BAB III METODE PENELITIAN
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen
Bagian ini menjelaskan mengenai teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti, yaitu wawancara dan observasi.
a. Wawancara
Wawancara merupakan cara pengambilan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada guru atau siswa. Sudjana (2009: 68) mengungkapkan bahwa ada dua jenis wawancara yaitu wawancara terstruktur dan wawancara bebas. Peneliti menggunakan wawancara terstruktur yakni dengan menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui kondisi awal
keaktifan siswa dan permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran Matematika. Peneliti menyusun terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada guru. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun pedoman wawancara menurut Arifin (2009: 158) adalah: (1) merumuskan tujuan wawancara; (2) membuat kisi-kisi wawancara; (3) menyusun pertanyaan sesuai dengan data yang diperlukan.
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, dan objektif mengenai suatu kejadian untuk mencapai tujuan tertentu Arifin (2009:153). Tujuan observasi adalah untuk mengumpulkan informasi dan data untuk mengukur perilaku yang terjadi di kelas. Arikunto (2006:127) menambahkan bahwa observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh mana efek tindakan dapat mencapai sasaran. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan bantuan teman sejawat untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti menggunakan lembar pengamatan untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti pada setiap akhir pertemuan di setiap siklusnya untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa. Pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti yakni dengan cara memberikan tanda check list (√) pada setiap indikator yang dilakukan oleh siswa.
2. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua jenis instrumen, yakni tes dan non tes. Tes digunakan peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa, sedangkan non tes digunakan peneliti untuk mengukur keaktifan belajar siswa.
a. Keaktifan Siswa
Instrument yang digunakan oleh peneliti berupa lembar pengamatan untuk menilai keaktifan siswa. Pengamatan dilakukan peneliti pada akhir pertemuan di setiap siklusnya. Pengamatan dilakukan dengan memberikan check list untuk setiap siswa yang melakukan tindakan sesuai dengan indikator keaktifan. Pengamatan dilaksanakan dari awal kegiatan pembelajaran hingga akhir kegiatan pembelajaran. Pada tabel 3.1 berikut merupakan indikator keberhasilan keaktifan siswa:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Keaktifan
No Indikator Keaktifan Jenis Keaktifan Keterangan 1. Mengamati orang lain bekerja
(menjelaskan, mendemonstrasikan)
Keaktifan Psikis
Lembar Pengamatan 2. Mendengarkan pendapat teman Keaktifan Psikis
No Indikator Keaktifan Jenis Keaktifan Keterangan peraga
4. Berdiskusi dengan teman Keaktifan Fisik 5. Mendemonstrasikan hasil pekerjaan
kelompok
Keaktifan Fisik
Berdasarkan tabel 3.1 di atas terdapat lima indikator yang akan diamati oleh peneliti dalam lembar pengamatan. Dalam lembar pengamatan didasarkan pada pendapat Djamarah (2011:38) dan Sanjaya (2009:182). Indikator menurut Djamarah (2011:38) yakni mengamati orang lain bekerja (menjelaskan, mendemonstrasikan) dan mendengarkan pendapat teman. Sedangkan indikator menurut Sanjaya (2009:182) yakni mengerjakan tugas dengan alat peraga, berdiskusi dengan teman, dan mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok. Dari ke lima indikator tersebut, dua indikator diantaranya merupakan jenis keaktifan psikis, dan tiga indikator lainnya merupakan jenis aktivitas fisik.
Penilaian dilakukan dengan memberikan skor pada setiap indikatornya yakni 1 dan 0. Pada indikator pertama, skor 1 diberikan jika mengamati orang lain bekerja (menjelaskan, mendemonstrasikan), skor 0 diberikan jika tidak mengamati orang lain bekerja (menjelaskan, mendemonstrasikan). Pada indikator
kedua, skor 1 diberikan jika mendengarkan pendapat teman, skor 0 diberikan jika tidak mendengarkan pendapat teman. Indikator ketiga, skor 1 diberikan jika mengerjakan tugas dengan alat peraga, skor 0 diberikan jika tidak mengerjakan tugas dengan alat peraga. Pada indikator keempat, skor 1 diberikan jika berdiskusi dengan teman, skor 0 diberikan jika tidak berdiskusi dengan teman. Pada indikator kelima, skor 1 diberikan jika mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok, skor 0 diberikan jika tidak mendemonstrasikan hasil pekerjaan kelompok.
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
No. Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran Matematika di kelas III? 2. Bagaimana keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
Matematika?
3. Apakah pernah menggunakan pendekatan PMRI dalam melaksanakan pembelajaran Matematika di kelas III?
4. Faktor apa penyebabnya?
5. Bagaimana keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran Matematika?
Selain pengamatan, peneliti juga menggunakan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas III untuk memperoleh informasi mengenai pembelajaran matematika di kelas. Sebelum melakukan wawancara, peneliti menyusun pedoman wawancara terlebih dahulu seperti yang dilihat pada tabel 3.2.
b. Hasil Belajar
Margono (2003:170) mengungkapkan bahwa tes merupakan seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor yang berupa angka.
Tes pilihan ganda yaitu salah satu tes bentuk obyektif yang terdiri dari pertanyaan atau pernyataan yang sifatnya belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus memilih salah satu dari beberapa jawaban di tiap-tiap butir soal yang telah disediakan. Tes ini dikembangkan sendiri oleh peneliti yang mengacu pada kisi-kisi soal. Tes yang digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa yakni berjumlah 30 butir soal untuk diujicobakan pada siklus I dan 30 butir soal untuk diujicobakan pada siklus II. Dari masing-masing soal tersebut mempunyai bobot satu. Kisi-kisi soal siklus I dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Validasi Soal Siklus I
No. Indikator Nomor Soal Taraf
Kesukaran
Jumlah Soal
1.
Menyebutkan macam-macam alat ukur panjang
10, 14 Sulit
6
4, 21 Sedang
25, 29 Mudah
No. Indikator Nomor Soal Taraf Kesukaran
Jumlah Soal
panjang yang sesuai 1, 3, 17, 26,
30 Sedang 5, 8, 11 Mudah 3. Menaksir panjang 27, 28 Sulit 13 13, 16, 18, 19 Sedang 2, 6, 7, 9, 12, 22, 24 Mudah
Jumlah Validasi Soal Siklus I 30
Tabel 3.3 menjelaskan bahwa jumlah soal yang digunakan untuk evaluasi pada siklus I sebanyak 30 soal. Soal evaluasi digunakan untuk mengukur hasil belajar. Sedangkan kisi-kisi soal siklus II dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Validasi Soal Siklus 1I
No. Indikator Nomor Soal Taraf
Kesukaran Jumlah Soal 1. Menjelaskan pengertian pengukuran berat 5 Sulit 5 10 Sedang 17, 22, 26 Mudah 2. Menyebutkan macam-macam alat ukur berat 21 Sulit 5 14, 27 Sedang 9, 28 Mudah
No. Indikator Nomor Soal Taraf Kesukaran
Jumlah Soal
3. Memilih alat ukur berat yang sesuai
13 Sulit 8 6, 18, 23 Sedang 1, 3, 24, 29 Mudah 4. Menaksir berat 11, 25 Sulit