilai terendah dari hasil evaluasi siklus I adalah 45.

e. Tindak Lanjut

Dalam pelaksanaan siklus I ini masih terdapat kekurangan. Kekurangannya adalah guru masih belum tegas dalam pengkondisian kelas, maka masih ada beberapa siswa yang ribut sendiri. Guru melanjutkan pembelajaran pada siklus II untuk memperbaiki manajemen kelas dan pemantapan hasil.

2. Pelaksanaan Siklus II

Dokumen terkait